BAB 05 - Ipar

"Dari mana kamu?"

Mas Samudera duduk di sofa ruang tamu, lengannya yang kekar terlipat di depan dada bidangnya, sedangkan kakinya yang bersepatu bot disilangkan di atas lutut. Dan lagi-lagi mata gelapnya terpaku padaku, dan sosoknya nampak tegas. Tanpa ekspresi.

"Mas kenapa sudah ada di rumah?" Aku balik bertanya. "Bukannya Mas kerja?"

Mas Samudera bangkit dari tempat duduk lalu berjalan pelan, menghampiriku.

"Begitulah seharusnya."

"Mas, bisa mundur sedikit? Mas membuatku gugup." Kataku begitu dia berdiri dalam jarak sekitar satu kilan dari tubuhku.

Dengus napas Mas Sam terdengar di telingaku, agak panas dan membuatku merinding hebat. Bagaimana mungkin lelaki seperti dia akan memukul ku kan? Ah, tapi dia adalah abdi negara... dan bagaimana mungkin dia akan memarahiku hanya karena ketahuan keluar rumah? Itu agak sukar, karena dia memegang teguh pernikahan kami. Tapi sore ini, ya Tuhan, dia lagi-lagi memandangku seperti hewan buas!

"Aku sudah menjawab pertanyaanmu, tapi kamu belum menjawab pertanyaan ku. Dari mana kamu dengan dandanan seperti ini?" Dia kembali memandangku.

"Me-Memangnya ada apa dengan dandanan ku?"

"Kamu cantik," jawabnya lembut dan tidak terduga. "Cantik sekali."

Aku mengalihkan tatapanku ke dinding yang kelabu. Tuhan, lindungi aku dari segala hal yang berasal dari suamiku. Lindungi aku dari tatapan dan suara Mas Samudera yang memabukkan, bagai anggur.

Samudera itu memang terlihat sempurna, tugasmu adalah membuatnya jatuh cinta. Bukan kamu yang jatuh cinta dengannya. Laras menegaskannya padaku tadi siang.

"Aku memang selalu cantik," sahutku percaya diri. Menutupi kegugupan ini. "Terutama dihadapan Mas."

"Oh, kamu baik sekali. Mau kucium?"

Lemas kaki ku, laksana terkena serangan maut yang meluluhlantakkan pertahanan diriku yang hampir kokoh. Tapi aku harus dipaksa tenang, aku masih belum bisa memandang wajahnya, sementara Mas Sam enggan untuk mengacuhkan ku.

"Bersikaplah tenang, aku hanya bercanda," ucapnya.

Rupanya dia melihat sikapku yang gugup. Tapi yang lebih mengejutkan, dia dengan cepat berubah perasaan.

"Aku baru pulang ke rumah," katanya, "Tapi tak ada yang menyambut ku sama sekali. Kamu beruntung, karena pergi saat seluruh pekerjaan rumah sudah selesai. Karena aku mungkin akan menghukummu kalau pergi dengan melewatkan kewajibanmu."

Dia tersenyum lagi, sambil matanya terus menatapku, seakan sedang menyelidiki perasaanku dengan berbagai pertanyaan yang tersembunyi di dalam kepalanya.

Aku tak bisa berbuat apa-apa selain diam dan menunggu dia lebih tenang, sebab tidak mudah bagiku menghadapi pria sehebat ini. Dengan keluasan wawasan dan ketajaman pikirannya, dia telah mampu menangkap bahkan batas terjauh jalan pikiranku, bahkan setiap detail yang kurasakan. Tak ada pilihan lain selain diam menunduk dan tak melawannya, sebab bagaimana pun aku berkelit dan berbohong, dia seolah tahu yang dipikirkan otakku, memergoki ku sambil menyindir dan mengejek.

"Kenapa kamu diam saja? Kemana kamu tadi pergi?"

Aku tetap diam, hanya tersenyum simpul.

"Baiklah, kalau begitu kamu memang harus diberi hukuman."

Dia berbalik dan mengambil sesuatu dari dalam tasnya, sebuah buku yang digulung. Buku yang cukup besar tapi tidak terlalu tebal, yang membuatku gelisah adalah, agaknya Mas Sam sungguh akan menghukum ku dengan kekerasan. Dia tentara tentu akan bersikap tegas.

"Jangan pukul aku, Mas!"

"Siapa yang mau pukul kamu?!" hardiknya. "Aku membelikan kamu buku memasak bukan sebagai alat pukul. Itu sungguh bodoh! Aku sudah beli daging sapi, masakkan aku sesuai resep yang ada di buku ini."

Kuambil buku itu dari tangannya. 20 Menit Masak Daging, judul yang mantap. Kubuka halaman dua puluh yang berisi resep masakan sop buntut.

"Mas sengaja beli buku ini? Untukku?" tanyaku.

"Lebih tepatnya untuk diriku sendiri." Tukasnya. Dia membetulkan posisinya berdiri dengan berjalan sedikit menjauh dariku. Aku merasa kikuk, namun itu kini tak lagi menjadi masalah. Dia menarik napas pelan-pelan, tersenyum simpul dan memejamkan mata, kemudian memandangku dengan saksama.

"Kamu menatapku saja sering ketakutan," ujarnya dengan napas yang berat. "Lalu bagaimana caranya kamu akan melawanku?"

Aku gemetar mendengar suaranya. Aku membisu, makin kikuk. Dihantui kata-katanya yang setiap detik seolah tengah memperingatkan aku, membuatku selalu bertanya-tanya, adakah yang dia ketahui tentangku? Adakah yang dia sembunyikan dariku?

"Kamu memiliki wajah yang sangat lucu saat ketakutan begitu. Tingkahmu sangat polos, Berlian." Tegasnya sambil tertawa Kecil. "Karena itu jadilah dirimu sendiri. Untuk sekarang, bahkan alat tempurku bermain lebih baik dari pada kamu."

Kusimak tiap detail suara dan tawanya saat itu, tersimpan sejuta makna yang aku sendiri pun bahkan tak tahu tentang apa.

"Mas---"

Dia mendengar panggilan ku, tepat saat itulah pula pintu depan berbunyi karena ada yang mengetuk. Dengan sigap Aku segera berjalan menuju pintu depan menyelamatkan diriku yang gelisah tak tertahan.

Seorang wanita berambut panjang berdiri di depan pintu, rambutnya yang kecoklatan berkilauan tergerai lurus sampai ke punggung. Kulitnya putih bening dengan bibir berbentuk hati. Cantik sekali, sampai aku pun tak mampu memalingkan perhatian selain padanya. Rupanya tak hanya aku, reaksi tak terduga pun juga di perlihatkan Mas Samudera. Matanya membulat lebar meski jauh di dalam situ kesedihan terpancar saat bayang wanita ini masuk ke dalam sorot mata legamnya yang selalu menatapku membara.

"Na?"

Dialah, Aina Maura. Kakak Ipar yang hampir seumuran denganku. Istri Mas Angkasa, sekaligus mantan kekasih suamiku sendiri, Mas Samudera.

"Kak Sam, Berlian." Sahutnya sangat ramah. "Maaf mengganggu malam-malam, Aku dan Kak Asa baru pulang dari rumah sakit. Jadi mampir sebentar ke sini."

"Masuklah, Na. Di mana Angkasa?" Lagi-lagi Mas Sam memberikan ekspresi grogi dan salah tingkah, reaksi yang membuatku tiba-tiba menjadi sangat iri. Sebab Mas Samudera tak pernah menampakkan itu padaku.

"Kak Asa masih memarkirkan mobil, Kak." Jawabnya.

"Kamu kenapa bengong begitu, Berlian!" Mas Sam menegurku di muka pintu. "Bantu buatkan Aina dan Angkasa air minum."

Aku mengangguk cepat. Meski jauh di dalam hatiku tersimpan kemarahan dan rasa iri yang menjamak menggerogoti isi kepalaku. Mas Sam, membuatku tersesat, sejenak ia memainkan ku ke sini, tapi sejenak setelah ia bertatap mata kembali dengan Aina. Lenyaplah tawanya yang selalu mengejekku.

Dia menunjukkan sesuatu, yang tak pernah ia berikan padaku. Sial, kenapa aku malah ingin menuntut!

Terpopuler

Comments

Endah Setyati

Endah Setyati

Laras,,,adakah yg ditutupi Laras pada Berliana?? masih tanda tanya,kenapa dia bilang dia di khianati angkasa dan di penjarakan Samudra?? padahal Samudra yg kehilangan kekasih buat saudaranya sendiri,,,dan Sam kaenya dia tau niat Berliana dr kata katanya yg tersirat 🤔🤔🤔,,😂😂sok tau banget ya q,,padahal baru mulai baca 😂😂

2024-04-29

0

Deuis Lina

Deuis Lina

berlian semoga hatimu seperti namamu berlian

2023-12-10

0

Sri Rahayu

Sri Rahayu

kamu sih hati mu ga bersih seperti Naina, kamu menikah dgn Sam karena ingin balas dendam utk Laras pdhal kamu tdk tau kebenaran yg terjadi...lanjut Thorr 👍👍👍😘😘😘

2023-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Pintu Cerita
2 BAB 01 - Pertemuan Pertama
3 BAB 02 - Kita Menikah
4 BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5 BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6 BAB 05 - Ipar
7 BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8 BAB 07 - Ruang Makan
9 BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10 BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11 BAB 10 - Jejak Pertama
12 BAB 11 - Balas Dendam
13 BAB 12 - Siapa Sangka
14 BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15 BAB 14 - Yang Tak Terduga
16 BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17 BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18 BAB 17 - Suami Sejati
19 BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20 BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21 BAB 20 - Menggoda Dia
22 BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23 BAB 22 - Istri Tentara
24 BAB 23 - Masa Lalu
25 BAB 24 - Perempuan Jahat
26 BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27 BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28 BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29 BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30 BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31 BAB 30 - Aku Akan Mundur
32 BAB 31 - Suara Ghaib
33 BAB 32 - Ketahuan
34 BAB 33 - Tolong Jaga!
35 BAB 34 - Kabar Buruk
36 BAB 35 - Kiamat Angkasa
37 BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38 BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39 BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40 BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41 BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42 BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43 BAB 42 - Pelampiasan
44 BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45 BAB 44 - Makan Batunya
46 BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47 BAB 46 - Lelaki Misterius
48 BAB 47 - Istri Terbaik
49 BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50 BAB 49 - Mahesa
51 BAB 50 - Semesta Dia
52 BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53 BAB 52 - Cinta Sejati
54 BAB 53 - Cinta Samudera
55 BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56 BAB 55 - Kehilangan Aina
57 BAB 56 - Mulai Dari Awal
58 BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59 BAB 58 - Kejujuran
60 BAB 59 - Naluri Wanita
61 BAB 60 - Cemburu
62 BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63 BAB 62 - Pengemis Maaf
64 BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65 BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66 BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67 BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68 BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69 BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70 BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71 BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72 BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73 BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74 BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75 BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76 BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77 BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78 BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79 Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80 BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81 BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82 BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 00 - Pintu Cerita
2
BAB 01 - Pertemuan Pertama
3
BAB 02 - Kita Menikah
4
BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5
BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6
BAB 05 - Ipar
7
BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8
BAB 07 - Ruang Makan
9
BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10
BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11
BAB 10 - Jejak Pertama
12
BAB 11 - Balas Dendam
13
BAB 12 - Siapa Sangka
14
BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15
BAB 14 - Yang Tak Terduga
16
BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17
BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18
BAB 17 - Suami Sejati
19
BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20
BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21
BAB 20 - Menggoda Dia
22
BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23
BAB 22 - Istri Tentara
24
BAB 23 - Masa Lalu
25
BAB 24 - Perempuan Jahat
26
BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27
BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28
BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29
BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30
BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31
BAB 30 - Aku Akan Mundur
32
BAB 31 - Suara Ghaib
33
BAB 32 - Ketahuan
34
BAB 33 - Tolong Jaga!
35
BAB 34 - Kabar Buruk
36
BAB 35 - Kiamat Angkasa
37
BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38
BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39
BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40
BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41
BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42
BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43
BAB 42 - Pelampiasan
44
BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45
BAB 44 - Makan Batunya
46
BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47
BAB 46 - Lelaki Misterius
48
BAB 47 - Istri Terbaik
49
BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50
BAB 49 - Mahesa
51
BAB 50 - Semesta Dia
52
BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53
BAB 52 - Cinta Sejati
54
BAB 53 - Cinta Samudera
55
BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56
BAB 55 - Kehilangan Aina
57
BAB 56 - Mulai Dari Awal
58
BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59
BAB 58 - Kejujuran
60
BAB 59 - Naluri Wanita
61
BAB 60 - Cemburu
62
BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63
BAB 62 - Pengemis Maaf
64
BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65
BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66
BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67
BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68
BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69
BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70
BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71
BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72
BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73
BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74
BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75
BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76
BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77
BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78
BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79
Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80
BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81
BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82
BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!