"aku tahu tapi dia sudah mati! Dan sekarang kamu akan menjadi milikku!" jawab Yuda dingin dan mulai meremas dada besar Nita, karena sedang hamil dan mengandung ASI.
"aaaaaa!" pekik Nita kesakitan ketika Yuda meremas dadanya yang besar kencang dan padat, karena sebelum putranya meninggal dia masih menyusuinya. Seketika membuat baju daster dibagian dada Nita basah, oleh ASI nya yang keluar akibat remasan tangan tangan Yuda.
Dan saat melihat itu Yuda kembali menyeringai, lalu dengan paksa membuka baju Nita. Karena dia sudah tidak sabar ingin menikmati ASI itu dan merasakan bagaimana rasanya, sebab selama ini dia selalu berfantasi dan membayangkan bagaimana rasanya, setiap kali dia melihat Nita yang sedang menyusui anaknya.
Yuda terlihat sangat tidak sabar, dan mulai mencicipi ASI Nita setelah baju Nita terbuka. Dia menjilat dan menghisapnya dengan sangat rakus, membuat Nita berkali-kali meringis karena rasa sakit dan juga jijik.
Apa lagi ketika Yuda menggigit-gigit pucuk dadanya dengan pelan, dan sengaja memberikan rangsangan kepada Nita, agar Nita bereaksi dan bergairah, namun apa yang dilakukan Yuda tersebut sungguh membuat Nita jijik, dan rasanya ingin menendang dan mendorong Yuda menjauh dari dari tubuhnya.
Namun sayangnya tenaga Nita tidak sekuat Yuda, selain itu perutnya yang besar juga menghalangi pergerakannya. Dan dia tidak bisa menendang Yuda, karena Yuda berada ditengah antara kedua pahanya.
"ternyata rasa sangat enak!" tutur Yuda mengomentari rasa ASI Nita, setelah dia mencobanya dan kembali mengisapnya.
"aaaaaa! Hentikan!" pekik Nita lagi dan kembali marah saat Yuda mulai kembali meremas dadanya, sementara mulut Yuda tetap menghisap pucuk dada Nita, dan terus menikmati ASI nya.
"kecilkan suaramu Nita, kalau tidak kamu akan membangun anak-anak mu yang lain!" seru Yuda mulai mencium bibir Nita, dan memaksa Nita untuk menelan ludahnya, dia juga memaksa Nita untuk membuka mulut dan menerima lidahnya, untuk bermain didalam mulutnya.
Namun Nita terus menerus mencoba menolaknya, dengan memiringkan kepalanya ke kanan dan ke kiri, hingga akhirnya Yuda semakin kesal dan akhirnya menggigit bibir Nita sampai berdarah.
Lalu melepas celana Nita dan membuka kedua paha Nita lebar-lebar, dan tanpa menunggu lama dia pun langsung memasukkan milik yang telah berdiri sejak tadi ke milik Nita, dan menutup mulut Nita dengan telapak tangannya untuk meredam jeritan Nita.
"hmmmm!" pekik Nita kesakitan meski Yuda membekap mulutnya. Namun dapat didengar oleh Yuda dan terdengar sangat merdu ditelinga Yuda, membuat Yuda semakin bergairah dan bersemangat menyentuhnya.
Sementara Nita begitu tersiksa dan merintih kesakitan saat Yuda menyentuhnya, area berharga miliknya bahkan terasa sangat pedih dan panas, dan mungkin telah lecet karena dia sungguh tidak menikmati apa yang dilakukan Yuda kepadanya, selain rasa jijik dan benci.
Dia bahkan rasanya ingin mencakar wajah Yuda, dan meludahinya berkali-kali, sangking jijik dan bencinya. namun dia tidak bisa melakukannya selain merintih kesakitan, "ah, ah!" karena Yuda menahan kedua tangan Nita dan terus mencabut dan memasukkan miliknya ke milik Nita, meski milik Nita telah berubah kemerahan dan terlihat mulai bengkak.
Namun Yuda tetap melanjutkannya hingga dia puas dan memuntahkan cairannya, didalam mulut rahim Nita.
"kamu tidak boleh menyakitinya Nita," kata Yuda lembut sembari mencium perut Nita, setelah dia selesai menyentuh Nita. "kamu harus melahirkannya. Karena dia adalah saksi cinta kita, dan aku menginginkannya!" tutur Yuda melanjutkan perkataannya.
"baj*Ngan! Menjauh dari tubuhku!" kata Nita dengan mata penuh kilatan kemarahan dan mendorong Yuda agar menjauh dari tubuhnya, karena dia sungguh merasa jijik atas apa yang dilakukan Yuda kepadanya, selain itu dia juga tidak menyukai Yuda yang usia dua belas tahun lebih tua darinya.
"tidak perlu marah Nita, karena setelah hari ini aku akan bertanggung jawab!" ujar Yuda dan mengelus perut Nita secara perlahan, sebab dia sangat suka melihat perut Nita yang buncit, karena sedang mengandung bayi.
Sementara Nita justru semakin membenci anak didalam kandungannya, dan semakin menyalahkannya atas apa yang dilakukan Yuda kepadanya. Dia bahkan mulai meminum berbagai obat untuk membunuh bayi didalam perutnya, setelah kejadian itu.
Meski seminggu setelah kejadian itu Yuda bertanggung jawab dan menikahinya, namun kebencian Nita kepada bayi dalam kandungannya semakin besar. Hingga bayi itu tidak kuat menahan obat-obatan yang selalu dikonsumsi oleh Nita, dan akhirnya lahir sebelum waktunya.
ketika itu saat tengah malam, Nita merasakan perutnya amat sakit namun dia berusaha untuk menahannya. Alih-alih mengatakan apa yang ia rasakan, Nita lebih memilih pergi kekamar mandi dan mencoba melahirkan bayi disana.
Dia menyiapkan apa saja yang ia butuhkan, seperti handuk, kain dan juga plastik kresek yang akan dia gunakan sebagai tempat untuk bayi yang akan dia lahirkan. Karena dia sangat berharap bayi yang akan dia lahirkan itu, lahir dalam keadaan tak bernyawa dan dia hanya tinggal membuangnya saja.
Itulah yang dipikirkan Nita ketika itu, meski saat berjuang seorang diri dia sangat menderita dan tersiksa. Bahkan terlihat sangat kepayahan dan berkali-kali terlihat lemas tak bertenaga, namun tekatnya untuk menyingkirkan bayi itu sangat kuat dan memberinya dorongan kekuatan.
"hmmmm! Pekik Nita dengan mulut menggigit handuk, ketika dia sedang mengejan dalam keadaan berjongkok lantai kamar mandi.
Keringat sebesar biji-biji jagung terlihat membasahi wajahnya, dia terlihat sangat kesulitan dan berkali-kali mengambil nafas dalam-dalam ketika dia merasa seperti kehabisan nafas. "ah, ah, huh, huh," nafas Nita ngos-ngosan.
Dan kemudian "hmmmmm!" ejannya lagi, mendorong dengan sekuat tenaga yang ia miliki agar bayinya segera keluar. "aaaaaa!" pekik Nita kemudian kesakitan, saat dia merasakan sesuatu akan keluar dari area berharga miliknya.
Namun saat merasakan perasaan sakit itu Nita merasa senang, karena rasa sakit itu artinya penderitanya akan segera berakhir. Karena akhirnya bayi yang tak diinginkannya itu lahir, saat bayi itu lahir Nita merasa sangat senang, karena bayi itu lahir dalam keadaan hening dan bahkan tak bergerak.
Tak sedikit pun guratan rasa sedih diwajahnya, saat melihat bayi tak menangis dan tak bergerak yang tergeletak dilantai dimana ia sedang berjongkok, dia bahkan ingin menyentuh bayi itu hanya untuk sekedar memastikan, apakah bayi itu betul-betul lahir dalam keadaan mati?! Namun belum sempat dia menyentuhnya Yuda sesudah lebih dulu membuka pintu kamar mandi.
"Nita apa yang sedang kamu lakukan dikamar mandi? Kenapa lama sekali?" tanya Yuda saat membuka pintu dan belum melihat bayi Nita yang tergeletak dilantai, "astaga Nita!" ujar Yuda kemudian setelah dia melihat Nita dan bayinya.
"kenapa kamu melahirkan disini? Dan kenapa kamu tidak mengatakan kalau perutmu sakit?" cerca Yuda bertanya dan langsung mengangkat tubuh Nita yang bergelimang darah, lalu membaringkannya di kasur dan kemudian berlari kembali kekamar mandi, untuk mengambil bayi yang dilahirkan oleh Nita.
Yuda mengangkat bayi itu dengan sangat hati-hati, dan menutupi tubuh bayi itu dengan kain, lalu meminta tolong kepada tetangga dan membawa Nita serta bayinya kerumah sakit. Meski bayi itu tidak menangis dan terlihat seperti tidak bernyawa, namun saat Yuda mengangkat bayi itu dia melihat bahwa jari tangan bayi itu bergerak.
Gerakannya sangat pelan, namun Yuda melihatnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 155 Episodes
Comments