10

Ceklek.

Naina membuka kulkas itu dan mengambil beberapa minuman botol serta cemilan dari sana, lalu membawanya ke teras dimana dia meninggalkan perempuan itu.

"ini kak, silahkan diminum dan dimakan" tutur Naina sopan dan ramah menawari minuman dan cemilan ia bawa kepada perempuan dihadapannya.

"terimakasih" ucap perempuan itu sembari tersenyum ramah. Lalu mengambil ponselnya dari dalam tas dan mengetik pesan kepada seorang.

"aku sedang dirumah pak Dirga say, kamu ada butuh sesuatu gak say?" tulis perempuan itu menyebut nama mantan guru SMA nya, yang memiliki sikap tegas, pemarah dan tidak bisa bercanda itu. Lalu mengirimnya kepada nomor yang diberi nama *sahabatku*

Dan sekian detik kemudian balasan pun langsung masuk.

"kamu sedang apa disana?" balasan dari sahabatku

"aku tidak sengaja bertemu dengan adik pak Dirga, dan dia mengajakku main kerumahnya!" jelas perempuan itu

"oooo" balasannya hanya dengan ber o.

"kok hanya o say?" ketik dan kirim perempuan itu lagi, sambil mengobrol dengan Naina.

"nggak apa sayang" balasan sahabatku itu

"oiya, mumpung kamu lagi disana coba kamu lihat ibuku. Bagaimana keadaannya? Apakah dia nyaman tinggal disana?" kirim sahabatku itu lagi.

"okey, aku akan melihatnya. 😎😎😘" tulis perempuan itu setuju dan siap menjalankan tugas, lalu memasukkan ponselnya kembali kedalam tasnya.

"Naina, kakak baru ingat, teman kakak ada beli rumah pada pak Dirga dan kalau tidak salah keluarga sudah pindah kerumah itu! Apakah Naina tahu rumah yang mana itu?" tutur perempuan itu seolah tidak yakin dan bertanya kepada Naina.

"oh, itu rumah nomor dua! Jadi yang membeli rumah itu adalah teman kak Rin?" jawab Naina sembari melihat wajah perempuan dihadapannya.

"iya" jawab perempuan itu tegas, karena yang membeli rumah itu memang benar adalah teman.

"yuk, kita kesana! Naina akan tunjukkan rumahnya." ajak Naina antusias dan memegang tangan perempuan dihadapannya, lalu berjalan menuju pintu kecil yang berada disebelah timur, karena itu adalah jalan pintas untuk segera menuju ke rumah-rumah yang disediakan untuk para pekerja, yang bekerja disana.

"itu rumahnya" ujar Naina menuju rumah-rumah yang ada didepan sana, sembari terus berjalan mendekati rumah-rumah tersebut, lalu kemudian menghentikan langkah dirumah nomor satu, untuk menyapa seorang wanita yang sedang duduk diteras.

"bik Nita" sapa Naina ramah ketika akan melewati rumah Nita, lalu menghentikan langkah sebentar.

"iya non Naina" jawab Nita sembari tersenyum ramah, lalu melihat perempuan yang ada disebelah Naina dengan alis sedikit terangkat. Karena dia baru pertama kali melihat perempuan itu, "itu siapa non Naina?" tanya Nita kemudian, sedikit penasaran.

"oh, ini kak Rin bik, yang dulu pernah datang kerumah!" jelas Naina mengingatkan Nita sembari melihat perempuan disebelahnya.

Sontak membuat Nita yang teringat akan apa yang ia rasakan malam itu, langsung melihat kearah perempuan yang berbeda disebelah Naina. Dia menatap perempuan itu dengan pandangan menyelidik, lalu memegang jantungnya, yang sejak tadi terasa biasa saja. Tidak seperti saat malam dimana dia melihat punggung Karin.

Selain itu postur tubuh dan rambut perempuan itu juga berbeda dengan perempuan yang di lihat oleh Nita malam itu, karena tubuh perempuan itu lebih kecil dan rambutnya ikal gantung, dengan panjang hampir sepinggang. Sementara perempuan disebelah Naina memiliki tubuh yang berisi dan rambut lurus panjang hanya melebihi bahu sedikit. Selain itu kulitnya juga tidak seputih perempuan itu, dan wajahnya juga full keturunan Indonesia tidak ada sedikitpun blasteran nya!

Dan Nita sangat yakin, bahwa perempuan yang dilihatnya malam itu bukanlah perempuan yang berada disebelah Naina sekarang , tapi adalah Karin, anak kandungnya.

🌾🌾🌾🌾🌾🌾

Dua tahun kemudian.

Malam ini cuaca sedang berangin dan sedang turun hujan, semua pintu-pintu rumah orang-orang sudah pada tutup dan hampir sebagian sudah pada tertidur nyenyak didalam selimut hangat mereka masing-masing, padahal hari masih terbilang sore karena sekarang baru pukul delapan malam.

Namun karena cuaca yang dingin dan terus turun hujan sejak pagi, membuat sebagian orang memilih tidur lebih awal. Hanya orang-orang didalam rumah Nita yang semuanya masih terjaga, ketiga anak Nita sedang sibuk mengobrol bersama diruang TV, sementara Nita sedang duduk didepan meja makan, dia terlihat berkali-kali mengusap-usap dada kiri, karena jantungnya terasa tidak nyaman seperti ada yang sedang berjalan di jantungnya.

Ceklek!

seorang perempuan bertubuh kecil turun dari mobil dan berjalan mendekati sebuah rumah, dengan tangan membawa koper.

Tak!

Tak!

Tak!

Tak! Langkah kaki itu teras berjalan di jantung Nita!

Awalnya rasanya tidak terlalu kuat, namun, semakin lama rasanya semakin kuat. Nita menyadari apa arti itu dan langsung bergegas menuju pintu keluar, dia berjalan dengan terburu-buru, melewati anak-anaknya yang mengobrol dengan asik, "ma" dia bahkan tidak menghiraukan panggilan anaknya, dan tidak menyadari bahwa anak-anaknya juga mengikutinya dibelakang. Lalu membuka pintu dihadapannya dengan cepat, dan seorang perempuan yang sedang berdiri didepan pintu pun terlihat.

Perempuan itu bertubuh ramping, jika ditimbang mungkin beratnya hanya sekitar empat puluh lima. Sebetulnya perempuan itu ingin mengetuk pintu, tapi pintu itu sudah dibuka lebih dulu oleh Nita.

"mama!" kata perempuan itu dengan suara pelan dan terkejut ketika melihat Nita, sebab dia tidak menyangka akan bertemu dengan wanita yang melahirkannya, karena dia tidak sadar bahwa dia telah salah mendatangi rumah. Namun Nita bisa mendengarnya.

"Karin!" kata Nita memanggil nama perempuan dihadapannya dengan suara bergetar, lalu memeluk perempuan yang mengenakan baju kantor warna hitam dengan kemeja berwarna hijau muda tersebut. "Karin, hiks, hiks, hiks, maafkan mama nak. Mama sangat merindukan mu nak, ini benar-benar kamu kan nak?" tutur Nita sembari menangis dan memeluk perempuan yang berparas campuran, seperti orang Pakistan tersebut dengan erat, dan kembali teringat tentang apa yang pernah ia lakukan kepada Karin ketika Karin baru berusia satu tahun.

Beberapa tahun yang lalu!

Diruang keluarga dirumah peninggalan almarhum suami Nita. Terlihat Karin yang baru berusia satu tahun sedang menyusu pada botol tabung susu yang ia pegang dengan kedua tangan kecilnya, dia terlihat begitu tenang menyusu sambil bersandar pada sofa dibelakangnya dengan posisi berdiri.

Sungguh terlihat sangat menggemaskan bagi siapapun yang melihatnya, tapi tidak bagi Nita! Dia sangat jengkel dan kesal melihat itu, lalu menghampiri Karin yang sedang sendirian itu, karena pengasuhnya sedang berada didapur dan itu adalah kesempatan bagi Nita untuk menyakiti Karin.

Perlahan dia mendekati Karin, lalu setelah dekat dia pun langsung mendorong tubuh kecil Karin, hingga Karin terjatuh tersungkur kelantai dengan posisi bibir mencium lantai.

"hiks, hiks, hiks, hiks! Karin terpekik menangis kejang sebagaimana anak berusia satu tahun, dan berusaha untuk duduk dengan bibir berdarah karena bibirnya pecah, sebab membentur lantai. Namun Nita yang melihat itu tidak memperdulikannya dan justru meninggalkan Karin begitu saja, dia sungguh sangat kejam dan tidak berperasaan, bahkan sama sekali tidak ada rasa penyesalan sedikit pun diwajahnya.

"ya tuhan Karin! Kamu kenapa nak?" seloroh Linda berlari dari dapur begitu dia mendengar suara tangisan kejang Karin, lalu mengendong Karin dan terlihat begitu cemas dan panik diwajahnya, ketika melihat bibir Karin berdarah. Lalu membersihkan darah dibibir Karin, dan mengobati lukanya. "maafkan ibu nak, seharusnya ibu tidak meninggalkan kamu sendiri" tutur Linda penuh penyesalan karena telah meninggal Karin, dan lebih seperti seorang ibu untuk Karin.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 Kisah Karin dan Dirga 1
24 Kisah Karin dan Dirga 2
25 Kisah Karin dan Dirga 3
26 Kisah Karin dan Dirga 4
27 Kisah Karin dan Dirga 5
28 Kisah Karin dan Dirga 6
29 Kisah Karin dan Dirga 7
30 Kisah Karin dan Dirga 8
31 Kisah Karin dan Dirga 9
32 Kisah Karin dan Dirga 10
33 Kisah Karin dan Dirga 11
34 Kisah Karin dan Dirga 12
35 Kisah Karin dan Dirga 13
36 Kisah Karin dan Dirga 14
37 Kisah Karin dan Dirga 15
38 Kisah Karin dan Dirga 16
39 Kisah Karin dan Dirga 17
40 Kisah Karin dan Dirga 18
41 Kisah Karin dan Dirga 19
42 kisah Karin dan Dirga 20
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 Pernikahan Romantic Elegant
50 Anaknya Mirip Pak Dirga
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 Biang gosip
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 libur
68 67
69 Garis dua
70 69
71 Foto-foto memalukan
72 Lelah
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 Manis
87 Duda tua
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 So sweet
104 Senandung rindu.
105 Slek
106 ada yang baru
107 Kruuuuk
108 Lamaran Sakira
109 tangisan disaat bahagia 1
110 Tangisan disaat bahagia 2
111 tangisan disaat bahagia 3
112 awal kehancuran
113 Berubah sedrastis itu
114 hidup atau mati sama saja
115 ingin meninggalkan ku
116 Sangat lemah
117 kabar bahagia disaat sedih.
118 menyesal
119 keputusan yang tepat
120 Kenangan masa lalu
121 bisakah kamu hidup tanpa ku
122 seorang ibu membujuk seorang ibu
123 Semuanya baik-baik saja
124 Sudah mau pergi
125 jadi lebih pemarah
126 belum terbiasa
127 panggil tukang derek
128 tukang gosip
129 tour and travel
130 KTP
131 Buku tabungan Dirga
132 Teman
133 Akhirnya sampai juga
134 Dia sudah disini
135 Matang
136 video call
137 kalau sudah janji harus ditepati
138 Bertemu Abi
139 Diantar pulang
140 Bau asap rokok
141 gadis melahirkan anak
142 yang membuatnya banyak
143 curiga
144 dilabrak tanpa alasan yang jelas
145 Bayi berambut ikal
146 sini sama mimi
147 pura-pura
148 hanya numpang diperut
149 kiriman
150 terjerumus semakin dalam
151 salah dengar
152 salam untuk ayah dan ibu
153 pergi dengan siapa
154 apaan sih nih orang
155 pasar seni
Episodes

Updated 155 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
Kisah Karin dan Dirga 1
24
Kisah Karin dan Dirga 2
25
Kisah Karin dan Dirga 3
26
Kisah Karin dan Dirga 4
27
Kisah Karin dan Dirga 5
28
Kisah Karin dan Dirga 6
29
Kisah Karin dan Dirga 7
30
Kisah Karin dan Dirga 8
31
Kisah Karin dan Dirga 9
32
Kisah Karin dan Dirga 10
33
Kisah Karin dan Dirga 11
34
Kisah Karin dan Dirga 12
35
Kisah Karin dan Dirga 13
36
Kisah Karin dan Dirga 14
37
Kisah Karin dan Dirga 15
38
Kisah Karin dan Dirga 16
39
Kisah Karin dan Dirga 17
40
Kisah Karin dan Dirga 18
41
Kisah Karin dan Dirga 19
42
kisah Karin dan Dirga 20
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
Pernikahan Romantic Elegant
50
Anaknya Mirip Pak Dirga
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
Biang gosip
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
libur
68
67
69
Garis dua
70
69
71
Foto-foto memalukan
72
Lelah
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
Manis
87
Duda tua
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
So sweet
104
Senandung rindu.
105
Slek
106
ada yang baru
107
Kruuuuk
108
Lamaran Sakira
109
tangisan disaat bahagia 1
110
Tangisan disaat bahagia 2
111
tangisan disaat bahagia 3
112
awal kehancuran
113
Berubah sedrastis itu
114
hidup atau mati sama saja
115
ingin meninggalkan ku
116
Sangat lemah
117
kabar bahagia disaat sedih.
118
menyesal
119
keputusan yang tepat
120
Kenangan masa lalu
121
bisakah kamu hidup tanpa ku
122
seorang ibu membujuk seorang ibu
123
Semuanya baik-baik saja
124
Sudah mau pergi
125
jadi lebih pemarah
126
belum terbiasa
127
panggil tukang derek
128
tukang gosip
129
tour and travel
130
KTP
131
Buku tabungan Dirga
132
Teman
133
Akhirnya sampai juga
134
Dia sudah disini
135
Matang
136
video call
137
kalau sudah janji harus ditepati
138
Bertemu Abi
139
Diantar pulang
140
Bau asap rokok
141
gadis melahirkan anak
142
yang membuatnya banyak
143
curiga
144
dilabrak tanpa alasan yang jelas
145
Bayi berambut ikal
146
sini sama mimi
147
pura-pura
148
hanya numpang diperut
149
kiriman
150
terjerumus semakin dalam
151
salah dengar
152
salam untuk ayah dan ibu
153
pergi dengan siapa
154
apaan sih nih orang
155
pasar seni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!