Bab 3. Calon Suami

Shanum terkejut dengan permintaan ayahnya. Jika ibunya hanya memintanya untuk berkencan. Berbeda dengan sang ayah yang justru menginginkannya langsung menikah dan bahkan telah memiliki pria yang akan dipasangkan olehnya nanti.

"Kenapa? Bukankah kamu bilang tidak akan membantah lagi ucapan papa," ujar Pak Bayu.

"Tapi ... Pa, apakah tidak sebaiknya melakukan pendekatan saja dulu. Nanti setelah cocok baru menikah," ucap Shanum yang merasa sedikit keberatan dengan permintaan ayahnya.

"Menikah saja dulu, baru pacaran. Pacaran setelah menikah itu jauh lebih indah, Sha. Mau ya?" bujuk sang ayah yang masih meyakinkan putrinya agar setuju dengan permintaan yang ia ajukan.

"Tolong beri waktu Shanum untuk memikirkannya dulu, Pa."

Pak Bayu mengangguk, ia bersedia menunggu keputusan dari putrinya. Bagaimana pun juga, Pak Bayu sangat ingin jika kelak Shanum hidup bahagia.

Setelah memastikan ayahnya baik-baik saja, Shanum berpamitan pada Pak Bayu dan Bu Lina untuk mengontrol butik sejenak. Saat di perjalanan menuju ke butik, Shanum kepikiran dengan apa yang diucapkan oleh ayahnya. Entah mengapa hati Shanum sedikit gundah. Ingin menolak, akan tetapi ia merasa tak enak karena sudah terlanjur berjanji pada ayahnya.

Sibuk berkecamuk dengan pikirannya, Shanum tak sadar jika ia menyetir sudah tidak pada jalurnya. Dari arah yang berlawanan, seseorang meneriakkan klakson dengan sangat keras, membuat Shanum terpaksa harus membanting setirnya.

Badan Shanum mendadak berkeringat dingin. Napasnya terengah-engah saat mendapati bahwa dirinya hampir saja mengalami kecelakaan. Shanum melihat ke arah spion. Mobil yang hampir bertabrakan dengannya terlihat masih melaju.

"Hampir saja," gumam Shanum sembari mengusap dadanya.

Setelah cukup tenang, Shanum pun kembali mengemudikan mobilnya ke jalanan.

.....

Di lain tempat, Bu Lina menanyakan perihal tentang perjodohan yang diatur oleh suaminya tanpa diketahui dirinya sama sekali.

"Apakah Mas Bayu yakin kalau Shanum akan cocok sama pria itu?" tanya Bu Lina.

"Tentu saja. Aku sudah mengamatinya sejak lama. Ku rasa dia adalah pria yang pantas untuk anak kita," jawab Pak Bayu.

"Sepertinya lebih baik kita mendekatkan mereka saja dulu, Mas. Mengatur pertemuan antara Shanum dengan pria itu," ucap Bu Lina memberikan saran.

"Setelah pulang dari rumah sakit, kita akan mengatur pertemuan. Namun, aku memintanya membawa kedua orang tuanya dan langsung mengatur tanggal pernikahan," jelas Pak Bayu.

"Tapi Mas, ...."

"Aku tidak punya banyak waktu lagi. Kamu tenang saja, pria ini adalah pria yang baik. Aku bisa menjamin hal itu," ucap Pak Bayu yang langsung memotong pembicaraan istrinya.

Mau tak mau, Bu Lina pun harus menyetujui permintaan suaminya. Bagaimana pun juga, ia ingin agar putrinya segera menikah, mengingat usia Shanum yang sudah berkepala tiga.

....

Shanum sibuk di butik. Ia memasang wajah ramahnya pada pelanggan VVIP, dan melayaninya langsung dengan sepenuh hati. Bagi Shanum, memberikan sebuah pelayanan pada pelanggan adalah nomor satu.

Setelah melayani beberapa pelanggan, Shanum langsung membawa desain yang ia buat ke bagian penjahitan. Shanum juga memberikan arahan dari segi pemilihan bahan kain dan juga motifnya.

Tak terasa, waktu begitu cepat. Shanum masuk ke dalam mobil untuk kembali ke rumah sakit. Sebelum menghidupkan mesin mobilnya, Shanum berkaca terlebih dahulu. Hari ini terlalu sibuk baginya hingga ia tak mandi dan hanya mencuci muka saja.

"Make up memang sangat membantuku terlihat lebih segar. Bahkan mungkin tidak ada yang percaya jika aku mengatakan bahwa aku tidak mandi," gumamnya.

Shanum memutar kunci mobilnya. Ia pun langsung melajukan kendaraan roda dua tersebut menuju ke jalanan.

Sesampainya di rumah sakit, Shanum langsung berjalan menuju ke ruangan ayahnya di rawat. Ia melihat ayahnya itu tengah tertidur di atas brankar . Bibirnya masih terlihat pucat, membuat Shanum menjadi sedih. Shanum memikirkan permintaan ayahnya tadi pagi.

"Pa, aku akan menikah sesuai dengan permintaan papa. Ku mohon papa untuk lekas pulih," gumam Shanum.

Tak lama kemudian, Pak Bayu membuka matanya. Ternyata lelaki paruh baya itu mendengar ucapan putrinya.

"Loh, papa bangun?" tanya Shanum.

Pak Bayu tersenyum, "Iya, Sayang. Papa mendengar apa yang baru saja kamu katakan tadi. Papa akan segera sembuh dan melihat kamu menikah," ujar Pak Bayu.

Shanum tersenyum, untuk saat ini ia hanya ingin membahagiakan ayahnya. Tak peduli dengan hatinya yang belum tentu bisa menerima lelaki pilihan ayahnya itu .

...****************...

Beberapa hari kemudian, Pak Bayu sudah diperbolehkan untuk pulang. Di rumah pun tampak sibuk membuat jamuan. Pasalnya, malam nanti Pak Bayu langsung mengatur pertemuan dua keluarga, antara keluarga Pak Bayu dengan keluarga pria yang akan dijodohkan dengan Shanum.

Awalnya Shanum tak setuju dengan pertemuan yang begitu mendadak, mengingat bagaimana ayahnya baru saja pulang dari rumah sakit. Namun, Pak Bayu tetap kekeuh dengan pendapatnya, membuat Shanum pun harus mengikuti permintaan ayahnya itu.

Malam harinya, Shanum pun berdandan cantik. Saat berias, ibunya berada di belakang Shanum untuk mengawasi putrinya itu.

"Ma, sampai kapan mama berdiri di situ?" tanya Shanum sembari menyapu wajahnya menggunakan brush.

"Sampai kamu selesai. Mama tidak ingin riasan kamu mengecewakan," jawab Bu Lina sembari melipat kedua tangannya ke depan.

"Ya ampun, Ma. Tenang saja, aku akan merias diriku sebaik mungkin," balas Shanum.

"Mama takut saja jika kamu akan memakai cara itu untuk menggagalkan pernikahan nanti," ucap Bu Lina.

"Tidak, Ma. Aku akan tetap menikah. Tekadku sudah bulat untuk menaati ucapan papa," jawab Shanum dengan yakin.

Keluarga dari pihak pria sudah datang. Keluarga Pak Shanum langsung menyambut kedatangan mereka. Shanum tersenyum menyalami calon mertuanya. Namun, ia tidak melihat keberadaan pria yang akan dinikahkan dengannya.

"Maaf, putra kami datang sedikit terlambat karena ada urusan mendadak," jelas Pak Dendi.

"Iya, tidak apa-apa, Pak Dendi. Kami mengerti karena putra Pak Dendi adalah sosok yang pekerja keras," ujar Pak Bayu.

"Ternyata calon menantu kami sangatlah cantik," celetuk Bu Risa.

Shanum tersenyum dan sedikit tersipu. Mereka pun mempersilakan tamunya untuk masuk dan menikmati jamuan. Sembari menikmati jamuan, mereka mulai membicarakan tentang pernikahan.

Suasana sedikit ramai karena kedua orang tuanya sibuk dengan percakapan masing-masing. Sementara Shanum, ia masih bertanya-tanya seperti apa paras pria yang akan dijodohkan dengannya nanti.

"Mari kita percepat tanggal pernikahannya," ujar Pak Bayu.

"Saya setuju, Pak Bayu. Bukankah lebih cepat lebih baik. Lagi pula putra dan putri kita sudah sangat matang untuk menikah," ucap Pak Dendi.

"Kira-kira kapan tanggal yang cocok untuk menggelar pesta pernikahan?" lanjut Pak Dendi.

"Minggu depan," celetuk Pak Bayu.

Hal tersebut langsung membuat Shanum terkejut. Bagaimana bisa mengadakan pesta pernikahan secepat itu. Apalagi Shanum sama sekali tidak mengetahui wajah calon suaminya itu.

"Baiklah, kami setuju. Kita adakan pesta pernikahan Minggu depan," ujar Pak Dendi dan juga istrinya.

Shanum ingin sekali memberontak, akan tetapi ia tak bisa melakukan hal itu mengingat janjinya pada sang ayah.

"Assalamualaikum," ucap suara pria yang baru saja datang.

"Wa'alaikumsalam." Semua orang yang ada di sana menjawab salam tersebut.

"Ah, ini adalah putra kami yang akan dijodohkan dengan nak Shanum. Namanya ...."

"Arga?!" Shanum memotong ucapan Pak Dendi, ia tercengang menatap siapa yang tengah berdiri, yang akan menjadi calon suaminya kelak.

Pria itu adalah pria yang menyisakan luka di masa lalu Shanum. Hingga membuat Shanum cukup trauma untuk mengenal cinta lagi.

"Shanum," ucapnya yang juga ikut terkejut.

Bersambung ....

Terpopuler

Comments

Ani Ani

Ani Ani

kawan lama DIA Rupa nya

2024-04-02

1

Mamah Kekey

Mamah Kekey

assalam mualaikum mampir kk bagus ceritanya aku suka

2024-03-29

2

Bundae Melani

Bundae Melani

sejak kpn ada mobil roda dua

2024-02-05

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Perawan Tua
2 Bab 2. Permintaan Papa
3 Bab 3. Calon Suami
4 Bab 4. Perjanjian Pranikah
5 Bab 5. Hari H
6 Bab 6. Moza
7 Bab 7. Serba Salah
8 Bab 8. Tinggal Serumah
9 Bab 9. Salah Paham
10 Bab 10. Penampakan
11 Bab 11. Hantu Cantik
12 Bab 12. Ketahuan
13 Bab 13. Kesempatan Kedua
14 Bab 14. Pria Menyebalkan
15 Bab 15. Bulan Madu
16 Bab 16. Tak Sengaja
17 Bab 17. Terlanjur
18 Bab 18. Aku Bisa, Tapi Aku Sakit
19 Bab 19. Cemburu?
20 Bab 20. Perhatian Arga
21 Bab 21. Kebenaran Yang Baru Saja Terungkap
22 Bab 22. Suami Istri Sungguhan
23 Bab 23. Oh Ternyata ...
24 Bab 24. Di Balik Selimut
25 Bab 25. Dunia Milik Berdua
26 Bab 26. Bercerai!
27 Bab 27. Geli Ga!
28 Bab 28. Memilih Untuk Saling Mencintai
29 Bab 29. Program Hamil
30 Bab 30. Bucin Tapi Aku Suka
31 Bab 31. Wanita Sainganku
32 Bab 32. Pelakor Idaman
33 Bab 33. Terlanjur Menyukainya
34 Bab 34. Kamu Adalah Kebahagiaanku
35 Bab 35. Acara Reuni
36 Bab 36. Kamu Sangat Keren
37 Bab 37. Merasa Iri
38 Bab 38. Bakwan Jamur
39 Bab 39. Butuh Healing
40 Bab 40. Harapan Setinggi Langit
41 Bab 41. Impian Yang Terwujud
42 Bab 42.
43 Bab 43. Permintaan Arga
44 Bab 44. Milik Siapa?
45 Bab 45. Ancaman Shanum
46 Bab 46. Tidak Nyaman
47 Bab 47. Tatapan Sedih
48 Bab 48. Dia Membenciku?
49 Bab 49. Tidur Di Luar + Bonus Visual Pemeran
50 Bab 50. GGG ( Gara-Gara Gincu)
51 Bab 51. Cinta Yang Rumit
52 Bab 52. Tak Normal
53 Bab 53. Beruntung Memilikimu
54 Bab 54. Insiden Pagi Ini
55 Bab 55. Kenyataan Terpahit
56 Bab 56. Apa Salahku?
57 Bab 57. Nikmat Yang Tiada Tara
58 Bab 58. Sebuah Foto
59 Bab 59. Rasa Yang Berbeda
60 Bab 60. Memendam Luka
61 Bab 61. Cintamu Omong Kosong
62 Bab 62. Kejadian Di Hotel
63 Bab 63. Takkan Ku Biarkan
Episodes

Updated 63 Episodes

1
Bab 1. Perawan Tua
2
Bab 2. Permintaan Papa
3
Bab 3. Calon Suami
4
Bab 4. Perjanjian Pranikah
5
Bab 5. Hari H
6
Bab 6. Moza
7
Bab 7. Serba Salah
8
Bab 8. Tinggal Serumah
9
Bab 9. Salah Paham
10
Bab 10. Penampakan
11
Bab 11. Hantu Cantik
12
Bab 12. Ketahuan
13
Bab 13. Kesempatan Kedua
14
Bab 14. Pria Menyebalkan
15
Bab 15. Bulan Madu
16
Bab 16. Tak Sengaja
17
Bab 17. Terlanjur
18
Bab 18. Aku Bisa, Tapi Aku Sakit
19
Bab 19. Cemburu?
20
Bab 20. Perhatian Arga
21
Bab 21. Kebenaran Yang Baru Saja Terungkap
22
Bab 22. Suami Istri Sungguhan
23
Bab 23. Oh Ternyata ...
24
Bab 24. Di Balik Selimut
25
Bab 25. Dunia Milik Berdua
26
Bab 26. Bercerai!
27
Bab 27. Geli Ga!
28
Bab 28. Memilih Untuk Saling Mencintai
29
Bab 29. Program Hamil
30
Bab 30. Bucin Tapi Aku Suka
31
Bab 31. Wanita Sainganku
32
Bab 32. Pelakor Idaman
33
Bab 33. Terlanjur Menyukainya
34
Bab 34. Kamu Adalah Kebahagiaanku
35
Bab 35. Acara Reuni
36
Bab 36. Kamu Sangat Keren
37
Bab 37. Merasa Iri
38
Bab 38. Bakwan Jamur
39
Bab 39. Butuh Healing
40
Bab 40. Harapan Setinggi Langit
41
Bab 41. Impian Yang Terwujud
42
Bab 42.
43
Bab 43. Permintaan Arga
44
Bab 44. Milik Siapa?
45
Bab 45. Ancaman Shanum
46
Bab 46. Tidak Nyaman
47
Bab 47. Tatapan Sedih
48
Bab 48. Dia Membenciku?
49
Bab 49. Tidur Di Luar + Bonus Visual Pemeran
50
Bab 50. GGG ( Gara-Gara Gincu)
51
Bab 51. Cinta Yang Rumit
52
Bab 52. Tak Normal
53
Bab 53. Beruntung Memilikimu
54
Bab 54. Insiden Pagi Ini
55
Bab 55. Kenyataan Terpahit
56
Bab 56. Apa Salahku?
57
Bab 57. Nikmat Yang Tiada Tara
58
Bab 58. Sebuah Foto
59
Bab 59. Rasa Yang Berbeda
60
Bab 60. Memendam Luka
61
Bab 61. Cintamu Omong Kosong
62
Bab 62. Kejadian Di Hotel
63
Bab 63. Takkan Ku Biarkan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!