"bagus! Kalau begitu bagaimana besok malam, kita makan dirumah bik Nita saja dan Naina akan minta pada bik Nita untuk memasak lebih untuk kita." tutur Naina antusias tidak mau membuang-buang kesempatan.
"terserah" jawab Dirga tidak menolak, karena dia juga masih ingin makan makanan yang terasa enak seperti yang barusan ia makan tadi. Sebab beberapa hari ini dia juga sedang tidak berselera makan karena bosan dengan masakkan bik Irma, yang selalu membuatkan makanan untuk mereka.
***
Sore harinya.
Karin pulang bersama Sarah dan sahabatnya Ririn, perempuan yang pernah datang bersama Naina dan bertemu dengan Nita dua tahun lalu, saat Ririn akan mengunjungi rumah Linda menjalankan tugas dari Karin.
"ini mau di tarok dimana say?" seloroh Ririn setelah keluar dari mobil Karin, lalu mengangkat kardus berisi komputer milik Karin yang dibawa oleh Karin dari rumah kos yang biasa ditempatinya bersama Ririn.
Karena Karin tidak akan tinggal disana lagi, dan Ririn beberapa bulan lalu juga sudah menikah, jadi dia tidak tinggal disana lagi dan tinggal berdua bersama suaminya, dirumah kontrakkan yang dia sewa bersama suaminya.
"di kamarku say" jawab Karin sembari membawa kardus berisi alat printer dan berbagai perlengkapannya.
"dimana say?" tanya Ririn lagi sembari melihat kearah rumah Nita yang ada dihadapannya, dimana Karin memarkir mobilnya. Karena Karin sudah bercerita kepada Ririn bahwa dia sekarang tinggal dirumah orang tua kandungnya, jadi Ririn tak lagi bertanya saat Karin memarkir mobilnya didepan rumah nomor satu, dan bukan dirumah nomor dua, rumah yang ditempati oleh Linda dan keluarganya.
"yok kak Ririn, Sarah tunjukkan." celetuk Sarah dan langsung berjalan didepan sebagai pemimpin, dan menerobos masuk kerumah Nita, seolah itu juga adalah rumahnya.
Membuat seluruh keluarga Nita yang sedang duduk diruang keluarga langsung melihat kearah Sarah, yang menyelonong masuk begitu saja diikuti dengan Ririn dibelakangnya.
Dan terlihat sangat tidak suka dengan apa yang dilakukan oleh Sarah tersebut, namun mereka menahannya dan melihat kearah Ririn yang masih berdiri didepan mereka, dan melihat raut segan yang terpancar diwajah Ririn.
"permisi bik, maaf saya langsung masuk, saya temannya Karin, saya mau meletakkan barang-barang ini dikamar Karin" ujar Ririn sopan saat Nita dan seluruh anggota keluarga melihat kearah Ririn dan juga Sarah, yang menyelonong begitu saja. Padahal mereka semua ada dirumah dan sedang berkumpul diruang keluarga. Dan dia merasa sangat tidak enak hati.
Sementara Sarah sudah masuk kedalam kamar Karin, tanpa mempedulikan mereka semua.
"oh, masuk saja kekamar yang di masuki oleh Sarah barusan" jawab Nita kemudian setelah mengetahui bahwa perempuan dihadapannya itu adalah teman Karin.
Tapi sebelum Ririn beranjak kekamar Karin, mereka juga melihat Karin yang telah berjalan masuk. "Karin pulang" kata Karin saat dia melangkahkan kaki memasuki rumah. Lalu berjalan terus hingga dia telah berada diruang keluarga, dimana semua keluarganya sedang berkumpul.
"Kamu sudah pulang nak?" tutur Nita dan tersenyum kepada Karin, karena dia selalu merasa senang saat melihat Karin yang telah pulang. Mewakili pertanyaan seluruh anggota keluarganya, yang masih bingung dan tidak tahu harus memulai berbicara apa kepada Karin yang baru berkumpul kembali bersama mereka.
"hmm" jawab Karin dan menganggukkan kepalanya, sembari melihat kearah Nita dan seluruh anggota keluarganya sesaat. Dan mulai berjalan menuju kamarnya, karena Ririn dan Sarah sudah berada disana.
"kamu sudah makan siang nak?" tanya Nita lagi, sebelum Karin memasuki kamarnya.
"sudah tadi diluar" jawab Karin sebelum dia masuk kekamarnya dengan melihat kearah Nita sebentar, lalu kemudian masuk kekamarnya dan menutup pintunya.
Saat Karin masuk kekamarnya dia langsung merasakan hawa sejuk yang dihasilkan oleh pendingin ruangan, yaitu AC yang telah terpasang disalah satu sisi dinding kamarnya. Lalu melihat kearah AC baru tersebut yang sebelumnya tidak ada disana.
"ini mau diletakkan dimana say?" tanya Ririn mengeluarkan komputer tipis merek LG tersebut, karena dia ingin membantu Karin, tapi tidak melihat ada meja lain disana, dan hanya ada satu meja yang penuh dengan buku pelajaran.
"dirumah ada meja kosong dikamar kak Karin, bagaimana kalau meja itu kita pindah kesini?" tutur Sarah yang sedang duduk ditempat tidur memberi ide saat dia melihat tidak ada meja lain disana, dan teringat akan meja yang berada dikamar Karin, yang ada dirumah yang ditempati oleh Linda.
"hmm, boleh" kata Karin setuju dengan ide adiknya itu karena dia membutuhkan meja itu, dan yang membelinya pun adalah dia sendiri, yang memang ia beli untuk letak komputer itu, karena tadinya dia memang akan tinggal dirumah itu bersama dengan Linda, tapi tidak jadi karena dia salah mendatangi rumah dan bertemu dengan Nita.
"kalau gitu kita ambil sekarang" tutur Sarah antusias sembari keluar dari kamar Karin, karena kakaknya telah setuju dengan saran darinya.
"yok," jawab Ririn dan juga ikut berjalan mengikuti Sarah, "kamu tunggu disini saja say, biar aku dan Sarah saja yang mengambilnya dan membawanya kemari." tutur Ririn kepada Karin sebelum dia mengikuti Sarah, agar sahabatnya itu bisa bersantai karena dia tahu sahabatnya masih sedikit letih, karena menyetir mobil sendiri selama tujuh jam dari kota B tempatnya bekerja, hingga sampai ke kota ini semalam.
Dan Ririn juga tahu bahwa Karin belum cukup istirahat, sebab wajahnya masih terlihat sedikit lelah dan dia dapat mengetahuinya bahwa sahabatnya itu masih lelah, meski Karin tidak mengatakannya. Oleh karena itu Karin pun menuruti perkataan sahabatnya itu, dan tetap berada dikamarnya.
Karin menunggu Sarah dan Ririn dengan duduk ditepi tempat tidur, dia duduk dengan mata melihat kearah keluar jendela, dan memandang pemandangan hamparan tanaman tomat dan cabe, yang ditaman berbaris rapi didalam setiap barisannya yang ditaman tidak terlalu jauh dari rumah Nita, dan terlihat sungguh cantik dengan warna yang telah berwarna merah dan kuning, di setiap buahnya yang lebat, dan hanya sedikit yang masih berwarna hijau.
Karin terpukau melihat buah-buahan yang lebat itu, dan merasa kagum dengan orang yang memiliki perkebunan itu, karena orang itu memiliki perkebunan yang subur dan hasil yang melimpah ruah, orang itu pasti akan menghasilkan banyak uang saat seluruh panennya terjual, dan mengagumi hasil dari pendapatan itu meski dia tidak melihat berapa banyak uang yang akan didapat oleh pemilik perkebunan itu. Namun membayangkan jumlah uangnya saja sudah membuat Karin kagum, dan berpikir betapa makmur nya orang itu.
"Say, meja ini mau di tarok dimana?" tanya Ririn tiba-tiba setelah dia kembali dengan membawa meja dan mengangkatnya berdua dengan Sarah. Membuat Karin langsung menoleh kearahnya.
"disini saja" jawab Karin sembari bangkit dari tepi tempat tidur, dan berjalan kearah yang dia inginkan, dimana meja itu akan diletakkan. Yaitu didekat jendela, agar dia bisa langsung melihat kearah luar setiap kali dia sedang duduk didepan komputernya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments