Bab 5. "Cinta" Pertama Terasa Menyakitkan

7 Tahun berlalu. Daniella Conley saat ini telah berusia 12 tahun. Hari ini Dani berdiri di depan gerbang sekolahnya sambil bersandar di dinding pagar sekolah. Tangan kanannya mengepal, pergelangan dipegang erat tangan kiri, punggung tangan kanan diatas telapak tangan kiri, disimpan tepat di bawah ikat pinggang belakang.

Sesekali genggamannya terlepas untuk memandang jam yang melingkar di tangan kanan. Arloji digital itu telah menunjukkan pukul 4 sore, yang berarti ia telah menunggu kedatangan ayahnya selama 45 menit lebih. Dengan hati resah, Daniella memain-mainkan sepatunya ke pavling block trotoar.

Ini bukan pertama kalinya Sean Conley sang ayah, terlambat menjemput. Sejak ia masuk sekolah dasar, ayahnya pernah berjanji akan menyediakan waktu untuk mengantar dan menjemputnya sekolah. Janji itu memang ditepati. Namun, setahun belakangan, semua mulai berubah. Seingat Dani, sejak Conley berhubungan intens dengan seorang peneliti wanita yang bernama Anna Howard, ia kerap menunggu dan ayahnya selalu datang terlambat. Hal itu entah mengapa membuat Dani tidak suka.

"Sayang.... " Sean Conley menundukkan tubuhnya, dengan nafas yang terdengar memburu. "Maafkan Ayah, sayang. Ayah terlambat lagi menjemputmu."

Lamunan Dani buyar. Wajahnya yang tertunduk refleks terangkat. Matanya membulat dengan sejumput senyum menghiasi wajah cantiknya.

"Tidak apa-apa, Yah."

"Apakan kau telah lama menunggu?"

"Tidak, Yah."

"Benarkah begitu? "

"Benar Ayah. Aku baru saja keluar kelas. Tadi Mrs. Williams memberikan tugas tambahan." Dusta Daniella.

"Oh. Begitu. Sebelum pulang, ayo kita mampir dahulu ke kedai es krim. Apa kau mau?"

"Mau Ayah."

"Ayo..."

Conley mengulurkan tangannya, meminta Dani memberikan tangannya. Tanpa ragu Daniella merentangkan tangan, meraih jemari Conley ke dalam genggamannya. Mereka berdua berjalan beriringan menuju kedai es krim yang terletak di ujung block. Sepanjang jalan, senyum Dani tidak henti mengembang. Genggaman tangan Conley terasa menghangat hingga ke hati Dani. Kegundahan hati yang disebabkan menunggu kedatangan ayahnya seakan sirna dalam sekejap.

Tidak perlu waktu lama, hanya 15 menit berjalan kaki, mereka telah sampai di kedai es krim. Memilih kursi yang ada di pojok ruangan, Daniella dan Conley, duduk saling berhadapan. Setelah memesan es krim coklat stroberi favorit Dani, semangkuk es krim menggoda dengan toping meses warna warni kini telah ada di hadapan Dani. Sedikit ragu, gadis kecil itu menyendok pelan es krim ke dalam mulutnya sambil menatap sendu sang ayah yang sedang sibuk mengutak-atik ponsel di tangannya.

"Ayah.. " Dani memecah kesunyian di antara mereka.

"Iya sayang. Sebentar sayang." Ucap Conley tanpa sedikit pun matanya beralih dari ponselnya. Entah sudah berapa kali, Daniella memanggil-manggil ayahnya meminta sedikit perhatian dari pria itu. Namun lelaki itu tidak sedikit pun menunjukkan akan mengakhiri aktifitasnya.

Daniella Conley, gadis kecil berusia 12 tahun itu, dipaksa belajar dan memahami keadaan. Ia harus menerima dengan lapang da da bahwa ia tidak memiliki dan mengingat satu pun memori tentang ibunya. Ia juga harus menerima keadaan ayahnya lebih menomor duakan dirinya dari apapun. Walaupun sebenarnya keadaan saat ini sedikit lebih baik, karena Conley sang ayah bersedia menyisihkan sedikit waktu untuk bersamanya, namun hanya raga yang sering Dani dapatkan. Sedangkan hati dan pikiran pria itu entah berada di mana.

"Dani, ayo habiskan es krim mu. Ayah ada pekerjaan yang harus segera di selesaikan." Ucap Conley tak lama kemudian.

"Iya Ayah."

Sambil menghabiskan sisa es krim ke dalam mulut, wajah Daniella tertunduk. Ia menahan kristal bening yang sedari tadi menggantung di pelupuk mata agar tidak jatuh.

Mereka pun segera meninggalkan tempat itu begitu sendokkan es krim terakhir mendarat ke dalam mulut Daniella. 15 menit kemudian, mereka tiba di rumah. Dengan taksi yang masih menunggu, Conley mengantarkan Daniella hingga depan pintu masuk.

"Masuklah. Emma telah menyediakan makan malam. Kau makanlah terlebih dahulu. Tidak usah menungguku." Conley mengecup pipi mungil Dani, kemudian mengacak pelan pucuk kepala anak gadisnya itu. "Ayah pergi dulu." Tanpa menunggu persetujuan dari Daniella, Conley melangkah cepat menyusuri halaman berumput rumahnya menuju taksi yang menunggu di tepi jalan dengan pintu penumpang yang sedari tadi dibiarkan terbuka. Tak berapa lama kemudian terdengar suara mesin mobil menjauh menyisakan kesunyian. Sesunyi hati gadis kecil yang masih merindukan kasih sayang ayahnya. Dani memandang sisi jalan yang telah kosong. Sisa pembakaran taksi tadi masih tercium menusuk hingga ke dalam hati. Sakit. Sedih. Sepi. Sunyi menjadi satu. Tak terasa cairan bening meluncur pelan di sudut matanya.

"Nona.. " Sebuah tangan lembut menyentuh pundak Dani. Dengan punggung tangannya, Dani cepat menghapus kristal bening yang telah tiba dipipinya. "Ayo kita masuk. Aku sudah menyiapkan air hangat untuk kau mandi." Ajak Emma.

Tanpa mengucap sepatah katapun, Dani mengikuti Emma yang membimbingnya masuk ke dalam rumah.

.

.

Pukul 11 malam, suara tawa cekikikan tertahan dari seorang lelaki dan wanita, begitu anak kunci berhasil membuka pintu. Langkah-langkah kaki terseok dan tertatih melewati ruang tamu, terus menuju lantai dua. Satu demi satu anak tangga dengan susah payah mereka tapaki.

" Sttt.. Tutup mulut mu dan pelankan langkah kaki mu. Aku tidak mau Dani bangun." Bisik Conley.

Wanita dalam rangkulannya mengangguk mengerti sambil memberi tanda mengunci mulutnya dengan telunjuk dan ibu jarinya. Ketika telah berada di lantai dua, mau tidak mau mereka harus melangkah dengan berjinjit. Karena kamar Conley berada di pojok dan harus melewati kamar Daniella terlebih dahulu.

Cek lek...

Pintu kamar dibuka pelan. Dua sejoli yang sedang dibawah pengaruh alkohol itu masuk ke dalam kamar yang temaram. Tanpa menyalakan lampu terlebih dahulu, wanita yang bersama Conley, mendesak pria itu ke dinding, dan menyerang bi bir Conley dengan rakus.

"Ow ow... sabar sayang. Apa tidak sebaiknya kita membersihkan diri dahulu?"

"Tidak usah sayang. Nanti saja." Jawab wanita itu dengan tidak sabar. Tangannya bergerak cepat. Menarik semua pakaian yang melekat di tubuh Conley, dan melemparkannya ke sembarang arah. Kemudian mendorong tubuh Conley ke tempat tidur yang berada tak jauh dari sana. Begitu tubuh Conley terhempas ke atas ranjang, wanita itu segera mengungkungnya. Dengan gerakan sensual, ia kemudian melepaskan satu persatu pakaian yang membungkus tubuhnya.

"Oh sayang, kau begitu indah." Dengan pantulan sinar rembulan, tatapan liar Conley menyapu tubuh molek yang ada di atasnya. Tangan bergerilya di setiap tonjolan yang ada di hadapannya. Perut mulus dan rata hingga buah pepaya yang menggantung sempurna di tempatnya. Kates mungil itu teras pas di genggaman, begitu Conley me re masnya. De sa han ke nik ma tan tertahan mengalun dari bibir wanita itu.

"Lakukanlah sayang. Tunggu apa lagi." Bisik Conley dengan tidak sabar.

"Sebentar sayang." Wanita itu mendekatkan wajahnya ke arah Conley. "Aku minta dibayar di muka." Ujarnya kemudian.

"Apa yang kau inginkan, sayang? "

" Ki ss me first. "

Tanpa ragu Conley meraup wajah wanita itu. Melahap bibirnya dengan rakus. Lumba-lumba ikut menjelajah, mengabsen tiap jengkal rongga mulut. Saling me lu mat dengan lahap.

"Oh Anna, aku mencintaimu.. " Erangan Conley begitu wanita itu meliuk-liuk di atas tubuhnya. Ke nik ma tan tiada tara dirasakan Conley, begitu ularnya berhasil memuntahkan semua isinya. Dua orang dewasa berlainan jenis itu mereguk surga dunia dengan peluh membasahi tubuh.

Tanpa mereka sadari, sepasang mata mengamati aktivitas yang mereka lakukan di sela pintu yang terbuka. Tetesan kristal bening bergulir di pipi menggambarkan gejolak dalam dada menyaksikan kejadian itu. Tanpa disadari jari jemari kecil itu mencengkram kayu penyangga pintu dengan keras, hingga meninggalkan bekas di sana. Hatinya bergemuruh menerima kenyataan ayahnya lebih mencintai orang lain dibandingkan dirinya. Apakah ia harus melakukan hal yang sama agar Conley sang ayah bersedia melihat ke arahnya?

.

.

.

Terpopuler

Comments

🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ

🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ

waduuhh waduuhh bahaya ini, jangan sampai Daniella berbuat yang tidak-tidak untuk bisa mendapatkan perhatian ayahnya 😩

2024-02-08

11

🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ

🕊️⃝ᥴͨᏼᷛ𝐀⃝🥀𝐀му𒈒⃟ʟʙᴄ

kasihannya Daniella🤧

2024-02-08

12

lanalinilunulenelono

lanalinilunulenelono

kelakuan nya si prof

2024-01-25

11

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Keluarga Anthony Chavez
2 Bab 2. Gonggongan Bella Si Golden Retriever
3 Bab 3. Racun Sianida
4 Bab 4. Sean Conley Sang Ilmuan Biologi
5 Bab 5. "Cinta" Pertama Terasa Menyakitkan
6 Bab 6. Patah Hati Berkali-kali
7 Bab 7. Cinta Mania?
8 Bab 8. Aku Lakukan Ini Untukmu Ayah
9 Bab 9. Rumah Sakit (1)
10 Bab 10. Rumah Sakit (2)
11 Bab 11. Buku Ruth Hilang
12 Bab 12. Bukan Aku Pelakunya
13 Bab 13. Perundungan
14 Bab 14. Kecelakaan Yang Disengaja?
15 Bab 15. Pemakaman Betty Friedan
16 Bab 16. Analisis Eksperimental
17 Bab 17. Prototype GenX
18 Bab 18. "Pekerjaan" Membawa Petaka
19 Bab 19. Pindah Ke Ramsey
20 Bab 20. Pengintaian (1)
21 Bab 21. Pengintaian (2)
22 Bab 22. Pengintaian Yang Sia-Sia?
23 Bab. 23. Menuju Ramsey (1)
24 Bab 24. Menuju Ramsey (2)
25 Bab 25. Hari Pertama Di Ramsey
26 Bab 26. Menjauh Dari Rumah
27 Bab 27. Semoga Kau Baik-Baik Saja Dwayne
28 Bab 28. Dia Kekasihku (?)
29 29. Jiwa Paramedisku Menolak Meninggalkan Dia Di Sana
30 Bab 30. Godaan Danau Kecil Di Belakang Rumah
31 Bab 31. Daniella, Bagaimana Kau Melakukannya?
32 Bab 32. Sean Conley Profesor Misterius ?
33 Bab 33. Menuju Minnesota
34 Bab 34. Safe Deposit Box Untuk Alyssa
35 Bab 35. Di Tantang Bruno Kawe
36 Bab 36. Bruno Kawe Paling Oke
37 Bab 37. Jangan Main Api, Mia
38 Bab 38. Interogasi Cindy Davis (1)
39 Bab 39. Interogasi Cindy Davis (2)
40 Bab 40. Rencana Pemanggilan Ke 2
41 Bab 41. Nafsu Membawa Sengsara
42 Bab 42. Uang Damai ?
43 Bab 43. Panggilan Darurat
44 Bab 44. Di Kantor Sheriff
45 Bab 45. Don Pria Yang Dapat Diandalkan
46 Bab 46. Semesta Mengajak Bercanda Atau Sedang Bermain Petak Umpet ?
47 Bab 47. Benarkah Bukan Julian ?
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Daniella Demam ?
50 Bab 50. Bagaimana mungkin ?
51 Bab 51. Dwayne Ingat Kejadian Malam Itu?
52 Bab 52. 'Sesuatu' Yang Begitu Menggoda
53 Bab 53. Terlanjur Berjanji
54 Bab 54. Harga Diri Yang Tercabik
55 Bab 55. Kesedihan Dan Penyesalan
56 Bab 56. Akankah Semesta Merestui ?
57 Bab 57. Kapan Giliranku ?
58 Bab 58. Tidak Boleh Tidur Sekamar
59 Bab 59. Tamu Dari Minnesota (1)
60 Bab 60. Tamu Dari Minnesota (2)
61 Bab 61. Hari Pertama Sekolah
62 Bab 62. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (1)
63 Bab 63. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (2)
64 Bab 64. Seandainya Alyssa Mau Sedikit Bersabar
65 Bab 65. Hak Anak Yang Terabaikan
66 Bab 66. Kecewa Pada Polisi
67 Bab 67. Cheers
68 Bab 68. Anonymous (1)
69 Bab 69. Anonymous (2)
70 Bab 70. Menyerah Dengan Keangkuhan Hati
71 Bab 71. Persimpangan Naas
72 Bab 72. Keinginan Alyssa
73 Bab 73. Kunjungan Dokter (1)
74 Bab 74. Kunjungan Dokter (2)
75 Bab 75. Firasat Emma
76 Bab 76. Perkembangan Kasus-kasus
77 Bab 77. Akhir Perjalanan Badut Sulap
78 Bab 78. Teman Gak Ada Akhlak
79 Bab 79. Bullying
80 Bab 80. Daniella Bertahanlah
81 Bab 81. Aktivitas Rahasia Daniella
82 Bab 82. Rudapaksa ?
83 Bab 83. Human Error?
84 Bab 84. Trauma Healing
85 Bab 85. Konfrontir
86 Bab 86. Prom Night
87 Bab 87. Usil Dibayar Tunai
88 Bab 88. Daniella My Beloved Daughter
89 Bab 89. Terjebak Nostalgia
90 Bab 90. Absurd
91 Bab 91. Jebakan Membawa Petaka
92 Bab 92. Aku Tidak Bersalah (1)
93 Bab 93. Aku Tidak Bersalah (2)
94 Bab 94. Bagaimana Bisa Kau Tidak Menyadarinya, Daniella?
95 Bab 95. Leighton Castel (1)
96 Bab 96. Leighton Castel (2)
97 Bab 97. Rahasia Besar Keluarga Leighton
98 Bab 98. Ada Jalan Keluar
99 Bab 99. Guinevere Leighton
100 Bab 100. Fatamorgana ? (1)
101 Bab 101. Fatamorgana ? (2)
102 Bab 102. Kenapa Kau Menghindariku, Daniella ?
103 Bab 103. Kau Tertangkap Basah
104 Bab 104. Ulah Benzodiazepin ?
105 Bab 105. Amplop Coklat Ukuran Folio
106 Bab 106. Bagaikan Bertemu Dengan Hulunya
107 Bab 107. Ku Titipkan Daniella Conley Putriku
108 Bab 108. Kenyataan Yang Bertolak belakang
109 Bab 109. One Step Closer
Episodes

Updated 109 Episodes

1
Bab 1. Keluarga Anthony Chavez
2
Bab 2. Gonggongan Bella Si Golden Retriever
3
Bab 3. Racun Sianida
4
Bab 4. Sean Conley Sang Ilmuan Biologi
5
Bab 5. "Cinta" Pertama Terasa Menyakitkan
6
Bab 6. Patah Hati Berkali-kali
7
Bab 7. Cinta Mania?
8
Bab 8. Aku Lakukan Ini Untukmu Ayah
9
Bab 9. Rumah Sakit (1)
10
Bab 10. Rumah Sakit (2)
11
Bab 11. Buku Ruth Hilang
12
Bab 12. Bukan Aku Pelakunya
13
Bab 13. Perundungan
14
Bab 14. Kecelakaan Yang Disengaja?
15
Bab 15. Pemakaman Betty Friedan
16
Bab 16. Analisis Eksperimental
17
Bab 17. Prototype GenX
18
Bab 18. "Pekerjaan" Membawa Petaka
19
Bab 19. Pindah Ke Ramsey
20
Bab 20. Pengintaian (1)
21
Bab 21. Pengintaian (2)
22
Bab 22. Pengintaian Yang Sia-Sia?
23
Bab. 23. Menuju Ramsey (1)
24
Bab 24. Menuju Ramsey (2)
25
Bab 25. Hari Pertama Di Ramsey
26
Bab 26. Menjauh Dari Rumah
27
Bab 27. Semoga Kau Baik-Baik Saja Dwayne
28
Bab 28. Dia Kekasihku (?)
29
29. Jiwa Paramedisku Menolak Meninggalkan Dia Di Sana
30
Bab 30. Godaan Danau Kecil Di Belakang Rumah
31
Bab 31. Daniella, Bagaimana Kau Melakukannya?
32
Bab 32. Sean Conley Profesor Misterius ?
33
Bab 33. Menuju Minnesota
34
Bab 34. Safe Deposit Box Untuk Alyssa
35
Bab 35. Di Tantang Bruno Kawe
36
Bab 36. Bruno Kawe Paling Oke
37
Bab 37. Jangan Main Api, Mia
38
Bab 38. Interogasi Cindy Davis (1)
39
Bab 39. Interogasi Cindy Davis (2)
40
Bab 40. Rencana Pemanggilan Ke 2
41
Bab 41. Nafsu Membawa Sengsara
42
Bab 42. Uang Damai ?
43
Bab 43. Panggilan Darurat
44
Bab 44. Di Kantor Sheriff
45
Bab 45. Don Pria Yang Dapat Diandalkan
46
Bab 46. Semesta Mengajak Bercanda Atau Sedang Bermain Petak Umpet ?
47
Bab 47. Benarkah Bukan Julian ?
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Daniella Demam ?
50
Bab 50. Bagaimana mungkin ?
51
Bab 51. Dwayne Ingat Kejadian Malam Itu?
52
Bab 52. 'Sesuatu' Yang Begitu Menggoda
53
Bab 53. Terlanjur Berjanji
54
Bab 54. Harga Diri Yang Tercabik
55
Bab 55. Kesedihan Dan Penyesalan
56
Bab 56. Akankah Semesta Merestui ?
57
Bab 57. Kapan Giliranku ?
58
Bab 58. Tidak Boleh Tidur Sekamar
59
Bab 59. Tamu Dari Minnesota (1)
60
Bab 60. Tamu Dari Minnesota (2)
61
Bab 61. Hari Pertama Sekolah
62
Bab 62. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (1)
63
Bab 63. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (2)
64
Bab 64. Seandainya Alyssa Mau Sedikit Bersabar
65
Bab 65. Hak Anak Yang Terabaikan
66
Bab 66. Kecewa Pada Polisi
67
Bab 67. Cheers
68
Bab 68. Anonymous (1)
69
Bab 69. Anonymous (2)
70
Bab 70. Menyerah Dengan Keangkuhan Hati
71
Bab 71. Persimpangan Naas
72
Bab 72. Keinginan Alyssa
73
Bab 73. Kunjungan Dokter (1)
74
Bab 74. Kunjungan Dokter (2)
75
Bab 75. Firasat Emma
76
Bab 76. Perkembangan Kasus-kasus
77
Bab 77. Akhir Perjalanan Badut Sulap
78
Bab 78. Teman Gak Ada Akhlak
79
Bab 79. Bullying
80
Bab 80. Daniella Bertahanlah
81
Bab 81. Aktivitas Rahasia Daniella
82
Bab 82. Rudapaksa ?
83
Bab 83. Human Error?
84
Bab 84. Trauma Healing
85
Bab 85. Konfrontir
86
Bab 86. Prom Night
87
Bab 87. Usil Dibayar Tunai
88
Bab 88. Daniella My Beloved Daughter
89
Bab 89. Terjebak Nostalgia
90
Bab 90. Absurd
91
Bab 91. Jebakan Membawa Petaka
92
Bab 92. Aku Tidak Bersalah (1)
93
Bab 93. Aku Tidak Bersalah (2)
94
Bab 94. Bagaimana Bisa Kau Tidak Menyadarinya, Daniella?
95
Bab 95. Leighton Castel (1)
96
Bab 96. Leighton Castel (2)
97
Bab 97. Rahasia Besar Keluarga Leighton
98
Bab 98. Ada Jalan Keluar
99
Bab 99. Guinevere Leighton
100
Bab 100. Fatamorgana ? (1)
101
Bab 101. Fatamorgana ? (2)
102
Bab 102. Kenapa Kau Menghindariku, Daniella ?
103
Bab 103. Kau Tertangkap Basah
104
Bab 104. Ulah Benzodiazepin ?
105
Bab 105. Amplop Coklat Ukuran Folio
106
Bab 106. Bagaikan Bertemu Dengan Hulunya
107
Bab 107. Ku Titipkan Daniella Conley Putriku
108
Bab 108. Kenyataan Yang Bertolak belakang
109
Bab 109. One Step Closer

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!