BAB 06 - Buatlah Dia Cinta

Keluar dari dapur, aku melihat seorang pria yang tiba-tiba menyihirku. Dia baru masuk dari pintu depan dengan tawa sumringah yang persis milik Mas Samudera. Dia mengenakan kaus hitam legam dengan jaket kulit berwarna cokelat. Dan yang membuat penampilannya mengguncang duniaku adalah kemiripannya yang seiras dengan suamiku.

Mas Angkasa, aku belum menyadari bahwa ia semirip itu dengan Mas Samudera. Sebab terakhir bertemu dengannya hanya saat pernikahanku dengan Mas Sam, dan itu hanya kulihat sekilas, tidak sejelas sekarang saat ia duduk di kursi, di rumah kami.

"Kopinya, Mas." Kataku sambil menata gelas di depan Mas Angkasa. Baru kemudian mundur sedikit, kepada istrinya. "Tehnya, Mbak."

Mereka mengangguk dan menyunggingkan senyum untukku. "Terima kasih, Berlian."

"Kenapa ke rumah sakit?" Tanya Mas Samudera pada Iparku, Aina dan Mas Angkasa. "Siapa yang sakit?"

"Beberapa hari ini Aina sering gelisah. Suka mual-mual dan muntah. Jadi, hari ini ku putuskan untuk mengantarnya berobat." Jawab Mas Angkasa.

"Oh ya? Lalu sakit apa?"

Mereka berdua saling pandang dan tersipu-sipu malu begitu Mas Samudera melayangkan pertanyaan itu. Dalam dugaanku, ini mungkin bukan sakit seperti yang dipikirkan, melainkan;

"Aina hamil."

"Hamil?" kataku terkejut. "Sudah berapa minggu Mas?"

"2 minggu." Mas Angkasa tersenyum padaku.

"Wah, Selamat ya Mas, Mbak. Sebentar lagi bakal jadi orang tua." Aku kemudian menoleh, memalingkan pandangan pada Mas Sam yang duduk di sampingku. "Dan kita sebentar lagi punya keponakan, senang sekali kan Mas?"

Mas Samudera menenggelamkan senyumnya. Membuatku paham bahwa ia dalam posisi yang tidak baik-baik saja. Wajar, Aina adalah mantan kekasih yang bisa kuyakini bahwa Mas Sam masih sangat mencintainya.

Kupandangi lagi dia. Dia masih mengangguk-angguk kecil menyembunyikan perasaannya. Dan entah mengapa itu membuatku terharu, bukan karena ketegarannya yang baru kali ini kusaksikan, bukan pula karena patah hati suamiku bersedih untuk orang lain, melainkan oleh keikhlasannya menerima pengkhianatan kekasih dan saudaranya sendiri. Begitu kan? Aku sebenarnya tak tahu apa pun tentang mereka.

"Mas?" Kataku.

"Hmm?" Dia menatapku, dengan senyuman itu. Dan di saat itulah kusaksikan keindahan Mas Samudera yang menggetarkan. Tiada ciptaan lain, seindah senyum Mas Samudera yang teduh.

"Aku bahkan menunggu berita ini dari lama sekali!" Katanya dengan semangat yang menyala. Dia merangkul Mas Angkasa, saudara kembarnya penuh kebanggaan. "Bagaimana aku tidak bahagia mendengar ini semua, beritahu Mama dan Papa bahwa mereka akan segera memiliki cucu. Aku yakin mereka akan sama bahagianya dengan kami."

Namun, di balik semangat dan tawanya yang menyala-nyala, terdedah ekspresi penuh duka. Ingin rasanya aku memeluk Mas Samudera, walau hanya malam ini saja, sekadar agar dia tidak terlalu berat menanggung beban perasaan. Tapi, keinginan itu kuurungkan karena dia hanya akan terlihat lemah bila dikuatkan. Apabila aku memeluknya, semua orang di sini akan tahu bahwa ia memang sedang tidak baik-baik saja.

Pukul 19.00 malam, Mas Angkasa dan Aina pamit pulang. Kami sempat menawarkan makan malam bersama, tapi mereka menolak dengan alasan agar tidak kemalaman sampai ke rumah Mama dan Papa. Kudengar malam ini mereka akan menginap di sana.

Sepulang saudara kembar dan iparnya, Mas Samudera langsung ke kamar. Kurasa sekarang ia sudah tak mampu lagi untuk memendam perasaan, dia mungkin sudah tak kuat lagi berupaya tegar dengan senyum kecut penuh kepalsuan.

"Mas?---" Aku berdiri di samping ranjang, sementara ia duduk menghadap jendela. "Mas, aku sudah siapkan makan malam. Kita ke meja makan sekarang, ya?"

"Aku belum lapar, Berlian. Kamu makanlah lebih dulu. Nanti aku susul."

"Mas masih marah denganku? karena masalah tadi sore?"

"Tidak, aku tidak marah. Aku cuma merasakan sesuatu yang tidak mudah kujelaskan. Aku perlu waktu untuk benar-benar merasakannya."

"Ya, aku tahu. Jika melihat hubungan Mas sebelum denganku, memang berat rasanya saat mantan kekasih menikah dengan saudara sendiri. Bagaimana mungkin ini bisa terjadi, sekalipun bukan rahasia lagi bahwa jodoh tidak bisa ditebak. Tapi siapa sangka kekasih yang amat kita cintai rupanya sekarang menjadi ipar. Dan aku tahu Mas Sam masih mencoba untuk ikhlas. Tapi, kamu harus tahu, Mas, aku tidak pernah mencela perasaan Mas yang begini. Aku mengerti sulitnya di posisi Mas Samudera sekarang."

Akhirnya Mas Samudera mengangkat kepalanya, saat dia menoleh itu, aku memahami bagaimana ia menahan diri untuk tak tenggelam dalam rasanya yang menyesatkan.

Aku pun beranjak dari tempatku untuk menghampirinya. Dia memandangku dengan lebih baik sekarang. Kemudian, aku berlutut di hadapannya, meraih tangannya, dan menggenggamnya erat-erat. Pertama kali ku lakukan hal begini pada lelaki.

"Kehamilan Mbak Aina, benar-benar mengguncang hatimu ya Mas?" Kataku, "Jangan bersedih, bukankah kehadiran anak itu patut disyukuri? tidak apa-apa. Pelan-pelan kamu akan mampu mengobati luka hatimu, Mas."

Aku berlindung dari perasaan berdebar ini, perasaan yang muncul saat tanpa kusangka Mas Samudera menarik tubuhku dan menenggelamkan ku dalam rengkuhan dadanya yang bidang dan hangat. Bisa kurasakan bagaimana degup jantungnya yang berirama. Menggetarkan hatiku, bahkan walau hanya untuk malam ini.

"Maaf, sungguh maaf. Aku mesti minta maaf padamu, karena sudah bersikap tak adil. Dan ini adalah dosa yang kutorehkan lewat dirimu. Aku juga tahu kamu tidak tersinggung dengan sikapku ini, semua ini kuyakini karena kita nampak menikah hanya sekadar nama. Tapi, aku memahami betapa besar hatimu menguatkan aku, bahkan saat mataku bersedih untuk orang lain, tersaruk-saruk menanggungnya. Tak berdaya."

Sejenak kulupakan tentang hasrat pembalasan dendamku begitu bisikan Mas Samudera menggema, memenuhi telinga dan pikiranku. Aku tak mampu memahami, ini di luar perkiraan, dia menangis bukan karena sakit hati dengan Angkasa atau kecewa dengan Aina, melainkan menangis karena merasa bersalah padaku. Merasa bersalah, karena masih memiliki simpati pada wanita lain. Meski di saat ia tahu kami sendiri memang tak saling mencintai.

"Maafkan aku, karena bersikap curang pada hatimu. Kamu adalah istriku, marwah yang seharusnya kujaga sebaik mungkin. Tapi malam ini aku telah mencorengnya." Ucapnya pelan. "Aku perlu waktu untuk menumbuhkan hasrat itu, sampai aku benar-benar yakin. Buatlah aku jatuh cinta, Berlian."

"Akan kutemani kamu selama menumbuhkan perasaan itu, Mas."

"Boleh, buatlah aku mencintaimu. Mencintai seperti yang kamu inginkan---"

Mas Sam mulai bersikap lebih tenang, tidak hanyut lagi dalam perasaannya. Aku pun entah mengapa merasa lega, mungkin karena sekarang jalanku lebih mulus dari perkiraan. Mas Sam, telah membukakan pintu itu, dan aku tinggal melangkah saja. Membuatnya jatuh cinta... Membuatnya mencintaiku seperti yang aku inginkan.

Terpopuler

Comments

lili

lili

kayaknya Berliana salah sangka,mungkin Laraslah yg salah...dan Berliana dijadikan balas dedam

2024-01-21

0

Hj. Raihanah

Hj. Raihanah

jangan dulu berbuat sesuatu sebelum kau tahu cerita yang sebenarnya berliana

2023-12-31

0

Sri Rahayu

Sri Rahayu

yg ada nanti malah Berlian yg jatuh cinta sama Samudra 😍😍😍...lanjut Thorr 👍👍👍😘😘😘

2023-12-10

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Pintu Cerita
2 BAB 01 - Pertemuan Pertama
3 BAB 02 - Kita Menikah
4 BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5 BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6 BAB 05 - Ipar
7 BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8 BAB 07 - Ruang Makan
9 BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10 BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11 BAB 10 - Jejak Pertama
12 BAB 11 - Balas Dendam
13 BAB 12 - Siapa Sangka
14 BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15 BAB 14 - Yang Tak Terduga
16 BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17 BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18 BAB 17 - Suami Sejati
19 BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20 BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21 BAB 20 - Menggoda Dia
22 BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23 BAB 22 - Istri Tentara
24 BAB 23 - Masa Lalu
25 BAB 24 - Perempuan Jahat
26 BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27 BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28 BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29 BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30 BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31 BAB 30 - Aku Akan Mundur
32 BAB 31 - Suara Ghaib
33 BAB 32 - Ketahuan
34 BAB 33 - Tolong Jaga!
35 BAB 34 - Kabar Buruk
36 BAB 35 - Kiamat Angkasa
37 BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38 BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39 BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40 BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41 BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42 BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43 BAB 42 - Pelampiasan
44 BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45 BAB 44 - Makan Batunya
46 BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47 BAB 46 - Lelaki Misterius
48 BAB 47 - Istri Terbaik
49 BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50 BAB 49 - Mahesa
51 BAB 50 - Semesta Dia
52 BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53 BAB 52 - Cinta Sejati
54 BAB 53 - Cinta Samudera
55 BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56 BAB 55 - Kehilangan Aina
57 BAB 56 - Mulai Dari Awal
58 BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59 BAB 58 - Kejujuran
60 BAB 59 - Naluri Wanita
61 BAB 60 - Cemburu
62 BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63 BAB 62 - Pengemis Maaf
64 BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65 BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66 BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67 BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68 BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69 BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70 BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71 BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72 BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73 BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74 BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75 BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76 BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77 BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78 BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79 Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80 BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81 BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82 BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 00 - Pintu Cerita
2
BAB 01 - Pertemuan Pertama
3
BAB 02 - Kita Menikah
4
BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5
BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6
BAB 05 - Ipar
7
BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8
BAB 07 - Ruang Makan
9
BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10
BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11
BAB 10 - Jejak Pertama
12
BAB 11 - Balas Dendam
13
BAB 12 - Siapa Sangka
14
BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15
BAB 14 - Yang Tak Terduga
16
BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17
BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18
BAB 17 - Suami Sejati
19
BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20
BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21
BAB 20 - Menggoda Dia
22
BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23
BAB 22 - Istri Tentara
24
BAB 23 - Masa Lalu
25
BAB 24 - Perempuan Jahat
26
BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27
BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28
BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29
BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30
BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31
BAB 30 - Aku Akan Mundur
32
BAB 31 - Suara Ghaib
33
BAB 32 - Ketahuan
34
BAB 33 - Tolong Jaga!
35
BAB 34 - Kabar Buruk
36
BAB 35 - Kiamat Angkasa
37
BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38
BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39
BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40
BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41
BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42
BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43
BAB 42 - Pelampiasan
44
BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45
BAB 44 - Makan Batunya
46
BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47
BAB 46 - Lelaki Misterius
48
BAB 47 - Istri Terbaik
49
BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50
BAB 49 - Mahesa
51
BAB 50 - Semesta Dia
52
BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53
BAB 52 - Cinta Sejati
54
BAB 53 - Cinta Samudera
55
BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56
BAB 55 - Kehilangan Aina
57
BAB 56 - Mulai Dari Awal
58
BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59
BAB 58 - Kejujuran
60
BAB 59 - Naluri Wanita
61
BAB 60 - Cemburu
62
BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63
BAB 62 - Pengemis Maaf
64
BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65
BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66
BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67
BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68
BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69
BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70
BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71
BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72
BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73
BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74
BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75
BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76
BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77
BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78
BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79
Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80
BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81
BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82
BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!