"Sakira, letakkan koper adikmu didalam kamar Rido, ibu akan mengganti alas kasurnya karena adikmu akan tidur dikamar ini, dan Rido! Mulai sekarang kamu harus tidur diruang keluarga!" tutur Nita kepada kedua anaknya tersebut, dan mulai mengganti alas kasur dengan seprai warna biru, dengan motif mawar merah dan hijau di setiap kelopak dan tangkainya.
Karena dirumah itu hanya ada tiga kamar, yaitu kamar dia dan suaminya, lalu kamar Sakira dan Sahira, dan satu kamar lagi adalah kamar Rido. Yang kini akan menjadi kamar Karin, sementara Rido terusir dari kamarnya sendiri dan terpaksa mulai sekarang akan tidur diruang keluarga, sebab dia adalah anak laki-laki dan dia bisa tidur dimana saja.
Nita membersihkan kamar itu dengan raut wajah terlihat sangat senang. Sebab dia sangat bahagia karena Karin memilih tinggal bersamanya, dan membuat Rido tidak bisa menolak perintah ibunya, karena ini adalah yang pertama kalinya ibunya terlihat sangat bahagia.
Sementara itu Yuda yang sejak tadi hanya diam menyaksikan segalanya, mulai mendekati Karin.
"Karin, apa kamu masih ingat dengan papa nak?" tanya Yuda kemudian setelah berada didekat Karin, karena dia juga sangat merindukan Karin dan sejak dulu mungkin dialah yang paling menyayangi Karin.
Tapi Karin tidak menjawab pertanyaan itu, dia hanya diam menatap Yuda, lalu mengangguk kepalanya sebagai jawaban bahwa dia masih mengingat pria yang sedang berdiri didepannya. Membuat pria itu tersenyum karena senang dan langsung memeluk Karin, karena Karin tidak melupakannya.
"kakak! Kenapa disini? Kenapa kakak tidak langsung pulang kerumah?" tanya Sarah yang sedang berdiri diambang pintu rumah Nita yang terbuka, saat dia melihat Karin yang sedang dipeluk oleh Yuda, sebagaimana seorang ayah yang memeluk anaknya yang telah lama tidak dilihatnya, tidak ada sedikitpun pikiran mesum, cabul atau apa pun yang mengandung unsur nafsu disana.
Karena Yuda memang menyayangi Karin sebagaimana anak kandungnya, seperti itu juga kepada Sakira dan Sahira.
Saat mendengar pertanyaan Sarah, Karin langsung melihat kearah Sarah yang sedang berdiri diambang pintu. Dan Yuda melepaskan pelukannya dari Karin, "Karin akan tinggal disini bersama kami! Karena kami adalah keluarga kandungnya!" tutur Sahira langsung menjawab pertanyaan Sarah sebelum Karin sempat menjawabnya. Karena sejak tadi dia juga berada didekat Karin.
"kakak betul mau tinggal disini?" tanya Sarah menuntut jawaban dari Karin, dan sedikit pun tidak terlihat terkejut dengan apa yang dikatakan Sahira, karena sejak dulu dia memang sudah tahu bahwa Karin bukan kakak kandungnya. Meski tidak ada yang mengatakannya kepadanya, namun dia dapat mengetahuinya dari paras wajah Karin yang sangat berbedanya dengan kedua orang tua Sarah.
Tapi Sarah tidak pernah mempermasalahkan semua itu dan dia juga tidak pernah bertanya, atau pun mengorek-ngorek kebenarannya. Karena dia sangat menyayanginya kakaknya, dan Karin juga sangat sayang padanya. Sebab ikatan persaudaraan itu tidak melulu terjadi karena hubungan darah, tapi juga bisa tercipta karena rasa kasih sayang yang tulus.
"iya Sarah" jawab Karin lembut pada adiknya itu, dan sedikit tersenyum kepadanya.
"tapi kak, bagaimana kakak bisa tidur? Kamarnya pasti akan terasa sangat panas untuk kakak!" ujar Sarah hawatir dan terlihat sangat jelas diwajahnya. Meski dulu dia juga kadang sering merasa iri kepada kakaknya itu, sebab ibunya lebih menyayangi kakaknya, namun dia tetap tulus menyayangi kakaknya dan dia juga sangat tahu bagaimana kondisi kulit kakaknya itu, yang selalu tidur dengan suhu pendingin ruangan dengan angka 15°C disaat cuaca panas, dan 16°C disaat cuaca sedikit dingin, lalu saat pagi seluruh lantai dan benda-benda di kamarnya akan dibasahi oleh embun.
"Sarah, tidak perlu hawatir. Kakak bisa!" jawab Karin terdengar tidak begitu meyakinkan ditelinga Sarah.
"ya sudah terserah kakak, tapi kalau kakak tidak tahan tidur disini kakak bisa meneleponku untuk membukakan pintu!" tutur Sarah menyerah tapi tak rela, lalu kemudian berjalan kembali kerumah yang ia tempati bersama ibu dan ayahnya, dengan sedikit menghentak-hentakan kaki, karena dia sangat kesal kakaknya tidak mau ikut pulang bersamanya.
Sedangkan Karin hanya diam melihat kelakuan adiknya itu.
"Karin, kamarnya sudah siap nak. Kamu bisa segera istirahat, karena kamu pasti sangat lelah nak." seru Nita sembari berjalan keluar dari kamar yang akan ditempati oleh Karin, setelah dia selesai merapikannya. Lalu menyerahkan satu bantal dan selimut kepada Rido, agar Rido bisa menggunakannya saat tidur diruang keluarga dan tidak perlu mencarinya lagi kekamar Karin.
"terimakasih" ucap Karin singkat, lalu mulai berjalan menuju kamar yang telah dirapikan oleh ibunya, karena letak semua kamar berada di dekat ruang keluarga dan saling berjejer bersebelahan antara kamar satu dan lainnya.
Karin masuk kekamar nomor tiga yang ada dihadapannya yang didepan pintunya bertuliskan nama Rido, lalu menutup pintu dibelakangnya. Sesaat Karin hanya memperhatikan seluruh isi kamar yang sederhana itu, tak ada banyak barang disana, hanya ada satu meja belajar serta kursinya yang terbuat dari kayu, yang dibikin sendiri dengan tangan oleh Yuda dan letaknya disebelah tempat tidur.
Lalu ada juga lemari pakaian yang lumayan besar yang menempel memepet ke dinding, serta kasur yang cukup besar jika hanya untuk dipakai oleh satu orang, dan tidak terlalu sempit jika dipakai tidur oleh dua orang. Kamar tiga kali tiga itu cuma luas karena hanya di isi dengan ketiga benda itu, dan kamar mandi dirumah itu berada didapur.
Cukup lama Karin hanya diam memperhatikan kamar tersebut, lalu kemudian berjalan menuju dimana kopernya berada. Koper itu berada sisi bagian bawah tempat tidur, Karin memegang koper itu lalu membaringkannya dilantai. Perlahan Karin membuka koper dan mengeluarkan piyama warna merah tua miliknya, yang dia susun dibagian atas agar memudahkannya saat mengambilnya.
Dia ingin berganti pakaian dan segera istirahat, karena tubuh dan pikirannya sudah sangat lelah akibat apa yang terjadi hari ini. Setelah mengeluarkan piyamanya Karin kembali berjalan mendekati pintu dan mengunci pintu, lalu mengganti pakaiannya karena dia tidak ingin ada orang yang masuk saat dia sedang berganti pakaian.
Setelah selesai berganti pakaian Karin kembali membuka kunci pada pintu, karena dia tidak ingin menghalangi siapapun yang ingin masuk kekamar itu, sebab kamar itu bukanlah miliknya seorang, karena di kamar itu masih ada barang-barang dari pemilik lamanya, yaitu Rido, dan dia pasti akan masuk kekamar itu jika dia membutuhkan barang-barangnya.
Karena memikirkan itulah Karin membuka kembali kunci pintu tersebut, dan membiarkan pintu itu tertutup tanpa menguncinya. Lalu kemudian Karin pun merebahkan tubuhnya ditempat tidur, dia sungguh letih tapi tidak bisa langsung memejamkan matanya. Karin berbalik gelisah ke kanan dan ke kiri, dia terlihat tidak nyaman karena kamar itu terasa panas bagi Karin.
Bahkan titik-titik keringat telah mulai bermunculan membasahi wajahnya, dan perlahan kulitnya pun mulai terlihat memerah. Cukup lama Karin mencoba menahan diri, hingga akhirnya dia pun kembali bangun, lalu duduk, dan mendekati sebuah jendela yang berada didekat tempat tidur.
Perlahan tangan Karin membuka jendela itu, dan saat jendela itu dibuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments