BAB 03 - Samudera Yang Misterius

Aku terbangun dengan sentakan.

Langsung aku duduk tegak dan melihat sekeliling dengan tegang. Matahari sudah terlalu tinggi untukku bekerja di hari pertama sebagai seorang istri. Seiring mataku yang nanar, tatapanku lalu mendarat pada pria yang telah kunikahi kemarin.

Mas Samudera berdiri di depan lemari di ujung tempat tidur, membelakangi ku. Dia baru saja mengenakan seragam tentaranya, kemudian berbalik ke arahku, matanya yang gelap terpaku padaku dan lagi-lagi sosoknya begitu tegas. Tanpa ekspresi.

"Mas sudah bangun dari tadi?"

"Dua jam yang lalu." Jawab Mas Sam singkat.

"Maaf Mas. Aku ketiduran sampai bangun siang begini."

Aku menarik rambutku ke belakang dan berpaling dari perhatian Mas Samudera yang terlalu mengintimidasi bagiku.

"Ada sandwich di meja makan," ujar Mas Sam, sambil berlalu membawa tas besar dan sepatu. "Tehnya pasti sudah dingin, tapi aku bisa membuatkannya lagi untukmu sekarang."

"Terima kasih Mas, tapi semua itu sudah cukup." Kataku malu-malu.

Mas meninggalkan kamar, begitu pun aku menyusul dan berjalan menuju meja makan. Begitu kuangkat tudung saji warna biru itu, aku hampir berteriak girang ketika melihat sandwich dengan daging sapi panggang yang tebal. Makanan yang belum pernah kumakan sebelumnya tapi sangat aku idam-idamkan.

Baru kunikmati roti itu, dan saat tubuh ku berputar mendadak kurasakan kehadiran Mas Samudera tepat di belakangku.

Aku hampir saja menabraknya. Di luar dugaan Mas Sam berdiri begitu dekat. Aku menelan ludah dengan susah payah saat ku dapati bagaimana bahu dan dada lelaki ini tampak lebih bidang dari yang kuingat pertama kali. Matanya yang tajam menyala menatap ku seakan membakar setiap saraf di tubuhku.

"Mas membuatku terkejut!" kataku.

"Aku bisa menemanimu." Jawabnya. "Makan dan minumlah selama yang kamu mau, aku tidak keberatan."

Oh Tuhan, suara itu. Mas Samudera bicara dengan gaya formal bapak-bapak tentara yang sekali lagi berhasil membuatku kagum.

"Mas----"

"Duduklah di sini," Tiba-tiba dia memotong kata-kataku, "ada banyak hal yang ingin kutanyakan padamu dan yang perlu kamu tahu tentangku dan keluargaku."

Kami duduk berseberangan, Mas Samudera mengambil posisi di ujung meja, sementara aku berada tepat di depannya.

"Mas mau bertanya apa?" ujarku.

"Sudah berapa kali Ibu ku menawarkan perjodohan padamu?"

Mas Samudera memandangku dengan ekspresi datar, tak bisa ku tebak apa yang sedang ia pikirkan. Hanya saja aku menjadi gugup, apakah Mas Sam sudah mencurigai ku? Bahkan untuk hari pertama pernikahan kami?

"Baru sekali Mas," jawabku jujur. Lagi pula untuk apa berbohong?

"Dulu, ada orang sebelum kamu yang kenal dengan Ibu ku. Dia seorang gadis yang kerja di toko kue juga," kata Mas Samudera santai sambil menikmati tehnya. "Kamu tahu, dulu dia sangat baik, sayangnya karakter aslinya tidak seperti yang terlihat. Dia begitu menginginkan saudara kembar ku, sampai harus berpura-pura baik untuk mendapatkan restu."

"Mas Angkasa?" Sahutku.

"Ya, Angkasa." Jawab Mas Sam. "Berpura-pura baik karena memiliki niat terselubung. Bagaimana menurutmu?"

Mas Sam kembali menatapku dengan pandangan yang membuatku makin gugup. "Kalau urusan cinta, kurasa wajar saja Mas. Orang bisa berbuat apa saja demi cinta." Jawabku, yang tidak sepenuhnya jujur.

Aku kembali menggigit daging sapi yang lezat ini, kukunyah dan kutelan, mencoba mengulur waktu dan sedikit lebih tenang atau lebih berpura-pura tenang.

"Kalau urusan harta?"

Mas Sam kembali bertanya dan seketika aku langsung tersedak, tenggorokan ku tiba-tiba menyempit mendorong daging sapi keluar lagi. Setelah minum air putih, Ku paksakan diri menatap mata Mas Sam, kuusahakan sebaik mungkin untuk tidak ciut dalam kedalaman mata gelapnya yang memancarkan kecurigaan itu.

"Maksud Mas, gadis itu mencintai Mas Angkasa karena ingin harta?"

"Selain cinta, orang juga bisa melakukan apa saja demi harta."

Aku bisa merasakan maksud Mas Samudera yang demikian, aku bisa meyakini bahwa Mas Sam tengah membicarakan saudariku, gadis yang dia maksud pasti Laras. Benar-benar orang kaya sifatnya selalu sombong! Pikirku, Hanya karena Laras bekerja sebagai pegawai toko, mereka menganggap Laras mencintai Angkasa demi harta. Brengsek!

Hasrat kemarahan dan dendam ku begitu menggebu-gebu, sungguh rendah kami di mata orang-orang kaya ini.

"Maksud Mas, aku sama dengan perempuan itu? Aku mau menerima perjodohan kita demi harta?" Kataku dengan nada meninggi karena tersinggung berat.

"Aku tidak sedang menyindirmu, tenang saja." Jawab Mas Sam dengan santai. "Hanya perlu kamu tahu, kalau punya niat terselubung, dari awal kamu sudah salah memilih lawan."

Sejenak aku berpikir, sekali lagi Mas Sam membuatku bertanya-tanya, mengapa dia berkata demikian? Apakah dia sudah tahu maksud dan tujuan ku? atau hanya sekedar memperingatkan ku? atau justru keduanya?

Aku menarik napas dalam-dalam, kemudian berkata, "Mas apakah bicara seperti itu pantas? Kamu sungguh membuatku tersinggung. Dari awal aku juga sudah bilang, aku ini bagaimana dan seperti apa, aku memang bukan lahir dari keluarga kaya tapi bukan berarti orang seperti ku, seperti gadis yang mencintai Mas Angkasa dulu, adalah orang yang menilai cinta dari harta---Memangnya orang miskin seperti kami itu tidak berhak jatuh cinta?"

"Memangnya bisa langsung cinta dengan sekali pandang?" Sahut Mas Sam di ujung meja sana.

"Lalu kenapa Mas Sam mau menerima perjodohan kita? Padahal kita juga baru pertama bertemu."

"Kamu memiliki alasan untuk menikah denganku, begitupun aku." Jawab Mas Sam tak terduga.

Lagi-lagi kuhela napas dan kugenggam erat sandwich yang tadinya nikmat sebelum pembicaraan kami yang mulai panas. Kuatkan dirimu, Berlian. Meski Mas Sam menampakkan kekuatan yang dimilikinya sekarang, tetapi aku tak boleh gegabah, nampaknya sekarang aku pun harus mempertahankan kewaspadaan.

Aku harus memiliki pendirian yang kuat. Tidak akan kubiarkan lagi diri ini goyah karena terpesona dengan tampilan fisik seorang Mas Samudera yang bisa kubilang sempurna. Bukankah sekarang sudah jelas kenapa Laras begitu sakit hati dengan perlakuan keluarga ini? Mereka memandang orang miskin seperti kami begitu rendah.

Aku akan membalas dendam untuk Laras, tekadku sudah makin mantap. Aku akan buat Mas Samudera jatuh cinta setengah mati padaku, lalu setelah itu ku tinggalkan tanpa kata, dia kecewa, terluka dan putus asa. Biar mereka tahu bagaimana hancurnya hidup karena sebuah rasa.

"Siapa yang bilang aku punya maksud lain dalam pernikahan kita?" Kataku padanya dengan nada menyolot khas anak perempuan 20-an.

"Bukan aku," jawab Mas Sam sambil menaikkan kedua bahunya. Dia kemudian berlalu dan meninggalkan aku tanpa menunjukkan rasa bersalah.

Begitu dia pergi, secepat mungkin aku bangkit dari kursi. Sandwich yang sudah ku genggam erat, kusiapkan untuk dilempar.

Tapi niat itu kuurungkan, sebab; "Sayang kalau dibuang." kataku pelan. Memangnya siapa yang tega membuang roti dengan daging sapi tebal ini? Lagipula itu hanya akan mengurangi penilaian Mas Samudera padaku, dan akan menggagalkan misi balas dendam ku untuk membuatnya jatuh cinta.

"Kamu tidak mau mengantarku ke depan?"

Tak kujawab tawaran dari Mas Sam, sebab aku masih sangat marah dan tersinggung karena ucapan dia sebelumnya.

"Nanti kalau pulang, kubelikan daging sapi yang banyak."

"Baiklah." Jawabku cepat.

Terpopuler

Comments

Phiby Ortiz

Phiby Ortiz

yah..berlian ,gara2 daging sapi luluh🤣

2024-05-07

0

Dee

Dee

Fix Samudra sudah tau niat kamu Berliana 😏

2024-05-19

0

nurhayati rambe

nurhayati rambe

masih kaku kak ee,,agak sulit mencerna kats kata nya,, tapi tetap aku Baca

2023-12-12

0

lihat semua
Episodes
1 BAB 00 - Pintu Cerita
2 BAB 01 - Pertemuan Pertama
3 BAB 02 - Kita Menikah
4 BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5 BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6 BAB 05 - Ipar
7 BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8 BAB 07 - Ruang Makan
9 BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10 BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11 BAB 10 - Jejak Pertama
12 BAB 11 - Balas Dendam
13 BAB 12 - Siapa Sangka
14 BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15 BAB 14 - Yang Tak Terduga
16 BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17 BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18 BAB 17 - Suami Sejati
19 BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20 BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21 BAB 20 - Menggoda Dia
22 BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23 BAB 22 - Istri Tentara
24 BAB 23 - Masa Lalu
25 BAB 24 - Perempuan Jahat
26 BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27 BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28 BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29 BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30 BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31 BAB 30 - Aku Akan Mundur
32 BAB 31 - Suara Ghaib
33 BAB 32 - Ketahuan
34 BAB 33 - Tolong Jaga!
35 BAB 34 - Kabar Buruk
36 BAB 35 - Kiamat Angkasa
37 BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38 BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39 BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40 BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41 BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42 BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43 BAB 42 - Pelampiasan
44 BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45 BAB 44 - Makan Batunya
46 BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47 BAB 46 - Lelaki Misterius
48 BAB 47 - Istri Terbaik
49 BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50 BAB 49 - Mahesa
51 BAB 50 - Semesta Dia
52 BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53 BAB 52 - Cinta Sejati
54 BAB 53 - Cinta Samudera
55 BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56 BAB 55 - Kehilangan Aina
57 BAB 56 - Mulai Dari Awal
58 BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59 BAB 58 - Kejujuran
60 BAB 59 - Naluri Wanita
61 BAB 60 - Cemburu
62 BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63 BAB 62 - Pengemis Maaf
64 BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65 BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66 BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67 BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68 BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69 BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70 BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71 BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72 BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73 BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74 BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75 BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76 BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77 BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78 BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79 Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80 BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81 BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82 BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati
Episodes

Updated 82 Episodes

1
BAB 00 - Pintu Cerita
2
BAB 01 - Pertemuan Pertama
3
BAB 02 - Kita Menikah
4
BAB 03 - Samudera Yang Misterius
5
BAB 04 - Teka-Teki Dendam Ini
6
BAB 05 - Ipar
7
BAB 06 - Buatlah Dia Cinta
8
BAB 07 - Ruang Makan
9
BAB 08 - Saudari Jahat Hati
10
BAB 09 - Usaha Yang Tak Biasa
11
BAB 10 - Jejak Pertama
12
BAB 11 - Balas Dendam
13
BAB 12 - Siapa Sangka
14
BAB 13 - Tidak Baik-Baik Saja
15
BAB 14 - Yang Tak Terduga
16
BAB 15 - Hatimu Tak Seindah Namamu
17
BAB 16 - Lebih Baik Berpisah
18
BAB 17 - Suami Sejati
19
BAB 18 - Seluas Samudera, Banyak Yang Tak Terduga
20
BAB 19 - Siapa yang Berharga?
21
BAB 20 - Menggoda Dia
22
BAB 21 - Permohonan Ulang Tahun
23
BAB 22 - Istri Tentara
24
BAB 23 - Masa Lalu
25
BAB 24 - Perempuan Jahat
26
BAB 25 - Mencari Jalan Yang Benar
27
BAB 26 - Soal Cerita Yang Lalu
28
BAB 27 - Dinginnya Angin, Malam Ini
29
BAB 28 - Menyambut Pagi Bersama?
30
BAB 29 - Teka Teki yang Masih Mengawang
31
BAB 30 - Aku Akan Mundur
32
BAB 31 - Suara Ghaib
33
BAB 32 - Ketahuan
34
BAB 33 - Tolong Jaga!
35
BAB 34 - Kabar Buruk
36
BAB 35 - Kiamat Angkasa
37
BAB 36 - Bagaimana Perasaanmu?
38
BAB 37 - Kepercayaan Yang Sudah Pudar
39
BAB 38 - Dia Menjauh, Aku terluka
40
BAB 39 - Diam-Diam Kami Datang
41
BAB 40 - Tekad Ini Berubah
42
BAB 41 - Momen (Terakhir) Kita
43
BAB 42 - Pelampiasan
44
BAB 43 - Emosi Membakar Diri
45
BAB 44 - Makan Batunya
46
BAB 45 - Mengejar Maaf Kamu
47
BAB 46 - Lelaki Misterius
48
BAB 47 - Istri Terbaik
49
BAB 48 - Tanda tanda Kejujuran Samudera
50
BAB 49 - Mahesa
51
BAB 50 - Semesta Dia
52
BAB 51 - Prajurit Terbaik Negara
53
BAB 52 - Cinta Sejati
54
BAB 53 - Cinta Samudera
55
BAB 54 - Penyesalan Terdalam
56
BAB 55 - Kehilangan Aina
57
BAB 56 - Mulai Dari Awal
58
BAB 57 - Mari Hidup Bersama
59
BAB 58 - Kejujuran
60
BAB 59 - Naluri Wanita
61
BAB 60 - Cemburu
62
BAB 61 - Suami, Pendamping Terhebat
63
BAB 62 - Pengemis Maaf
64
BAB 63 - Goresan di Hati Sebening Kristal
65
BAB 64 - Bukan untuk Berlian, Tapi Karena Kepercayaan
66
BAB 65 - Aku Tidak Buta, Aku Tidak Tuli
67
BAB 66 - Adil yang Bagaimana Bagi Mereka?
68
BAB 67 - Sentuhan Terakhir
69
BAB 68 - Air Mata dan Air Hujan
70
BAB 69 - Hari Pertama Sebelum Perpisahan
71
BAB 70 - Mengukir Kenangan di Hari Kedua
72
BAB 71 - Hari Ketiga Dan Perpisahan Kita
73
BAB 72 - Sayonara Samudera Ananta
74
BAB 73 - Masih Dengan Usahanya
75
BAB 74 - Di Malam yang Kelabu, Air Matanya Samar
76
BAB 75 - Karunia Terindah Dari Tuhan
77
BAB 76 - Yang Hadir Saat Dia Pergi
78
BAB 77 - Semua Menjadi Asing
79
Kok Ga Up, Thor ? 🫵
80
BAB 78 - Dia Masih Menjagamu
81
BAB 79 - Saudari Ku Kembali
82
BAB 80 - Saudari Sejati Yang Baik Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!