"hati-hati dijalan ya nak." ujar Nita lemah lembut, meski dia merasa sedih karena Karin tidak menyebutnya dengan panggilan mama, namun dia juga merasa senang karena Karin mau menjawab pertanyaannya.
"hmm" jawab Karin pelan sembari melihat wajah wanita yang melahirkannya sesaat, lalu kemudian masuk ke mobilnya yang ia beli sekitar empat tahun lalu, dengan cara berhutang terlebih dahulu kepada seorang pria yang cukup dekat dengannya. Ketika dia masih berusia sembilan belas tahun dan membayarnya dengan cara mencicil nya setiap bulannya.
"Karin mau pergi kemana ma?" tanya Sakira dan Sahira bersamaan, saat mereka baru saja kembali dari mengumpulkan telur ayam kampung yang ada di tiap-tiap kandang ayam milik pak Dirga, dan akan diantarkan kepada konsumen setiap sorenya. Ketika mereka melihat mobil yang dikendarai oleh Karin pergi menjauhi halaman rumah dan mulai berjalan dijalan mulus beraspal.
Karena selain Nita dan Yuda, Sakira dan Sahira juga memilih bekerja kepada pak Dirga, karena mereka berdua telah menyerah mencari pekerjaan lain diluar, yang selalu memberikan banyak persyaratan yang terkadang terdengar tidak masuk akal. Selain itu jika pun ada pekerjaan yang mereka dapatkan diluar, itu adalah pekerjaan yang berat dan memakan banyak waktu, tapi gajinya sungguh dibawah minimun dan sangat kecil.
"mengantarkan anak Linda pergi ke sekolah." jawab Nita dengan sedikit malas karena dia tidak suka mengingat Linda dan anaknya, lalu kemudian berhenti menyapu halaman. "Sakira, pegang ini" Nita menyerah sapu lidi ketangan Sakira dan Sakira pun mengambilnya, "tolong lanjutkan menyapu halaman ini, mama mau pergi kepasar sebentar bersama Sahira." tutur Nita setelah Sakira mengambil sapu yang ia serahkan, lalu kemudian berjalan dengan terburu-buru bersama Sahira menuju pasar.
"kita mau ngapain kepasar ma?" tanya Sahira ditengah jalan, saat mereka hampir sampai di pasar.
"mama mau beli AC untuk dipasang dikamar Karin." kata Nita jujur mengatakan apa yang sebenarnya yang ingin dia lakukan.
"beli AC? Memangnya uang mama cukup untuk beli AC?" tanya Sahira lagi, karena dia tahu harga AC lumayan mahal dan ibunya tidak memiliki uang sebanyak itu.
"mama akan membeli AC itu dengan menjual ini." ujar Nita sembari menunjukkan cincin dijari manisnya, dan terus mempercepat langkahnya karena pasar itu hanya tinggal beberapa langkah lagi saja dari mereka.
"memangnya nanti papa nggak akan marah ma? kalau mama jual cincin itu?" tanya Sahira sekali lagi, karena dia tahu cincin itu adalah cincin Nita dan Yuda.
"dia tidak akan marah, karena mama sudah bertanya kepadanya." jawab Nita jujur, karena dia memang sudah bertanya kepada Yuda saat pagi-pagi sekali sebelum Yuda pergi ke kebun. Dan saat itu Yuda hanya menjawab dengan kata terserah. Karena sebetulnya dia juga ingin membelikan AC untuk Karin, namun uangnya belum cukup dan dia juga ingin membiarkan Nita melakukan apapun yang ia inginkan untuk Karin, tanpa campur tangan darinya.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
"kita sudah membeli AC. Tapi ngomong-ngomong siapa yang akan memasangnya nanti ma?" tanya Sahira setelah mereka kembali dari pasar, dan mulai membantu ibunya memasak didapur.
"papa mu." jawab Nita singkat, lalu kemudian mengintip ke arah luar dari pintu dapur saat dia mendengar suara mobil Karin mendekati rumahnya, lalu berhenti didepan rumahnya. Membuat seulas senyum mengembang disudut bibir Nita, menyadari sebuah arti bahwa Karin akan selalu tinggal bersamanya.
Karin memarkir mobilnya diposisi semula dimana dia memarkir mobilnya semalam, dia memarkir mobil dengan lurus lalu memutar setirnya untuk meluruskan posisi ban nya, setelah posisi ban nya lurus Karin baru mematikan mesin mobilnya, kemudian menarik rem tangannya. Setelah selesai Karin pun mulai bergegas keluar dari mobilnya.
Ceklek!
Karin membuka pintu mobil.
Ceklek!
Lalu menutupnya kembali setelah dia keluar, dan kemudian mulai berjalan memasuki rumah Nita.
tok, tok, ketuk Karin sebanyak dua kali dengan satu jari tangannya sebelum ia masuk kerumah Nita, memberi tanda bahwa dia akan masuk meski pintu memang sudah terbuka lebar sejak sebelum Karin pulang. Karena pintu rumah Nita memang selalu dibiarkan terbuka saat pagi hingga sore hari.
Lalu Karin mulai melepas sendalnya dan melangkahkan kaki masuk kedalam rumah. Karena kebetulan diruang bagian depan hingga ruang keluarga sedang tidak ada orang, jadi Karin bisa langsung bergegas masuk kekamar tanpa perlu berbicara dengan siapa pun.
Ceklek! Karin membuka pintu kamar dan menutupnya kembali setelah ia masuk.
Kemudian berjalan mendekati kopernya dan mengambil pakaiannya, Karin mengeluarkan setelah baju santai berwarna pink hambar yang cocok untuk dipakai kemana, lalu kemudian keluar kamar dan berjalan menuju kamar mandi.
"kamu sudah pulang nak?" tanya Nita yang sebenarnya sudah tahu bahwa Karin sudah pulang, saat Karin memasuki dapur.
"hmm" jawab Karin dengan melihat kearah Nita yang sedang memasak didapur, dan kemudian juga melihat kearah Sahira yang sedang membantu ibunya.
"kamu sudah sarapan nak?" tanya Nita lagi sambil mengambil piring berisi makanan jajanan pasar, "mama tadi kepasar bersama kakak mu Sahira, dan mama ada membeli beberapa jajan pasar. Coba lihat apa ada jajan yang kamu sukai nak!" jelas Nita sembari menunjukkan piring berisi berbagai jenis jajan pasar kepada Karin.
Karin melihat kearah makanan jajanan pasar yang di sodorkan Nita kepadanya, "mama tidak perlu menunjukkan yang lainnya, karena Karin pasti akan mengambil klepon ma! karena dulu Karin sangat menyukai itu." celetuk Sahira sembari tersenyum, saat melihat Karin memperhatikan piring berisi makanan jajanan pasar yang sedang dipegang oleh Nita.
Dan perlahan tangan Karin mulai terulur untuk mengambil klepon yang ada dipiring itu, namun saat tangan Karin telah menyentuh kue basah berwarna hijau tersebut, tiba-tiba sebuah suara menghentikan gerakan tangannya.
"Karin! Kamu dimana nak?" tanya sebuah suara yang terdengar dari arah ruang tamu, dan diikuti dengan suara langkah kaki yang terus berjalan menuju dapur. Suara itu adalah suara Linda.
Dia masuk kerumah Nita tanpa permisi dan langsung menerobos kedapur.
""ternyata kamu disini nak." tutur Linda lagi kemudian setelah menemukan Karin yang sedang berdiri didapur, berhadapan-hadapan dengan Nita yang masih memegang piring berisi makanan jajanan pasar.
Meski sedikit kesal saat melihat itu, namun Linda berusaha untuk mengendalikan dirinya, dan tidak menunjukkan kekesalannya kepada Karin.
"sayang, lihat ini ibu membuatkan bubur ayam kesukaan mu! Dan ibu juga akan menyuapi mu, karena ibu tahu anak ibu pasti belum sarapan." tutur Linda sembari menunjukkan bubur ayam didalam mangkok yang ia bawa, dan langsung menyuapi bubur ayam tersebut kepada Karin, tanpa menunggu persetujuan Karin dan menjauhkan Karin dari Nita tanpa biarkan Karin mencicipi kue basah yang dibeli oleh Nita.
"ak!" kata Linda menyuapi Karin dan menyuruh Karin untuk membuka mulutnya, setelah Karin duduk di salah satu kursi yang ada didapur Nita, dan Karin pun membuka mulutnya menerima setiap suapan dari wanita yang membesarkannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments