"iya sayang, ibu pulang dulu ya." kata Linda sembari membalas senyuman Karin dan merasa puas, telah berhasil lebih dulu memberi makan Karin dengan tangannya, sebelum Karin sempat memakan apapun yang dibuat atau pun diberikan oleh Nita.
Karena ini adalah sebuah persaingan bagi Linda dengan Nita, antar siapa yang lebih berhak terhadap Karin, dan siapa yang lebih penting dan dekat di hati Karin. Jadi dia akan selalu berusaha menjauhkan Karin dari Nita, dan memasang muka tebal dihadapan Nita, tidak peduli meski dia harus menjadi orang yang tidak tahu malu sekali pun.
Nita sangat merasa sedih dan kecewa, karena Karin sudah makan masakan Linda dan juga terlihat sudah sangat kenyangan, jadi dia berfikir Karin tak akan memakan makanan jajanan pasar yang ia beli, padahal ia sengaja membelinya untuk Karin, dan akhirnya memilih untuk meletakkan kue basah tersebut diatas meja.
Karena Karin tak mungkin lagi memakannya jadi dia meletakkan kue itu disana, dan membiarkan siapa saja orang yang ingin memakannya nanti. Lalu kemudian melanjutkan aktivitas memasaknya.
Karin melihat saat Nita meletakkan kue itu diatas meja, dia menangkap raut sedih yang terlihat jelas diwajah Nita, namun dia tidak berbicara apa-apa dan lebih memilih untuk segera melakukan aktivitas yang sebelumnya ingin ia lakukan, yaitu mandi.
Karin mandi sembari mencuci pakaian kotor miliknya, karena dia memang tidak suka menumpuk-numpuk pakaian kotor dan selalu langsung mencucinya setiap dia mandi. Setelah selesai Karin pun keluar dari kamar mandi, Karin keluar dari kamar dengan tubuh sudah memakai pakaian lengkap, yang memang sudah dia siapkan dan dia bawa kekamar mandi.
Karena jarak kamar mandi dan kamarnya cukup jauh, dan harus melewati beberapa ruangan, seperti ruang keluarga dan dapur. Selain itu dia juga tidak ingin bagian tubuhnya terlihat oleh orang lain, karena hanya mengenakan handuk dari kamar mandi, sebab dirumah itu tidak hanya ada perempuan saja, tapi juga ada laki-laki. Oleh sebab itu dia lebih memilih langsung mengenakan pakaian dikamar mandi.
Untuk melindungi diri dan menjaga diri dari sesuatu yang tak diinginkan.
Karin keluar dari kamar mandi dan langsung berjalan keluar, dia menjemur pakaiannya di tempat penjemur pakaian yang berada dihalaman di samping rumah, dan kebetulan cuaca juga sedang cukup bagus, jadi pakaian biasa cepat kering. Karin menjemur pakaiannya dan menyusunnya sangat rapi antara atasan dan bawahan, semuanya dibuat berurutan sesuai warnanya, lalu setelah selesai dia pun kembali kedalam rumah.
Dia berjalan kekamarnya, mengambil sisir dan menyisir rambutnya yang ikal gantung tersebut. Dia menyisir rambutnya dengan pelan dan hati-hati, setelah selesai dia pun langsung menguncirnya menjadi satu dengan kuncir tinggi ditengah. Membuatnya semakin terlihat seperti anak-anak yang baru berusia belasan tahun, padahal dia sudah berusia dua puluh dua tahun, dan meski dia berpenampilan seperti wanita dewasa namun wajahnya tetap saja terlihat seperti gadis berusia tujuh belas tahun. Apa lagi dia menguncir rambutnya seperti ini, dan mengenakan pakaian santai seperti yang ia kenal sekarang.
Dijamin siapapun yang melihatnya akan mengira bahwa dia baru berusia enam belas atau tujuh belas tahun. Sebab dia memiliki wajah yang baby face.
Setelah Karin menguncir rambutnya dia pun melihat ke cermin, lalu mengambil pelembab wajah, dia menuangkan pelembab itu ketangan, lalu meratanya dan mengusapkannya ke wajahnya yang bersih dan mulus tanpa sedikitpun ada bintik-bintik diwajahnya, setelah itu dia pun mengambil lip gloss warna pink dan mengusapkannya ke bibir tipisnya, lalu meratakannya dengan mengunakan bibirnya. Dan setelah di rasa cukup Karin pun kembali menyimpan perkakas kecantikannya.
Dia tidak memakai bedak karena dia tidak akan pergi kekantor, sebab dia hanya memakai bedak saat dia kekantor saja, itupun hanya untuk formalitas saja. Dia juga tidak memakai pensil alis, karena alisnya sudah bagus dari sana nya dan dia tidak perlu melukisnya, begitu pula dengan maskara dia tidak memakainya, karena bulu matanya sudah lentik sejak lahirnya.
Karin telah selesai menyimpan perkakas kecantikannya, lalu meraih jam tangannya yang ia letakkan diatas meja belajar Rido, dia memasang jam tangan merk Gucci berwarna silver tersebut, lalu setelah itu mengambil kunci mobilnya dan mulai berjalan meninggalkan kamar.
Karin yang telah rapi itu terlihat akan pergi, tapi sebelum pergi dia berjalan kearah meja dimana Nita tadi meletakkan makanan jajanan pasar, yang tadi sempet ditawarkan Nita kepadanya. Lalu mengambil kue berwarna hijau yang ditengahnya terdapat gula merah tersebut, kemudian memakannya.
Karin memakan kue berwarna hijau itu sembari berjalan kedapur.
"Karin pergi keluar sebentar." kata karin sembari memakan kue klepon ditangan kanannya, setelah dia sampai dia didapur, berbicara kepada Nita dan Sahira yang masih memasak.
Nita melihat kue yang sedang dimakan oleh Karin dan dia merasa senang, "ia nak" jawab Nita dengan hati penuh haru karena Karin memakan kue pembeliannya. Sementara Karin bersikap biasa saja, dia menghabiskan kue ditangannya lalu mengambil gelas dan mengisinya dengan air putih hingga penuh, dan kemudian meminumnya sampai habis.
Setelah itu dia pun berjalan keluar.
"hati-hati dek" tutur Sahira sebelum Karin pergi.
"hmm" jawab Karin tanpa melihat kebelakang dan terus berjalan.
Lalu kemudian Sahira melihat kearah Nita, yang wajah telah terlihat berbinar.
"ibu pasti senang? Karena Karin sudah memakan kue yang ibu belikan untuknya." tutur Sahira sembari tersenyum kepada ibunya, dan merasa senang melihat wajah ibunya yang telah kembali cerah, tidak seperti beberapa saat tadi.
Tapi Nita tidak menjawabnya dan hanya tersenyum, lalu kembali melanjutkan apa yang sedang ia lakukan.
Sementara itu di kebun sayur-sayuran. Sakira terlihat sedang memperhatikan Dirga dari kejauhan, dia sangat mengagumi dan menyukai pemilik perkebunan dan peternakan itu, namun dia juga takut kepadanya. Karena itu meskipun sudah lama mengaguminya tapi dia tidak berani mendekatinya.
Sebab selain tampan dan bertubuh tinggi bosnya itu juga pemarah, dia tidak suka bercanda, apa lagi bertele-tele dan sangat serius. Karena sifat itu Sakira selalu diam jika bertemu dengan pria yang dia panggil dengan sebutan pak Dirga tersebut, dan akhirnya membuatnya menjadi pengagum rahasia Dirga.
Hari ini cukup cerah dan beberapa pekerjaan sedang sibuk di kebun, begitu pula dengan Dirga sang pemilik perkebunan dan peternakan itu, sejak tadi dia terus memperhatikan setiap pekerjaan yang sedang sibuk memanen sayuran, seperti Toman, kacang panjang, buncis dan juga labu Siam, yang besok akan diambil dan dijemput langsung oleh beberapa pemesan.
Sementara itu Naina yang beberapa waktu lalu juga ikut membantu mulai merasa bosan, dan akhirnya memilih untuk mendatangi rumah Nita. Karena rumah yang ditempati Nita cukup dekat dari tempat ia memanen sayuran.
Naina berjalan menuju rumah Nita dengan membawa tiga buah labu Siam, yang rencananya akan ia minta kepada Nita untuk memasakan sayur labu Siam itu untuknya, untuk dia makan bersama dengan kakaknya, karena dia merasa bosan dengan makanan yang dibuat oleh bik Irma orang yang juga bekerja kepada Dirga, dan dia ingin makan masakan yang dibuat oleh Nita.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments