BAB 19 - Siapa yang Berharga?

"Sam itu mirip dengan Papanya," kedua alis gelap Mama terangkat. "Terkadang mereka sudah berpikir jauh dari yang kita bayangkan, dan ada banyak hal yang tidak bisa kita duga dari Sam dan Papanya."

"Mas Sam---" Aku menggumam.

Rasanya Aku tak sanggup bernapas tenang saat berdiri di hadapan Mama sekarang. Aku diam, sementara kepalaku penuh dengan jutaan pertanyaan tentang Mas Sam. Oh Tuhan, apa yang sebenarnya tersembunyi di antara kami?

"Ah, bicara begini jadi ingat kisah Mama dan Papa dulu. Tidak pernah Mama sangka ada laki-laki seperti Papa di dunia ini ... Jadi rindu dengannya," Ucap Mama dengan nada berseloroh. "Sebentar Berlian, Mama ke depan dulu ya!" Beliau kemudian pamit sebentar untuk mengantarkan air minum dingin untuk Papa yang baru sampai ke rumah.

Mengetahui hal tadi, memberikan ku rasa penasaran untuk mencari tahu kebenaran yang mungkin saja tersimpan selama ini. Mungkinkah antara yang disampaikan Mama ada kaitannya dengan alasan Mas Sam sebenarnya menikahi ku?

Selain itu... soal Laras... Aku akan menghentikan sementara balas dendamnya untuk menyakiti Mbak Aina. Aku tidak sanggup melakukannya untuk waktu sekarang.

"Kamu sudah lama bangun?"

Tanpa diduga, Mas Sam sudah berdiri di belakangku. Dan jantungku berpacu cepat selagi merasakan tatapan suamiku yang mengisyaratkan curiga.

"Mas?---Lumayan sekitar 30 menit yang lalu." Jawabku terbata. "Kamu sejak kapan berdiri di belakangku?"

Ia mengenyahkan pertanyaan ku dengan datar, dan berjalan menghampiri ku, atau mungkin hanya mendekat padaku. Dan untuk kenyataannya, Mas Sam berdiri di depan panci masakan. Ia lalu menghadap ku dan berkata, "Siapa yang masak makanan pagi ini?"

Mataku membulat, sebelah alisku terangkat. "Mama, memangnya kenapa Mas?"

Mas Sam mengernyit dan seandainya itu wajah orang lain, ekspresi dingin yang dinampakkannya ini mungkin tidak akan membuatku takut. Tapi aku merasakan ancaman dari pandangan Mas Sam.

Pada saat Mas Sam mendekap ku tiba-tiba, dia nampak seperti bukan pria yang sabar, sambil memelukku dia meraba, kiri kanan pinggul ku, lebih tepatnya kedua sisi saku celana yang aku kenakan. Kemudian, ke atas punggung, badan, hampir seluruhnya. Jelas sudah dia meragukan aku, dan apa maksud dari yang dilakukannya barusan? Dia berpikir aku menyimpan semacam obat-obatan yang membahayakan untuk keluarganya.

"Kamu masih ingin mencurigai aku Mas?" Kataku lesu.

"Karena rahasia yang kamu miliki itu."

"Aku tidak punya rahasia."

"Kamu pembohong amatir, Berlian."

Dia memandangku dengan pandangan yang paling rendah, mencampakkan hatiku. Belum pernah kudapatkan Mas Sam yang begini, bohong jika aku mengatakan tak sedih, dan bila aku tersenyum atas perlakuan Mas Sam ini, maka katakanlah aku sebagai wanita munafik.

Lekas kuambil sendok di dalam lemari piring, dan tanpa ragu-ragu kuambil sayur di panci itu lalu ku makan, kukunyah dan kutelan di depannya.

"Aku berani bersumpah, makanan ini bersih dan tidak kusentuh sama sekali." Kataku sambil mengangkat dagu, diam-diam mencoba menantang Mas Sam jika berani menyebutku pembohong lagi.

"Dan Mas sendiri?" Balasku. "Mas juga punya rahasia kan di belakangku? Mas juga pembohong yang payah!"

Mas Sam mengernyitkan dahi, kemudian bertanya; "Maksudnya?"

"Coba jawab pertanyaan ku ini dengan jujur," Kataku berhenti sejenak untuk menghela napas, kemudian melanjutkan. "Kapan sebenarnya pertemuan pertama kita?"

"Di toko kue Mama." Jawab Mas Sam cepat.

"Tunggu dulu, belum selesai Mas."

"Oh, ku pikir sudah."

"Mas sudah kenal denganku ya, sebelumnya?"

Mas Sam diam. Diamnya ini sungguh membuatku meyakini sesuatu---Berarti benar dugaanku, Mas Samudera sudah tahu tentangku.

"Kenapa kamu diam saja Mas? Ayo jawab!" tuntut ku.

"Oh, sudah selesai?" Jawabnya menggodaku.

"Mas----" Aku tersenyum kecut seraya mencubitnya pelan.

"Baiklah, baiklah. Hmm... " Ujar Mas Sam berpikir, kulihat bola matanya memutar menerawang jawaban yang pas. "Jadi begini, sebenarnya aku kenal denganmu dari seseorang."

"Seseorang?" tanyaku melotot. "Siapa?"

Lantas Mas Sam mendekatkan bibirnya di telingaku, ia berbisik seolah ini adalah rahasia yang wajib hanya aku dan dirinya saja yang tahu. "Seseorang yang paling menyayangimu." Katanya. "Seseorang yang menganggapmu berharga lebih dari segalanya di dunia."

Seseorang yang paling menyayangiku?

Seseorang yang menganggap ku berharga lebih dari segalanya di dunia?

Siapa yang menganggap ku se istimewa itu?

Laras kah?

Mungkinkah itu artinya Mas Sam sudah tahu tentang hubunganku dan Laras? Dan itu artinya dia juga sudah tahu tentang pembalasan dendam ini?

"Aku tidak berharga untuk siapa pun, Mas---" sergah ku. Dan memang itu lah kenyataannya. Aku bukan orang yang berharga. Kendati mungkin, Laras satu-satunya orang yang menganggapku keluarga. Dan aku tak akan kecewa soal itu.

"Kalau kamu tidak berharga, mungkin aku tidak akan bertindak sejauh ini untuk bersamamu."

Berdegup dadaku dengan irama jantung yang tak karu-karuan, seolah dalam tubuhku tersimpan bintang beribu-ribu yang bila kusentuh akan meledak menghancurkan jiwa dan ragaku. Ku pandangi Mas Sam, debarannya makin hebat, sulit ku kendalikan. Mungkinkah ini rasanya jatuh hati? Apakah semua sesederhana ini?

"Mas---"

"Ada orang lain yang bahkan dalam jauhnya jarak, masih tetap memandangmu dan menantikan kamu di dekatnya. Saat itu, maka kamu berdosa menganggap dirimu tak berharga... Sebab ada seseorang yang siap menengadah tangan, merapalkan puji pada Tuhan untuk selalu mendoakanmu bahkan saat ajalnya mendekat." Ujarnya penuh teka-teki.

"Dan karena kamu sangat berharga itu, aku ingin menjaga dan melindungi kamu."

Aku terdiam, mataku lurus menatap Mas Sam yang tersenyum singkat padaku. Tidak ada kebohongan di matanya, dan aku tiba-tiba jadi gamang, seakan tak mampu lagi berdiri dengan tegar. Mas Sam membuatku gemetar dan tersesat...hanya setelah kupikir-pikir lagi... aku belum mendapatkan jawaban yang kuinginkan tentang pengetahuan Mas Sam.

Semua masih mengawang dan mungkin aku masih diminta untuk menunggu semuanya lebih sabar.

Hatiku berdebar, masih sama hebatnya dengan yang tadi. Mataku memandang semua kosong, termasuk Mas Sam yang berdiri di hadapanku.

Tadinya aku teguh dengan pendirian untuk Laras. Tapi sekarang aku khawatir, bagaimana jika aku justru berkhianat?

"Mas, kamu memintaku untuk membuatmu jatuh cinta, tapi bagaimana jika ternyata aku yang jatuh cinta lebih dulu padamu?"

Terpopuler

Comments

lili

lili

disini banyak teka teki smangat maraton baca.

2024-01-21

0

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

@E𝆯⃟🚀BuNdAιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸

penasaran. apakah sam tau asal-usul berlian? mungkinkah yg dimaksud sam adalah orang tua berliana?

2023-12-18

0

Yus Warkop

Yus Warkop

ya udah berlian meskipun kamu setia sama laras sbgsi saudaramu lebih baik lupakan s laras , suamimu lebih berharga ,

2023-12-18

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Pintu Cerita
2 BAB 01 - Pertemuan Pertama
3 BAB 02 - Kita Menikah
4 BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5 BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6 BAB 05 - Ipar
7 BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8 BAB 07 - Ruang Makan
9 BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10 BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11 BAB 10 - Jejak Pertama
12 BAB 11 - Balas Dendam
13 BAB 12 - Siapa Sangka
14 BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15 BAB 14 - Yang Tak Terduga
16 BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17 BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18 BAB 17 - Suami Sejati
19 BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20 BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21 BAB 20 - Menggoda Dia
22 BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23 BAB 22 - Istri Tentara
24 BAB 23 - Masa Lalu
25 BAB 24 - Perempuan Jahat
26 BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27 BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28 BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29 BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30 BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31 BAB 30 - Aku Akan Mundur
32 BAB 31 - Suara Ghaib
33 BAB 32 - Ketahuan
34 BAB 33 - Tolong Jaga!
35 BAB 34 - Kabar Buruk
36 BAB 35 - Kiamat Angkasa
37 BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38 BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39 BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40 BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41 BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42 BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43 BAB 42 - Pelampiasan
44 BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45 BAB 44 - Makan Batunya
46 BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47 BAB 46 - Lelaki Misterius
48 BAB 47 - Istri Terbaik
49 BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50 BAB 49 - Mahesa
51 BAB 50 - Semesta Dia
52 BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53 BAB 52 - Cinta Sejati
54 BAB 53 - Cinta Samudera
55 BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56 BAB 55 - Kehilangan Aina
57 BAB 56 - Mulai Dari Awal
58 BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59 BAB 58 - Kejujuran
60 BAB 59 - Naluri Wanita
61 BAB 60 - Cemburu
62 BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63 BAB 62 - Pengemis Maaf
64 BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65 BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66 BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67 BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68 BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69 BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70 BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71 BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72 BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73 BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74 BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75 BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76 BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77 BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78 BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79 Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80 BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81 BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82 BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
83 BAB 81 - Mas, Aku Minta Maaf
84 BAB 82 - Mata Samudera
85 BAB 83 - Masa Depan
86 BAB 84 - Kembar Jilid 2
87 POV Author unchihah sanskeh
88 Nah, Author Kembali Lagi
89 BONUS VIDEO VISUALISASI
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 00 - Pintu Cerita
2
BAB 01 - Pertemuan Pertama
3
BAB 02 - Kita Menikah
4
BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5
BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6
BAB 05 - Ipar
7
BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8
BAB 07 - Ruang Makan
9
BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10
BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11
BAB 10 - Jejak Pertama
12
BAB 11 - Balas Dendam
13
BAB 12 - Siapa Sangka
14
BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15
BAB 14 - Yang Tak Terduga
16
BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17
BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18
BAB 17 - Suami Sejati
19
BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20
BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21
BAB 20 - Menggoda Dia
22
BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23
BAB 22 - Istri Tentara
24
BAB 23 - Masa Lalu
25
BAB 24 - Perempuan Jahat
26
BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27
BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28
BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29
BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30
BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31
BAB 30 - Aku Akan Mundur
32
BAB 31 - Suara Ghaib
33
BAB 32 - Ketahuan
34
BAB 33 - Tolong Jaga!
35
BAB 34 - Kabar Buruk
36
BAB 35 - Kiamat Angkasa
37
BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38
BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39
BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40
BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41
BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42
BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43
BAB 42 - Pelampiasan
44
BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45
BAB 44 - Makan Batunya
46
BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47
BAB 46 - Lelaki Misterius
48
BAB 47 - Istri Terbaik
49
BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50
BAB 49 - Mahesa
51
BAB 50 - Semesta Dia
52
BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53
BAB 52 - Cinta Sejati
54
BAB 53 - Cinta Samudera
55
BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56
BAB 55 - Kehilangan Aina
57
BAB 56 - Mulai Dari Awal
58
BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59
BAB 58 - Kejujuran
60
BAB 59 - Naluri Wanita
61
BAB 60 - Cemburu
62
BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63
BAB 62 - Pengemis Maaf
64
BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65
BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66
BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67
BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68
BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69
BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70
BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71
BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72
BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73
BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74
BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75
BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76
BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77
BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78
BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79
Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80
BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81
BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82
BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
83
BAB 81 - Mas, Aku Minta Maaf
84
BAB 82 - Mata Samudera
85
BAB 83 - Masa Depan
86
BAB 84 - Kembar Jilid 2
87
POV Author unchihah sanskeh
88
Nah, Author Kembali Lagi
89
BONUS VIDEO VISUALISASI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!