12

"Sakira, letakkan koper adikmu didalam kamar Rido, ibu akan mengganti alas kasurnya karena adikmu akan tidur dikamar ini, dan Rido! Mulai sekarang kamu harus tidur diruang keluarga!" tutur Nita kepada kedua anaknya tersebut, dan mulai mengganti alas kasur dengan seprai warna biru, dengan motif mawar merah dan hijau di setiap kelopak dan tangkainya.

Karena dirumah itu hanya ada tiga kamar, yaitu kamar dia dan suaminya, lalu kamar Sakira dan Sahira, dan satu kamar lagi adalah kamar Rido. Yang kini akan menjadi kamar Karin, sementara Rido terusir dari kamarnya sendiri dan terpaksa mulai sekarang akan tidur diruang keluarga, sebab dia adalah anak laki-laki dan dia bisa tidur dimana saja.

Nita membersihkan kamar itu dengan raut wajah terlihat sangat senang. Sebab dia sangat bahagia karena Karin memilih tinggal bersamanya, dan membuat Rido tidak bisa menolak perintah ibunya, karena ini adalah yang pertama kalinya ibunya terlihat sangat bahagia.

Sementara itu Yuda yang sejak tadi hanya diam menyaksikan segalanya, mulai mendekati Karin.

"Karin, apa kamu masih ingat dengan papa nak?" tanya Yuda kemudian setelah berada didekat Karin, karena dia juga sangat merindukan Karin dan sejak dulu mungkin dialah yang paling menyayangi Karin.

Tapi Karin tidak menjawab pertanyaan itu, dia hanya diam menatap Yuda, lalu mengangguk kepalanya sebagai jawaban bahwa dia masih mengingat pria yang sedang berdiri didepannya. Membuat pria itu tersenyum karena senang dan langsung memeluk Karin, karena Karin tidak melupakannya.

"kakak! Kenapa disini? Kenapa kakak tidak langsung pulang kerumah?" tanya Sarah yang sedang berdiri diambang pintu rumah Nita yang terbuka, saat dia melihat Karin yang sedang dipeluk oleh Yuda, sebagaimana seorang ayah yang memeluk anaknya yang telah lama tidak dilihatnya, tidak ada sedikitpun pikiran mesum, cabul atau apa pun yang mengandung unsur nafsu disana.

Karena Yuda memang menyayangi Karin sebagaimana anak kandungnya, seperti itu juga kepada Sakira dan Sahira.

Saat mendengar pertanyaan Sarah, Karin langsung melihat kearah Sarah yang sedang berdiri diambang pintu. Dan Yuda melepaskan pelukannya dari Karin, "Karin akan tinggal disini bersama kami! Karena kami adalah keluarga kandungnya!" tutur Sahira langsung menjawab pertanyaan Sarah sebelum Karin sempat menjawabnya. Karena sejak tadi dia juga berada didekat Karin.

"kakak betul mau tinggal disini?" tanya Sarah menuntut jawaban dari Karin, dan sedikit pun tidak terlihat terkejut dengan apa yang dikatakan Sahira, karena sejak dulu dia memang sudah tahu bahwa Karin bukan kakak kandungnya. Meski tidak ada yang mengatakannya kepadanya, namun dia dapat mengetahuinya dari paras wajah Karin yang sangat berbedanya dengan kedua orang tua Sarah.

Tapi Sarah tidak pernah mempermasalahkan semua itu dan dia juga tidak pernah bertanya, atau pun mengorek-ngorek kebenarannya. Karena dia sangat menyayanginya kakaknya, dan Karin juga sangat sayang padanya. Sebab ikatan persaudaraan itu tidak melulu terjadi karena hubungan darah, tapi juga bisa tercipta karena rasa kasih sayang yang tulus.

"iya Sarah" jawab Karin lembut pada adiknya itu, dan sedikit tersenyum kepadanya.

"tapi kak, bagaimana kakak bisa tidur? Kamarnya pasti akan terasa sangat panas untuk kakak!" ujar Sarah hawatir dan terlihat sangat jelas diwajahnya. Meski dulu dia juga kadang sering merasa iri kepada kakaknya itu, sebab ibunya lebih menyayangi kakaknya, namun dia tetap tulus menyayangi kakaknya dan dia juga sangat tahu bagaimana kondisi kulit kakaknya itu, yang selalu tidur dengan suhu pendingin ruangan dengan angka 15°C disaat cuaca panas, dan 16°C disaat cuaca sedikit dingin, lalu saat pagi seluruh lantai dan benda-benda di kamarnya akan dibasahi oleh embun.

"Sarah, tidak perlu hawatir. Kakak bisa!" jawab Karin terdengar tidak begitu meyakinkan ditelinga Sarah.

"ya sudah terserah kakak, tapi kalau kakak tidak tahan tidur disini kakak bisa meneleponku untuk membukakan pintu!" tutur Sarah menyerah tapi tak rela, lalu kemudian berjalan kembali kerumah yang ia tempati bersama ibu dan ayahnya, dengan sedikit menghentak-hentakan kaki, karena dia sangat kesal kakaknya tidak mau ikut pulang bersamanya.

Sedangkan Karin hanya diam melihat kelakuan adiknya itu.

"Karin, kamarnya sudah siap nak. Kamu bisa segera istirahat, karena kamu pasti sangat lelah nak." seru Nita sembari berjalan keluar dari kamar yang akan ditempati oleh Karin, setelah dia selesai merapikannya. Lalu menyerahkan satu bantal dan selimut kepada Rido, agar Rido bisa menggunakannya saat tidur diruang keluarga dan tidak perlu mencarinya lagi kekamar Karin.

"terimakasih" ucap Karin singkat, lalu mulai berjalan menuju kamar yang telah dirapikan oleh ibunya, karena letak semua kamar berada di dekat ruang keluarga dan saling berjejer bersebelahan antara kamar satu dan lainnya.

Karin masuk kekamar nomor tiga yang ada dihadapannya yang didepan pintunya bertuliskan nama Rido, lalu menutup pintu dibelakangnya. Sesaat Karin hanya memperhatikan seluruh isi kamar yang sederhana itu, tak ada banyak barang disana, hanya ada satu meja belajar serta kursinya yang terbuat dari kayu, yang dibikin sendiri dengan tangan oleh Yuda dan letaknya disebelah tempat tidur.

Lalu ada juga lemari pakaian yang lumayan besar yang menempel memepet ke dinding, serta kasur yang cukup besar jika hanya untuk dipakai oleh satu orang, dan tidak terlalu sempit jika dipakai tidur oleh dua orang. Kamar tiga kali tiga itu cuma luas karena hanya di isi dengan ketiga benda itu, dan kamar mandi dirumah itu berada didapur.

Cukup lama Karin hanya diam memperhatikan kamar tersebut, lalu kemudian berjalan menuju dimana kopernya berada. Koper itu berada sisi bagian bawah tempat tidur, Karin memegang koper itu lalu membaringkannya dilantai. Perlahan Karin membuka koper dan mengeluarkan piyama warna merah tua miliknya, yang dia susun dibagian atas agar memudahkannya saat mengambilnya.

Dia ingin berganti pakaian dan segera istirahat, karena tubuh dan pikirannya sudah sangat lelah akibat apa yang terjadi hari ini. Setelah mengeluarkan piyamanya Karin kembali berjalan mendekati pintu dan mengunci pintu, lalu mengganti pakaiannya karena dia tidak ingin ada orang yang masuk saat dia sedang berganti pakaian.

Setelah selesai berganti pakaian Karin kembali membuka kunci pada pintu, karena dia tidak ingin menghalangi siapapun yang ingin masuk kekamar itu, sebab kamar itu bukanlah miliknya seorang, karena di kamar itu masih ada barang-barang dari pemilik lamanya, yaitu Rido, dan dia pasti akan masuk kekamar itu jika dia membutuhkan barang-barangnya.

Karena memikirkan itulah Karin membuka kembali kunci pintu tersebut, dan membiarkan pintu itu tertutup tanpa menguncinya. Lalu kemudian Karin pun merebahkan tubuhnya ditempat tidur, dia sungguh letih tapi tidak bisa langsung memejamkan matanya. Karin berbalik gelisah ke kanan dan ke kiri, dia terlihat tidak nyaman karena kamar itu terasa panas bagi Karin.

Bahkan titik-titik keringat telah mulai bermunculan membasahi wajahnya, dan perlahan kulitnya pun mulai terlihat memerah. Cukup lama Karin mencoba menahan diri, hingga akhirnya dia pun kembali bangun, lalu duduk, dan mendekati sebuah jendela yang berada didekat tempat tidur.

Perlahan tangan Karin membuka jendela itu, dan saat jendela itu dibuka.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 Kisah Karin dan Dirga 1
24 Kisah Karin dan Dirga 2
25 Kisah Karin dan Dirga 3
26 Kisah Karin dan Dirga 4
27 Kisah Karin dan Dirga 5
28 Kisah Karin dan Dirga 6
29 Kisah Karin dan Dirga 7
30 Kisah Karin dan Dirga 8
31 Kisah Karin dan Dirga 9
32 Kisah Karin dan Dirga 10
33 Kisah Karin dan Dirga 11
34 Kisah Karin dan Dirga 12
35 Kisah Karin dan Dirga 13
36 Kisah Karin dan Dirga 14
37 Kisah Karin dan Dirga 15
38 Kisah Karin dan Dirga 16
39 Kisah Karin dan Dirga 17
40 Kisah Karin dan Dirga 18
41 Kisah Karin dan Dirga 19
42 kisah Karin dan Dirga 20
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 Pernikahan Romantic Elegant
50 Anaknya Mirip Pak Dirga
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 Biang gosip
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 libur
68 67
69 Garis dua
70 69
71 Foto-foto memalukan
72 Lelah
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 Manis
87 Duda tua
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 So sweet
104 Senandung rindu.
105 Slek
106 ada yang baru
107 Kruuuuk
108 Lamaran Sakira
109 tangisan disaat bahagia 1
110 Tangisan disaat bahagia 2
111 tangisan disaat bahagia 3
112 awal kehancuran
113 Berubah sedrastis itu
114 hidup atau mati sama saja
115 ingin meninggalkan ku
116 Sangat lemah
117 kabar bahagia disaat sedih.
118 menyesal
119 keputusan yang tepat
120 Kenangan masa lalu
121 bisakah kamu hidup tanpa ku
122 seorang ibu membujuk seorang ibu
123 Semuanya baik-baik saja
124 Sudah mau pergi
125 jadi lebih pemarah
126 belum terbiasa
127 panggil tukang derek
128 tukang gosip
129 tour and travel
130 KTP
131 Buku tabungan Dirga
132 Teman
133 Akhirnya sampai juga
134 Dia sudah disini
135 Matang
136 video call
137 kalau sudah janji harus ditepati
138 Bertemu Abi
139 Diantar pulang
140 Bau asap rokok
141 gadis melahirkan anak
142 yang membuatnya banyak
143 curiga
144 dilabrak tanpa alasan yang jelas
145 Bayi berambut ikal
146 sini sama mimi
147 pura-pura
148 hanya numpang diperut
149 kiriman
150 terjerumus semakin dalam
151 salah dengar
152 salam untuk ayah dan ibu
153 pergi dengan siapa
154 apaan sih nih orang
155 pasar seni
Episodes

Updated 155 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
Kisah Karin dan Dirga 1
24
Kisah Karin dan Dirga 2
25
Kisah Karin dan Dirga 3
26
Kisah Karin dan Dirga 4
27
Kisah Karin dan Dirga 5
28
Kisah Karin dan Dirga 6
29
Kisah Karin dan Dirga 7
30
Kisah Karin dan Dirga 8
31
Kisah Karin dan Dirga 9
32
Kisah Karin dan Dirga 10
33
Kisah Karin dan Dirga 11
34
Kisah Karin dan Dirga 12
35
Kisah Karin dan Dirga 13
36
Kisah Karin dan Dirga 14
37
Kisah Karin dan Dirga 15
38
Kisah Karin dan Dirga 16
39
Kisah Karin dan Dirga 17
40
Kisah Karin dan Dirga 18
41
Kisah Karin dan Dirga 19
42
kisah Karin dan Dirga 20
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
Pernikahan Romantic Elegant
50
Anaknya Mirip Pak Dirga
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
Biang gosip
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
libur
68
67
69
Garis dua
70
69
71
Foto-foto memalukan
72
Lelah
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
Manis
87
Duda tua
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
So sweet
104
Senandung rindu.
105
Slek
106
ada yang baru
107
Kruuuuk
108
Lamaran Sakira
109
tangisan disaat bahagia 1
110
Tangisan disaat bahagia 2
111
tangisan disaat bahagia 3
112
awal kehancuran
113
Berubah sedrastis itu
114
hidup atau mati sama saja
115
ingin meninggalkan ku
116
Sangat lemah
117
kabar bahagia disaat sedih.
118
menyesal
119
keputusan yang tepat
120
Kenangan masa lalu
121
bisakah kamu hidup tanpa ku
122
seorang ibu membujuk seorang ibu
123
Semuanya baik-baik saja
124
Sudah mau pergi
125
jadi lebih pemarah
126
belum terbiasa
127
panggil tukang derek
128
tukang gosip
129
tour and travel
130
KTP
131
Buku tabungan Dirga
132
Teman
133
Akhirnya sampai juga
134
Dia sudah disini
135
Matang
136
video call
137
kalau sudah janji harus ditepati
138
Bertemu Abi
139
Diantar pulang
140
Bau asap rokok
141
gadis melahirkan anak
142
yang membuatnya banyak
143
curiga
144
dilabrak tanpa alasan yang jelas
145
Bayi berambut ikal
146
sini sama mimi
147
pura-pura
148
hanya numpang diperut
149
kiriman
150
terjerumus semakin dalam
151
salah dengar
152
salam untuk ayah dan ibu
153
pergi dengan siapa
154
apaan sih nih orang
155
pasar seni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!