19

"hmm, bagus juga" tutur Ririn melihat pemandangan dibalik luar jendela dan mengerti mengapa sahabatnya itu ingin komputernya berada disana. tak lain agar dia bisa menikmati pemandangan itu sembari melakukan pekerjaannya.

Karena mengerti semua itu Ririn tak lagi banyak bicara dan langsung meletakkan meja itu disana, lalu meletakkan komputer, keyboard, mos, printer dan semua peralatan yang berhubungan dengan komputer tersebut, dan kemudian menyusunnya dengan sangat rapi diatas meja itu.

"oiya kak, ibu memasakkan makanan enak untuk kita berdua, adek akan menjemputnya dulu ya dan membawanya kemari!" seru Sarah teringat akan makanan yang dibuat oleh ibunya, dan langsung berlalu pergi mengambilnya tanpa menunggu persetujuan dari Karin.

Sementara Karin tidak berbuat apa-apa dan hanya memandang kepergian Sarah sesaat, lalu kemudian melihat kearah sahabatnya Ririn dan mereka berdua saling tersenyum, seolah apa yang mereka pikirkan sama.

"kamu suka tidak disini say?" tanya Ririn kemudian setelah hanya tinggal mereka berdua didalam kamar itu

"lumayan" jawab Karin singkat sembari duduk didepan komputer miliknya, lalu mulai menghidupkannya.

"apakah dulu kamu tahu bagaimana kamu dan mereka terpisah say?" Ririn bertanya karena mulai penasaran tentang masa lalu sahabatnya, sebab selama ini Karin tidak pernah menceritakan masa kecilnya, dan Ririn tidak pernah menduga bahwa wanita yang selama ini di panggil ibu oleh Karin ternyata bukan ibu kandungnya.

Karena Ririn selalu melihat Karin sangat dekat dengan ibunya dan ibunya sangat menyayanginya, oleh sebab itu dia tidak pernah menaruh curiga meski wajah Karin sangat berbeda dengan Linda dan juga tidak mirip dengan Sarah.

"mereka sengaja meninggalkan ku!" jawab Karin dengan tersenyum kecut, melihat kepada Ririn dan kembali teringat akan bagaimana ibunya meninggalnya dulu, lalu perlahan matanya mulai berkaca-kaca, ketika mengingat saat menyedihkan itu, bahkan dadanya terasa sesak. Namun dengan secepat kilat Karin kembali menguasai dirinya, dan tersenyum kecut kepada dirinya sendiri.

"saat itu kamu usia berapa say?" pertanyaan Ririn selanjutnya, karena semakin penasaran dan duduk ditepi tempat tidur didekat Karin yang sedang duduk didepan komputer.

"enam tahun" jawab Karin dan kembali tersenyum kecut, mengingat betapa kejamnya wanita yang melahirkannya ketika itu.

"kejam sekali" lontar Ririn dengan perasaan kesal, dan tidak terima sahabatnya diperlukan seperti itu ketika saat kecil. "tapi kenapa sekarang kamu tinggal kembali bersama mereka say?" tanya Ririn kemudian tidak mengerti dengan jalan pikiran sahabatnya itu. Yang seharusnya marah dan menolak untuk mengakui keluarganya itu.

"entahlah" tutur Karin, karena dia sendiri juga tidak mengerti dengan jalan pikirannya, mengapa dia tinggal disitu, bukannya menolak mengakui mereka dan malah merasa terluka saat melihat wanita yang melahirkannya mengeluarkan air mata, seolah hati di sayat-sayat dan tercabik-cabik, rasanya begitu amat sakit.

"kamu kenapa sih ke sini terus?" tutur Rido diruang tamu saat Sarah yang tua setahun dari nya itu, kembali memasuki rumahnya dengan tangan membawa sepiring penuh berisi bakwan dan risol goreng yang masih panas, karena ibunya baru selesai menggorengnya. Dan Rido sangat tidak suka melihat Sarah yang sering keluar masuk rumahnya dengan tidak sopan, dan bersikap seolah sedang masuk kerumahnya sendiri.

"kenapa memangnya? tidak boleh!" jawab Sarah dengan menyolot, dan sama sekali tidak peduli dengan laki-laki yang bertanya kepadanya itu.

"Iya tidak boleh!" tutur Rido tegas, sungguh tidak suka dengan Sarah.

"mau kamu tidak boleh atau pun boleh, aku tidak peduli! Aku akan tetap datang kesini dan masuk sesuka hatiku, karena kakakku tinggal disini! Jadi itu artinya aku bisa bebas datang kesini kapanpun aku mau!" tutur Sarah cuek dan berlalu meninggalkan Rido begitu saja. Membuat Rido semakin geram melihatnya, namun dia tidak bisa berbuat banyak selain menahannya.

Karena dia tidak mau Karin yang baru kembali itu keluar dari rumah, tidak mau tinggal lagi bersama mereka dan membuat ibunya merasa sedih.

"aku sungguh tidak suka pada dia kak, dia suka masuk kerumah kita sesuka hatinya!" tutur Rido dongkol berbicara kepada Sakira, setelah Sarah melewati mereka. Karena Sakira juga sedang bersama Rido diruang tamu.

"sama kakak juga tidak menyukainya, tapi kita tidak punya pilihan lain selain membiarkannya, dari pada nanti mama sedih, kalau ketidak sukaan kita terhadap anak itu membuat Karin pergi dari sini!" ujar Sakira karena sebetulnya dia juga tidak suka dengan Sarah, namun terpaksa menahannya juga. Dan semua itu semata-mata demi ibunya.

Sarah begitu betah dikamar Karin, dia hanya pulang kerumah sebentar untuk mandi dan berganti pakaian, setelah itu dia akan kembali kerumah Nita dan terus berada di kamar Karin. Dia mengobrol dengan Karin dan memainkan komputer Karin, dan saat malam dia juga enggan untuk pulang dan lebih memilih tidur bersama Karin.

Sungguh kedekatan Sarah kepada Karin membuat Rido yang adik Karin sesungguhnya merasa iri, dan terkadang ingin merasakan diposisi Sarah. Apa lagi ketika dia melihat Sarah yang sedang memainkan komputer Karin dengan begitu leluasa, tanpa sedikitpun ada kata privasi dari Karin. Sangat membuat Rido iri dan juga ingin dekat dengan kakaknya itu.

Namun dia tidak tahu bagaimana caranya, dan selalu merasa kaku setiap berhadapan dengan kakaknya itu. Seperti pagi ini saat dia melihat Karin yang telah bersiap akan mengantarkan Sarah ke sekolah, dia berdiri canggung dan ragu didekat Karin, sebetulnya dia juga ingin diantar oleh Karin tapi tidak pandai mengatakan keinginannya.

"sudah siap dek?" Karin bertanya kepada Sarah yang telah rapi dan sedang menunggu dirinya, setelah dia keluar dari kamar, lalu melihat sekilas kearah Rido yang juga belum berangkat sekolah.

"sudah kak" jawab Sarah karena dia memang sudah siap sejak tadi.

"kalau gitu yok kita berangkat, Rido juga naik sekalian biar kakak antar!" ujar Karin juga mengajak Rido untuk naik ke mobilnya, dengan melihat kearah Rido sebentar, sebab bagaimana pun Rido adalah adiknya dan dia tidak ingin pilih kasih, meski selama ini dia tidak mengenalnya dan baru dua hari bertemu.

"terimakasih kak" jawab Rido tidak menolak, karena memang itu juga yang dia inginkan. Lalu bergegas masuk kedalam mobil Karin dan duduk di kursi penumpang yang ada dibelakang kursi pengemudi, karena yang duduk didepan disebelah Karin adalah Sarah.

"pakai Seatbelt nya" perintah karin setelah dia menghidupkan mesin mobilnya. lalu kemudian menjalankan mobilnya.

"siap kak" jawab Sarah sambil melirik kearah Rido yang duduk dibelakang, dan terlihat sedang mengejek Rido, tapi Rido tidak mempedulikannya.

Begitu pula dengan Karin, dia juga tidak menanggapi perkataan Sarah dan memilih hanya fokus menyetir mobilnya. Lalu mengantarkan Rido lebih dulu karena sekolah Rido lebih dekat dari sekolah Sarah.

Setelah selesai mengantarkan Sarah dan Rido, Karin mampir kesebuah toko kain, dia membeli beberapa meter kain yang akan ia buat menjadi baju tunik untuk nya sendiri, karena selain bekerja disebuah perusahaan pariwisata, Karin juga pandai mendesain pakaian dan menjahit, namun dia tidak mengembangkan kepandaian itu dan hanya menggunakan untuk dirinya sendiri.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 Kisah Karin dan Dirga 1
24 Kisah Karin dan Dirga 2
25 Kisah Karin dan Dirga 3
26 Kisah Karin dan Dirga 4
27 Kisah Karin dan Dirga 5
28 Kisah Karin dan Dirga 6
29 Kisah Karin dan Dirga 7
30 Kisah Karin dan Dirga 8
31 Kisah Karin dan Dirga 9
32 Kisah Karin dan Dirga 10
33 Kisah Karin dan Dirga 11
34 Kisah Karin dan Dirga 12
35 Kisah Karin dan Dirga 13
36 Kisah Karin dan Dirga 14
37 Kisah Karin dan Dirga 15
38 Kisah Karin dan Dirga 16
39 Kisah Karin dan Dirga 17
40 Kisah Karin dan Dirga 18
41 Kisah Karin dan Dirga 19
42 kisah Karin dan Dirga 20
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 Pernikahan Romantic Elegant
50 Anaknya Mirip Pak Dirga
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 Biang gosip
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 libur
68 67
69 Garis dua
70 69
71 Foto-foto memalukan
72 Lelah
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 Manis
87 Duda tua
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 So sweet
104 Senandung rindu.
105 Slek
106 ada yang baru
107 Kruuuuk
108 Lamaran Sakira
109 tangisan disaat bahagia 1
110 Tangisan disaat bahagia 2
111 tangisan disaat bahagia 3
112 awal kehancuran
113 Berubah sedrastis itu
114 hidup atau mati sama saja
115 ingin meninggalkan ku
116 Sangat lemah
117 kabar bahagia disaat sedih.
118 menyesal
119 keputusan yang tepat
120 Kenangan masa lalu
121 bisakah kamu hidup tanpa ku
122 seorang ibu membujuk seorang ibu
123 Semuanya baik-baik saja
124 Sudah mau pergi
125 jadi lebih pemarah
126 belum terbiasa
127 panggil tukang derek
128 tukang gosip
129 tour and travel
130 KTP
131 Buku tabungan Dirga
132 Teman
133 Akhirnya sampai juga
134 Dia sudah disini
135 Matang
136 video call
137 kalau sudah janji harus ditepati
138 Bertemu Abi
139 Diantar pulang
140 Bau asap rokok
141 gadis melahirkan anak
142 yang membuatnya banyak
143 curiga
144 dilabrak tanpa alasan yang jelas
145 Bayi berambut ikal
146 sini sama mimi
147 pura-pura
148 hanya numpang diperut
149 kiriman
150 terjerumus semakin dalam
151 salah dengar
152 salam untuk ayah dan ibu
153 pergi dengan siapa
154 apaan sih nih orang
155 pasar seni
Episodes

Updated 155 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
Kisah Karin dan Dirga 1
24
Kisah Karin dan Dirga 2
25
Kisah Karin dan Dirga 3
26
Kisah Karin dan Dirga 4
27
Kisah Karin dan Dirga 5
28
Kisah Karin dan Dirga 6
29
Kisah Karin dan Dirga 7
30
Kisah Karin dan Dirga 8
31
Kisah Karin dan Dirga 9
32
Kisah Karin dan Dirga 10
33
Kisah Karin dan Dirga 11
34
Kisah Karin dan Dirga 12
35
Kisah Karin dan Dirga 13
36
Kisah Karin dan Dirga 14
37
Kisah Karin dan Dirga 15
38
Kisah Karin dan Dirga 16
39
Kisah Karin dan Dirga 17
40
Kisah Karin dan Dirga 18
41
Kisah Karin dan Dirga 19
42
kisah Karin dan Dirga 20
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
Pernikahan Romantic Elegant
50
Anaknya Mirip Pak Dirga
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
Biang gosip
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
libur
68
67
69
Garis dua
70
69
71
Foto-foto memalukan
72
Lelah
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
Manis
87
Duda tua
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
So sweet
104
Senandung rindu.
105
Slek
106
ada yang baru
107
Kruuuuk
108
Lamaran Sakira
109
tangisan disaat bahagia 1
110
Tangisan disaat bahagia 2
111
tangisan disaat bahagia 3
112
awal kehancuran
113
Berubah sedrastis itu
114
hidup atau mati sama saja
115
ingin meninggalkan ku
116
Sangat lemah
117
kabar bahagia disaat sedih.
118
menyesal
119
keputusan yang tepat
120
Kenangan masa lalu
121
bisakah kamu hidup tanpa ku
122
seorang ibu membujuk seorang ibu
123
Semuanya baik-baik saja
124
Sudah mau pergi
125
jadi lebih pemarah
126
belum terbiasa
127
panggil tukang derek
128
tukang gosip
129
tour and travel
130
KTP
131
Buku tabungan Dirga
132
Teman
133
Akhirnya sampai juga
134
Dia sudah disini
135
Matang
136
video call
137
kalau sudah janji harus ditepati
138
Bertemu Abi
139
Diantar pulang
140
Bau asap rokok
141
gadis melahirkan anak
142
yang membuatnya banyak
143
curiga
144
dilabrak tanpa alasan yang jelas
145
Bayi berambut ikal
146
sini sama mimi
147
pura-pura
148
hanya numpang diperut
149
kiriman
150
terjerumus semakin dalam
151
salah dengar
152
salam untuk ayah dan ibu
153
pergi dengan siapa
154
apaan sih nih orang
155
pasar seni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!