BAB 16 - Lebih Baik Berpisah

"Janji?" sahutku dengan nada parau. "Maksud kamu apa Mas? Kamu punya janji dengan seseorang untuk menikahi ku?"

Tepat pada saat aku bertanya itu, mata Mas Sam terpejam. Dia berhenti bicara. Sementara aku masih dipenuhi sejuta tanya, mungkinkah janji yang ia maksudkan adalah alasannya mau menikahi ku, seperti yang dikatakannya saat hari pertama kami menikah?

"Ya, janji pada Mama." Katanya dan aku bisa menjamin bahwa itu hanyalah kebohongan yang dia buat, persis seperti aku sekarang.

Aku melirik sekilas ke arah Mas Sam yang berdiri di sisi lain tempat tidur, berseberangan denganku. Aku tak tahu sebenarnya apa yang sedang bergejolak di benak suamiku. Tidak mampu ku tebak sebenarnya, apa jalan pikirannya dan aku kesulitan untuk mengukur batas Mas Sam yang sebenarnya.

Kami hening beberapa saat. Kuperhatikan Mas Sam, dia nampak sangat lelah, dan itu membuatku khawatir. Wajar, dia menghabiskan satu panci bubur kacang hijau sendirian, ditambah sekarang emosinya tidak karuan, melihat rencanaku dan Laras yang mengerikan. Aku mengerti. Tetapi, Mas Sam lah juga yang bertanggung jawab untukku di dalam keluarga ini, dan aku pun harus memahami perannya itu.

"Kutanya sekali lagi padamu, mengapa kamu memiliki obat penggugur kandungan?! Tolong jawablah dengan jujur!" Mas Sam mengulangi lagi pertanyaannya, dan aku pun akan tetap bersikukuh seperti semula.

"Sudah ku katakan Mas, aku mencurinya dari Mbak Aina sendiri. Makanya kalian harus terus mengawasinya, selama kehamilan ini."

"Ya, menjaganya. Karena orang jahat akan terus mengincar untuk membahayakan dia."

Aku sepakat. Hatiku memang ingin Mas Sam dan yang lainnya terus menjaga Mbak Aina, karena aku mungkin akan terus mengganggunya, sementara di lain sisi, aku sendiri tak akan mampu menjalaninya.

"Ya, bagus. Mbak Aina adalah segalanya, pantas mendapatkan perhatian lebih darimu."

"Cukup, Berlian!" Mas Sam kembali membentakku, dan itu cukup membuatku tersentak. "Aku sudah katakan padamu, berhenti bahas soal perasaan. Disini kita bahas kenapa kamu punya obat penggugur kandungan? Kamu mau memberikan ini untuk Aina, kan? Tolong jangan berbohong lagi! Kamu sudah keterlaluan, ini semua menyangkut nyawa, Berlian. Ini kriminal!"

"Mas!"

Sesungguhnya segala hal yang melebihi ketakutan ku akan kemarahan Mas Sam ini adalah; aku khawatir semua orang di rumah mendengar keributan kami. Dengan perlahan aku mencoba untuk mengakhiri perdebatan ini.

"Sampai kapan kamu akan terus menuduh ku Mas?" tanyaku padanya dengan nada lebih rendah. "Hanya karena obat itu sekarang ada padaku, kamu akan tetap menganggapku sebagai orang yang salah. Berulang kali aku mengatakan, kamu pun akan tetap dengan pikiran yang sama, kan? Lalu penjelasan apa lagi yang kamu minta Mas?"

Di sekeliling kami, suasana kamar dengan hujan di luar yang membentangkan kesunyian, para nyamuk urung menyerang karena obat nyamuk elektrik yang sudah dipasang Mas Sam tadi. Dan kami masih saling bersikap keras dan dingin.

".... Sekeras apa pun kamu meminta penjelasan dariku, sekeras itu pula aku akan menjawab yang sama." Lanjut ku.

"Dua minggu sudah kita menikah." Ku amati Mas Sam yang mengusap-usap kening. "Memang masih terlalu cepat, jika aku mengharap---" Ujarnya.

"Berharap apa?"

Mas Sam menggeleng-geleng, "Itu tidak penting, harapan ku padamu, itu sekarang jadi tidak penting. Karena yang utama sekarang adalah; Jangan sekali-sekali kudapati kamu mau membahayakan Aina lagi, karena bermain dengan kesabaranku adalah hal yang salah, Berlian."

Dengan adrenalin yang mengalir deras, aku mengepal tangan. Diikuti dengan perasaan yang aku sendiri tak mengerti, tak bisa kugambarkan. Mungkinkah aku marah? Atau aku cemburu seperti yang dikatakan Mbak Aina tadi di dapur? Perasaan yang mendominasiku, perasaan yang meluap-luap untuk dipahami tuannya.

"Kesabaranmu sebatas Mbak Aina, Mas?" Aku terisak. "Kamu mengancam ku untuk mantan kekasih yang sekarang jadi ipar?"

Aku bangkit dan berjalan ke arahnya, menghampiri dia dengan langkah yang gemetar.

"Untuk apa menikahi aku Mas? Untuk apa menerima perjodohan denganku sementara kamu masih cinta dengan Mbak Aina? Kamu sadar tidak Mas, ucapan kamu, tuduhan kamu, bahkan segala ancaman dan kepercayaan dari kamu sungguh menyakiti aku Mas!" Ku pukul sebelah dadanya dengan telapak tangan, "Jawab Mas, Ayo jawab! Kenapa mau menikahi aku? untuk jadi pelarian? Untuk jadi alasan ke semua orang, seolah kamu sudah melupakan Mbak Aina? Atau aku ini hanya kamu jadikan alat biar tidak canggung kalau kumpul dengan Mas Angkasa dan Mbak Aina?"

Jalan pikiran Mas Sam selama ini ternyata hanya berada pada satu jalur, Mbak Aina dan Segalanya tentang Mbak Aina.

"Kalau masih cinta dengan Mbak Aina, kita cerai saja sekarang, Mas! Biar aku yang mundur. Aku juga punya harga diri, aku punya hati, Aku juga berhak dicintai, bukan pelampiasan atau tempatmu mengatur siasat." Sementara aku mengerang, Mas Sam masih tetap diam, sorot matanya yang tajam kini menjadi hilang.

"Kamu salahkan aku terus, aku masih bisa jelaskan Mas. Tapi, kalau kamu membentakku untuk Mbak Aina, jelas aku kecewa. Walaupun kita menikah tanpa cinta awalnya, tapi aku masih bisa menghormati kamu sebagai suami. Aku juga punya kisah cinta sebelum kamu, Mas. Tapi, sekali pun aku tak pernah menyebutnya di depan kamu! Apalagi ancam kamu untuk mantan kekasih ku."

Tiba-tiba aku merasa lebih daripada mengalihkan pembicaraan dan berkelit, tetapi pembahasan di antara kami sekarang jauh lebih kompleks dan aku merasa masuk di dalamnya. Aku merasakan kemarahan hebat yang tak bisa kubendung. Walau, kenyataannya di awal memang aku lah yang salah dan berbohong.

"Kalau aku salah, tolong beritahu. Bukan bersikeras menuduhku untuk membela masa lalu kamu, apalagi sampai mengancam ku." Kataku, dan sekali lagi ku pandangi dia dengan berderai air mata. Bisa ku pastikan ini bukan air mata kebohongan untuk mendapatkan simpati atau kepercayaan darinya. Tapi----

"Kita cerai saja, Mas." Tegasku. "Percuma kamu minta aku buat kamu jatuh cinta. Sekeras apa pun aku mencoba, kalau hatimu masih terikat dengan Mbak Aina, semua percuma. Aku lelah kalah kalau harus bersaing dengan masa lalu kamu yang terlalu indah."

Mas Sam meraih tangan ku di dadanya, dan dengan adegan yang sama saat di ranjang, ketika aku mengusap perutnya tadi. Dia memegang pergelangan tanganku, dan menurunkannya.

"Bagaimana caraku untuk mengerti posisimu?"

Isakan ku tertahan di tenggorokan. "Posisi ku yang bagaimana sulit untuk kamu mengerti?"

"Berlian---"

Mas Sam mendekat, menghampiriku. Dan secara spontan kupejamkan mata. Karena aku takut, Mas Sam marah besar dan hendak memukul ku kuat-kuat.

Tetapi, dalam sekejap setelah perlahan kubuka kembali mata ini, aku mendapati diriku dalam pelukan Mas Sam. "Aku tidak tahu," ujarnya, dia menangkup belakang kepala ku sembari membelainya untuk waktu yang lama. "Tapi aku masih perlu mengajarimu, sebab sekarang kamu adalah istri ku. Yang kamu niatkan, yang kamu kerjakan, semua menjadi tanggung jawabku."

Terpopuler

Comments

Nuy

Nuy

Knp ga jujur aja sih sebel berlian tukang bohong gini demi bela si penjahat laras 😡😡😡😡😡

2024-09-21

0

Maizaton Othman

Maizaton Othman

play victim kamu,berlian..

2024-09-18

0

Ass Yfa

Ass Yfa

meledak...

2024-09-07

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Pintu Cerita
2 BAB 01 - Pertemuan Pertama
3 BAB 02 - Kita Menikah
4 BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5 BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6 BAB 05 - Ipar
7 BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8 BAB 07 - Ruang Makan
9 BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10 BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11 BAB 10 - Jejak Pertama
12 BAB 11 - Balas Dendam
13 BAB 12 - Siapa Sangka
14 BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15 BAB 14 - Yang Tak Terduga
16 BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17 BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18 BAB 17 - Suami Sejati
19 BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20 BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21 BAB 20 - Menggoda Dia
22 BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23 BAB 22 - Istri Tentara
24 BAB 23 - Masa Lalu
25 BAB 24 - Perempuan Jahat
26 BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27 BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28 BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29 BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30 BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31 BAB 30 - Aku Akan Mundur
32 BAB 31 - Suara Ghaib
33 BAB 32 - Ketahuan
34 BAB 33 - Tolong Jaga!
35 BAB 34 - Kabar Buruk
36 BAB 35 - Kiamat Angkasa
37 BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38 BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39 BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40 BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41 BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42 BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43 BAB 42 - Pelampiasan
44 BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45 BAB 44 - Makan Batunya
46 BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47 BAB 46 - Lelaki Misterius
48 BAB 47 - Istri Terbaik
49 BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50 BAB 49 - Mahesa
51 BAB 50 - Semesta Dia
52 BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53 BAB 52 - Cinta Sejati
54 BAB 53 - Cinta Samudera
55 BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56 BAB 55 - Kehilangan Aina
57 BAB 56 - Mulai Dari Awal
58 BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59 BAB 58 - Kejujuran
60 BAB 59 - Naluri Wanita
61 BAB 60 - Cemburu
62 BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63 BAB 62 - Pengemis Maaf
64 BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65 BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66 BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67 BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68 BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69 BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70 BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71 BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72 BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73 BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74 BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75 BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76 BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77 BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78 BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79 Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80 BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81 BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82 BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
83 BAB 81 - Mas, Aku Minta Maaf
84 BAB 82 - Mata Samudera
85 BAB 83 - Masa Depan
86 BAB 84 - Kembar Jilid 2
87 POV Author unchihah sanskeh
88 Nah, Author Kembali Lagi
89 BONUS VIDEO VISUALISASI
Episodes

Updated 89 Episodes

1
BAB 00 - Pintu Cerita
2
BAB 01 - Pertemuan Pertama
3
BAB 02 - Kita Menikah
4
BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5
BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6
BAB 05 - Ipar
7
BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8
BAB 07 - Ruang Makan
9
BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10
BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11
BAB 10 - Jejak Pertama
12
BAB 11 - Balas Dendam
13
BAB 12 - Siapa Sangka
14
BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15
BAB 14 - Yang Tak Terduga
16
BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17
BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18
BAB 17 - Suami Sejati
19
BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20
BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21
BAB 20 - Menggoda Dia
22
BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23
BAB 22 - Istri Tentara
24
BAB 23 - Masa Lalu
25
BAB 24 - Perempuan Jahat
26
BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27
BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28
BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29
BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30
BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31
BAB 30 - Aku Akan Mundur
32
BAB 31 - Suara Ghaib
33
BAB 32 - Ketahuan
34
BAB 33 - Tolong Jaga!
35
BAB 34 - Kabar Buruk
36
BAB 35 - Kiamat Angkasa
37
BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38
BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39
BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40
BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41
BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42
BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43
BAB 42 - Pelampiasan
44
BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45
BAB 44 - Makan Batunya
46
BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47
BAB 46 - Lelaki Misterius
48
BAB 47 - Istri Terbaik
49
BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50
BAB 49 - Mahesa
51
BAB 50 - Semesta Dia
52
BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53
BAB 52 - Cinta Sejati
54
BAB 53 - Cinta Samudera
55
BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56
BAB 55 - Kehilangan Aina
57
BAB 56 - Mulai Dari Awal
58
BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59
BAB 58 - Kejujuran
60
BAB 59 - Naluri Wanita
61
BAB 60 - Cemburu
62
BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63
BAB 62 - Pengemis Maaf
64
BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65
BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66
BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67
BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68
BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69
BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70
BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71
BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72
BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73
BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74
BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75
BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76
BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77
BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78
BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79
Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80
BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81
BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82
BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
83
BAB 81 - Mas, Aku Minta Maaf
84
BAB 82 - Mata Samudera
85
BAB 83 - Masa Depan
86
BAB 84 - Kembar Jilid 2
87
POV Author unchihah sanskeh
88
Nah, Author Kembali Lagi
89
BONUS VIDEO VISUALISASI

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!