"Hey, kau kemana pengejut," panggil Alea membuat langkah Alvian terhenti. Baru kali ini ada wanita yang memanggilnya pengejut dan itu membuat Alvian tidak suka sama sekali dengan panggilan tersebut.
Dia tau wanita itu mabuk tapi tetap saja Alvian merasa tidak terima dengan panggil tersenyum.
"Kau itu sombong sekali. Kau tidak bertanggung jawab dengan apa yang kau lakukan, aku tau kau tidak punya uang bukan, makanya langsung melarikan diri. Dasar miskin, kau tau aku ini seorang Dokter dan banyak uang. Sini aku bayar untuk ongkos mu pulang," lanjut Alea yang berbicara semakin melantur yang mengeluarkan kata-kata dengan seenaknya.
Alvian sebenarnya sangat tidak suka dengan apa yang dikatakan Alea. Namun Alvian tidak punya waktu untuk meladeni wanita yang menurutnya percuma saja diladeninya karena wanita itu juga mabuk dan Alvian memilih pergi.
"Huhhh, miskin!" ejek Alea lagi.
"Nona! Kenapa marah-marah!" langkah Alvian terhenti ketika mendengar suara seorang pria dan membuat Alvian membalikkan tubuhnya melihat Alea yang di hampiri 3 orang pria yang sudah berumur.
"Lihat dia Om, bajuku di buat kotor olehnya, dia tidak bertanggung jawa kepadaku. Dia berjalan sambil minum dan menumpahkan minumannya pada ku, dia mabuk dan lihat aku menjadi korbannya," Alea dengan kehilangan kesadarannya mengadu dengan suara manjanya pada 3 pria yang pasti punya niat tidak baik kepadanya.
"Benarkah! Kamu jangan khawatir ayo kita ganti baju!" ajak pria tersebut dengan tersenyum penuh dengan rencana.
"Kita akan beli baju baru?" tanya Alea seperti anak kecil yang kegirangan.
"Benar cantik dan nanti Om bantu bukakan baju kamu," sahut pria yang satunya.
"Horeeee, om baik sekali," sahut Alea dengan kegirangan.
Alvian yang masih ada di sana mendengarkan semua percakapan itu membuatnya geleng-geleng kepala dia merasa wanita yang baru saja menuduhnya dan mengatai dirinya . Benar-benar sangat gila.
"Kalau begitu ayo sayang kita pergi!" ajak pria yang satunya.
"Di mana belinya Om?" tanya Alea.
"Kamu akan tau sayang, ayo kita pergi!" ajak Pria itu lagi yang membuat Alea menganggukkan kepalanya dan menurut saja yang pasti membuat laki-laki hidung belang itu senang.
Namun baru saja mereka ingin membawa Alea yang tiba-tiba sebuah tangan menahan dan ternyata itu adalah Alvian yang melepaskan tangan pria itu dari tangan Alea dan membawa Alea ke sisinya.
"Jangan sembarangan membawanya," ucap Alvian dengan suara beratnya.
"Siapa kau?" tanya Pria itu tampak tidak senang.
"Eh, kau apa yang kau lakukan, lepaskan aku, kau sudah mengotori pakaianku," Alea memberontak saat berada di sisi Alvian.
"Dia tidak mau denganmu, jadi lepaskan dia!" sahut pria itu.
"Aku tidak akan melepaskannya, dia ini pacarku, jadi pergi dari sini!" jawab Alvian mengusir orang-orang yang ingin berbuat jahat kepada Alea. Dengan mengatakan Alea adalah. Mendengar perkataan Alvian membuat Alea mengkerutkan dahinya.
"Pacar! Apa aku sudah punya pacar!" ucap Alea pelan yang merasa aneh dengan kata-kata pria itu.
"Pergilah sebelum aku bertindak yang lebih lagi!" tegas Alvian dengan menunjukkan wajah garangnya. Pria-pria itu langsung takut begitu saja dan langsung pergi dengan berdecak kesal yang mana rencana mereka telah diganggu oleh Alvian.
"Sial!" umpat mereka yang pergi dan Alvian menghela napasnya dan melihat kearah Alea dengan Alvian melepas tangannya dari Alea.
"Aissss kau pegang-pegang. Kau cari-cari kesempatan!" oceh Alea yang kembali marah.
"Giliran aku yang memegangmu protes. Tapi giliran pria jelek itu kalau langsung tidak protes," desis Brian.
"Kau bicara apa. Bicara yang kencang. Aku tidak mendengar. apa kau tidak tau ada suara gelombang laut begitu kencang dan aku tidak mendengar suaramu," oceh Alea yang memang kesadarannya 100 persen sudah hampir hilang.
Alvian geleng-geleng kepala melihat wanita mabuk di depan ini dengan segala tingkahnya. Tiba-tiba Alvian melihat pengawal dari Jessi yang seperti mencari-cari seseorang yang pasti dirinyalah yang dicari.
Alvian ingin meninggalkan tempat tersebut Namun entah mengapa dia membawa Alea yang mungkin takut Alea akan kembali di ganggu orang-orang tadi dan mungkin pasti banyak lagi yang mengganggu Alea. Mengingat Alea yang mabuk.
"Eh apa yang kau lakukan lepaskan aku, hey!" Alea memberontak saat Alvian membawanya dengan paksa.
"Diamlah tutup mulutmu," tegas Alvian yang membawa Alea keluar dari Club tersebut.
***********
Entah apa yang ada di pikiran Alvian sehingga dia peduli kepada Alea. Alvian pembawa Alea keluar dari Club tersebut dan kebetulan di depan Club tersebut ada hotel berbintang 5. Alvian membawa Alea kedalam hotel tersebut untuk memberikan tempat yang aman kepada Alea. Karena dia juga tidak tau siapa wanita itu.
Alea dan Alvian memasuki salah satu kamar hotel yang sudah di pesannya menjatuhkan tubuh Alea yang sudah mabuk dia atas tempat tidur.
"Sakit tau!" protes Alea yang terbaring di atas ranjang dengan mengeluh. Alvian berdiri di hadapan Alea dengan napasnya yang naik turun cukup lelah rasanya membopong Alea.
"Aku bahkan tidak melukaimu, kau langsung protes kesakitan," umpat Alvian yang berkacak pinggang di depan Alea yang sekarang sudah duduk.
Alea melihat di sekeliling kamar itu dengan memperhatikan setiap sudut kamar hotel yang luas itu.
"Apa ini surga?" ucapnya tiba-tiba membuat Alvian mengkerut dahinya.
"Hey kau yang sudah mengotori bajuku, aku minta kau bertanggung jawab dengan apa yang kau lakukan, kau harus mengganti pakaianku!" tegas Alea yang masih menuntut Alvian.
"Aku tidak punya waktu untukmu, di sini lah sampai kau sadar, aku sudah membayar kamar ini dan istirahatlah," jawab Alvian dengan suara beratnya dan napasnya yang mulai tidak teratur, obat yang di konsumsinya sudah semakin bereaksi dan Alvian ingin cepat-cepat pergi.
"Apa yang kau katakan, kau tidak ingin bertanggung jawab dasar pengecut!" lagi-lagi Alea mengucapkan kata-kata itu membuat Alvin tidak jadi pergi.
"Apa katamu?" tanya Alvian.
"Pengecut! kau itu seorang laki-laki pengecut dan semua laki-laki itu pengecut, kau tidak bisa bertanggung jawab dan kau sama saja seperti Brian dia membuka hatinya. Tetapi dia mencintai wanita lain dan sekarang hidupku berantakan,"
"Kau juga sama dengan pria yang aku panggil sebagai papa. Hahahahaahah, dia juga tidak pernah bertanggung jawab kepadaku dia hanya membela anak dari istri mudanya itu," omongan Alea semakin melantur kesana kemari yang sekarang malah curhat di depan Alvian.
"Aissss semua laki-laki di dunia ini hanya pengecut sama seperti dirimu!" teriak Alea menunjuk Alvian.
"Jaga bicaramu dan aku tidak punya waktu untuk bicara denganmu," sahut Alvian dengan dingin. Dia bisa kehilangan kesabaran. Jika terus melanjutkan meladeni Alea.
Alvian pun kembali pergi. Alea yang melihat kepergian Alvian langsung turun dari ranjang dan tiba-tiba memeluk pinggang Alvian yang membuat Alvian kaget.
Bukan hanya itu bulu kuduk Alvian berdiri dengan Alvian menelan salavinya. Tidak dapat di bohonginya. Jika hasrat naik begitu mendapatkan sentuhan dari Alea.
"Kau sudah membawaku ke surga. Aku cape tinggal di Neraka. Jadi bawalah aku jalan-jalan di surga ini, menikmati hidup yang sesungguhnya sebelum aku kembali ke Neraka. Kau harus menjadi satu-satunya pria yang tidak pengejut seperti mereka," tiba-tiba suara Alea melembut dengan penuh permohonan yang memeluk erat pinggang Alvian yang membuat Alvian diam terpaku.
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments