15

Linda menyuapi Karin seperti seorang ibu yang sedang menyuapi anaknya yang masih kecil, seperti yang sering ia lakukan sejak dulu, meski sekarang Karin sudah besar namun dia masih sering menyuapi Karin seperti itu, setiap Karin berada didekatnya.

Membuat Nita merasa iri melihat kedekatan antara Linda dan Karin, karena seharusnya yang diposisi Linda itu adalah dia. Nita sungguh tidak suka melihat Linda yang sedang menyuapi Karin, dan rasanya dia ingin mendorong Linda, mengusirnya dan memintanya untuk menjauhi Karin.

Tapi dia tidak melakukannya dan saat melihat apa yang dilakukan Linda itu, justru membuatnya kembali teringat ke masa lalu, akan apa yang pernah ia lakukan kepada Karin di masa lalu.

Kembali ke masa lalu.

Ingatan Nita kembali ke masa lalu ketika Karin masih berusia tiga tahun, saat dia sedang menyuapi Sakira dan Sahira makan siang.

"ayo Sakira makannya jangan main-main, kunyah makanannya yang benar!" tutur Nita ketika dia sedang menyuapi Sakira dan Sahira, saat Sakira terlihat sedang main-main mengunyah makanan di mulutnya, yang sudah hampir sepuluh menit namun tetap juga masih ada didalam mulutnya, dan tak kunjung ditelannya.

"iya ma" jawab Sakira tidak terlalu serius, karena meskipun berkata iya dia tetap tidak menelan makanannya. sebab Sakira memang terbilang cukup malas kalau makan dan lebih suka jajan.

"mama ak" kata Karin yang masih berusia tiga tahun itu, mendekati Nita dan membuka mulutnya, karena dia juga ingin disuapi oleh Nita. Namun Nita hanya diam melihatnya dan enggan untuk menyuapi.

"mama ak, Karin juga mau makan mama" tutur Karin lagi masih dengan membuka mulutnya, karena Nita tak kunjung juga menyuapinya. Padahal Sakira dan Sahira terus disuapi olehnya.

"kamu juga mau makan?" ujar Nita kemudian setelah cukup lama hanya diam melihat Karin yang sedang membuka mulut didepannya, karena dia tidak ingin menyuapinya, namun tiba-tiba muncul sebuah ide gila di kepalanya saat dia melihat onggokan sambal dipinggir piring yang sedang dipegangnya.

"iya ma" jawab Karin kecil dengan mata berbinar, karena akhirnya mamanya bertanya dan mungkin juga akan menyuapi nya seperti kedua kakaknya.

"ya sudah buka mulut mu yang lebar, aku akan menyuapi mu." tutur Nita mulai mengambil sedikit nasi yang ada dipiring dan mengaduknya dengan banyak sambal, lalu kemudian menyuapinya kedalam mulut Karin.

"mama pedas!" seru Karin saat nasi yang penuh dengan sambal itu masuk kedalam mulut kecilnya, dan seketika membuat mukanya memerah karena rasa pedas yang ia rasakan. Namun alih-alih memberikan minum kepada Karin, Nita justru menutup mulut Karin

"telan!" kata Nita dengan penuh penekanan sembari menutup mulut Karin dengan telapak tangan kirinya, agar Karin tidak membuang makanan yang ada di mulutnya.

"hiks, hiks, hiks, pedas ma." tutur Karin mulai menangis saat Nita memaksanya, untuk menelan makanan yang sungguh terasa amat pedas bagi lidah dan tenggorokannya.

"mama tidak mau tau! Mama bilang telan, telan!" ujar Nita dengan membesarkan bola matanya dan mencubit paha Karin dengan kuat, setelah ia melepaskan tangannya dari mulut Karin.

"hiks, hiks, hiks, iya ma. Sakit ma. Tapi jangan cubit Karin lagi ma." tutur Karin dengan menangis setelah ia menelan makanan yang amat pedas di mulutnya, dan mengusap-usap pahanya yang kena cubit oleh Nita. sebab Nita mencubit paha Karin dengan sangat kuat hingga meninggal bekas warna biru, dan membuat Karin merasa sangat kesakitan.

Tapi Nita belum merasa puas dan kembali menjejalkan nasi penuh sambal itu kemulut kecil Karin, dia bahkan menjejalkan nya berkali-kali dengan kasar, hingga mulut gadis kecil itu semakin memerah dan airmata berlinang membasahi pipi lembutnya.

"Karin kenapa buk?" tanya Linda yang baru selesai mencuci baju dibelakang, saat dia mendengar suara tangisan Karin dan bergegas melihat Karin. Namun saat datang dia sudah melihat Karin yang sedang menangis dengan bibir berwarna merah, dengan tangan sembari mengusap-usap paha kanannya.

"tidak tahu!" jawab Nita tak acuh, namun Sahira yang melihat apa yang dilakukan Nita kepada Karin, tidak terima.

"Karin dicubit mama, dan dikasih makan cabe bu!" tutur Sahira jujur, karena tidak terima ibunya menyakiti adiknya.

"ya tuhan bu, ibu betul-betul keterlaluan dan kejam! Masa anak kecil ini ibu kasih cabe, hingga mulut merah seperti ini!" tutur Linda dengan nada terdengar marah saat mendengar pernyataan Sahira, lalu mengendong Karin dan bergegas memberikan air minum kepada Karin.

"siapa kamu berani berbicara seperti itu? Hanya pembantu, sok ikut campur!" ujar Nita sombong dan marah kepada Linda, karena Linda selalu ikut campur.

"saya memang hanya pembantu dirumah ini, dan juga bukan wanita yang melahirkan Karin! Tapi kasih sayang kepada Karin, tak akan dirugukan! Karena saya menyayangi Karin melebihi darah daging saya sendiri!" tutur Linda menjawab kesombongan Nita, lalu kemudian membawa Karin kedalam kamar, dia sungguh menyayangi Karin hingga dia tidak peduli jika Nita memecatnya, karena dia sungguh tidak terima jika Nita menyakiti Karin.

Apalagi ketika dia melihat bekas cubitan Nita dipaha kecil Karin, yang meninggal jejak warna biru. Sungguh membuat hati Linda terluka dan terasa sangat sakit, seperti disayat oleh sembilu.

"kejam" tutur Linda dengan mata berkaca-kaca, sembari mengusap-usap dan mencium bekas cubitan Nita di paha karin, "maafkan ibu ya nak, lain kali ibu tidak akan lagi meninggalkan Karin terlalu lama bersamanya." ujar Linda terdengar seolah sedang berjanji kepada dirinya sendiri, lalu memeluk Karin dengan erat didalam pelukannya.

Kembali ke masa sekarang.

"sudah bu, Karin kenyang." tutur Karin lembut, menolak suapan bubur ayam dari Linda yang hanya tinggal beberapa suapan lagi, sembari memegangi perut ratanya yang serasa telah penuh.

"nanggung sayang, sedikit lagi ya nak" bujuk Linda masih mencoba untuk kembali menyuapi Karin, karena bubur ayam didalam mangkok yang ia pegang hanya tinggal sedikit lagi. Selain itu sebetulnya Linda juga ingin memberi Karin makan lebih banyak dari biasanya, agar tubuh Karin sedikit berisi, karena menurutnya Karin sangat kurus.

"tapi bu, Karin sudah sangat kenyang." Tolak Karin dengan lembut dan sopan kepada wanita yang telah membesarkannya itu, dan dia tidak berbohong karena dia betul-betul telah kenyang. Sebab sebetulnya dia sudah makan melebihi dari posisinya.

"kalau gitu sesuap lagi ya" bujuk Linda masih berusaha agar Karin masih mau makan, walau hanya sesuap lagi. Tanpa mempedulikan orang yang terus melihat dengan tatapan tidak suka.

Karena Nita dan Sahira terus memperhatikan apa yang dilakukan oleh Linda, terlebih Nita yang menatap seakan ingin membunuh Linda hanya dengan mengunakan tatapan mata.

"hmm, tapi satu ini lagi aja ya bu." tutur Karin menyerah dengan bujukan ibunya, dan akhirnya kembali membuka mulutnya.

"iya nak, hanya satu ini lagi saja." ujar Linda sembari menyuapkan Karin satu sendok lagi, dan, "nah sudah." tuturnya kemudian setelah berhasil menyuapkan Karin satu suapan lagi, lalu kemudian meletakkan sendok ditangannya kedalam mangkok yang masih ia pegang.

"terimakasih bu." ucap Karin dengan sangat hangat sembari menatap wanita dihadapannya itu.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 Kisah Karin dan Dirga 1
24 Kisah Karin dan Dirga 2
25 Kisah Karin dan Dirga 3
26 Kisah Karin dan Dirga 4
27 Kisah Karin dan Dirga 5
28 Kisah Karin dan Dirga 6
29 Kisah Karin dan Dirga 7
30 Kisah Karin dan Dirga 8
31 Kisah Karin dan Dirga 9
32 Kisah Karin dan Dirga 10
33 Kisah Karin dan Dirga 11
34 Kisah Karin dan Dirga 12
35 Kisah Karin dan Dirga 13
36 Kisah Karin dan Dirga 14
37 Kisah Karin dan Dirga 15
38 Kisah Karin dan Dirga 16
39 Kisah Karin dan Dirga 17
40 Kisah Karin dan Dirga 18
41 Kisah Karin dan Dirga 19
42 kisah Karin dan Dirga 20
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 Pernikahan Romantic Elegant
50 Anaknya Mirip Pak Dirga
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 Biang gosip
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 libur
68 67
69 Garis dua
70 69
71 Foto-foto memalukan
72 Lelah
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 Manis
87 Duda tua
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 So sweet
104 Senandung rindu.
105 Slek
106 ada yang baru
107 Kruuuuk
108 Lamaran Sakira
109 tangisan disaat bahagia 1
110 Tangisan disaat bahagia 2
111 tangisan disaat bahagia 3
112 awal kehancuran
113 Berubah sedrastis itu
114 hidup atau mati sama saja
115 ingin meninggalkan ku
116 Sangat lemah
117 kabar bahagia disaat sedih.
118 menyesal
119 keputusan yang tepat
120 Kenangan masa lalu
121 bisakah kamu hidup tanpa ku
122 seorang ibu membujuk seorang ibu
123 Semuanya baik-baik saja
124 Sudah mau pergi
125 jadi lebih pemarah
126 belum terbiasa
127 panggil tukang derek
128 tukang gosip
129 tour and travel
130 KTP
131 Buku tabungan Dirga
132 Teman
133 Akhirnya sampai juga
134 Dia sudah disini
135 Matang
136 video call
137 kalau sudah janji harus ditepati
138 Bertemu Abi
139 Diantar pulang
140 Bau asap rokok
141 gadis melahirkan anak
142 yang membuatnya banyak
143 curiga
144 dilabrak tanpa alasan yang jelas
145 Bayi berambut ikal
146 sini sama mimi
147 pura-pura
148 hanya numpang diperut
149 kiriman
150 terjerumus semakin dalam
151 salah dengar
152 salam untuk ayah dan ibu
153 pergi dengan siapa
154 apaan sih nih orang
155 pasar seni
Episodes

Updated 155 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
Kisah Karin dan Dirga 1
24
Kisah Karin dan Dirga 2
25
Kisah Karin dan Dirga 3
26
Kisah Karin dan Dirga 4
27
Kisah Karin dan Dirga 5
28
Kisah Karin dan Dirga 6
29
Kisah Karin dan Dirga 7
30
Kisah Karin dan Dirga 8
31
Kisah Karin dan Dirga 9
32
Kisah Karin dan Dirga 10
33
Kisah Karin dan Dirga 11
34
Kisah Karin dan Dirga 12
35
Kisah Karin dan Dirga 13
36
Kisah Karin dan Dirga 14
37
Kisah Karin dan Dirga 15
38
Kisah Karin dan Dirga 16
39
Kisah Karin dan Dirga 17
40
Kisah Karin dan Dirga 18
41
Kisah Karin dan Dirga 19
42
kisah Karin dan Dirga 20
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
Pernikahan Romantic Elegant
50
Anaknya Mirip Pak Dirga
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
Biang gosip
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
libur
68
67
69
Garis dua
70
69
71
Foto-foto memalukan
72
Lelah
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
Manis
87
Duda tua
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
So sweet
104
Senandung rindu.
105
Slek
106
ada yang baru
107
Kruuuuk
108
Lamaran Sakira
109
tangisan disaat bahagia 1
110
Tangisan disaat bahagia 2
111
tangisan disaat bahagia 3
112
awal kehancuran
113
Berubah sedrastis itu
114
hidup atau mati sama saja
115
ingin meninggalkan ku
116
Sangat lemah
117
kabar bahagia disaat sedih.
118
menyesal
119
keputusan yang tepat
120
Kenangan masa lalu
121
bisakah kamu hidup tanpa ku
122
seorang ibu membujuk seorang ibu
123
Semuanya baik-baik saja
124
Sudah mau pergi
125
jadi lebih pemarah
126
belum terbiasa
127
panggil tukang derek
128
tukang gosip
129
tour and travel
130
KTP
131
Buku tabungan Dirga
132
Teman
133
Akhirnya sampai juga
134
Dia sudah disini
135
Matang
136
video call
137
kalau sudah janji harus ditepati
138
Bertemu Abi
139
Diantar pulang
140
Bau asap rokok
141
gadis melahirkan anak
142
yang membuatnya banyak
143
curiga
144
dilabrak tanpa alasan yang jelas
145
Bayi berambut ikal
146
sini sama mimi
147
pura-pura
148
hanya numpang diperut
149
kiriman
150
terjerumus semakin dalam
151
salah dengar
152
salam untuk ayah dan ibu
153
pergi dengan siapa
154
apaan sih nih orang
155
pasar seni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!