Beberapa hari kemudian.
Sudah beberapa hari langit selalu gelap dan sering hujan, hingga membuat beberapa aktivitas sedikit terganggu, namun hari ini langit terlihat sangat secara, dan Nita tidak menyia-nyiakan hari yang cerah ini, dia terlihat telah rapi dan bergegas untuk pergi ke pasar dengan ditemani oleh Rido, yang kebetulan sedang libur sekolah.
Mereka akan pergi ke pasar dengan berjalan kaki, seperti yang selalu mereka lakukan dari waktu ke waktu, karena letak pasar itu cukup dekat, tapi untuk menuju kesana harus melewati jalan memotong dan melalui samping rumah nomor dua dan tiga.
"Linda" panggilan Nita menyebutkan wanita dihadapannya, yang terlihat sangat mirip dengan pengasuh yang mengasuh anaknya. Ketika dia sedang lewat didepan rumah nomor dua, bersama dengan Rido, dan tak sengaja melihat Linda, yang sedang berdiri didepan pintu, yang tengah terbuka.
Lalu kemudian berlari menghampiri Linda, karena dia sangat yakin bahwa dia sedang tidak salah lihat. "benar ini kamu Linda!" ujar Nita setelah berdiri dihadapan Linda dan memegangi tangan Linda dengan kedua tangannya.
"buk Nita!" kata Linda terkejut, dan tak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan mantan majikannya disini, dan berusaha untuk melepaskan tangannya dari pegangan Nita. Karena dia ingin menghindarinya dengan masuk kedalam rumah dan bersembunyi di sana, namun Nita memegangi tangannya dengan kuat dan tidak memberinya cela untuk kabur.
"akhirnya, kita bertemu juga!" seru Nita dan semakin memperkuat pegangannya. "katakan dimana anakku?" tanya Nita kemudian dan terlihat sangat tidak sabaran, karena akhirnya setelah sekian lama dia bisa bertemu kembali dengan orang yang membawa anaknya.
"dia tidak ada disini!" jawab Linda dingin dan malas, karena dia tidak ingin mempertemukan Nita dengan anaknya. Dan memandang Nita dengan remeh, karena yang dia tahu dulu Nita tidak peduli dengan Karin, dan tidak menginginkannya. Lalu mengapa sekarang dia tiba-tiba mencarinya?!
"kamu pasti bohong, dia pasti ada didalam!" ujar Nita tidak percaya dan akan menerobos masuk kedalam rumah Linda, "Rido, panggilan papamu! Suruh dia kemari, katakan padanya bahwa disini adalah rumah Linda!" perintah Nita kepada anak laki-lakinya yang sejak tadi hanya melihatnya. Sebelum dia masuk kedalam rumah Linda.
"iya ma" jawab Rido dan langsung bergegas memanggil ayahnya, dengan berlari pulang kerumahnya.
"papa, mama meminta papa untuk datang kerumah sebelah! Kata mama itu adalah rumah Linda, dan mama sedang ada disana." kata Rido kepada ayahnya setelah dia masuk kedalam rumah, dan menemukan ayah yang sedang duduk diruang santai, atau yang biasa digunakan untuk tempat menonton televisi.
Sontak membuat Yuda langsung berdiri dan bergegas pergi menuju rumah yang dikatakan Rido, tanpa bertanya dan berkata apapun, dengan diikuti oleh Sakira, Sahira dan Rido, karena mereka merasa penasaran dan juga ingin tahu apa yang sebetulnya terjadi.
"katakan dimana anakku!" Nita memaksa dengan mata terlihat berkaca-kaca dan terus menuntut agar wanita dihadapannya memberitahu nya, tentang keberadaan anaknya, yang selama ini dia rindukan.
Dia bahkan menggoyang-goyangkan tubuh wanita dihadapannya, seperti anak kecil dan terlihat seakan sedang memohon. Namun wanita dihadapannya tetap diam dan terlihat sedikit pun tidak ingin mengatakannya.
"apa kamu tidak dengar? Tolong katakan dimana anakku!" rongrong Nita lagi masih tidak ingin menyerah.
"aku sudah bilang dia tidak ada disini! Apakah kamu tuli?" ketus Linda dan menyentak tangan Nita, agar Nita melepaskan tangannya yang sejak tadi dipegang oleh Nita. Lalu kemudian mencoba mendorong Nita, agar Nita keluar dari rumahnya.
"Linda!" seru Yuda dengan mata memerah, saat dia melihat Linda yang sedang mencoba mendorong Nita agar keluar dari rumahnya. Lalu berlari menghampiri kedua wanita itu, dan memegang Nita.
"pak Yuda" lontar Linda menyebut nama pria yang sedang berdiri dihadapannya dan memegang Nita.
"akhirnya kita bertemu juga!" seru Yuda memandang Linda dengan tatapan tajam, "sekarang katakan padaku dimana Karin?" tanya Yuda tanpa berbasa-basi dan sebetulnya sangat marah pada wanita yang sedang ada dihadapannya, namun dia masih berusaha untuk mengendalikan diri.
Sementara ketiga anak Nita yang lain hanya berdiri dan melihat dari ambang pintu, karena sebagian dari mereka bertiga ada yang tidak mengerti, tentang masalah apa yang sebetulnya terjadi. Antar orang tuanya dan penghuni rumah itu.
"dia sedang tidak ada, dan saya berkata jujur" ujar Linda dengan wajah menunduk, karena dia takut kepada Yuda, ditambah lagi sekarang dia hanya sendiri dirumah, karena suaminya sedang bekerja dan baru pulang nanti sore, sementara anaknya Sarah sedang sekolah.
"kalau dia sedang tidak ada disini, lalu dimana dia?" tanya Yuda masih terlihat marah, dan masuk kedalam rumah itu, lalu memeriksa setiap ruangan untuk mencari keberadaan Karin disana, tapi dia tidak menemukannya karena rumah itu sepi dan hanya ada Linda disana. Namun dia melihat beberapa foto Karin yang tersusun rapi diatas lemari hias.
"apakah ini Karin?" tanya Yuda selanjutnya sembari memegang foto Karin yang mengenakan pakaian wisuda, ketika Karin lulus sarjana S1 dan Karin terlihat sangat cantik di setiap fotonya, meski Linda belum menjawab pertanyaannya yang sebelumnya.
"iya" jawab Linda singkat, sembari mengepalkan tangannya karena sebetulnya dia tidak sudi memberitahukannya kepada mereka, namun dia tidak punya pilihan lain.
"dimana dia sekarang?" tanya Yuda lagi sembari mengambil beberapa foto Karin, lalu memberikannya kepada Nita.
"dia sudah kerja dan sekarang sedang berada diluar, dia akan kembali setelah dua tahun." tutur Linda dengan perasaan mau tidak mau, dan sebetulnya enggan memberitahu mereka.
"kalau begitu berikan nomor teleponnya" kata Yuda sembari mengeluarkan ponselnya, dan bersiap untuk mencatat sebuah nomor.
"0823********" sebut Linda menyebutkan nomor teleponnya sendiri, karena dia masih tidak rela mereka berhubungan dengan Karin, dan kebetulan ponselnya ia tinggalkan dikamar dalam keadaan silent.
Jadi Yuda sama sekali tidak curiga ketika menghubungi nomor itu, karena nomor itu tersambung, namun tidak ada yang menjawab dan suara deringnya tidak terdengar. Tapi Yuda tetap menghubungi nomor itu berkali-kali dan kemudian menatap Linda dengan kening berkerut.
"kenapa dia tidak mengangkat?" tanya Yuda tanpa menurunkan ponselnya dari telinganya.
"dia sedang kerja, selain itu dia juga tidak pernah mengangkat panggilan dari nomor yang tidak dikenal!" ujar Linda sedikit angkuh dan tersenyum kecut, melihat Nita dan seluruh anggota keluarganya. Yang terlihat sangat jauh dari saat enam belas tahun silam, yang bisa dikatakan cukup berada dan mampu untuk membayar seorang pengasuh.
Namun sekarang bahkan terlihat sangat jauh dibawahnya, dan seperti orang yang sangat susah jika dibandingkan dengan Linda. Sungguh roda kehidupan itu berputar, ada kala diatas dan ada saat dibawah pula. Oleh sebab itu ketika diatas janganlah menjadi orang sombong, dan harus selalu merendah.
Seperti padi, yang semakin menguning, maka semakin merunduk. Jangan seperti bambu, yang semakin besar, semakin meninggi.
🌾🌾🌾🌾🌾🌾
"bagaimana pa? Apakah Karin masih belum mengangkat?" tanya Nita setelah mereka kembali kerumah, dan melihat Yuda masih berusaha menghubungi nomor telepon yang berikan oleh Linda.
"belum, tapi aku akan mencoba mengiriminya pesan. Semoga dia membukanya dan membacanya." tutur Yuda menjawab pertanyaan Nita, dan mulai mengetik pesan di ponselnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments