🌾🌾🌾🌾🌾🌾
Malam harinya.
"non Naina, pak Dirga silahkan masuk." tutur Nita lembut mempersilahkan kedua orang itu untuk masuk kerumahnya, yang berukuran sepuluh kali sepuluh itu saat kedua orang itu datang untuk makan dirumahnya. Ketika waktu memasuki pukul setengah delapan malam.
Dan Nita sudah menyiapkan segalanya, sebab Naina sudah memberitahunya sejak siang tadi, bahwa dia dan Dirga akan makan malam disana dan Naina juga membantu Nita siang tadi, saat menyiapkan masakan yang akan disuguhkan kepada Dirga. Sebab itu adalah pertama kalinya bosnya itu ingin makan dirumah dan datang kerumah yang ditempati oleh Nita berserta keluarganya, karena selama ini hanya Naina lah sering mondar-mandir kesana.
"pak Dirga maaf sebelumnya, saya hanya membuat makanan ini saja." ucap Nita dengan perasaan segan, karena dia hanya bisa membuat beberapa masakkan biasa, yaitu tumis genjer, tumis kangkung, goreng tempe pakai tepung, dan sambal goreng telur balado, saat Dirga dan Naina sudah duduk bergabung dengan keluarga Nita, kecuali Karin yang kebetulan belum pulang dan sedang berada dijalan menuju pulang.
"tidak apa bik Nita, ini saja sudah cukup." jawab Dirga yang juga merasa sungkan, sambil melihat kearah Nita sebentar karena dia merasa telah merepotkan Nita, padahal Nita sangat senang karena Dirga mau berkunjung dan makan dirumahnya.
"ya sudah kalau begitu silahkan nikmati dan dimakan pak Dirga." ujar Yuda mempersilahkan untuk Dirga makan, setelah Nita mengambilkan nasi untuk Dirga dan memberikan kepada Dirga.
"ini pak Dirga, silahkan." ujar Nita juga sembari memberikan piring yang telah berisi nasi kepada Dirga yang duduk dihadapannya.
"terimakasih bik Nita" tutur Dirga sembari menerima piring berisi nasi pemberian Nita, tanpa sedikitpun melihat kearah Sakira yang secara diam-diam selalu melirik kearahnya.
"kakak mau ini? ini enak sekali loh!" tanya Naina dan menawarkan sayur tumis genjer kepada Dirga, karena dia sudah mencobanya dan rasanya sangat enak, jadi dia sangat yakin bahwa kakaknya juga akan menyukai makanan itu.
Lalu langsung meletakkan sayuran itu dipiring Dirga, tanpa nunggu jawaban dari Dirga dan Dirga juga tidak menolaknya, dia hanya membiarkan Naina meletakkan apa saja dipiring nya. Karena selain memberi sayur genjer Naina juga memberikan Dirga tempe goreng tepung, dan sambal goreng telur balado. Dan meletakkannya berdekatan dengan sayuran genjer hingga menyatu dengan sayur genjer, karena Naina memberi Dirga sayur genjer lebih banyak dibandingkan dengan dua jenis lainnya.
Membuat Dirga yang tidak menyukai sayur genjer akhirnya tidak mempunyai pilihan lain, dan hanya memakan nasi-nasi putih yang belum tercampur dengan kuah dari sayur genjer tersebut, selain itu dia juga merasa segan dengan Nita dan keluarganya, jika dia mengatakan kepada Naina dihadapan seluruh keluarga Nita untuk jangan memberinya sayur genjer. Karena dia tidak menyukai, alhasil dia hanya memilih diam.
"loh, pak Dirga kok makannya seperti itu? Apakah rasanya tidak enak?" tanya Nita yang memperhatikan cara makan Dirga, yang hanya memakan bagian nasi yang masih putih saja dan sedikitpun tidak menyentuh yang sudah terkenal kuah atau pun sayur genjer.
"i, ini e,," Dirga mencoba menjawab dengan gelapan, karena dia tidak ingin menyinggung perasaan Nita dan keluarganya, namun belum selesai Dirga menyelesaikan perkataannya Karin masuk dan memotong perkataan Dirga.
"Karin pulang" kata Karin saat dia masuk, dengan tangan membawa kantong plastik berisi kain yang ia beli tadi.
"kamu sudah pulang nak, ayo ikut makan sekalian sayang!" ujar Nita mengajak Karin yang sedang tidak memakai kacamata itu, untuk ikut makan bersama mereka begitu Karin melewati rumah keluarga yang juga terhubung dengan ruang makan.
Dan melihat kearah Dirga yang sedang duduk dimeja dan sedang makan bersama seluruh anggota keluarganya. Karin melihat kearah Dirga sesaat, begitu pula dengan Dirga, dan sekilas juga melihat kearah piring Dirga, yang hampir penuh dengan lauk sayur genjer tersebut.
"Karin sudah makan." tolak Karin tak ingin bergabung dan makan bersama mereka, membuat Nita merasa kecewa tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Dan kemudian kembali akan berjalan menuju kamarnya, namun saat dia akan melangkah tiba-tiba Karin teringat akan sesuatu dan kemudian melihat kearah Dirga, untuk menyakinkan penglihatannya bahwa dia tadi sedang tidak salah lihat, karena dia sedang tidak pakai kacamata dan penglihatannya sedikit membayang.
Karin kembali melihat kearah Dirga dengan mengerutkan keningnya, untuk mempertajam penglihatannya dan Dirga juga melihat kearah Karin.
"hai" sapa Dirga dengan nada sangat ramah kepada Karin, dengan sedikit senyum disudut bibir saat Karin kembali melihat kearahnya.
"hai" jawab Karin juga dengan kening sedikit mengkerut karena tak menyangka, ternyata dia tidak salah lihat dan tidak menduga akan bertemu Dirga dihadapan semua keluarganya, meski dia tahu bahwa Dirga adalah pemilik perkebunan dan peternakan itu, dan akan sangat wajar jika bertemu dengan pria itu dirumah Nita, namun yang selama ini dia tahu pria itu sangat sibuk.
Sontak membuat semua orang yang ada disana merasa heran melihat kedua orang itu ber hai ria, seolah sudah lama saling mengenal, terlebih lagi Dirga, yang terkenal selalu cuek dingin terhadap perempuan tiba-tiba menjadi sangat ramah. Membuat mereka semua tercengang, karena ini adalah yang pertama kalinya mereka melihat Dirga bersikap ramah seperti itu.
"kakak kenal dengan kak Karin?" tanya Naina yang sudah tidak sabar, setelah dia melihat Dirga dan Karin saling menyapa, dan pertanyaannya itu juga mewakili semua orang yang ada diruang makan itu.
"iya, Karin adalah mantan murid kakak saat kakak mengajar di SMA dulu, dan Karin juga bekerja paruh waktu dengan kakak, membantu kakak membuat pembukuan. Bahkan sampai sekarang!" ujar Dirga menjawab pertanyaan Naina dengan nada sangat ringan, dan menjelaskan mengapa mereka bisa begitu terlihat akrab.
"oh" jawab semua orang diruang makan itu termasuk Naina, karena rasa penasaran mereka telah terjawab. Sementara Karin tidak menjelaskan apapun dan hanya mulai duduk di kursi yang masih kosong, yang kebetulan berada disebelah Dirga.
"kamu mau makan juga nak?" tanya Nita lembut kepada Karin, saat dia melihat Karin yang telah duduk disebelah Dirga.
"hmm, tapi Karin akan mengambilnya sendiri" ujar Karin mengambil piring dari tangan Nita, sebelum Nita mengisinya dengan nasi, lalu menyendok sedikit nasi dan meletakkannya kedalam piring tersebut.
Kemudian Karin mengambil sayur tumis kangkung dan sambal goreng telur balado, lalu meletakkannya dihadapan Dirga dan mengambil piring Dirga yang masih penuh tersebut. "bapak tidak bisa makan sayur genjer, karena perut bapak akan terasa sangat sakit, dan juga tidak bisa memakan makanan yang mengandung kedelai, karena kulit bapak tidak bisa menerima dan akan penuh dengan ruam merah! Tapi mengapa dipiring ini begitu banyak sayur genjer?!" tutur Karin mengambil piring Dirga yang masih penuh tersebut, lalu memindahkan bagian nasi putih yang belum tercampur kuah kedalam piring yang tadi ia letak dihadapan Dirga, dan hanya menyisakan yang sudah terkena kuah dan sambal saja. "bapak makan yang itu, biar Karin makan yang ini." ujar Karin lagi setelah dia selesai memindahkan nasi putih dari piring tersebut ke piring yang ada dihadapan Dirga.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments