BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa

Aku terbangun saat kudengar pintu depan rumah terbuka, kupandangi jam dinding sudah pukul 22.00 rupanya aku ketiduran di ruang makan sambil menunggu Mas Sam pulang. Aku segera bergegas meski pikiranku masih tak bisa ku elakkan dari kesepakatan ku dan Laras tadi siang. Ini sedikit menganggu, dan aku mengakui.

"Selamat datang, Mas." Aku menyambutnya saat dia masih memutar anak kunci untuk menutup pintu kembali, dan lekas kucium punggung tangannya dengan khidmat.

"Terima kasih. Dan tidurlah kembali, maaf aku membangunkanmu." ucap Mas Sam pelan di dekat telingaku.

Aku hanya menggelengkan kepala.

"Kenapa? Apa ada hal yang ingin kamu sampaikan?"

"Maaf, Mas. Aku ingin makan malam bersama sebelum tidur. Sebenarnya aku sudah memasaknya dari pagi, mungkin sekarang sudah dingin, tapi bisa ku panaskan kok." Aku berkata tanpa berani menatap.

"Mau ya Mas?"

"Kamu sudah memasak itu dengan susah payah untukku, dan masih menungguku pulang untuk memakannya bersama-sama." Aku mendengar perkataan Mas Sam sebelum akhirnya dia menambahkan, "Bagaimana aku bisa menolak?"

Komentar Mas Sam membuatku terus menatapnya. Sungguh satu yang bisa kupastikan dari dirinya, bahwa ia adalah lelaki yang sangat pandai menghargai seseorang. Dan enyahlah sedikit rasa gelisah ku, karena senyum dan mata Mas Samudera yang menenangkan.

Sementara Mas Sam beranjak dari sisiku menuju meja makan yang letaknya tidak terlalu jauh dari tempat kami berdiri sekarang. Mungkin hanya sekitar 20 saja. Dia lalu menarik kan kursi seraya mempersilahkan aku untuk mendudukinya.

"Tidak perlu di panaskan, begini saja juga tidak masalah." Katanya, sambil memutar jalan untuk duduk di kursi yang ada di ujung meja.

Mas Sam kemudian mengatur kursi sesuai perawakannya yang jangkung dan tegap sebelum mengambil alih piring dan sendok sayur. Ia terdiam sejenak, menatap lauk yang ada di meja, kemudian menoleh ke arahku. Dia terus menatapku, meski kali ini tidak sedingin biasanya. Sementara aku hanya diam seperti semula, hanya sempat satu kali menyunggingkan bibir dan tersenyum padanya.

"Biar aku ambilkan, ya Mas?"

Mas Sam mengangguk.

"Oh, ya bagaimana hari ini? apakah menyenangkan? Apa saja yang kamu lakukan sepanjang hari yang cerah tadi?"

Kekagetan terpancar di raut wajahku saat Mas Sam tiba-tiba melontarkan pertanyaan yang mengejutkan itu ketika aku masih sibuk menuangkan nasi dan sayur ke dalam piringnya.

"Hmm," Aku terdiam sebentar. "Keliling mencari warung sayur, karena aku belum terlalu akrab dengan lingkungan sini, jadi aku keluar sekalian beli tomat dan terung. Maaf kalau aku keluar tidak pernah izin."

Sejenak Mas Sam mengamati ku, "Terima Kasih." ucapnya singkat.

Sesudah aku menyiapkan makan malam bagiannya. Mas Sam meneguk air putih yang sebelumnya telah ku siapkan juga di sampingnya. "Rasanya enak," pujinya padaku. Sedangkan aku sengaja menghindari tatapan matanya. Rasanya aku tak sanggup menanggung pengaruh tatapan itu terhadap detak jantung, gabungan antara rasa senang dan bersalah.

"Aku tak marah kamu keluar rumah, hanya terkadang aku khawatir kalau terjadi sesuatu padamu."

"Mas jangan cemas, aku akan baik-baik saja. Lagi pula apa yang perlu dikhawatirkan dekat sini?" Ujarku dengan nada yang rendah.

Ucapanku barusan membuat Mas Samudera menoleh seketika dan menatap mata cokelat ku. Aku melihat kilat kepedihan di sorot mata itu sebelum menghilang.

"Orang jahat." Ucap Mas membelalak.

"Maksudnya?"

"Terkadang orang jahat itu tidak nampak dari karakter dan penampilan saja. Bahkan orang yang dianggap baik pun bisa lebih jahat, karena kalah tidak, mana ada istilah serigala berbulu domba."

Aku hanya menjawab ucapan Mas Samudera dengan tawa, "Hahaha, Mas-mas. Kamu benar, tapi di sekitarku bisa kupastikan tidak ada yang begitu."

Rahang Mas Sam tampak mengeras.

"Kenapa Mas? Mas tidak suka makanannya ya?"

"Maaf, bukan begitu. Aku hanya kesulitan menggigit tulang ayam ini."

"Kenapa dimakan Mas? Tulang kan keras, lagi pula itu masih ada daging kenapa malah makan tulang?"

"Karena kupikir semua bagian ayam ini bisa dimakan, dan tulang sama baiknya dengan daging. Tapi setelah digigit ternyata malah menyakitiku."

Aku menatapnya, dengan tatapan tajam karena merasa tertekan. Terutama saat pertama kali kulihat sisi yang tak biasa dari Mas Samudera, dia kadang bersikap aneh, dan tiap kata yang dia lontarkan terkadang membuatku berpikir panjang. Seolah selalu memperingatkan aku.

"Besok kita menginap di rumah Mama dan Papa, ya?"

"Ada apa, Mas?" Tanyaku padanya.

"Ada acara kecil-kecilan untuk kehamilan Aina, sekaligus kumpul keluarga karena Mbak Rania juga pulang ke rumah."

"Aku mengerti, Mas."

Pikiran macam apa ini, kumpul keluarga? itu artinya aku akan bertemu lagi dengan Mbak Aina? Mungkinkah besok adalah waktunya? Oh, sial!

Ku rapikan meja makan yang agak berantakan, kemudian memandang keluar jendela, melihat langit yang temaram penuh awan kelabu. Mendung memenuhi malam, bintang-bintang tenggelam di balik kabut yang tebal. Udara dingin kian menusuk. Hanya lampu teras yang menyala memberi pelita pada kegelapan. Di tengah semua itu, dan semua kenyataan ini, aku merasa murung dan bersalah karena secara tidak langsung usaha ku untuk membalaskan dendam malah membuat hatiku jadi kalang kabut.

Terpopuler

Comments

Nia Nara

Nia Nara

Balas dendam juga harus tahu mana benar mana salah keles.. bikin orang keguguran mah psycho

2023-12-24

0

Yus Warkop

Yus Warkop

jangan lakuin berluan segdla keinginan laras ,

2023-12-13

0

Indi_Dedy77

Indi_Dedy77

berlian nyari perkara.. samudratdk seperti angkasa yg to the point dlm berbicara. samudraberbeda.. sifatromantisnya byk mengandung makna yg tdk di sadari lawan nya. km salah berlian sdh byk berbohong ke ssamudra. Dia pyk byk mata mata yg tdk km ketahui. dr sekian lama penantian aina sj sam msih tau kabar aina walauoun sdh di kabarkan menghilang tanpa jejak. nyariperkara berlian ini.

2023-12-11

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Pintu Cerita
2 BAB 01 - Pertemuan Pertama
3 BAB 02 - Kita Menikah
4 BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5 BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6 BAB 05 - Ipar
7 BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8 BAB 07 - Ruang Makan
9 BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10 BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11 BAB 10 - Jejak Pertama
12 BAB 11 - Balas Dendam
13 BAB 12 - Siapa Sangka
14 BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15 BAB 14 - Yang Tak Terduga
16 BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17 BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18 BAB 17 - Suami Sejati
19 BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20 BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21 BAB 20 - Menggoda Dia
22 BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23 BAB 22 - Istri Tentara
24 BAB 23 - Masa Lalu
25 BAB 24 - Perempuan Jahat
26 BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27 BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28 BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29 BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30 BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31 BAB 30 - Aku Akan Mundur
32 BAB 31 - Suara Ghaib
33 BAB 32 - Ketahuan
34 BAB 33 - Tolong Jaga!
35 BAB 34 - Kabar Buruk
36 BAB 35 - Kiamat Angkasa
37 BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38 BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39 BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40 BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41 BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42 BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43 BAB 42 - Pelampiasan
44 BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45 BAB 44 - Makan Batunya
46 BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47 BAB 46 - Lelaki Misterius
48 BAB 47 - Istri Terbaik
49 BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50 BAB 49 - Mahesa
51 BAB 50 - Semesta Dia
52 BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53 BAB 52 - Cinta Sejati
54 BAB 53 - Cinta Samudera
55 BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56 BAB 55 - Kehilangan Aina
57 BAB 56 - Mulai Dari Awal
58 BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59 BAB 58 - Kejujuran
60 BAB 59 - Naluri Wanita
61 BAB 60 - Cemburu
62 BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63 BAB 62 - Pengemis Maaf
64 BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65 BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66 BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67 BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68 BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69 BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70 BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71 BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72 BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73 BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74 BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75 BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76 BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77 BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78 BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79 Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80 BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81 BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82 BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 00 - Pintu Cerita
2
BAB 01 - Pertemuan Pertama
3
BAB 02 - Kita Menikah
4
BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5
BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6
BAB 05 - Ipar
7
BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8
BAB 07 - Ruang Makan
9
BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10
BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11
BAB 10 - Jejak Pertama
12
BAB 11 - Balas Dendam
13
BAB 12 - Siapa Sangka
14
BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15
BAB 14 - Yang Tak Terduga
16
BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17
BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18
BAB 17 - Suami Sejati
19
BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20
BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21
BAB 20 - Menggoda Dia
22
BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23
BAB 22 - Istri Tentara
24
BAB 23 - Masa Lalu
25
BAB 24 - Perempuan Jahat
26
BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27
BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28
BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29
BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30
BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31
BAB 30 - Aku Akan Mundur
32
BAB 31 - Suara Ghaib
33
BAB 32 - Ketahuan
34
BAB 33 - Tolong Jaga!
35
BAB 34 - Kabar Buruk
36
BAB 35 - Kiamat Angkasa
37
BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38
BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39
BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40
BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41
BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42
BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43
BAB 42 - Pelampiasan
44
BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45
BAB 44 - Makan Batunya
46
BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47
BAB 46 - Lelaki Misterius
48
BAB 47 - Istri Terbaik
49
BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50
BAB 49 - Mahesa
51
BAB 50 - Semesta Dia
52
BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53
BAB 52 - Cinta Sejati
54
BAB 53 - Cinta Samudera
55
BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56
BAB 55 - Kehilangan Aina
57
BAB 56 - Mulai Dari Awal
58
BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59
BAB 58 - Kejujuran
60
BAB 59 - Naluri Wanita
61
BAB 60 - Cemburu
62
BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63
BAB 62 - Pengemis Maaf
64
BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65
BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66
BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67
BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68
BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69
BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70
BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71
BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72
BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73
BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74
BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75
BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76
BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77
BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78
BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79
Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80
BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81
BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82
BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!