Bab 9. Rumah Sakit (1)

"Tuan.... " Raut wajah Emma menunjukkan kekhawatiran. Ia yang berdiri di samping belakang Conley hanya bisa tertunduk sambil menggenggam erat saputangannya.

Conley yang mendengar panggilan lirih Emma melirik sesaat pembantunya itu, kemudian ia menepuk lembut punggung tangan Emma, mencoba memberikan ketenangan.

"Selamat sore Tuan Conley, aku Letnan Troy Oswald dan ini rekanku Letnan Andre Sayegh. Kami dari Kepolisian Minnesota ingin meminta keterangan Anda berdua terkait peristiwa yang menimpa putri Anda, Daniella Conley. Apakah saat ini Anda ada waktu?"

"Sore juga, Letnan. Tapi saat ini aku sedang menunggu kabar dari dokter terkait perkembangan penanganan putriku. Bisakah dilakukan lain kali saja?"

"Baiklah kalau begitu. Kami menunggu kedatangan Anda dan istri besok pagi di kantor kami."

"Mohon maaf Letnan. Dia bukan istriku. Tapi pengurus rumah tanggaku."

"Oh Maaf Tuan Conley, kami tidak mengetahuinya. Kalau begitu kami sangat menantikan kedatangan Anda berdua besok di kantor kami."

"Baik, Letnan. Besok kami berdua akan datang."

"Kalau begitu kami permisi dulu. Masih ada tugas lain yang harus kami kerjakan."

"Silahkan, Letnan."

Kedua perwira polisi itu pun meninggalkan Conley dan Emma yang sedari tadi hanya berdiri diam dengan jantung yang berdebar kencang. Begitu kedua perwira polisi itu pergi, Emma mendudukkan bo ko ngnya di kursi tunggu, sembari menghela nafas.

"Tuan.. "

Conley yang baru saja duduk di samping Emma, sembari mengambil ponsel dari saku celananya karena adanya pesan masuk, seketika mengalihkan perhatian begitu mendengar Emma memanggilnya.

"Ya Emma."

"Aku takut, Tuan." Ujarnya sambil memain-mainkan saputangan yang ada dalam genggamannya dengan wajah tertunduk.

"Takut kenapa?" Tanya Conley dengan lembut. Ia menangkap kekhawatiran yang dalam dari nada suara Emma.

"Apakah kita nanti akan dipenjara, Tuan?"

Conley menarik nafas dalam. "Tidak semudah itu kita akan dipenjara, Emma. Ada proses yang panjang untuk menuju ke sana."

"Tapi aku takut jika itu benar-benar terjadi pada kita, Tuan." Seketika Emma memalingkan wajahnya, menatap Conley dengan raut khawatir.

"Emma. Dengarkan aku. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Percayalah padaku."

"Semua salahku, Tuan. Kenapa waktu itu aku membiarkan Nona sendirian di rumah. Seharusnya aku tidak meninggalkannya. Seharusnya, aku memaksanya untuk pergi bersamaku." Emma tertunduk sambil menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Ini semua bukan salahmu. Bukan salahku. Bukan juga salah Daniella. Bukan salah siapa-siapa. Ini murni kecelakaan. Kau dengar aku, Emma? Ini murni kecelakaan.. " Conley berusaha menenangkan Emma yang terlihat sedikit frustasi.

Emma hanya diam. Tak berselang lama, tubuhnya berguncang. Bersamaan dengan itu terdengar isak tangis tertahan, yang nyaris tidak terdengar. Melihat hal itu, Conley memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku celananya. Ia mendekati Emma. Kemudian merangkul tubuh wanita paruh baya itu sembari menepuk-nepuk pundaknya, pelan.

"Tenanglah Emma. Aku janji, semua akan baik-baik saja. Yang penting sekarang kita ikuti semua prosesnya."

Percakapan mereka terhenti begitu kedatangan dokter bedah anak, Dr. Bradley M. Rodgers, yang keluar dari ruang IGD.

"Selamat sore, Tuan Conley."

"Selamat sore Dokter." Jawab Conley dan Emma bersamaan. Melihat kehadiran dokter, mereka spontan berdiri, dan memusatkan perhatian pada informasi yang akan dokter itu berikan. Emma cepat mengusap matanya yang basah dengan saputangan yang ada dalam genggamannya.

"Jadi begini."

"Iya bagaimana, Dok? "

"Tadi pasien Daniella sempat sadarkan diri sebentar. Tapi kemudian ia mengeluh sakit yang teramat sangat pada kepala bagian belakangnya. Kami telah memberikan obat penenang. Sehingga saat ini, pasien Daniella kondisinya sedang tertidur. Untuk itu, kami perlu persetujuan Anda untuk dilakukan CT Scan. Agar kami bisa mengetahui penyebab sakit kepala yang dirasakan oleh pasien."

"Ya Tuhan." Mendengar hal itu, Conley sempat sedikit panik. Kemudian ia cepat menguasai dirinya kembali. "Lakukan Dok. Lakukanlah yang terbaik untuk putriku."

"Baik. Tuan. Kami akan segera melakukannya. Kalau begitu aku permisi dulu."

"Silahkan, Dok."

Dokter Bradley pun segera masuk ke dalam ruang IGD. Emma dan Conley kembali duduk di ruang tunggu.

"Semoga ini tak akan lama, Emma."

'Iya, Tuan."

Untuk meredakan kekhawatirannya, Conley berniat untuk mencari sedikit udara segar. "Aku ingin membeli kopi, kau mau aku bawakan apa, Emma?"

"Terserah Tuan saja." Jawab Emma singkat.

"Ya sudah. Aku pergi sebentar. Kau tunggulah di sini. Aku janji tidak akan lama."

"Baik, Tuan."

Conley segera berlalu. Dengan langkah lebar menuju kantin yang berada di sisi lain rumah sakit. Sementara itu Emma menunggu dengan hati resah. Ia berusaha menenangkan diri dengan menarik nafas dalam dan menghembuskan berulang kali. Dengan kepasrahan yang dalam, ia menyerahkan semua yang telah terjadi saat ini pada sang pencipta. Lalu ia mengepalkan tangannya di dada, seraya berdoa.

"Tuhan, ada banyak hal yang telah kami lalui bersama, mulai dari suka, duka, hingga hal-hal yang mengejutkan. Semuanya atas berkat penyertaan-Mu mempertemukan kami dengannya. Kami sangat menyayanginya, aku sudah menganggapnya seperti anakku sendiri. Nona Daniella sungguh anak yang berhati baik dan ceria. Namun kali ini, dia mendapat pencobaan, sakit yang begitu parah, membuat kami sangat khawatir. Kami mohon mukjizat dari-Mu, hilangkan penyakitnya dan bawalah pada kesembuhan. Kami yakin Engkau mampu. Haleluya, Ameen."

15 menit kemudian, Conley datang dengan membawa 2 cup kopi panas dan dua bungkus roti lapis.

"Ini. Makanlah."

"Terimakasih, Tuan."

"Kita harus sehat, Emma. Agar kita bisa menjaga Dani bergantian." Lanjutnya.

"Ya kau benar, Tuan."

Mereka pun menikmati makan mereka dalam diam. Tenggelam dengan pikiran masing-masing.

Satu jam berlalu. Seorang perawat mendatangi Conley dan Emma.

"Tuan Conley?"

"Ya..." Conley yang hampir tertidur di kursinya, langsung terkejut mendengar ada yang memangil namanya.

"Anda diminta ke ruangan dokter Bradley. Ada yang harus beliau jelaskan pada Anda."

"Baik, Sus." Conley bangkit dari duduknya. Kemudian melangkah dengan cepat mengikuti perawat itu.

"Aku boleh ikut ke ruangan, Dokter? " Tanya Emma tiba-tiba. Langkah mereka terhenti. Perawat itu pun terlihat berfikir sejenak.

"Nyonya siapanya pasien? "

"Dia pengasuh Daniella, Sus." Jawab Conley cepat.

"O Begitu. Ya sudah, boleh." Perawat muda itu pun melanjutkan langkahnya.

"Terimakasih, Sus."

Jawaban dari perawat itu membuat senyum Emma merekah. Segera ia bangkit dari duduknya dan dengan cepat mengikuti langkah Conley yang berjalan di belakang perawat berseragam hijau itu.

Tidak berapa jauh dari ruang IGD, dua ruangan setelahnya, perawat itu mengetuk pintu ruangan yang bertuliskan nama Dr Bradley M. Rodgers.

Tok.. Tok.. Tok..

Kemudian ia membuka pintu dan hanya menyembul kepalanya ke dalam ruangan.

"Dok. Orang tua dari pasien Daniella ada di sini."

"Ohh iya. Suruh mereka masuk." Dokter Bradley yang sedang memperhatikan hasil CT Scan melalui layar komputer, menggeser tubuhnya ke meja konsultasi dengan kursi beroda yang ia duduki.

"Baik, Dok." Perawat itu kemudian mempersilahkan Conley dan Emma masuk ke ruangan dokter. "Silahkan masuk. Dokter Bradley sudah menunggu Anda."

"Terimakasih, Sus." Ujar Conley. Mereka pun masuk ke ruangan Dokter.

.

.

.

Terpopuler

Comments

🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ🍟

🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ🍟

salahmu pak yang ngga peka sama anak sendiri 😒

2024-02-10

10

Riana

Riana

ikut deg deg an aku

jangan jangan berhasil obat awet muda ayahnya

2023-12-25

10

𝐀𝐥 𝐋𝐚𝐢𝐥_𝟐𝟏🅻 ᴅʟᴜɴᴀ

𝐀𝐥 𝐋𝐚𝐢𝐥_𝟐𝟏🅻 ᴅʟᴜɴᴀ

penasaran Sean Conley menikah blom yaak🤔

2023-12-23

10

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Keluarga Anthony Chavez
2 Bab 2. Gonggongan Bella Si Golden Retriever
3 Bab 3. Racun Sianida
4 Bab 4. Sean Conley Sang Ilmuan Biologi
5 Bab 5. "Cinta" Pertama Terasa Menyakitkan
6 Bab 6. Patah Hati Berkali-kali
7 Bab 7. Cinta Mania?
8 Bab 8. Aku Lakukan Ini Untukmu Ayah
9 Bab 9. Rumah Sakit (1)
10 Bab 10. Rumah Sakit (2)
11 Bab 11. Buku Ruth Hilang
12 Bab 12. Bukan Aku Pelakunya
13 Bab 13. Perundungan
14 Bab 14. Kecelakaan Yang Disengaja?
15 Bab 15. Pemakaman Betty Friedan
16 Bab 16. Analisis Eksperimental
17 Bab 17. Prototype GenX
18 Bab 18. "Pekerjaan" Membawa Petaka
19 Bab 19. Pindah Ke Ramsey
20 Bab 20. Pengintaian (1)
21 Bab 21. Pengintaian (2)
22 Bab 22. Pengintaian Yang Sia-Sia?
23 Bab. 23. Menuju Ramsey (1)
24 Bab 24. Menuju Ramsey (2)
25 Bab 25. Hari Pertama Di Ramsey
26 Bab 26. Menjauh Dari Rumah
27 Bab 27. Semoga Kau Baik-Baik Saja Dwayne
28 Bab 28. Dia Kekasihku (?)
29 29. Jiwa Paramedisku Menolak Meninggalkan Dia Di Sana
30 Bab 30. Godaan Danau Kecil Di Belakang Rumah
31 Bab 31. Daniella, Bagaimana Kau Melakukannya?
32 Bab 32. Sean Conley Profesor Misterius ?
33 Bab 33. Menuju Minnesota
34 Bab 34. Safe Deposit Box Untuk Alyssa
35 Bab 35. Di Tantang Bruno Kawe
36 Bab 36. Bruno Kawe Paling Oke
37 Bab 37. Jangan Main Api, Mia
38 Bab 38. Interogasi Cindy Davis (1)
39 Bab 39. Interogasi Cindy Davis (2)
40 Bab 40. Rencana Pemanggilan Ke 2
41 Bab 41. Nafsu Membawa Sengsara
42 Bab 42. Uang Damai ?
43 Bab 43. Panggilan Darurat
44 Bab 44. Di Kantor Sheriff
45 Bab 45. Don Pria Yang Dapat Diandalkan
46 Bab 46. Semesta Mengajak Bercanda Atau Sedang Bermain Petak Umpet ?
47 Bab 47. Benarkah Bukan Julian ?
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Daniella Demam ?
50 Bab 50. Bagaimana mungkin ?
51 Bab 51. Dwayne Ingat Kejadian Malam Itu?
52 Bab 52. 'Sesuatu' Yang Begitu Menggoda
53 Bab 53. Terlanjur Berjanji
54 Bab 54. Harga Diri Yang Tercabik
55 Bab 55. Kesedihan Dan Penyesalan
56 Bab 56. Akankah Semesta Merestui ?
57 Bab 57. Kapan Giliranku ?
58 Bab 58. Tidak Boleh Tidur Sekamar
59 Bab 59. Tamu Dari Minnesota (1)
60 Bab 60. Tamu Dari Minnesota (2)
61 Bab 61. Hari Pertama Sekolah
62 Bab 62. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (1)
63 Bab 63. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (2)
64 Bab 64. Seandainya Alyssa Mau Sedikit Bersabar
65 Bab 65. Hak Anak Yang Terabaikan
66 Bab 66. Kecewa Pada Polisi
67 Bab 67. Cheers
68 Bab 68. Anonymous (1)
69 Bab 69. Anonymous (2)
70 Bab 70. Menyerah Dengan Keangkuhan Hati
71 Bab 71. Persimpangan Naas
72 Bab 72. Keinginan Alyssa
73 Bab 73. Kunjungan Dokter (1)
74 Bab 74. Kunjungan Dokter (2)
75 Bab 75. Firasat Emma
76 Bab 76. Perkembangan Kasus-kasus
77 Bab 77. Akhir Perjalanan Badut Sulap
78 Bab 78. Teman Gak Ada Akhlak
79 Bab 79. Bullying
80 Bab 80. Daniella Bertahanlah
81 Bab 81. Aktivitas Rahasia Daniella
82 Bab 82. Rudapaksa ?
83 Bab 83. Human Error?
84 Bab 84. Trauma Healing
85 Bab 85. Konfrontir
86 Bab 86. Prom Night
87 Bab 87. Usil Dibayar Tunai
88 Bab 88. Daniella My Beloved Daughter
89 Bab 89. Terjebak Nostalgia
90 Bab 90. Absurd
91 Bab 91. Jebakan Membawa Petaka
92 Bab 92. Aku Tidak Bersalah (1)
93 Bab 93. Aku Tidak Bersalah (2)
94 Bab 94. Bagaimana Bisa Kau Tidak Menyadarinya, Daniella?
95 Bab 95. Leighton Castel (1)
96 Bab 96. Leighton Castel (2)
97 Bab 97. Rahasia Besar Keluarga Leighton
98 Bab 98. Ada Jalan Keluar
99 Bab 99. Guinevere Leighton
100 Bab 100. Fatamorgana ? (1)
101 Bab 101. Fatamorgana ? (2)
102 Bab 102. Kenapa Kau Menghindariku, Daniella ?
103 Bab 103. Kau Tertangkap Basah
104 Bab 104. Ulah Benzodiazepin ?
105 Bab 105. Amplop Coklat Ukuran Folio
106 Bab 106. Bagaikan Bertemu Dengan Hulunya
107 Bab 107. Ku Titipkan Daniella Conley Putriku
108 Bab 108. Kenyataan Yang Bertolak belakang
109 Bab 109. One Step Closer
110 Bab 110. Keberuntungan Atau Musibah?
111 Bab 111. Candaanmu Tidak Lucu Daniella
112 Bab 112. Pencuri Ciuuman Pernikahan
113 Bab 113. Consummate The Marriage.
114 Bab 114. Luka Tak Berdarah
115 Bab 115. Clementine Sang Asisten Eksekutor
116 Bab 116. Last But Not Least 1
117 Bab 117. Last But Not Least 2
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1. Keluarga Anthony Chavez
2
Bab 2. Gonggongan Bella Si Golden Retriever
3
Bab 3. Racun Sianida
4
Bab 4. Sean Conley Sang Ilmuan Biologi
5
Bab 5. "Cinta" Pertama Terasa Menyakitkan
6
Bab 6. Patah Hati Berkali-kali
7
Bab 7. Cinta Mania?
8
Bab 8. Aku Lakukan Ini Untukmu Ayah
9
Bab 9. Rumah Sakit (1)
10
Bab 10. Rumah Sakit (2)
11
Bab 11. Buku Ruth Hilang
12
Bab 12. Bukan Aku Pelakunya
13
Bab 13. Perundungan
14
Bab 14. Kecelakaan Yang Disengaja?
15
Bab 15. Pemakaman Betty Friedan
16
Bab 16. Analisis Eksperimental
17
Bab 17. Prototype GenX
18
Bab 18. "Pekerjaan" Membawa Petaka
19
Bab 19. Pindah Ke Ramsey
20
Bab 20. Pengintaian (1)
21
Bab 21. Pengintaian (2)
22
Bab 22. Pengintaian Yang Sia-Sia?
23
Bab. 23. Menuju Ramsey (1)
24
Bab 24. Menuju Ramsey (2)
25
Bab 25. Hari Pertama Di Ramsey
26
Bab 26. Menjauh Dari Rumah
27
Bab 27. Semoga Kau Baik-Baik Saja Dwayne
28
Bab 28. Dia Kekasihku (?)
29
29. Jiwa Paramedisku Menolak Meninggalkan Dia Di Sana
30
Bab 30. Godaan Danau Kecil Di Belakang Rumah
31
Bab 31. Daniella, Bagaimana Kau Melakukannya?
32
Bab 32. Sean Conley Profesor Misterius ?
33
Bab 33. Menuju Minnesota
34
Bab 34. Safe Deposit Box Untuk Alyssa
35
Bab 35. Di Tantang Bruno Kawe
36
Bab 36. Bruno Kawe Paling Oke
37
Bab 37. Jangan Main Api, Mia
38
Bab 38. Interogasi Cindy Davis (1)
39
Bab 39. Interogasi Cindy Davis (2)
40
Bab 40. Rencana Pemanggilan Ke 2
41
Bab 41. Nafsu Membawa Sengsara
42
Bab 42. Uang Damai ?
43
Bab 43. Panggilan Darurat
44
Bab 44. Di Kantor Sheriff
45
Bab 45. Don Pria Yang Dapat Diandalkan
46
Bab 46. Semesta Mengajak Bercanda Atau Sedang Bermain Petak Umpet ?
47
Bab 47. Benarkah Bukan Julian ?
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Daniella Demam ?
50
Bab 50. Bagaimana mungkin ?
51
Bab 51. Dwayne Ingat Kejadian Malam Itu?
52
Bab 52. 'Sesuatu' Yang Begitu Menggoda
53
Bab 53. Terlanjur Berjanji
54
Bab 54. Harga Diri Yang Tercabik
55
Bab 55. Kesedihan Dan Penyesalan
56
Bab 56. Akankah Semesta Merestui ?
57
Bab 57. Kapan Giliranku ?
58
Bab 58. Tidak Boleh Tidur Sekamar
59
Bab 59. Tamu Dari Minnesota (1)
60
Bab 60. Tamu Dari Minnesota (2)
61
Bab 61. Hari Pertama Sekolah
62
Bab 62. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (1)
63
Bab 63. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (2)
64
Bab 64. Seandainya Alyssa Mau Sedikit Bersabar
65
Bab 65. Hak Anak Yang Terabaikan
66
Bab 66. Kecewa Pada Polisi
67
Bab 67. Cheers
68
Bab 68. Anonymous (1)
69
Bab 69. Anonymous (2)
70
Bab 70. Menyerah Dengan Keangkuhan Hati
71
Bab 71. Persimpangan Naas
72
Bab 72. Keinginan Alyssa
73
Bab 73. Kunjungan Dokter (1)
74
Bab 74. Kunjungan Dokter (2)
75
Bab 75. Firasat Emma
76
Bab 76. Perkembangan Kasus-kasus
77
Bab 77. Akhir Perjalanan Badut Sulap
78
Bab 78. Teman Gak Ada Akhlak
79
Bab 79. Bullying
80
Bab 80. Daniella Bertahanlah
81
Bab 81. Aktivitas Rahasia Daniella
82
Bab 82. Rudapaksa ?
83
Bab 83. Human Error?
84
Bab 84. Trauma Healing
85
Bab 85. Konfrontir
86
Bab 86. Prom Night
87
Bab 87. Usil Dibayar Tunai
88
Bab 88. Daniella My Beloved Daughter
89
Bab 89. Terjebak Nostalgia
90
Bab 90. Absurd
91
Bab 91. Jebakan Membawa Petaka
92
Bab 92. Aku Tidak Bersalah (1)
93
Bab 93. Aku Tidak Bersalah (2)
94
Bab 94. Bagaimana Bisa Kau Tidak Menyadarinya, Daniella?
95
Bab 95. Leighton Castel (1)
96
Bab 96. Leighton Castel (2)
97
Bab 97. Rahasia Besar Keluarga Leighton
98
Bab 98. Ada Jalan Keluar
99
Bab 99. Guinevere Leighton
100
Bab 100. Fatamorgana ? (1)
101
Bab 101. Fatamorgana ? (2)
102
Bab 102. Kenapa Kau Menghindariku, Daniella ?
103
Bab 103. Kau Tertangkap Basah
104
Bab 104. Ulah Benzodiazepin ?
105
Bab 105. Amplop Coklat Ukuran Folio
106
Bab 106. Bagaikan Bertemu Dengan Hulunya
107
Bab 107. Ku Titipkan Daniella Conley Putriku
108
Bab 108. Kenyataan Yang Bertolak belakang
109
Bab 109. One Step Closer
110
Bab 110. Keberuntungan Atau Musibah?
111
Bab 111. Candaanmu Tidak Lucu Daniella
112
Bab 112. Pencuri Ciuuman Pernikahan
113
Bab 113. Consummate The Marriage.
114
Bab 114. Luka Tak Berdarah
115
Bab 115. Clementine Sang Asisten Eksekutor
116
Bab 116. Last But Not Least 1
117
Bab 117. Last But Not Least 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!