"Seharusnya aku yang bertanya begitu pada Pak Samudera. Aku ini hanya gadis biasa, cuma pegawai toko kue Ibunya Pak Samudera. Bukan anak sekolahan---"
"Itu tidak menjawab pertanyaan ku sama sekali," sahut Pak Samudera memotong pembicaraanku. Lalu dia bangkit dari kursi dan berkacak pinggang. "Langsung intinya saja."
Aku menyaksikan bagaimana berwibawanya Pak Samudera saat berdiri dan berbicara saat itu, untuk sejenak aku harus mengakui bahwa aku terpesona pada sosoknya yang demikian.
"Aku tidak keberatan Pak---" Jawabku pelan.
Kami sempat diam beberapa saat, tepat saat Pak Samudera memandangku, seseorang datang dari pintu depan dan masuk menghampiri kami.
"Sam?"
Ibu Kania datang bersama suaminya, Pak Anta Reza. Dia sibuk merapikan bajunya yang sedikit basah terkena hujan.
"Mama dan Papa khawatir karena di luar hujan lebat. Syukurlah ternyata Sam memang ke sini, ketemu dengan gadis yang Mama ... " Lanjut Ibu Kania.
"Kami sudah ketemu dan mengobrol sebentar." Jawab Kak Sam sambil sekilas melirik ku. Sementara aku masih merasa canggung dan bingung harus memberi reaksi yang bagaimana.
"Jadi bagaimana?"
Pak Anta dan Ibu Kania tersenyum pada ku, aku yakin mereka pun menantikan jawaban yang sama seperti kuharapkan. Ingin sekali aku mendahului untuk kukatakan 'Mau Bu'. Tapi sayangnya aku masih harus menjaga harga diriku sekarang. Apalagi nampaknya Pak Samudera kurang cocok denganku, dia nampak tak tertarik sama sekali, aku khawatir kalau dia akan menolak.
"Aku bersedia." Tiba-tiba Pak Samudera menyahut dari sampingku.
Mendengar jawaban Pak Samudera, aku terkejut. Lantas segera kunaikkan pandangan dan memandang wajahnya. Kusadari bahwa tatapannya yang tegas menelusuri penglihatan di dalam mata kedua orang tuanya dan ucapannya yang blak-blakan menyiratkan bahwa ia yakin dengan pilihannya.
"Bu---Berlian buatkan teh di belakang ya," sahutku tergagap karena canggung.
Ibu Kania melirik ke arah ku, aku yakin di dalamnya dia menyiratkan bahwa ia menginginkan juga jawaban dari ku.
"Samudera yakin dengan Berlian? Mama tidak akan paksa untuk cepat-cepat. Kalian boleh saling mengenal dulu,---"
Pak Samudera menjawab hanya dengan senyuman. Aku tahu, mungkin dia melakukan ini dengan alasan menghormati ibunya. Mau menikahi ku karena tidak ingin melawan kehendak orang tuanya.
"P-pak, anda tidak perlu ambil keputusan terlalu cepat. Yang dikatakan Ibu Kania benar, kita bisa saling mengenal atau pendekatan dulu."
Namun, Pak Samudera diam, seolah telinganya tak mampu mendengar apa yang aku katakan. Sungguh menyebalkan diperlakukan seperti itu. Kalau bukan demi Laras, saudariku, aku pun enggan menghabiskan waktu dan masuk ke keluarga ini.
"Bagaimana dengan keluargamu, minggu depan bisa ikut aku pengajuan?" Ujar Pak Samudera, yang ditujukannya padaku.
Sempat aku kebingungan dan hampir ku jawab tentang Laras. Beruntung alam masih mengingatkan ku.
"Sebatang kara, Pak. Tidak punya siapa-siapa lagi." Jawabku pelan.
Ibu Kania tanpa terduga menjabat tangan ku dengan bangga dan penuh haru, mungkin baginya belum pernah menemui gadis semalang diriku, sendirian dan hidup apa adanya. Mengadu nasib sampai nanti dipanggil kembali oleh yang maha kuasa. Mungkin tidak pernah terbesit di pikiran Ibu Kania bahwa aku adalah gadis jahat yang ingin membalas dendam untuk hidup saudariku yang sudah hancur karena ulah anak kandungnya. Karena alasan itu pula mungkin ia meyakinkan diri untuk menjodohkan putranya padaku.
Akhirnya beberapa minggu setelah itu, tanpa desakan dari manapun pernikahan antara aku dan Pak Samudera berlangsung. Sejujurnya aku merasa bersalah, karena menerima pinangan dari pria lain yang tidak ku cintai sama sekali hanya untuk membalas perbuatan saudara kembarnya. Terlebih, Pak Samudera sendiri memang tak memiliki kesalahan apa pun pada saudariku.
Setelah menikah, Aku ikut tinggal di rumah dinas Pak Samudera yang letaknya jauh dari rumah mertua tapi justru lebih dekat dengan penjara tempat saudariku Laras, ditahan. Ini hal yang menguntungkan aku bisa menjenguk dan bicara dengannya lebih mudah dibanding biasanya.
Dan pada malam pertama kami sebagai sepasang suami istri...
Aku duduk di kursi rias sambil memikirkan bagaimana agaknya kami akan bersikap, mungkinkah aku akan menyerahkan dan mengorbankan diriku secara totalitas untuk ini? atau mungkin aku perlu mencari alasan agar kami menunda malam pengantin?
Saat menikmati lamunan itu, tanpa kusadari rupanya pintu kamar terbuka, jantungku berdebar kencang saat ku lihat Pak Samudera yang masuk. Dia mengenakan kaus putih yang ketat sehingga menampakkan lekuk badannya yang berotot di padu celana santai yang panjang. Perawakannya yang sangat bagus membuatku tak henti untuk terus mengamatinya. Seperti para anggota pertahanan negara pada umumnya, dia jangkung, sedikitnya mungkin hampir 190 sentimeter.
Dia berjalan ke arah ranjang dan mengambil posisi sebelah kanan, aku begitu berdebar meski dalam hati ku pahami dia memang tak memiliki perasaan apa pun padaku. Dan kurasa sudah cukup ketakutan tentang malam pertama, jangankan menyentuh ku, melirik ku malam ini saja dia enggan.
"Lelah ya Pak? Mau kupijat sedikit atau kubuatkan susu jahe?" kataku gugup.
"Boleh panggil aku Bapak, tapi nanti setelah punya anak." Sahutnya sambil memejamkan mata. "Kalau sekarang cari panggilan yang sesuai saja."
"Oh, maaf." Kataku hampir tersedak saliva. "Mas?"
Dia kembali diam.
"Maaf Mas, soal tadi---mau kubuatkan susu jahe tidak untuk mengembalikan tenaga?"
"Tidak perlu. Aku cuma ingin tidur sekarang."
"Mas," Sahutku dengan nada kecewa, entah untuk hal apa. "Mas, belum bisa menerima ku, ya?"
"Bukankah sudah jelas kukatakan di depan kedua orang tuaku, aku terima dirimu." Jawabnya. "Pikiran kita berbeda. Aku tidak menganggap pernikahan itu mainan. Kalau sudah menikah, artinya aku menginginkan kamu ada di sampingku."
Kali ini bukan dia yang terdiam. Sebaliknya, akulah yang gugup setengah mati. Mas Sam berkata seolah menyindirku secara langsung. Tapi---bagaimana mungkin?
Dia kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan menatap mataku dengan ekspresi datar. "Tidur lah, sudah malam." Katanya lembut, tak bisa ku terka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 89 Episodes
Comments
Endah Setyati
Apakah Samudra udah tau niat asli Berliana masuk ke keluarganya?? 🤔🤔🤔lanjut baca dulu ah 🤭🤭🤭
2024-04-24
0
nurhayati rambe
kaku bener ya pengantin baru,,masih teka teki nih,,penuh misteri
2023-12-12
0
Regita Regita
Berlian udah terperosok dlm pesona Samudra yg misterius dan penuh misteri untuk di selami dg lebih dalam lagi
2023-12-10
1