Bab 14. Pria Menyebalkan

Di butik, Shanum duduk merenung di dalam ruangannya. Ia menutup wajahnya, lalu kemudian menangis sesegukkan. Pikirannya tertuju pada ayahnya yang masih berada di rumah sakit.

"Andai saja aku tidak ceroboh, pasti papa tidak akan kembali drop seperti ini. Ya Tuhan, apa yang harus aku lakukan," gumam Shanum sembari menghapus jejak air mata yang membasahi pipinya.

Pandangannya teralihkan pada pintu yang baru saja diketuk. Tak lama kemudian, Arga muncul dari balik pintu. Shanum membuang muka, ia masih marah pada Arga, karena suaminya itu yang memancing pertengkaran hingga akhirnya membuat Pak Bayu mendengar semua pembicaraan mereka.

"Sebaiknya kamu pergi. Aku tidak mau melihatmu!" Shanum mengusir suaminya itu, berbicara tanpa menatap lawan bicaranya.

Arga mengabaikan ucapan istrinya. Ia melangkahkan kakinya mendekat pada wanita yang saat ini bahkan enggan menatapnya.

"Kabari aku jika ingin pulang. Aku sudah berbicara dengan papa. Dia memintaku untuk membawamu bersamaku nanti," tutur Arga.

Mendengar penjelasan dari sang suami, membuat Shanum pun langsung mengarahkan pandangannya kepada Arga.

"Apakah papa sudah sadar? Bagaimana kondisinya?" tanya Shanum.

"Papa sudah sadar dan kondisinya sudah mulai membaik. Untuk saat ini, mari kita berdamai terlebih dahulu di depan papa. Aku tahu kamu teramat membenciku, tetapi ku harap kamu bisa menahannya dan meluapkannya nanti, setelah papa benar-benar pulih," jelas Arga.

Shanum mengangguk pelan. Ia menuruti ucapan suaminya itu untuk kali ini. Bagaimana pun juga, ucapan Arga ada benarnya. Shanum harus tetap terlihat baik-baik saja dengan Arga agar ayahnya juga merasa tenang.

Setelah mengucapkan semua yang hendak ia katakan. Arga pun melangkah pergi dari ruangan Shanum. Namun, tiba-tiba ia mendengar suara dari arah belakang.

"Terima kasih."

Arga menghentikan langkahnya sejenak, lalu kemudian berbalik menghadap istrinya.

"Terima kasih karena telah mengkhawatirkan papa," lanjut Shanum lagi.

Arga hanya merespon Shanum dengan menarik segaris senyum di bibirnya. Pria itu pun kembali melangkahkan kakinya, menutup pintu ruangan tersebut.

Shanum benar-benar merasa lega mendengar ayahnya telah siuman. Ia tak sabar ingin pulang dan menemui ayahnya untuk meminta maaf secara langsung.

....

Arga tiba di kantor. Ia pun langsung masuk ke dalam ruangannya diikuti oleh gadis berparas cantik dan berambut panjang. Gadis tersebut tak lain adalah Tia, yang telah bekerja dengan Arga selama 4 tahun.

"Semua jadwal sudah saya cancel, Pak." Tia berucap setelah Arga duduk di kursi kebesarannya.

"Baguslah. Apakah kamu sudah mengatur ulang semuanya?" tanya Arga.

"Sudah, Pak."

Tia mulai membacakan satu persatu jadwal yang telah ia atur ulang untuk Arga. Pria itu pun mendengarkan secara seksama dan mengangguk paham.

"Baiklah, kalau begitu kamu boleh kembali ke meja kerjamu!" titah Arga.

Tia menundukkan kepalanya, pamit undur diri dari hadapan atasannya itu. Sepeninggal sang sekretaris, Arga beranjak dari tempat duduknya. Ia menatap ke jendela kaca yang memperlihatkan suasana jalanan dari atas sana. Ia menghela napasnya, lalu kemudian pandangannya beralih pada cincin nikah yang melingkar di jari manisnya.

....

Siang pun telah berganti sore hari. Shanum memandangi ponselnya. Ia beberapa kali mengetikkan pesan singkat untuk Arga, akan tetapi wanita itu lagi dan lagi menghapusnya.

Jemput aku! (dihapus)

Tolong jemput aku! (dihapus)

Jemput aku, Arga. (dihapus)

Shanum meletakkan kembali ponselnya. Bahkan hanya mengetikkan pesan untuk minta jemput pada suaminya saja ia enggan. Sebenarnya bukan enggan, lebih tepatnya ia bingung.

Tak lama kemudian, ponselnya berdering. Shanum melihat kontak dengan nama 'Pria Menyebalkan' tertera di layar ponselnya. Siapa lagi jika bukan Arga. Ia sengaja memberikan nama demikian karena memang sikap Arga sangat menyebalkan.

"Halo," ucap Shanum mengangkat panggilan tersebut.

"Jika sudah selesai, keluarlah! Aku menunggu di depan."

Baru saja Shanum hendak menyahuti ucapan Arga, tiba-tiba panggilan tersebut langsung diakhiri sepihak oleh pria itu. Shanum langsung mendecak sebal sembari memandangi layar ponselnya.

"Pria ini benar-benar ...." Wanita itu menghela napasnya, mencoba untuk tetap bersikap tenang. Apalagi setelah ini ia akan meminta maaf pada ayahnya, yang pastinya harus berdamai terlebih dahulu dengan Arga meskipun itu hanya sesaat saja.

Shanum keluar dari butik. Benar saja, mobil Arga sudah terparkir di depan gedung tersebut. Wanita itu berjalan, mencoba membuka mobilnya. Namun, tampaknya mobil itu masih terkunci dari dalam membuat Shanum mengetuk jendela kaca.

"Ada apa dengannya?" geram Shanum yang tak kunjung direspon oleh Arga.

Wanita itu berjalan menuju pintu di sebelahnya. Arga langsung menurunkan kaca mobilnya saat melihat Shanum melambaikan tangan dari balik kaca tersebut.

"Kenapa belum masuk?" tanya Arga.

Shanum melipat kedua tangannya. Entah mengapa rasanya sangat sulit jika harus berdamai dengan Arga. Sikapnya selalu membuat Shanum naik darah.

"Bagaimana aku bisa masuk jika kamu masih menguncinya dari dalam," ujar Shanum penuh penekanan.

"Benarkah?" Arga berekspresi bak seseorang tanpa dosa. Saat ia menekan tombol yang ada di sampingnya, ia pun langsung tersenyum.

"Maaf, aku lupa membukanya," ucap pria itu sembari memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Shanum mendecih, ia berjalan menuju ke pintu sebelahnya sembari mengoceh, " Ingin sekali aku mencekik pria itu!!" geram Shanum yang kemudian masuk ke dalam kendaraan tersebut.

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

marah aja lah kamu

2024-04-02

1

Uthie

Uthie

Benci-Benci tapi rindu nanti 😁😁

2024-03-07

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perawan Tua
2 Bab 2. Permintaan Papa
3 Bab 3. Calon Suami
4 Bab 4. Perjanjian Pranikah
5 Bab 5. Hari H
6 Bab 6. Moza
7 Bab 7. Serba Salah
8 Bab 8. Tinggal Serumah
9 Bab 9. Salah Paham
10 Bab 10. Penampakan
11 Bab 11. Hantu Cantik
12 Bab 12. Ketahuan
13 Bab 13. Kesempatan Kedua
14 Bab 14. Pria Menyebalkan
15 Bab 15. Bulan Madu
16 Bab 16. Tak Sengaja
17 Bab 17. Terlanjur
18 Bab 18. Aku Bisa, Tapi Aku Sakit
19 Bab 19. Cemburu?
20 Bab 20. Perhatian Arga
21 Bab 21. Kebenaran Yang Baru Saja Terungkap
22 Bab 22. Suami Istri Sungguhan
23 Bab 23. Oh Ternyata ...
24 Bab 24. Di Balik Selimut
25 Bab 25. Dunia Milik Berdua
26 Bab 26. Bercerai!
27 Bab 27. Geli Ga!
28 Bab 28. Memilih Untuk Saling Mencintai
29 Bab 29. Program Hamil
30 Bab 30. Bucin Tapi Aku Suka
31 Bab 31. Wanita Sainganku
32 Bab 32. Pelakor Idaman
33 Bab 33. Terlanjur Menyukainya
34 Bab 34. Kamu Adalah Kebahagiaanku
35 Bab 35. Acara Reuni
36 Bab 36. Kamu Sangat Keren
37 Bab 37. Merasa Iri
38 Bab 38. Bakwan Jamur
39 Bab 39. Butuh Healing
40 Bab 40. Harapan Setinggi Langit
41 Bab 41. Impian Yang Terwujud
42 Bab 42.
43 Bab 43. Permintaan Arga
44 Bab 44. Milik Siapa?
45 Bab 45. Ancaman Shanum
46 Bab 46. Tidak Nyaman
47 Bab 47. Tatapan Sedih
48 Bab 48. Dia Membenciku?
49 Bab 49. Tidur Di Luar + Bonus Visual Pemeran
50 Bab 50. GGG ( Gara-Gara Gincu)
51 Bab 51. Cinta Yang Rumit
52 Bab 52. Tak Normal
53 Bab 53. Beruntung Memilikimu
54 Bab 54. Insiden Pagi Ini
55 Bab 55. Kenyataan Terpahit
56 Bab 56. Apa Salahku?
57 Bab 57. Nikmat Yang Tiada Tara
58 Bab 58. Sebuah Foto
59 Bab 59. Rasa Yang Berbeda
60 Bab 60. Memendam Luka
61 Bab 61. Cintamu Omong Kosong
62 Bab 62. Kejadian Di Hotel
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Bab 1. Perawan Tua
2
Bab 2. Permintaan Papa
3
Bab 3. Calon Suami
4
Bab 4. Perjanjian Pranikah
5
Bab 5. Hari H
6
Bab 6. Moza
7
Bab 7. Serba Salah
8
Bab 8. Tinggal Serumah
9
Bab 9. Salah Paham
10
Bab 10. Penampakan
11
Bab 11. Hantu Cantik
12
Bab 12. Ketahuan
13
Bab 13. Kesempatan Kedua
14
Bab 14. Pria Menyebalkan
15
Bab 15. Bulan Madu
16
Bab 16. Tak Sengaja
17
Bab 17. Terlanjur
18
Bab 18. Aku Bisa, Tapi Aku Sakit
19
Bab 19. Cemburu?
20
Bab 20. Perhatian Arga
21
Bab 21. Kebenaran Yang Baru Saja Terungkap
22
Bab 22. Suami Istri Sungguhan
23
Bab 23. Oh Ternyata ...
24
Bab 24. Di Balik Selimut
25
Bab 25. Dunia Milik Berdua
26
Bab 26. Bercerai!
27
Bab 27. Geli Ga!
28
Bab 28. Memilih Untuk Saling Mencintai
29
Bab 29. Program Hamil
30
Bab 30. Bucin Tapi Aku Suka
31
Bab 31. Wanita Sainganku
32
Bab 32. Pelakor Idaman
33
Bab 33. Terlanjur Menyukainya
34
Bab 34. Kamu Adalah Kebahagiaanku
35
Bab 35. Acara Reuni
36
Bab 36. Kamu Sangat Keren
37
Bab 37. Merasa Iri
38
Bab 38. Bakwan Jamur
39
Bab 39. Butuh Healing
40
Bab 40. Harapan Setinggi Langit
41
Bab 41. Impian Yang Terwujud
42
Bab 42.
43
Bab 43. Permintaan Arga
44
Bab 44. Milik Siapa?
45
Bab 45. Ancaman Shanum
46
Bab 46. Tidak Nyaman
47
Bab 47. Tatapan Sedih
48
Bab 48. Dia Membenciku?
49
Bab 49. Tidur Di Luar + Bonus Visual Pemeran
50
Bab 50. GGG ( Gara-Gara Gincu)
51
Bab 51. Cinta Yang Rumit
52
Bab 52. Tak Normal
53
Bab 53. Beruntung Memilikimu
54
Bab 54. Insiden Pagi Ini
55
Bab 55. Kenyataan Terpahit
56
Bab 56. Apa Salahku?
57
Bab 57. Nikmat Yang Tiada Tara
58
Bab 58. Sebuah Foto
59
Bab 59. Rasa Yang Berbeda
60
Bab 60. Memendam Luka
61
Bab 61. Cintamu Omong Kosong
62
Bab 62. Kejadian Di Hotel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!