BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu

"Lalu mengapa kamu bisa memiliki obat ini?"

Tubuhku gemetar hebat saat kulihat jamu penggugur kandungan itu tiba-tiba berada di tangan Mas Samudera. Sejak kapan? Benda itu kusimpan baik-baik di saku celana, setelah tadinya urung kupakai.

Dengan hati-hati Mas melepas tanganku. Lalu diangkatnya wajahku, disorongkan ke wajahnya.

"Tatap aku, dan jawablah!"

"Kenapa Mas bisa mendapatkan jamu itu?"

"Aku bertanya padamu, jawab aku. Bukan berikan aku pertanyaan balik."

Tersentak aku ketika Mas Sam berkata seperti itu. Dia berucap dengan nada bicara yang terdengar lebih dalam daripada biasanya, membuat kaki ku nyaris tidak mampu ku rasai. Terlalu dingin, sampai aku tak tahu apakah kaki ku masih ada atau tidak.

"Begitu sulitkah untukmu menjawab pertanyaanku, Berlian? Aku hanya butuh penjelasan mengapa kamu bisa memiliki obat ini di saku celanamu?"

Aku benar-benar tidak habis fikir soal itu. Mungkinkah Mas Samudera mengambilnya diam-diam dari saku celana ku? Tapi kapan? Dari tadi kami tak ada kesempatan untuk dekat, Aku masak dan Mas Sam di kamar, hanya makan tapi Mas Sam sibuk dengan kacang hijau sepanci, selesai makan aku cuci piring sedangkan Mas Sam menonton TV. Oh, mungkinkah barusan? Saat aku sibuk mengoleskan minyak angin dan menggosok perutnya? --- bodoh, sungguh aku bodoh sampai tak menyadari pergerakan Mas Sam di sampingku.

"Kamu tahu obat ini?" ujar Mas Sam lagi, dan itu terlalu menakutkan untuk ku yang pertama kali mendengar nada bicaranya yang tinggi seperti ini. "Andai ada wanita hamil yang mengkonsumsinya, ada nyawa yang bakal melayang! Kamu tahu?!Jawablah dengan apa adanya, maka aku tak akan marah."

"Aku tahu!" Jawabku.

Kami pun saling bertatapan lagi, tatapanku bertemu mata Mas Sam yang menyiratkan kecurigaan dan kemarahan yang sama saat membayangkan kemungkinan yang bisa terjadi jika jamu itu kutuangkan dalam sepanci bubur kacang hijau buatan Mama.

Aku berusaha tenang, tetap tenang, kucondongkan tubuh ini ke dekat Mas Sam dan memeluknya erat-erat. "Aku minta maaf Mas. Aku tahu kamu masih sangat mencintai Mbak Aina...."

"Apa maksudmu?"

"Aku tahu kamu masih sangat mencintai Mbak Aina, Mas. Tapi ini memanglah kenyataan yang tidak mungkin akan kamu percayai. Karena itu, tolong rahasiakan ini dari siapa pun... "

"Tidak." Tatapan Mas Sam mencari-cari kebenaran dariku. "Satu kali kuulangi, tidak perlu bahas tentang perasaanku pada Aina. Katakan tentang obat ini, cukup itu. Mengapa kamu bisa memiliki ini?"

Aku menatap lurus-lurus bantal di ranjang sebelum kembali menatap Mas Sam. "Aku mencuri obat ini dari Mbak Aina sendiri... "

Ucapanku yang menyertakan nama Mbak Aina dan memfitnahnya membuat tatapan Mas Sam makin tajam. Rahang Mas Samudera mengertak, seolah mengisyaratkan kemarahannya semakin menjadi, namun dengan susah payah ia tahan agar tak menyakiti siapa pun di depannya saat ini.

"Kamu masih mau membohongi ku? ---- masuk akal kah Aina ingin menggugurkan kandungannya sendiri?"

"Aku tidak bohong Mas---"

Aku tidak bisa meragukan bagaimana perasaan benci Mas Sam padaku sekarang. Aku tahu dia tak akan mempercayai kebohongan ku dengan mudah, apalagi untuk wanita yang masih sangat dia cintai. Tapi apa yang bisa kulakukan? Kalaupun Mas Sam meragukan ku, apakah itu berarti aku harus mengaku?

Betul Mas, Aku yang membeli jamu itu atas perintah saudariku. Aku mau Mbak Aina merasakan rasanya karma karena telah menyakiti hati perempuan lain! Aku menggumam, jelas tidak mungkin kan ku katakan demikian! Belum sekarang waktunya aku untuk mengakui apa pun.

Yang harus kulakukan sekarang adalah tetap berkelit walau penuh kebohongan dan kecurigaan Mas Samudera yang tentu akan sulit ku taklukan.

"Mas Aku tidak bohong... " Kuulangi lagi kata-kataku. Tapi Mas Sam diam, hanya menatapku sendu. Seolah tengah menanggung beban kecewa yang tak dapat ia bendung dalam waktu yang sama.

"Aku masih menunggu kamu untuk jujur, Berlian..."

"Aku jujur Mas. Aku sudah bilang dari awal; aku tahu kamu masih sangat mencintai Mbak Aina! Karena itu percuma saja aku berkata jujur! Kamu tidak akan pernah percaya denganku!"

Aku menatapnya, dengan mata berkaca-kaca. Ada rasanya sesak ketika kukatakan Mas Sam masih mencintai Mbak Aina. Kendati demikian bahwa itu lain hal untuk sekarang.

"Cukup! Aku sudah tegaskan padamu tadi, tidak usah bawa-bawa tentang perasaan, atau bahas antara aku dan Aina lagi!"

"Terus aku harus jawab apa Mas?! itu kenyataannya, aku melihat jamu itu di saku Mbak Aina saat kami masak tadi. Aku tidak tahu kenapa Mbak Aina bisa punya itu, jadi aku ambil diam-diam karena aku takut Mbak Aina akan berbuat aneh-aneh."

Mas Sam mendengus dengan suara yang bisa kudengar jelas. "Kamu lupa? saat Aina dan Angkasa datang ke rumah kita, bagaimana ekspresi mereka saat memberitahukan kabar gembira itu? Dari segi mana aku bisa percaya dengan ucapanmu, Berlian?"

"Mas kita tidak tahu isi hati orang lain, bisa jadi yang dia tunjukkan bahagia tapi di dalam hatinya ia berkata lain! Mungkin Mbak Aina belum siap---hamil sekarang---atau mungkin---" Kataku tergagap karena terlalu cemas. Sebelum Mas Sam memotong ucapanku.

"Oh, ya? Atau begini saja, dari mana kamu tahu kalau obat ini penggugur kandungan hanya dengan sekali lewat dari saku celana Aina?"

Mendadak mendung tebal di langit pecah dan hujan turun bagai badai. Angin menghambur dari jendela laksana amukan maut, menghatam kami dengan hebatnya, andai sekarang tak berada di kamar. Mas Sam marah besar, dia lalu mengusap mukanya dengan kedua telapak tangan, kasar.

"Aku cuma khawatir Mas, aku khawatir karena bentuknya memang mencurigakan. Sebelum kerja di toko kue Mama, aku juga pernah kerja di toko jamu tradisional, aku masih kenal botolnya... "

Air mata memenuhi mataku. Aku menundukkan kepala sambil mengusap kelopak mata dengan sapu tangan. Sementara hujan terus menderas, saksi kebohongan yang ku buat.

"Aku tidak mau Mbak Aina macam-macam, jadi kucuri itu darinya. Awalnya aku tidak ingin bahas ini ke siapa pun, termasuk Mas Sam. Bagaimana pun juga ini masih mengawang, aku tidak tahu kenapa Mbak Aina bisa punya obat seperti itu. Karena itu... aku berusaha untuk mencegahnya... "

"Mungkin karena ada orang yang berniat jahat dengannya." Sahut Mas Sam. Dia masih memandangku dengan sendu, seolah ia tahu segala yang ada dalam pikiran dan hatiku. Seolah ia tengah berada dalam situasi yang membuatnya kecewa berlebihan.

"Maksudmu aku?" Ujarku. "Kamu menuduh ku karena kamu mendapatkan obat itu dariku?"

Mas Sam memilih diam. Lantas kemudian dia bangkit dan berjalan meninggalkan ranjang. Des-ah napasnya tak karuan, dan aku paham bagaimana marahnya dia sekarang. Hanya aku akan tetap begini, teguh pada kebohongan dan sandiwara ku.

Maaf beribu maaf Mbak Aina, di atas segalanya, pada dasarnya aku memang hendak melaksanakan rencanaku. Tapi, di akhir waktu semua kuurungkan! Hatiku tak sampai untuk berbuat hal sekeji itu. Aku takut...

"Mau kemana kamu, Mas?"

Dari balik punggungnya, Mas Sam berujar. "Aku belum bisa menghadapi mu sekarang." Aku langsung terdiam di atas ranjang, memandang bahunya yang kokoh dan lebar. "Kamu tahu, Berlian?---Aku sungguh tak ingin mengkhianati janjiku. Kalau tidak, mungkin aku tak akan bisa berpikir lagi sekarang ..."

Terpopuler

Comments

Ilfa Yarni

Ilfa Yarni

Sam udah tau tujuan berlian cuma dia pengen tau sampai dmn berlian beetindak

2023-12-16

0

Teh Yen

Teh Yen

janji apa.sam,, knp berlian bohong pada Sam,, Sam pasti tau sesuatu tentang berlian tp.dia ingin berlian jujur d mengatakan yg sebenarnya padanya bukan berbohong d memfitnah Aina begitu

2023-12-16

4

wulan romeo

wulan romeo

benci kl nengok si berlian bodoh tapi degil,jahat

2023-12-15

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Pintu Cerita
2 BAB 01 - Pertemuan Pertama
3 BAB 02 - Kita Menikah
4 BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5 BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6 BAB 05 - Ipar
7 BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8 BAB 07 - Ruang Makan
9 BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10 BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11 BAB 10 - Jejak Pertama
12 BAB 11 - Balas Dendam
13 BAB 12 - Siapa Sangka
14 BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15 BAB 14 - Yang Tak Terduga
16 BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17 BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18 BAB 17 - Suami Sejati
19 BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20 BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21 BAB 20 - Menggoda Dia
22 BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23 BAB 22 - Istri Tentara
24 BAB 23 - Masa Lalu
25 BAB 24 - Perempuan Jahat
26 BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27 BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28 BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29 BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30 BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31 BAB 30 - Aku Akan Mundur
32 BAB 31 - Suara Ghaib
33 BAB 32 - Ketahuan
34 BAB 33 - Tolong Jaga!
35 BAB 34 - Kabar Buruk
36 BAB 35 - Kiamat Angkasa
37 BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38 BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39 BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40 BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41 BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42 BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43 BAB 42 - Pelampiasan
44 BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45 BAB 44 - Makan Batunya
46 BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47 BAB 46 - Lelaki Misterius
48 BAB 47 - Istri Terbaik
49 BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50 BAB 49 - Mahesa
51 BAB 50 - Semesta Dia
52 BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53 BAB 52 - Cinta Sejati
54 BAB 53 - Cinta Samudera
55 BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56 BAB 55 - Kehilangan Aina
57 BAB 56 - Mulai Dari Awal
58 BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59 BAB 58 - Kejujuran
60 BAB 59 - Naluri Wanita
61 BAB 60 - Cemburu
62 BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63 BAB 62 - Pengemis Maaf
64 BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65 BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66 BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67 BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68 BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69 BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70 BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71 BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72 BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73 BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74 BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75 BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76 BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77 BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78 BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79 Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80 BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81 BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82 BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 00 - Pintu Cerita
2
BAB 01 - Pertemuan Pertama
3
BAB 02 - Kita Menikah
4
BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5
BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6
BAB 05 - Ipar
7
BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8
BAB 07 - Ruang Makan
9
BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10
BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11
BAB 10 - Jejak Pertama
12
BAB 11 - Balas Dendam
13
BAB 12 - Siapa Sangka
14
BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15
BAB 14 - Yang Tak Terduga
16
BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17
BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18
BAB 17 - Suami Sejati
19
BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20
BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21
BAB 20 - Menggoda Dia
22
BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23
BAB 22 - Istri Tentara
24
BAB 23 - Masa Lalu
25
BAB 24 - Perempuan Jahat
26
BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27
BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28
BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29
BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30
BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31
BAB 30 - Aku Akan Mundur
32
BAB 31 - Suara Ghaib
33
BAB 32 - Ketahuan
34
BAB 33 - Tolong Jaga!
35
BAB 34 - Kabar Buruk
36
BAB 35 - Kiamat Angkasa
37
BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38
BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39
BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40
BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41
BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42
BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43
BAB 42 - Pelampiasan
44
BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45
BAB 44 - Makan Batunya
46
BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47
BAB 46 - Lelaki Misterius
48
BAB 47 - Istri Terbaik
49
BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50
BAB 49 - Mahesa
51
BAB 50 - Semesta Dia
52
BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53
BAB 52 - Cinta Sejati
54
BAB 53 - Cinta Samudera
55
BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56
BAB 55 - Kehilangan Aina
57
BAB 56 - Mulai Dari Awal
58
BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59
BAB 58 - Kejujuran
60
BAB 59 - Naluri Wanita
61
BAB 60 - Cemburu
62
BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63
BAB 62 - Pengemis Maaf
64
BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65
BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66
BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67
BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68
BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69
BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70
BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71
BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72
BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73
BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74
BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75
BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76
BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77
BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78
BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79
Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80
BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81
BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82
BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!