Bab 4. Sean Conley Sang Ilmuan Biologi

Sean Conley adalah seorang ilmuan biologi yang tinggal di Minnesota, Amerika Serikat. Conley muda mulai menekuni karier sebagai ilmuwan yang memusatkan perhatian pada sistem reproduksi perempuan sebagai contoh ideal proses penuaan. Di mana ovarium perempuan perlahan-lahan akan masuk ke tahap menopause, seiring berjalannya waktu.

Sejak muda, Conley memimpikan budaya muda yang energik, penuh vitalitas, kegembiraan yang tak berakhir. Tapi ia juga sadar betul bahwa penuaan adalah hukum alam. Sadar bahwa seiring dengan bertambahnya waktu, tubuhnya pada suatu saat tak akan lagi sekuat dulu. Bahwa otot-ototnya akan melemah.

Conley menjadi ilmuwan dengan keyakinan akan hidup selamanya. Menurutnya kematian bukan karena dosa asal dan hukuman dari Tuhan, seperti yang diajarkan para biarawati Kristen. Namun, kematian adalah proses biologis dan karenanya kematian diatur atau dikontrol oleh mekanisme.

Para ilmuwan menerbitkan ratusan teori tentang penuaan dan mengkaitkan teori-teori tersebut dengan proses biologis. Tapi tak satu pun yang tahu bagaimana menyatukan teori-teori yang berbeda ini.

Penuaan didefinisikan Conley sebagai akumulasi perlahan-lahan dari kerusakan yang terjadi pada sel, organ, dan jaringan, yang pada akhirnya menyebabkan perubahan-perubahan fisik yang biasa terlihat pada orang-orang lanjut usia. Seperti rahang yang mengecil, kulit yang keriput, tulang yang rapuh, arteri yang kaku dan tersumbat, rambut yang memutih, dan daya ingat yang melemah. Penuaan merupakan hukum alam, sesuatu yang tak bisa dicegah atau dihindari. Namun, sejak lama para ahli biologi berupaya untuk menghentikannya. Mereka bertanya-tanya mengapa kita beranjak tua. Bisakah proses itu di hentikan?

Dunia sangat keras dan sel-sel muda pun rentan. Ibaratnya seperti membeli mobil baru. Mesin bekerja sempurna tapi tetap saja mobil ini rusak karena bisa jadi tertabrak ketika dikendarai di jalan raya. Begitu juga dengan DNA kita. Sel-sel muda bekerja dengan baik karena ada “montir-montir” yang siap setiap saat membantu dan memperbaiki kerusakan. Setiap kali sel membelah diri, hasilnya adalah sel lain yang nyaris sempurna. Di dalam sel ini terdapat tiga miliar kode.

Para ilmuwan yang melakukan penelitian tentang proses penuaan memusatkan perhatian pada proses-proses tersebut.

Conley berkeyakinan pasti ada mekanisme yang membuat kita berkembang dari satu sel menjadi sistem triliunan sel bekerja secara sempurna. Program gen ini mempunyai dua fungsi yaitu memulai dan mendorong perubahan dramatis pada organisme dan mengkoordinasikan semua perubahan ini sehingga berjalan kohesif, integratif sebagai satu unit.

Penuaan menurut Conley terjadi karena program ini. Bahwa perubahan terjadi terus menerus, tidak pernah dimatikan. Dari lahir hingga pubertas, kita tumbuh dan dewasa. Ketika kita dewasa, tubuh kita tak perlu berubah, yang diperlukan adalah perawatan. Seperti halnya dengan membangun rumah, kita tak bisa terus-menerus menambahkan batu bata. Mengambil perumpamaan membangun rumah, kita terus saja menambahkan batu bata. Awalnya, kerusakan yang diakibatkan oleh penambahan batu bata ini tak terlalu serius. Tapi pada akhirnya, fondasi tidak kuat dan rumah pun ambruk. Inilah yang menurut Conley yang disebut sebagai penuaan.

Tidak ada yang tahu secara persis apakah memang ada gen atau kelompok gen yang memprogram pertumbuhan pada manusia.

Jika Conley menemukan gen yang menjadi penyebab, ia harus bisa membuktikan gen yang memerintahkan pertumbuhan bisa dimatikan pada tikus-tikus yang menjadi kelinci percobaan. Kemudian harus membuat obat atau terapi gen yang bisa diterapkan ke manusia. Setelah itu melakukan uji coba klinis dalam kurun yang lama dan jelas memakan biaya yang tidak sedikit untuk memastikannya efektif dan aman untuk manusia.

Conley begitu terobsesi untuk menghentikan penuaan. Berdasarkan pengalamannya ketika kecil saat melihat kakek neneknya beranjak uzur. Menurutnya, tak satu pun yang menarik dari penuaan. Orang yang lemah dan renta, duduk di kursi goyang di depan tungku. Pada suatu sore, saat ia mengendarai mobilnya, ia bersumpah kelak ketika menginjak usia 40 tahun, ia akan menemukan obat anti penuaan.

.

.

Sean Conley kerap menghabiskan waktunya berjam-jam untuk melakukan penelitian di laboratorium yang ada di ruang bawah tanah rumahnya.

Hari itu sudah pukul 5 pagi. Conley keluar dari laboratoriumnya dengan tubuh lesu. Langkah lunglai ia ayunkan menaiki tapak demi tapak anak tangga lorong temaram yang menghubungkan laboratoriumnya dengan rumah utama. Di ujung lorong, terlihat berkas cahaya menembus celah pintu yang berasal dari dapur. Tangan Conley lemah meraih handle pintu.

Ceklek...

Begitu pintu dapur terbuka. Seketika aroma harum masakan menggugah selera. Cacing-cacing dalam perutnya meronta-ronta menuntut haknya. Emma, wanita paruh baya yang bertugas sebagai asisten rumah tangga sekaligus nanny bagi putrinya yang berusia 5 tahun, sedang memasak sarapan pagi. Emma mengalihkan pandangannya ke arah datangnya suara.

"Selamat pagi, Tuan. " Emma yang sedang sibuk membuat home fries, menghentikan kegiatannya. Ia mematikan kompor dan mengelap tangannya pada celemek yang sedang ia kenakan.

"Pagi juga Emma. " Conley menarik kursi bar berbahan aluminium bergaya klasik Eropa, dengan tampilan casual yang dilengkapi dengan sandaran nan nyaman.

Kemudian ia mendudukinya. Bertumpu pada siku kanan, Conley memijat pelipisnya yang terasa berdenyut.

"Apakah kau mau aku buatkan secangkir kopi, Tuan."

"Boleh Emma."

"Baiklah. Bisa Tuan tunggu sebentar?"

"Tentu Emma."

Emma menuangkan kopi hitam arabika favorit sang majikan, yang sebelumnya telah ia seduh di coffee maker ke dalam cangkir keramik. Dengan cekatan Emma meletakkannya di hadapan Conley. Aroma khas kopi yang lembut, dan cenderung manis, memberikan rasa nyaman berenergi di pagi hari. Conley menyeruput kopi hitam low sugar yang masih mengeluarkan asap itu, perlahan.

"Apa yang kau siapkan pagi ini, Emma? "

" Home Fries, dengan sosis dan telor mata sapi. Apakah Tuan ingin sarapan?"

"Iya Emma. Bisa kau sajikan sekarang?"

"Tentu, Tuan. Sebentar. Aku tinggal menggoreng kentang ini sedikit lagi. Bersabarlah."

"Baiklah Emma." Sambil menunggu, Conley menyesap kembali kopi hitamnya. Di tangan kanannya telah ada surat kabar pagi Daily News, yang ia ambil di sudut meja. Dibukanya lembar demi lembar surat kabar itu, mencari berita yang menarik untuk dibaca.

"Ini Tuan. Makanlah. " Emma menaruh sepiring kentang goreng yang dipotong dadu. Digoreng dengan menggunakan sedikit minyak zaitun dan mentega, paprika, bawang putih, bawang bombay, lada, dan garam serta daun bawang segar cincang. Di lengkapi 3 buah sosis panggang dan telor mata sapi.

"Terimakasih, Emma. Apakah Dani masih tidur? " Tanya Conley sambil memasukkan potongan kentang ke dalam mulutnya.

"Iya, Tuan. Nona Daniella masih terlelap di kamarnya."

"Hmm. Ya sudah. Nanti aku yang akan membangunkannya." Dengan lahap, Conley memasukkan kembali potongan kentang dan sosis ke dalam mulut.

"Tuan." Panggil Emma sambil me re mas - re mas kedua jari jemarinya.

"Iya Emma. Ada apa?" Sambil terus menghabiskan sarapannya.

"Bolehkah aku mengatakan sesuatu?" Tersirat rasa ragu dari nada suaranya.

"Tentu saja Emma. Katakanlah." Conley menghentikan aktivitasnya. Kedua tangannya yang menggenggam pisau dan garpu, menggantung di udara.

"Begini, Tuan. Nona Daniella sebentar lagi akan masuk sekolah dasar. Menurut ku alangkah baiknya, Tuan menyisihkan sedikit waktu untuknya. Walau hanya sekedar mengantar atau menjemput sepulang sekolah." Emma menghentikan kalimatnya. Ia menunggu tanggapan dari Conley.

"Hmmm." Pria itu hanya berdehem. Emma kemudian melanjutkan ucapannya.

"Waktu Nona Daniella di taman kanak-kanak, dia suka iri dengan teman-temannya yang sering diantar jemput ayah atau ibu mereka. Aku sangat iba dengan Nona, Tuan. Nona kerap murung dan menangis diam-diam di dalam kamarnya."

"Tapi Dani tidak pernah mengatakan hal itu pada ku. Dan ku anggap dia mengerti dengan pekerjaanku. "

"Nona Daniella itu anak baik, Tuan. Dia tidak ingin menambah beban pikiranmu." Emma menarik nafasnya pelan. "Bisakah kau mempertimbangkan apa yang aku katakan tadi?"

"Tentu saja. Kau telah aku anggap sebagai kakak perempuanku. Terima kasih Emma. Aku pasti akan memikirkannya."

"Sama-sama, Tuan."

Mereka pun kembali dalam aktivitas masing-masing. Emma melanjutkan pekerjaannya hari itu. Conley menyelesaikan sarapan paginya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

adi_nata

adi_nata

anak 5 tahun apalagi seorang perempuan, agak aneh sih menurutku kalau tidak pernah mengajukan protes, tidak pernah manja atau merajuk.

2024-11-24

0

adi_nata

adi_nata

lalu goal dari penelitian ini apa ? hidup abadi ? apa tidak akan menimbulkan banyak masalah akibat over populasi ?

2024-11-24

0

adi_nata

adi_nata

waduuhh .. ilmuwan yang keblinger. tua usia itu hanya salah satu jalan menuju kematian. masih muda pun bisa juga mati.

2024-11-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Keluarga Anthony Chavez
2 Bab 2. Gonggongan Bella Si Golden Retriever
3 Bab 3. Racun Sianida
4 Bab 4. Sean Conley Sang Ilmuan Biologi
5 Bab 5. "Cinta" Pertama Terasa Menyakitkan
6 Bab 6. Patah Hati Berkali-kali
7 Bab 7. Cinta Mania?
8 Bab 8. Aku Lakukan Ini Untukmu Ayah
9 Bab 9. Rumah Sakit (1)
10 Bab 10. Rumah Sakit (2)
11 Bab 11. Buku Ruth Hilang
12 Bab 12. Bukan Aku Pelakunya
13 Bab 13. Perundungan
14 Bab 14. Kecelakaan Yang Disengaja?
15 Bab 15. Pemakaman Betty Friedan
16 Bab 16. Analisis Eksperimental
17 Bab 17. Prototype GenX
18 Bab 18. "Pekerjaan" Membawa Petaka
19 Bab 19. Pindah Ke Ramsey
20 Bab 20. Pengintaian (1)
21 Bab 21. Pengintaian (2)
22 Bab 22. Pengintaian Yang Sia-Sia?
23 Bab. 23. Menuju Ramsey (1)
24 Bab 24. Menuju Ramsey (2)
25 Bab 25. Hari Pertama Di Ramsey
26 Bab 26. Menjauh Dari Rumah
27 Bab 27. Semoga Kau Baik-Baik Saja Dwayne
28 Bab 28. Dia Kekasihku (?)
29 29. Jiwa Paramedisku Menolak Meninggalkan Dia Di Sana
30 Bab 30. Godaan Danau Kecil Di Belakang Rumah
31 Bab 31. Daniella, Bagaimana Kau Melakukannya?
32 Bab 32. Sean Conley Profesor Misterius ?
33 Bab 33. Menuju Minnesota
34 Bab 34. Safe Deposit Box Untuk Alyssa
35 Bab 35. Di Tantang Bruno Kawe
36 Bab 36. Bruno Kawe Paling Oke
37 Bab 37. Jangan Main Api, Mia
38 Bab 38. Interogasi Cindy Davis (1)
39 Bab 39. Interogasi Cindy Davis (2)
40 Bab 40. Rencana Pemanggilan Ke 2
41 Bab 41. Nafsu Membawa Sengsara
42 Bab 42. Uang Damai ?
43 Bab 43. Panggilan Darurat
44 Bab 44. Di Kantor Sheriff
45 Bab 45. Don Pria Yang Dapat Diandalkan
46 Bab 46. Semesta Mengajak Bercanda Atau Sedang Bermain Petak Umpet ?
47 Bab 47. Benarkah Bukan Julian ?
48 Bab 48. Pulang
49 Bab 49. Daniella Demam ?
50 Bab 50. Bagaimana mungkin ?
51 Bab 51. Dwayne Ingat Kejadian Malam Itu?
52 Bab 52. 'Sesuatu' Yang Begitu Menggoda
53 Bab 53. Terlanjur Berjanji
54 Bab 54. Harga Diri Yang Tercabik
55 Bab 55. Kesedihan Dan Penyesalan
56 Bab 56. Akankah Semesta Merestui ?
57 Bab 57. Kapan Giliranku ?
58 Bab 58. Tidak Boleh Tidur Sekamar
59 Bab 59. Tamu Dari Minnesota (1)
60 Bab 60. Tamu Dari Minnesota (2)
61 Bab 61. Hari Pertama Sekolah
62 Bab 62. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (1)
63 Bab 63. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (2)
64 Bab 64. Seandainya Alyssa Mau Sedikit Bersabar
65 Bab 65. Hak Anak Yang Terabaikan
66 Bab 66. Kecewa Pada Polisi
67 Bab 67. Cheers
68 Bab 68. Anonymous (1)
69 Bab 69. Anonymous (2)
70 Bab 70. Menyerah Dengan Keangkuhan Hati
71 Bab 71. Persimpangan Naas
72 Bab 72. Keinginan Alyssa
73 Bab 73. Kunjungan Dokter (1)
74 Bab 74. Kunjungan Dokter (2)
75 Bab 75. Firasat Emma
76 Bab 76. Perkembangan Kasus-kasus
77 Bab 77. Akhir Perjalanan Badut Sulap
78 Bab 78. Teman Gak Ada Akhlak
79 Bab 79. Bullying
80 Bab 80. Daniella Bertahanlah
81 Bab 81. Aktivitas Rahasia Daniella
82 Bab 82. Rudapaksa ?
83 Bab 83. Human Error?
84 Bab 84. Trauma Healing
85 Bab 85. Konfrontir
86 Bab 86. Prom Night
87 Bab 87. Usil Dibayar Tunai
88 Bab 88. Daniella My Beloved Daughter
89 Bab 89. Terjebak Nostalgia
90 Bab 90. Absurd
91 Bab 91. Jebakan Membawa Petaka
92 Bab 92. Aku Tidak Bersalah (1)
93 Bab 93. Aku Tidak Bersalah (2)
94 Bab 94. Bagaimana Bisa Kau Tidak Menyadarinya, Daniella?
95 Bab 95. Leighton Castel (1)
96 Bab 96. Leighton Castel (2)
97 Bab 97. Rahasia Besar Keluarga Leighton
98 Bab 98. Ada Jalan Keluar
99 Bab 99. Guinevere Leighton
100 Bab 100. Fatamorgana ? (1)
101 Bab 101. Fatamorgana ? (2)
102 Bab 102. Kenapa Kau Menghindariku, Daniella ?
103 Bab 103. Kau Tertangkap Basah
104 Bab 104. Ulah Benzodiazepin ?
105 Bab 105. Amplop Coklat Ukuran Folio
106 Bab 106. Bagaikan Bertemu Dengan Hulunya
107 Bab 107. Ku Titipkan Daniella Conley Putriku
108 Bab 108. Kenyataan Yang Bertolak belakang
109 Bab 109. One Step Closer
110 Bab 110. Keberuntungan Atau Musibah?
111 Bab 111. Candaanmu Tidak Lucu Daniella
112 Bab 112. Pencuri Ciuuman Pernikahan
113 Bab 113. Consummate The Marriage.
114 Bab 114. Luka Tak Berdarah
115 Bab 115. Clementine Sang Asisten Eksekutor
116 Bab 116. Last But Not Least 1
117 Bab 117. Last But Not Least 2
Episodes

Updated 117 Episodes

1
Bab 1. Keluarga Anthony Chavez
2
Bab 2. Gonggongan Bella Si Golden Retriever
3
Bab 3. Racun Sianida
4
Bab 4. Sean Conley Sang Ilmuan Biologi
5
Bab 5. "Cinta" Pertama Terasa Menyakitkan
6
Bab 6. Patah Hati Berkali-kali
7
Bab 7. Cinta Mania?
8
Bab 8. Aku Lakukan Ini Untukmu Ayah
9
Bab 9. Rumah Sakit (1)
10
Bab 10. Rumah Sakit (2)
11
Bab 11. Buku Ruth Hilang
12
Bab 12. Bukan Aku Pelakunya
13
Bab 13. Perundungan
14
Bab 14. Kecelakaan Yang Disengaja?
15
Bab 15. Pemakaman Betty Friedan
16
Bab 16. Analisis Eksperimental
17
Bab 17. Prototype GenX
18
Bab 18. "Pekerjaan" Membawa Petaka
19
Bab 19. Pindah Ke Ramsey
20
Bab 20. Pengintaian (1)
21
Bab 21. Pengintaian (2)
22
Bab 22. Pengintaian Yang Sia-Sia?
23
Bab. 23. Menuju Ramsey (1)
24
Bab 24. Menuju Ramsey (2)
25
Bab 25. Hari Pertama Di Ramsey
26
Bab 26. Menjauh Dari Rumah
27
Bab 27. Semoga Kau Baik-Baik Saja Dwayne
28
Bab 28. Dia Kekasihku (?)
29
29. Jiwa Paramedisku Menolak Meninggalkan Dia Di Sana
30
Bab 30. Godaan Danau Kecil Di Belakang Rumah
31
Bab 31. Daniella, Bagaimana Kau Melakukannya?
32
Bab 32. Sean Conley Profesor Misterius ?
33
Bab 33. Menuju Minnesota
34
Bab 34. Safe Deposit Box Untuk Alyssa
35
Bab 35. Di Tantang Bruno Kawe
36
Bab 36. Bruno Kawe Paling Oke
37
Bab 37. Jangan Main Api, Mia
38
Bab 38. Interogasi Cindy Davis (1)
39
Bab 39. Interogasi Cindy Davis (2)
40
Bab 40. Rencana Pemanggilan Ke 2
41
Bab 41. Nafsu Membawa Sengsara
42
Bab 42. Uang Damai ?
43
Bab 43. Panggilan Darurat
44
Bab 44. Di Kantor Sheriff
45
Bab 45. Don Pria Yang Dapat Diandalkan
46
Bab 46. Semesta Mengajak Bercanda Atau Sedang Bermain Petak Umpet ?
47
Bab 47. Benarkah Bukan Julian ?
48
Bab 48. Pulang
49
Bab 49. Daniella Demam ?
50
Bab 50. Bagaimana mungkin ?
51
Bab 51. Dwayne Ingat Kejadian Malam Itu?
52
Bab 52. 'Sesuatu' Yang Begitu Menggoda
53
Bab 53. Terlanjur Berjanji
54
Bab 54. Harga Diri Yang Tercabik
55
Bab 55. Kesedihan Dan Penyesalan
56
Bab 56. Akankah Semesta Merestui ?
57
Bab 57. Kapan Giliranku ?
58
Bab 58. Tidak Boleh Tidur Sekamar
59
Bab 59. Tamu Dari Minnesota (1)
60
Bab 60. Tamu Dari Minnesota (2)
61
Bab 61. Hari Pertama Sekolah
62
Bab 62. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (1)
63
Bab 63. Akhir Perjalanan Bruno Kawe (2)
64
Bab 64. Seandainya Alyssa Mau Sedikit Bersabar
65
Bab 65. Hak Anak Yang Terabaikan
66
Bab 66. Kecewa Pada Polisi
67
Bab 67. Cheers
68
Bab 68. Anonymous (1)
69
Bab 69. Anonymous (2)
70
Bab 70. Menyerah Dengan Keangkuhan Hati
71
Bab 71. Persimpangan Naas
72
Bab 72. Keinginan Alyssa
73
Bab 73. Kunjungan Dokter (1)
74
Bab 74. Kunjungan Dokter (2)
75
Bab 75. Firasat Emma
76
Bab 76. Perkembangan Kasus-kasus
77
Bab 77. Akhir Perjalanan Badut Sulap
78
Bab 78. Teman Gak Ada Akhlak
79
Bab 79. Bullying
80
Bab 80. Daniella Bertahanlah
81
Bab 81. Aktivitas Rahasia Daniella
82
Bab 82. Rudapaksa ?
83
Bab 83. Human Error?
84
Bab 84. Trauma Healing
85
Bab 85. Konfrontir
86
Bab 86. Prom Night
87
Bab 87. Usil Dibayar Tunai
88
Bab 88. Daniella My Beloved Daughter
89
Bab 89. Terjebak Nostalgia
90
Bab 90. Absurd
91
Bab 91. Jebakan Membawa Petaka
92
Bab 92. Aku Tidak Bersalah (1)
93
Bab 93. Aku Tidak Bersalah (2)
94
Bab 94. Bagaimana Bisa Kau Tidak Menyadarinya, Daniella?
95
Bab 95. Leighton Castel (1)
96
Bab 96. Leighton Castel (2)
97
Bab 97. Rahasia Besar Keluarga Leighton
98
Bab 98. Ada Jalan Keluar
99
Bab 99. Guinevere Leighton
100
Bab 100. Fatamorgana ? (1)
101
Bab 101. Fatamorgana ? (2)
102
Bab 102. Kenapa Kau Menghindariku, Daniella ?
103
Bab 103. Kau Tertangkap Basah
104
Bab 104. Ulah Benzodiazepin ?
105
Bab 105. Amplop Coklat Ukuran Folio
106
Bab 106. Bagaikan Bertemu Dengan Hulunya
107
Bab 107. Ku Titipkan Daniella Conley Putriku
108
Bab 108. Kenyataan Yang Bertolak belakang
109
Bab 109. One Step Closer
110
Bab 110. Keberuntungan Atau Musibah?
111
Bab 111. Candaanmu Tidak Lucu Daniella
112
Bab 112. Pencuri Ciuuman Pernikahan
113
Bab 113. Consummate The Marriage.
114
Bab 114. Luka Tak Berdarah
115
Bab 115. Clementine Sang Asisten Eksekutor
116
Bab 116. Last But Not Least 1
117
Bab 117. Last But Not Least 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!