5

Rumah sakit.

"bagaimana dengan anak saya dok?" tanya Yuda kepada seorang pria yang mengenakan jas putih, yang baru saja keluar dari ruang NICU. Pria itu lebih tua sedikit darinya.

"saya tidak bisa memberi harapan terlalu banyak. Bayi bapak dipaksa lahir sebelum waktunya, dia lahir dengan tubuh kecil dan sangat lemah, selain itu kulitnya juga bermasalah!" tutur dokter itu dengan raut wajah sedih, mencoba menjelaskan tentang kondisi bayi Nita, yang baru saja ditangani olehnya.

"kulitnya bermasalah? Maksud dokter?" tanya Yuda tidak mengerti.

"sepertinya selama hamil istri bapak sering mengonsumsi obat-obat keras, dan itu berimbas kepada bayi bapak, membuat bayi bapak kelebihan suatu zat yang menyebabkan kulitnya menjadi sensitif dan mudah mengelupas, meski disentuh dengan sangat lembut. Dengan kulit seperti itu dan kondisi tubuh yang sangat lemah, kemungkinan bayi bapak bisa bertahan hidup itu sangat mustahil. dan saya tidak ingin memberikan bapak sebuah harapan palsu. Kemungkinan bayi bapak hanya akan bertahan selama seminggu, jika dia bisa hidup lebih dari itu! Itu adalah sebuah mukjizat." terang dokter itu sembari menepuk punggung Yuda, untuk memberi Yuda sebuah kekuatan agar bisa menerima semuanya.

Dan seketika membuat Yuda tertegun, "lalu dok bagaimana dengan istri saya?" tanya Yuda lagi setelah diam sesaat dan kemudian kembali teringat akan Nita, yang beberapa saat lalu juga ditangani oleh dokter itu.

"istri bapak tidak ada masalah, dia hanya perlu istirahat yang cukup untuk memulihkan kondisinya pasca melahirkan." ujar dokter itu karena memang tidak ada masalah terhadap Nita, selain hanya tubuh yang sedikit lemah karena baru saja habis melahirkan.

"Nita, bisa katakan padaku selama kamu hamil apakah sering minum obat-obat keras, tanpa resep dokter?" tanya Yuda begitu dia memasuki ruang dimana Nita sedang dirawat, dan kebetulan diruangan itu hanya ada mereka berdua.

"tidak! Memang kenapa?" jawab Nita dan bertanya dengan acuh tak acuh, tanpa melihat wajah Yuda yang sedang berdiri disebelah kiri ranjangnya. Yang menatapnya dengan ekspresi wajah geram dan tidak menyangka bahwa Nita setega itu kepada bayinya.

"dokter bilang, selama hamil kamu sering mengonsumsi obat-obat tanpa resep dokter. Dan itu berimbas buruk kepada bayi mu. Dokter juga bilang mungkin dia tidak akan bertahan lebih dari seminggu!" tutur Yuda dengan menatap ekspresi wajah Nita dalam-dalam, karena dia ingin melihat apakah Nita benar-benar tidak menginginkan bayi itu.

"oh!" kata Nita terlihat tidak perduli dan tanpa sedikitpun ada kesedihan dimatanya, setelah mengetahui tentang keadaan bayinya.

"Hanya oh?!" ujar Yuda mulai geram, dan menatap Nita dengan tatapan tidak mengerti, bagaimana seorang ibu bisa memiliki hati yang begitu dingin terhadap anaknya sendiri.

"iya, hanya oh! Memangnya aku harus berkata apa lagi? Lagi pula selama ini kamu juga tahu bahwa aku tidak menginginkan bayi itu!" jawab Nita dingin, dengan ekspresi wajah datar dan terlihat sungguh tidak acuh.

"aku tidak menyangka ternyata kamu benar-benar ibu yang kejam Nita, dan aku hanya bisa berharap suatu hari nanti kamu akan menyesali perbuatan kamu ini!" kecam Yuda, dan terlihat sangat kecewa terhadap Nita.

"aku tidak akan pernah menyesalinya, dan aku berharap anak itu betul-betul tidak akan memiliki umur yang panjang!" timpal Nita menjawab perkataan Yuda, dengan begitu mudahnya mengatakan perkataan itu.

Seolah tidak takut kalau perkataan itu dikabulkan oleh tuhan, namun sepertinya tuhan hanya mendengar doa seorang ibu yang baik, karena setelah Nita mengucapkan perkataan itu. Kondisi bayinya pun berangsur-angsur membaik, dia tumbuh menjadi bayi yang sangat cantik.

Dokter yang menanganinya dan merawatnya selama dirumah sakit, sangat menyayanginya dan memberinya nama Karin. Karena dia yang merawat Karin selama lebih dari dua bulan, dan menganggap Karin seperti anaknya sendiri. Jadi sebagai kenang-kenangan sebelum Karin keluar dari rumah sakit, beliau meminta kepada Yuda untuk memberikan nama itu.

🌾🌾🌾🌾

Kembali ke masa sekarang.

"Nita, apa yang sedang kamu pikirkan?" pertanyaan Yuda mengagetkan Nita dari lamunan, dan membuat Nita tersentak lalu memandang kearah Yuda.

"apakah kamu pernah menghubungi Linda dan mencari tahu tentang keberadaan anak itu?" tanya Nita secara tiba-tiba setelah dia melihat kearah Yuda.

"pernah! Tapi setelah satu tahun kita pergi nomor telepon Linda tak aktif lagi, dia tidak bisa dihubungi dan putus komunikasi, lalu saat aku kembali ke kampung untuk menjemput Karin, Linda sudah tidak tinggal disana. Dia sudah pindah ke kota lain." jelas Yuda mengerti siapa yang sebetulnya sedang ditanyakan oleh Nita, meski Nita tidak menyebutkan namanya. "bukankah dulu aku sudah mengatakannya kepada mu, ketika aku baru kembali dari kampung?! tapi saat itu kamu sungguh tidak acuh, kamu sungguh tidak peduli akan nasib anakmu sendiri!" seru Yuda lagi menyalahkan Nita dan menyesali perbuatan Nita.

Dia juga berharap andai dulu Nita bersikap dewasa, mungkin mereka tidak akan kehilangan Karin, dan Karin akan tetap bersama mereka. "kenapa?" tanya Yuda mulai menyadari sesuatu dan melihat wajah Nita, "Kenapa kamu tiba-tiba bertanya tentang Karin? Apakah kamu mulai merindukannya?" tebak Yuda kemudian setelah dia mengamati wajah Nita, dan menyesali perasaan rindu Nita yang menurut Yuda datang setelah terlambat.

"hiks, hiks, hiks, hiks" tangis Nita pecah setelah dia mendengar perkataan Yuda, karena dia sudah tidak bisa lagi menahannya, "kamu pasti ingin mencemooh dan mencerca ku! Aku terima, karena ini memang salah ku. Aku adalah ibu yang jahat, aku tidak pantas menjadi seorang ibu. Dan tuhan sekarang sedang menghukum ku dengan perasaan rindu yang begitu menyesakkan dada. Aku bahkan tidak bisa bernafas, karena perasaan rindu itu terasa begitu menyesakkan dan menekan paru-paruku." tutur Nita dan meraung dengan penuh penyesalan, dan berkali-kali memukul-mukul dadanya untuk mengurangi rasa sesak yang ia rasakan di dadanya.

Membuat anak-anaknya yang lain mendengar suara tangisannya, dan berlari kekamar Nita, untuk mengetahui apa yang sebetulnya terjadi kepada ibu mereka.

"papa, mama kenapa?" tanya Sakira, Sahira dan Rido bersamaan, begitu mereka masuk kekamar orang tua mereka, dan mendapati Nita yang sedang menangis sambil meraung ditempat tidur, dan berkali-kali memukuli dadanya sendiri.

"kalian tanyakan lah sendiri kepada mama kalian!" jawab Yuda malas dan enggan, lalu beranjak meninggalkan Nita dan lebih memilih untuk duduk di teras depan, seorang diri.

"mama, sebetulnya ada apa?" tanya Sakira sambil memeluk Nita, dan mencoba menenangkan ibunya agar ibunya tidak lagi memukuli dadanya sendiri.

"iya ma, sebetulnya mama kenapa?" tanya Sahira yang juga cemas, dan merasa penasaran mengapa tiba-tiba ibunya menangis seperti itu.

"apakah mama bertengkar dengan papa?" tanya Rido dan mulai duduk disebelah Nita, karena selama ini mereka bertiga tidak pernah melihat kedua orang tua mereka bertengkar, dan ini adalah yang pertama kalinya ibu mereka membuat mereka cemas seperti ini.

"tidak ada, mama tidak bertengkar dengan papa. mama tiba-tiba hanya merasakan sesak dan ingin menangis." tutur Nita menjawab pertanyaan anak-anaknya, dan menyeka air matanya. Karena dia tidak ingin anak-anaknya mengetahui apa yang pernah ia lakukan dimasa lalu.

Episodes
1 1
2 2
3 3
4 4
5 5
6 6
7 7
8 8
9 9
10 10
11 11
12 12
13 13
14 14
15 15
16 16
17 17
18 18
19 19
20 20
21 21
22 22
23 Kisah Karin dan Dirga 1
24 Kisah Karin dan Dirga 2
25 Kisah Karin dan Dirga 3
26 Kisah Karin dan Dirga 4
27 Kisah Karin dan Dirga 5
28 Kisah Karin dan Dirga 6
29 Kisah Karin dan Dirga 7
30 Kisah Karin dan Dirga 8
31 Kisah Karin dan Dirga 9
32 Kisah Karin dan Dirga 10
33 Kisah Karin dan Dirga 11
34 Kisah Karin dan Dirga 12
35 Kisah Karin dan Dirga 13
36 Kisah Karin dan Dirga 14
37 Kisah Karin dan Dirga 15
38 Kisah Karin dan Dirga 16
39 Kisah Karin dan Dirga 17
40 Kisah Karin dan Dirga 18
41 Kisah Karin dan Dirga 19
42 kisah Karin dan Dirga 20
43 43
44 44
45 45
46 46
47 47
48 48
49 Pernikahan Romantic Elegant
50 Anaknya Mirip Pak Dirga
51 51
52 52
53 53
54 54
55 55
56 56
57 Biang gosip
58 58
59 59
60 60
61 61
62 62
63 63
64 64
65 65
66 66
67 libur
68 67
69 Garis dua
70 69
71 Foto-foto memalukan
72 Lelah
73 72
74 73
75 74
76 75
77 76
78 77
79 78
80 79
81 80
82 81
83 82
84 83
85 84
86 Manis
87 Duda tua
88 87
89 88
90 89
91 90
92 91
93 92
94 93
95 94
96 95
97 96
98 97
99 98
100 99
101 100
102 101
103 So sweet
104 Senandung rindu.
105 Slek
106 ada yang baru
107 Kruuuuk
108 Lamaran Sakira
109 tangisan disaat bahagia 1
110 Tangisan disaat bahagia 2
111 tangisan disaat bahagia 3
112 awal kehancuran
113 Berubah sedrastis itu
114 hidup atau mati sama saja
115 ingin meninggalkan ku
116 Sangat lemah
117 kabar bahagia disaat sedih.
118 menyesal
119 keputusan yang tepat
120 Kenangan masa lalu
121 bisakah kamu hidup tanpa ku
122 seorang ibu membujuk seorang ibu
123 Semuanya baik-baik saja
124 Sudah mau pergi
125 jadi lebih pemarah
126 belum terbiasa
127 panggil tukang derek
128 tukang gosip
129 tour and travel
130 KTP
131 Buku tabungan Dirga
132 Teman
133 Akhirnya sampai juga
134 Dia sudah disini
135 Matang
136 video call
137 kalau sudah janji harus ditepati
138 Bertemu Abi
139 Diantar pulang
140 Bau asap rokok
141 gadis melahirkan anak
142 yang membuatnya banyak
143 curiga
144 dilabrak tanpa alasan yang jelas
145 Bayi berambut ikal
146 sini sama mimi
147 pura-pura
148 hanya numpang diperut
149 kiriman
150 terjerumus semakin dalam
151 salah dengar
152 salam untuk ayah dan ibu
153 pergi dengan siapa
154 apaan sih nih orang
155 pasar seni
Episodes

Updated 155 Episodes

1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
12
13
13
14
14
15
15
16
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
Kisah Karin dan Dirga 1
24
Kisah Karin dan Dirga 2
25
Kisah Karin dan Dirga 3
26
Kisah Karin dan Dirga 4
27
Kisah Karin dan Dirga 5
28
Kisah Karin dan Dirga 6
29
Kisah Karin dan Dirga 7
30
Kisah Karin dan Dirga 8
31
Kisah Karin dan Dirga 9
32
Kisah Karin dan Dirga 10
33
Kisah Karin dan Dirga 11
34
Kisah Karin dan Dirga 12
35
Kisah Karin dan Dirga 13
36
Kisah Karin dan Dirga 14
37
Kisah Karin dan Dirga 15
38
Kisah Karin dan Dirga 16
39
Kisah Karin dan Dirga 17
40
Kisah Karin dan Dirga 18
41
Kisah Karin dan Dirga 19
42
kisah Karin dan Dirga 20
43
43
44
44
45
45
46
46
47
47
48
48
49
Pernikahan Romantic Elegant
50
Anaknya Mirip Pak Dirga
51
51
52
52
53
53
54
54
55
55
56
56
57
Biang gosip
58
58
59
59
60
60
61
61
62
62
63
63
64
64
65
65
66
66
67
libur
68
67
69
Garis dua
70
69
71
Foto-foto memalukan
72
Lelah
73
72
74
73
75
74
76
75
77
76
78
77
79
78
80
79
81
80
82
81
83
82
84
83
85
84
86
Manis
87
Duda tua
88
87
89
88
90
89
91
90
92
91
93
92
94
93
95
94
96
95
97
96
98
97
99
98
100
99
101
100
102
101
103
So sweet
104
Senandung rindu.
105
Slek
106
ada yang baru
107
Kruuuuk
108
Lamaran Sakira
109
tangisan disaat bahagia 1
110
Tangisan disaat bahagia 2
111
tangisan disaat bahagia 3
112
awal kehancuran
113
Berubah sedrastis itu
114
hidup atau mati sama saja
115
ingin meninggalkan ku
116
Sangat lemah
117
kabar bahagia disaat sedih.
118
menyesal
119
keputusan yang tepat
120
Kenangan masa lalu
121
bisakah kamu hidup tanpa ku
122
seorang ibu membujuk seorang ibu
123
Semuanya baik-baik saja
124
Sudah mau pergi
125
jadi lebih pemarah
126
belum terbiasa
127
panggil tukang derek
128
tukang gosip
129
tour and travel
130
KTP
131
Buku tabungan Dirga
132
Teman
133
Akhirnya sampai juga
134
Dia sudah disini
135
Matang
136
video call
137
kalau sudah janji harus ditepati
138
Bertemu Abi
139
Diantar pulang
140
Bau asap rokok
141
gadis melahirkan anak
142
yang membuatnya banyak
143
curiga
144
dilabrak tanpa alasan yang jelas
145
Bayi berambut ikal
146
sini sama mimi
147
pura-pura
148
hanya numpang diperut
149
kiriman
150
terjerumus semakin dalam
151
salah dengar
152
salam untuk ayah dan ibu
153
pergi dengan siapa
154
apaan sih nih orang
155
pasar seni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!