Bab 16. Tak Sengaja

Arga dan Shanum baru saja tiba di bandara Ngurah Rai, Bali. Kedua pasutri itu sangat terlihat keren sembari menarik kopernya masing-masing.

Arga mengenakan v neck berwarna hitam dipadukan dengan jaket kulit tanpa disleting, jeans panjang berwarna navy. Tak lupa dengan kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya membuat penampilan Arga benar-benar terlihat memukau.

Sementara Shanum mengenakan kemeja crop berwarna putih, celana cargo dan headphone yang saat ini berada di lehernya.

Keduanya berjalan beriringan keluar dari bandara tersebut. Menghadang taksi untuk mengantarkannya menuju ke resort yang telah dipesan oleh orang tua Arga sebelumnya.

Shanum melihat ke luar jendela. Ia membiarkan kaca mobil itu turun karen ingin menikmati angin yang bertiup mengenai wajah cantiknya.

Dari balik kacamata yang ia kenakan, Arga sesekali melirik ke arah istrinya itu. Senyumnya terbit tatkala melihat Shanum yang tampaknya menyukai perjalanannya kali ini. Meskipun sebelumnya mereka sempat beradu argumen karena Shanum menolak, akan tetapi tak bisa dipungkiri bahwa Shanum juga menikmati perjalanannya kali ini.

Mereka telah sampai di resort. Keduanya pun menuju ke meja resepsionis untuk mengambil kunci kamar. Keduanya diantar oleh staf pengangkut barang yang membawa koper mereka menuju ke kamar.

Sesampainya di sana, Shanum cukup terkesan dengan fasilitas yang disediakan. Ranjang berukuran king size dengan desain yang mewah, kamar mandi, ruang bersantai, serta pemandangan langsung mengarah ke pantai saat membuka jendela yang ada di kamarnya tersebut.

"Pemandangannya cantik sekali," gumam Shanum.

Dari kejauhan, Arga melihat sang istri. Ia menoleh sejenak pada staf hotel tersebut dan berterima kasih karena sudah membawakan barang-barangnya.

Setelah staf tadi pamit undur diri, Arga langsung berjalan menghampiri istrinya itu. Ia berdiri di samping Shanum dengan satu tangan yang dimasukkannya ke dalam saku.

"Apakah kamu menyukainya?" tanya Arga.

Shanum menoleh sejenak ke arah suaminya, lalu kemudian kembali mengarahkan pandangannya ke depan.

"Ini tidak terlalu buruk. Aku bisa melihat pemandangan pantai secara langsung dan menikmati pemandangan mata hari terbit saat di pagi hari," ujar Shanum.

"Syukurlah. Aku senang jika kamu menyukainya," ucap Arga.

Shanum berbalik mengarah suaminya, ia mengerucutkan bibirnya dengan menunjuk kasur yang ada di dalam ruangan tersebut.

"Tetapi ... aku tidak menyukai itu," gerutu Shanum.

"Kenapa? Apakah kamu tidak menyukai kasurnya?" tanya Arga.

"Bukan. Aku tidak suka kasurnya cuma satu. Bagaimana jika kamu memesan kamar satu lagi untuk dirimu saja?" bujuk Shanum yang tidak ingin tidur satu ranjang dengan suaminya.

"Memesan satu kamar lagi?" tanya Arga tersenyum sembari menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Loh, kenapa? Apa kamu melupakan janji pranikah kita?" tanya Shanum dengan kening yang berkerut.

"Bukan karena itu, tetapi ... sebenarnya resort ini milik pamanku," jelas Arga.

"Hah?!" Shanum hanya bisa melongo, memperlihatkan tatapan bodohnya.

Arga pamit sejenak dari hadapan Shanum, hendak mengangkat telepon karena ponselnya berdering. Sementara Shanum, ia hanya bisa meratapi nasibnya yang harus tinggal sekamar dengan Arga.

"Ini semua benar-benar membuat kepalaku pusing!" tukas Shanum sembari mengacak rambutnya kesal.

.....

Siang pun berganti malam hari. Shanum tak tahu jika ia akan tinggal bersama dengan Arga dalam satu kamar. Ia mengira jika mereka bisa mengakali semua ini dengan diam-diam memesan satu kamar lagi. Namun, rupanya kedua orang tua Arga lebih cerdik dari yang Shanum kira.

Shanum sedari tadi masih berada di dalam kamar mandi. Pasalnya wanita itu membawa piyama yang semuanya mini dan terlihat belahan dada. Ia ingin bebas memakai baju tidurnya yang seksi mengingat jika di rumah Arga ia selalu mengenakan baju tidur yang tertutup.

"Bodohnya aku! Kenapa tidak satu pun ku bawa baju tidurku yang sopan. Semuanya baju haram," gerutu Shanum.

Pintu kamar mandi diketuk. Shanum sedikit terkejut karena wanita tersebut bersandar di pintu itu. Terdengar suara Arga yang tengah berteriak.

"Kapan kamu akan keluar dari sana? Aku mau ke kamar mandi!" seru Arga.

"Doa benar-benar menyebalkan. Di saat genting seperti ini, ada-ada saja tingkahnya yang ingin membuatku marah," gumam Shanum.

"Tunggu sebentar! Jadi orang yang sabar sedikit!" balas Shanum.

"Aku sudah terlalu sabar. Satu jam kamu di kamar mandi tidak keluar-keluar. Memang apa saja yang kamu lakukan di dalam sana?!"

Arga masih mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi tersebut. Tentu saja Shanum merasa terganggu dengan ketukan itu. Beberapa kali kata umpatan yang keluar dari mulutnya.

Wanita itu membuka pintu kamar mandi tersebut. Rambutnya basah, akan tetapi Shanum tidak mengeringkan rambutnya itu dengan handuk. Ia justru menggunakan handuk itu untuk menutup bagian belahan dadanya karena baju yang terbuka itu.

Indera penciuman Arga menangkap aroma mawar yang menguar dari tubuh Shanum. Jakunnya naik turun melihat rambut Shanum yang basah. Entah mengapa Shanum terlihat beribu kali bertambah cantik saat seperti ini.

"Ada apa? Matamu ...." Shanum langsung mencubit Arga saat pria itu tak berkedip sama sekali melihatnya.

"Awww sakit! Kamu ini kenapa sih?!" Arga meringis kesakitan sembari menggosok bagian yang terkena cubitan sang istri.

"Sembunyikan tatapan mesum itu! Jangan mencoba-coba mencuri kesempatan dalam kesempitan! Atau kamu ...." Shanum mengancam Arga dengan memperlihatkan kepalan tangan wanita itu. Pertanda bahwa ia bisa saja menghajar suaminya jika bertindak macam-macam terhadap dirinya.

Arga mencebikkan bibirnya, mengabaikan peringatan dari Shanum dan langsung masuk ke dalam kamar mandi tersebut. Sementara Arga berada di dalam kamar mandi, Shanum segera mengeringkan rambutnya, dan mencoba menutupi baju tersebut dengan baju lainnya.

Shanum melihat kaos oversize yang ia bawa. Ia pun langsung melapis pakaiannya itu, mencoba mencari aman dari tatapan mematikan suaminya.

"Jangan memberi celah pada Arga," gumamnya.

Saat malam harinya, kedua orang tersebut bersiap untuk tidur. Kali ini mereka memperdebatkan masalah posisi tidur.

Shanum berbaring terlebih dahulu, berharap jika Arga akan mengalah dan tidur di bawah. Namun, dugaan Shanum salah. Pria itu justru berbaring di sampingnya seolah tanpa dosa. Hal itu membuat Shanum langsung mendorong Arga hingga pria tersebut tersungkur ke bawah.

"Hei! Apa yang kamu lakukan?!" tegur Arga sembari mengusap kepalanya akibat terbentuk ke lantai.

"Ka-kamu ... siapa yang menyuruhmu tidur di sini!"

"Lantas aku harus tidur dimana? Lantainya dingin!" balas Arga yang kembali berbaring di atas kasur.

Shanum mendengkus kesal. Ingin sekali rasanya ia mencabik-cabik wajah Arga yang seolah tanpa dosa itu. Wanita tersebut turun dari tempat tidurnya. Ia memilih di lantai saja, karena tidak ingin tidur bersebelahan dengan Arga.

Sekitar 10 menit ia berbaring di sana, Shanum kembali ke atas kasur. Ternyata benar, lantainya sangat dingin dan Shanum tidak tahan. Ia memilih untuk melepaskan rasa egoisnya dengan mencoba berbagi ranjang bersama Arga.

"Begini saja, kita berbagi tempat tidur. Namun, dengan syarat!" ujar Shanum kembali mengajukan syarat.

"Apa? Cepatlah katakan! Aku sudah mengantuk!" balas pria tersebut.

Shanum mengambil dua buah bantal guling, ia letakkan ke tengah-tengah. Wanita itu juga mengatur jarak antara bantal guling tersebut dengan dirinya.

"Ini adalah batas aman di antara kita. Tidak boleh ada yang melewatinya. Jika nanti ada yang berani melewati batas, maka dia akan mendapatkan konsekuensinya," ucap Shanum.

"Baiklah-baiklah. Aku pastikan aku tidak akan melewati batas tersebut. Aku ingin tidur karena aku sudah mengantuk!"

Arga membelakangi Shanum. Ia benar-benar lelah karena menempuh perjalanan. Arga telah memejamkan mata, sementara Shanum merasa gelisah.

"Jangan melewati batas aman itu," batin Shanum berbicara pada dirinya sendiri.

....

Keesokan harinya, Arga merasa lengannya sakit dan posisi tidurnya tidak nyaman. Saat ia membuka mata, ia cukup terkejut mendapati Shanum yang saat ini tengah memeluk dirinya dan tidur di lengan Arga.

"D-dia ...." Arga sempat panik, entah bagaimana ceritanya si pembuat syarat bisa-bisanya tidak menaati aturannya sendiri.

Namun, saat melihat wajah Shanum dari dekat, Arga benar-benar terpukau. Shanum semakin cantik seperti beberapa puluh tahun yang lalu. Ia tersenyum melihat wajah Shanum yang polos tanpa riasan make up. Ada rasa bahagia membuncah dalam dirinya saat ia berhasil menikah dengan gadis yang tak lain adalah mantan kekasihnya itu.

Arga tak ingin memanfaatkan kesempatan lebih jauh lagi. Ia mengingat perjanjian pranikah yang mereka buat. Dirinya tak ingin melukai harga diri Shanum dengan memanfaatkan situasi yang seperti ini.

Arga pun mencoba untuk menggeser kaki Shanum yang menimpa kakinya. Ia memegangi kain celana Shanum, berusaha untuk tidak menyentuh wanita itu.

"Kamu sedang apa?"

Terdengar suara Shanum, membuat Arga menoleh. Ia benar-benar terkejut karena Shanum membuka mata. Namun, satu hal yang tanpa sengaja ia lakukan. Rupanya tangan pria itu tak sengaja menyentuh bok*ng Shanum.

"Argaaaaa!!!!"

Terpopuler

Comments

Uthie

Uthie

lucuu 😂😂

2024-03-09

1

Desilia Chisfia Lina

Desilia Chisfia Lina

bikin pembatas sendiri di langgar sendiri 😄

2023-12-26

2

Farhidayu💜🌱🏠🇯🇴

Farhidayu💜🌱🏠🇯🇴

Shanum usah jadi isteri durhaka ya..kamu itu seharusnya melayani suami mu..dosa tau kamu berbuat demikian

2023-12-22

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perawan Tua
2 Bab 2. Permintaan Papa
3 Bab 3. Calon Suami
4 Bab 4. Perjanjian Pranikah
5 Bab 5. Hari H
6 Bab 6. Moza
7 Bab 7. Serba Salah
8 Bab 8. Tinggal Serumah
9 Bab 9. Salah Paham
10 Bab 10. Penampakan
11 Bab 11. Hantu Cantik
12 Bab 12. Ketahuan
13 Bab 13. Kesempatan Kedua
14 Bab 14. Pria Menyebalkan
15 Bab 15. Bulan Madu
16 Bab 16. Tak Sengaja
17 Bab 17. Terlanjur
18 Bab 18. Aku Bisa, Tapi Aku Sakit
19 Bab 19. Cemburu?
20 Bab 20. Perhatian Arga
21 Bab 21. Kebenaran Yang Baru Saja Terungkap
22 Bab 22. Suami Istri Sungguhan
23 Bab 23. Oh Ternyata ...
24 Bab 24. Di Balik Selimut
25 Bab 25. Dunia Milik Berdua
26 Bab 26. Bercerai!
27 Bab 27. Geli Ga!
28 Bab 28. Memilih Untuk Saling Mencintai
29 Bab 29. Program Hamil
30 Bab 30. Bucin Tapi Aku Suka
31 Bab 31. Wanita Sainganku
32 Bab 32. Pelakor Idaman
33 Bab 33. Terlanjur Menyukainya
34 Bab 34. Kamu Adalah Kebahagiaanku
35 Bab 35. Acara Reuni
36 Bab 36. Kamu Sangat Keren
37 Bab 37. Merasa Iri
38 Bab 38. Bakwan Jamur
39 Bab 39. Butuh Healing
40 Bab 40. Harapan Setinggi Langit
41 Bab 41. Impian Yang Terwujud
42 Bab 42.
43 Bab 43. Permintaan Arga
44 Bab 44. Milik Siapa?
45 Bab 45. Ancaman Shanum
46 Bab 46. Tidak Nyaman
47 Bab 47. Tatapan Sedih
48 Bab 48. Dia Membenciku?
49 Bab 49. Tidur Di Luar + Bonus Visual Pemeran
50 Bab 50. GGG ( Gara-Gara Gincu)
51 Bab 51. Cinta Yang Rumit
52 Bab 52. Tak Normal
53 Bab 53. Beruntung Memilikimu
54 Bab 54. Insiden Pagi Ini
55 Bab 55. Kenyataan Terpahit
56 Bab 56. Apa Salahku?
57 Bab 57. Nikmat Yang Tiada Tara
58 Bab 58. Sebuah Foto
59 Bab 59. Rasa Yang Berbeda
60 Bab 60. Memendam Luka
61 Bab 61. Cintamu Omong Kosong
62 Bab 62. Kejadian Di Hotel
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1. Perawan Tua
2
Bab 2. Permintaan Papa
3
Bab 3. Calon Suami
4
Bab 4. Perjanjian Pranikah
5
Bab 5. Hari H
6
Bab 6. Moza
7
Bab 7. Serba Salah
8
Bab 8. Tinggal Serumah
9
Bab 9. Salah Paham
10
Bab 10. Penampakan
11
Bab 11. Hantu Cantik
12
Bab 12. Ketahuan
13
Bab 13. Kesempatan Kedua
14
Bab 14. Pria Menyebalkan
15
Bab 15. Bulan Madu
16
Bab 16. Tak Sengaja
17
Bab 17. Terlanjur
18
Bab 18. Aku Bisa, Tapi Aku Sakit
19
Bab 19. Cemburu?
20
Bab 20. Perhatian Arga
21
Bab 21. Kebenaran Yang Baru Saja Terungkap
22
Bab 22. Suami Istri Sungguhan
23
Bab 23. Oh Ternyata ...
24
Bab 24. Di Balik Selimut
25
Bab 25. Dunia Milik Berdua
26
Bab 26. Bercerai!
27
Bab 27. Geli Ga!
28
Bab 28. Memilih Untuk Saling Mencintai
29
Bab 29. Program Hamil
30
Bab 30. Bucin Tapi Aku Suka
31
Bab 31. Wanita Sainganku
32
Bab 32. Pelakor Idaman
33
Bab 33. Terlanjur Menyukainya
34
Bab 34. Kamu Adalah Kebahagiaanku
35
Bab 35. Acara Reuni
36
Bab 36. Kamu Sangat Keren
37
Bab 37. Merasa Iri
38
Bab 38. Bakwan Jamur
39
Bab 39. Butuh Healing
40
Bab 40. Harapan Setinggi Langit
41
Bab 41. Impian Yang Terwujud
42
Bab 42.
43
Bab 43. Permintaan Arga
44
Bab 44. Milik Siapa?
45
Bab 45. Ancaman Shanum
46
Bab 46. Tidak Nyaman
47
Bab 47. Tatapan Sedih
48
Bab 48. Dia Membenciku?
49
Bab 49. Tidur Di Luar + Bonus Visual Pemeran
50
Bab 50. GGG ( Gara-Gara Gincu)
51
Bab 51. Cinta Yang Rumit
52
Bab 52. Tak Normal
53
Bab 53. Beruntung Memilikimu
54
Bab 54. Insiden Pagi Ini
55
Bab 55. Kenyataan Terpahit
56
Bab 56. Apa Salahku?
57
Bab 57. Nikmat Yang Tiada Tara
58
Bab 58. Sebuah Foto
59
Bab 59. Rasa Yang Berbeda
60
Bab 60. Memendam Luka
61
Bab 61. Cintamu Omong Kosong
62
Bab 62. Kejadian Di Hotel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!