BAB 02 - Kita Menikah

"Seharusnya aku yang bertanya begitu pada Pak Samudera. Aku ini hanya gadis biasa, cuma pegawai toko kue Ibunya Pak Samudera. Bukan anak sekolahan---"

"Itu tidak menjawab pertanyaan ku sama sekali," sahut Pak Samudera memotong pembicaraanku. Lalu dia bangkit dari kursi dan berkacak pinggang. "Langsung intinya saja."

Aku menyaksikan bagaimana berwibawanya Pak Samudera saat berdiri dan berbicara saat itu, untuk sejenak aku harus mengakui bahwa aku terpesona pada sosoknya yang demikian.

"Aku tidak keberatan Pak---" Jawabku pelan.

Kami sempat diam beberapa saat, tepat saat Pak Samudera memandangku, seseorang datang dari pintu depan dan masuk menghampiri kami.

"Sam?"

Ibu Kania datang bersama suaminya, Pak Anta Reza. Dia sibuk merapikan bajunya yang sedikit basah terkena hujan.

"Mama dan Papa khawatir karena di luar hujan lebat. Syukurlah ternyata Sam memang ke sini, ketemu dengan gadis yang Mama ... " Lanjut Ibu Kania.

"Kami sudah ketemu dan mengobrol sebentar." Jawab Kak Sam sambil sekilas melirik ku. Sementara aku masih merasa canggung dan bingung harus memberi reaksi yang bagaimana.

"Jadi bagaimana?"

Pak Anta dan Ibu Kania tersenyum pada ku, aku yakin mereka pun menantikan jawaban yang sama seperti kuharapkan. Ingin sekali aku mendahului untuk kukatakan 'Mau Bu'. Tapi sayangnya aku masih harus menjaga harga diriku sekarang. Apalagi nampaknya Pak Samudera kurang cocok denganku, dia nampak tak tertarik sama sekali, aku khawatir kalau dia akan menolak.

"Aku bersedia." Tiba-tiba Pak Samudera menyahut dari sampingku.

Mendengar jawaban Pak Samudera, aku terkejut. Lantas segera kunaikkan pandangan dan memandang wajahnya. Kusadari bahwa tatapannya yang tegas menelusuri penglihatan di dalam mata kedua orang tuanya dan ucapannya yang blak-blakan menyiratkan bahwa ia yakin dengan pilihannya.

"Bu---Berlian buatkan teh di belakang ya," sahutku tergagap karena canggung.

Ibu Kania melirik ke arah ku, aku yakin di dalamnya dia menyiratkan bahwa ia menginginkan juga jawaban dari ku.

"Samudera yakin dengan Berlian? Mama tidak akan paksa untuk cepat-cepat. Kalian boleh saling mengenal dulu,---"

Pak Samudera menjawab hanya dengan senyuman. Aku tahu, mungkin dia melakukan ini dengan alasan menghormati ibunya. Mau menikahi ku karena tidak ingin melawan kehendak orang tuanya.

"P-pak, anda tidak perlu ambil keputusan terlalu cepat. Yang dikatakan Ibu Kania benar, kita bisa saling mengenal atau pendekatan dulu."

Namun, Pak Samudera diam, seolah telinganya tak mampu mendengar apa yang aku katakan. Sungguh menyebalkan diperlakukan seperti itu. Kalau bukan demi Laras, saudariku, aku pun enggan menghabiskan waktu dan masuk ke keluarga ini.

"Bagaimana dengan keluargamu, minggu depan bisa ikut aku pengajuan?" Ujar Pak Samudera, yang ditujukannya padaku.

Sempat aku kebingungan dan hampir ku jawab tentang Laras. Beruntung alam masih mengingatkan ku.

"Sebatang kara, Pak. Tidak punya siapa-siapa lagi." Jawabku pelan.

Ibu Kania tanpa terduga menjabat tangan ku dengan bangga dan penuh haru, mungkin baginya belum pernah menemui gadis semalang diriku, sendirian dan hidup apa adanya. Mengadu nasib sampai nanti dipanggil kembali oleh yang maha kuasa. Mungkin tidak pernah terbesit di pikiran Ibu Kania bahwa aku adalah gadis jahat yang ingin membalas dendam untuk hidup saudariku yang sudah hancur karena ulah anak kandungnya. Karena alasan itu pula mungkin ia meyakinkan diri untuk menjodohkan putranya padaku.

Akhirnya beberapa minggu setelah itu, tanpa desakan dari manapun pernikahan antara aku dan Pak Samudera berlangsung. Sejujurnya aku merasa bersalah, karena menerima pinangan dari pria lain yang tidak ku cintai sama sekali hanya untuk membalas perbuatan saudara kembarnya. Terlebih, Pak Samudera sendiri memang tak memiliki kesalahan apa pun pada saudariku.

Setelah menikah, Aku ikut tinggal di rumah dinas Pak Samudera yang letaknya jauh dari rumah mertua tapi justru lebih dekat dengan penjara tempat saudariku Laras, ditahan. Ini hal yang menguntungkan aku bisa menjenguk dan bicara dengannya lebih mudah dibanding biasanya.

Dan pada malam pertama kami sebagai sepasang suami istri...

Aku duduk di kursi rias sambil memikirkan bagaimana agaknya kami akan bersikap, mungkinkah aku akan menyerahkan dan mengorbankan diriku secara totalitas untuk ini? atau mungkin aku perlu mencari alasan agar kami menunda malam pengantin?

Saat menikmati lamunan itu, tanpa kusadari rupanya pintu kamar terbuka, jantungku berdebar kencang saat ku lihat Pak Samudera yang masuk. Dia mengenakan kaus putih yang ketat sehingga menampakkan lekuk badannya yang berotot di padu celana santai yang panjang. Perawakannya yang sangat bagus membuatku tak henti untuk terus mengamatinya. Seperti para anggota pertahanan negara pada umumnya, dia jangkung, sedikitnya mungkin hampir 190 sentimeter.

Dia berjalan ke arah ranjang dan mengambil posisi sebelah kanan, aku begitu berdebar meski dalam hati ku pahami dia memang tak memiliki perasaan apa pun padaku. Dan kurasa sudah cukup ketakutan tentang malam pertama, jangankan menyentuh ku, melirik ku malam ini saja dia enggan.

"Lelah ya Pak? Mau kupijat sedikit atau kubuatkan susu jahe?" kataku gugup.

"Boleh panggil aku Bapak, tapi nanti setelah punya anak." Sahutnya sambil memejamkan mata. "Kalau sekarang cari panggilan yang sesuai saja."

"Oh, maaf." Kataku hampir tersedak saliva. "Mas?"

Dia kembali diam.

"Maaf Mas, soal tadi---mau kubuatkan susu jahe tidak untuk mengembalikan tenaga?"

"Tidak perlu. Aku cuma ingin tidur sekarang."

"Mas," Sahutku dengan nada kecewa, entah untuk hal apa. "Mas, belum bisa menerima ku, ya?"

"Bukankah sudah jelas kukatakan di depan kedua orang tuaku, aku terima dirimu." Jawabnya. "Pikiran kita berbeda. Aku tidak menganggap pernikahan itu mainan. Kalau sudah menikah, artinya aku menginginkan kamu ada di sampingku."

Kali ini bukan dia yang terdiam. Sebaliknya, akulah yang gugup setengah mati. Mas Sam berkata seolah menyindirku secara langsung. Tapi---bagaimana mungkin?

Dia kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan menatap mataku dengan ekspresi datar. "Tidur lah, sudah malam." Katanya lembut, tak bisa ku terka.

Terpopuler

Comments

Endah Setyati

Endah Setyati

Apakah Samudra udah tau niat asli Berliana masuk ke keluarganya?? 🤔🤔🤔lanjut baca dulu ah 🤭🤭🤭

2024-04-24

0

nurhayati rambe

nurhayati rambe

kaku bener ya pengantin baru,,masih teka teki nih,,penuh misteri

2023-12-12

0

Regita Regita

Regita Regita

Berlian udah terperosok dlm pesona Samudra yg misterius dan penuh misteri untuk di selami dg lebih dalam lagi

2023-12-10

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Pintu Cerita
2 BAB 01 - Pertemuan Pertama
3 BAB 02 - Kita Menikah
4 BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5 BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6 BAB 05 - Ipar
7 BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8 BAB 07 - Ruang Makan
9 BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10 BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11 BAB 10 - Jejak Pertama
12 BAB 11 - Balas Dendam
13 BAB 12 - Siapa Sangka
14 BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15 BAB 14 - Yang Tak Terduga
16 BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17 BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18 BAB 17 - Suami Sejati
19 BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20 BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21 BAB 20 - Menggoda Dia
22 BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23 BAB 22 - Istri Tentara
24 BAB 23 - Masa Lalu
25 BAB 24 - Perempuan Jahat
26 BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27 BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28 BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29 BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30 BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31 BAB 30 - Aku Akan Mundur
32 BAB 31 - Suara Ghaib
33 BAB 32 - Ketahuan
34 BAB 33 - Tolong Jaga!
35 BAB 34 - Kabar Buruk
36 BAB 35 - Kiamat Angkasa
37 BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38 BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39 BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40 BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41 BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42 BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43 BAB 42 - Pelampiasan
44 BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45 BAB 44 - Makan Batunya
46 BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47 BAB 46 - Lelaki Misterius
48 BAB 47 - Istri Terbaik
49 BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50 BAB 49 - Mahesa
51 BAB 50 - Semesta Dia
52 BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53 BAB 52 - Cinta Sejati
54 BAB 53 - Cinta Samudera
55 BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56 BAB 55 - Kehilangan Aina
57 BAB 56 - Mulai Dari Awal
58 BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59 BAB 58 - Kejujuran
60 BAB 59 - Naluri Wanita
61 BAB 60 - Cemburu
62 BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63 BAB 62 - Pengemis Maaf
64 BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65 BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66 BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67 BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68 BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69 BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70 BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71 BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72 BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73 BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74 BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75 BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76 BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77 BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78 BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79 Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80 BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81 BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82 BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 00 - Pintu Cerita
2
BAB 01 - Pertemuan Pertama
3
BAB 02 - Kita Menikah
4
BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5
BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6
BAB 05 - Ipar
7
BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8
BAB 07 - Ruang Makan
9
BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10
BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11
BAB 10 - Jejak Pertama
12
BAB 11 - Balas Dendam
13
BAB 12 - Siapa Sangka
14
BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15
BAB 14 - Yang Tak Terduga
16
BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17
BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18
BAB 17 - Suami Sejati
19
BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20
BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21
BAB 20 - Menggoda Dia
22
BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23
BAB 22 - Istri Tentara
24
BAB 23 - Masa Lalu
25
BAB 24 - Perempuan Jahat
26
BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27
BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28
BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29
BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30
BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31
BAB 30 - Aku Akan Mundur
32
BAB 31 - Suara Ghaib
33
BAB 32 - Ketahuan
34
BAB 33 - Tolong Jaga!
35
BAB 34 - Kabar Buruk
36
BAB 35 - Kiamat Angkasa
37
BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38
BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39
BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40
BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41
BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42
BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43
BAB 42 - Pelampiasan
44
BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45
BAB 44 - Makan Batunya
46
BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47
BAB 46 - Lelaki Misterius
48
BAB 47 - Istri Terbaik
49
BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50
BAB 49 - Mahesa
51
BAB 50 - Semesta Dia
52
BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53
BAB 52 - Cinta Sejati
54
BAB 53 - Cinta Samudera
55
BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56
BAB 55 - Kehilangan Aina
57
BAB 56 - Mulai Dari Awal
58
BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59
BAB 58 - Kejujuran
60
BAB 59 - Naluri Wanita
61
BAB 60 - Cemburu
62
BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63
BAB 62 - Pengemis Maaf
64
BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65
BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66
BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67
BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68
BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69
BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70
BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71
BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72
BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73
BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74
BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75
BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76
BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77
BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78
BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79
Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80
BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81
BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82
BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!