Pembicaraan Dua Pihak Keluarga

Dua pihak keluarga kini tengah berkumpul di rumah bu Maryam untuk membicarakan terkait rencana pernikahan Zaidan dan Aiyla.

Berbeda dengan para orang tua yang sibuk dengan obrolan mereka, Zaidan justru terfokus pada sosok perempuan yang duduk di ujung sofa tepatnya di samping bu Maryam.

Zaidan mengamati penampilan Aiyla dari atas hingga kebawah. Tidak pernah terbesit sedikit pun di benak laki-laki berusia 23 tahun itu jika dia akan menikahi sosok perempuan dengan pakaian syar'i serta hijab panjang yang menjulur kebawah. Semua itu benar-benar di luar kriteria perempuan idaman Zaidan.

"Bagaimana Zaidan, apa kamu setuju dengan tanggal pernikahan kalian?" Tanya bu Anisa yang tiba-tiba mengagetkan Zaidan yang tengah fokus memandangi calon istrinya itu.

"Ah! Iya, Ma. Kenapa?" Tanya Zaidan kebingungan. Pasalnya sedari tadi dia tidak mendengarkan obrolan orang tuanya karena terlalu sibuk memikirkan tentang Aiyla saja.

"Mama tanya, kamu setuju nggak kalau pernikahan kalian dilaksanakan tanggal 13?" Wajah bu Anisa terlihat begitu antusias membicarakan pernikahan Zaidan dan Aiyla.

"Tanggal 13? Bukannya itu 3 minggu dari sekarang, ya, Ma? Zaidan rasa waktunya terlalu cepat, Ma." Ujar Zaidan yang memang cukup kaget dengan tanggal yang di tentukan oleh para orang tua.

"Lebih cepat lebih baik nak Zaidan. Sesuatu yang baik itu memang harus segerakan." Sahut bu Maryam.

Zaidan kembali terdiam. Itu artinya sebentar lagi, hidup Zaidan akan diwarnai dengan sosok perempuan yang tidak pernah dia kenal sebelumnya. Rasanya semua ini seperti mimpi bagi seorang El Zaidan Rasyid. Laki-laki bertubuh tegap itu tidak menyangka, jika dia akan menyandang gelar sebagai seorang suami diusianya yang masih terbilang muda.

"Kalu begitu, Zaidan ikut keputusan Mama dan tante aja." Tutur Zaidan.

Setelah mendengar jawaban Zaidan, kini pandangan kedua wanita paruh bayah itu beralih pada sosok gadis yang sejak tadi hanya diam sembari terus menunduk.

"Bagaimana Aiyla? Apa kamu setuju dengan tanggal yang kami pilihkan sayang?" Tanya bu Anisa dengan lembut.

Aiyla yang di tanya demikian pun akhirnya mendongak menatap bu Anisa. Di saat itu pula, pertama kalinya Zaidan bisa melihat bagaimana wajah dari calon istrinya itu. Kulit putih, mata dan wajah yang bulat serta bibir mungil yang membuat Zaidan terpaku untuk sepersekian detik.

"Aiyla ikut keputusan bersama saja tante." Ucap Aiyla seraya menatap kearah bu Anisa.

Zaidan yang sejak tadi mengamati gerak gerik Aiyla yang sama sekali tidak pernah melirik ataupun menoleh kearahnya membuat Zaidan berspekulasi bahwa gadis yang kini menjadi calon istrinya adalah perempuan yang sombong. Hal itu membuat Zaidan semakin yakin untuk memberi jarak antara dirinya dan Aiyla ketika menikah nanti.

"Tanggal pernikahan sudah ditentukan. Sekarang konsep pernikahan. Kalian berdua mau konsep pernikahan yang seperti apa?"

"Yang sederhana aja, Ma!"

"Yang sederhana aja, tante!" Ucap Zaidan dan Aiyla berbarengan.

Para orang tua yang mendengar itu hanya bisa tersenyum simpul.

"Belum menikah saja, kalian sudah kompak seperti ini. Papa yakin insyaa Allah pernikahan kalian akan bahagia dan harmonis nantinya." Sahut pak Tiar menimpali.

Mendengar celetukan tersebut membuat para orang tua tertawa mendengarnya. Sedangkan Aiyla hanya mampu tersenyum tipis lalu kembali menunduk. Berbeda dengan semua ekspresi yang di tunjukkan oleh orang-orang. Zaidan justru memutar bola matanya dengan malas karena menurutnya tidak akan ada kecocokan antara calon istrinya dan dirinya.

"Kalau memang kalian ingin konsep pernikahan yang sederhana saja. Nanti untuk tamu yang di undang dari pihak keluarga, kerabat dekat, tetangga dan juga sahabat serta teman-teman kalian saja. Bagaimana?" Usul bu Maryam yang kemudian disetujui oleh Zaidan dan Aiyla.

Zaidan memang tidak menginginkan pernikahan yang mewah karena menurutnya pernikahan ini hanya sebatas memenuhi baktinya sebagai seorang anak. Bahkan Zaidan juga sudah merencanakan akan menceraikan Aiyla disaat pernikahan mereka menginjak usia 6 bulan.

"Bagaimana dengan mahar. Aiyla, kamu ingin meminta mahar apa dari Zaidan?" Pertanyaan itu kembali tertuju pada gadis berhijab panjang itu.

"Aiyla terserah dari Mas Zaidan saja tante. Intinya tidak memberatkan pihak Mas Zaidan dan keluarga." Tutur Aiyla.

Setelah obrolan mengenai rencana pernikahan telah rampung. Kembali para orang tua terlihat membahas sesuatu yang membuat Zaidan sedikit lelah mendengarnya. Sedangkan Aiyla, terlebih dulu pamit untuk ke depan menemui salah seorang temannya.

Aiyla tersenyum melihat Zahwa yang sudah berdiri di depan pagar rumahnya untuk menunggunya.

"Maaf, ya, lama. Soalnya aku baru liat chat dari kamu." Ucap Aiyla pada sahabatnya.

"Nggak apa-apa kok. Oh, iya, nih buku kamu. Makasih, ya." Ujar Zahwa lalu memberikan buku kajian milik Aiyla yang dipinjamnya.

Beberapa hari yang lalu Zahwa memang meminjam buku Aiyla untuk mencatat beberapa materi kajian yang sempat terlewat karena Zahwa sedang sakit hingga tidak bisa hadir ke kajian.

"Sama-sama," Balas Aiyla tersenyum.

"Mau mampir dulu nggak?" Tawar Aiyla pada sahabat sekaligus tetangga kampungnya itu.

"Insyaa Allah lain kali aja, ya." Jawab Zahwa.

"Semoga dimudahkan dan dilancarkan, ya, La. Aku ikut bahagia dengar kabar dari kamu semalam."

"Mulai sekarang, jok belakang motor aku kayaknya bakalan kosong terus nggak ada kamu yang aku boncengin ke kajian." Ucap Zahwa di akhiri kekehan kecil. Zahwa memang sudah mengetahui jika sahabatnya itu akan segera menikah.

"Aku do'ain semoga kamu juga cepat menyusul, ya, Wa."

"Aamiin. Oh, iya, kalau gitu aku pamit dulu, ya."

"Iya, hati-hati."

Setelah melihat kendaraan yang di tumpangi Zahwa sudah menjauh, Aiyla kemudian berbalik untuk segera kembali ke dalam rumah. Tapi, betapa kagetnya Aiyla saat dirinya hampir saja menabrak tubuh yang entah sejak kapan berdiri di belakangnya.

"M-mas Zaidan," Aiyla dilanda perasaan gugup karena tingkahnya yang sedikit ceroboh hingga hampir menabrak tubuh tegap milik Zaidan.

Terpopuler

Comments

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

Zaidan .. Aiyla bukan tipe yg sombong... kamu salah menghakimi seseorg sebelum mengenalnya terlebih dulu😅 Aiyla sifatnya wanita yg solehah loh.. mana mungkin mau bertentang mata dan melihat kamu mas Zaidan....

2024-01-27

2

lihat semua
Episodes
1 Menolak Perjodohan
2 Penerimaan
3 Pembicaraan Dua Pihak Keluarga
4 Ungkapan Menyakitkan Zaidan
5 Penolakan Aiyla
6 Hari Pernikahan
7 Hari Pertama Setelah Sah
8 Pindah Rumah
9 Kemarahan Zaidan
10 Kunjungan Maira
11 Frustasi
12 Makan Malam Berdua
13 Kerisauhan Aiyla
14 Perasaan Aneh
15 Kemarahan Zaidan
16 Ganas?
17 Rencana Licik Khalisa
18 Jangan Menangis Lagi!
19 Perempuan Ibaratkan Gelas-gelas Kaca
20 Apa Mas Ingin Tahu Siapa Laki-laki Itu?
21 Mendadak Berubah
22 Lembaran Baru
23 Emoji Hati Untuk Aiyla
24 Video Call
25 Kedatangan Yang Tiba-tiba
26 Kemanisan?
27 Saya Butuhnya Kamu!
28 Kedatangan Khalisa
29 Dijebak?
30 Tidak Ingin Kehilangan
31 Cemburunya Zaidan
32 Pukulan Itu Belum Seberapa
33 Mencoba Jujur
34 Tidak Ingin Berpisah
35 Di mana-mana Bertemu?
36 Paket Tanpa Nama Pengiriman
37 Sama-sama Cinta?
38 Di Mana Dia?
39 Mandi Bareng, Yuk!
40 Keraguan Azri
41 Takut Berharap Lebih
42 Membayar Biaya Opreasi
43 Bukti Pengkhianatan
44 Tidak Ada Alasan Bertahan
45 Kenapa Ini Terjadi
46 Penjelasan Khalisa
47 Diculik?
48 Kamu Ingin Bebas?
49 Penyamaran
50 Kita Harus Segera Pergi
51 Jangan Nekat!
52 Dalam Bahaya
53 Aksi Penyelamatan
54 Lebih Baik Berpisah
55 Tidak Sabar Bertemu
56 Belajar Gombal
57 Cinta Pertama
58 Kagum
59 Suapan Aiyla
60 Dia Aiyla!
61 Ini Tentang Hanif
62 Nomer Tidak Dikenal
63 Bidadari Surga
64 Maaf
65 Pingsan
66 Kabar Bahagia
67 Istri Saya
68 cemburu
Episodes

Updated 68 Episodes

1
Menolak Perjodohan
2
Penerimaan
3
Pembicaraan Dua Pihak Keluarga
4
Ungkapan Menyakitkan Zaidan
5
Penolakan Aiyla
6
Hari Pernikahan
7
Hari Pertama Setelah Sah
8
Pindah Rumah
9
Kemarahan Zaidan
10
Kunjungan Maira
11
Frustasi
12
Makan Malam Berdua
13
Kerisauhan Aiyla
14
Perasaan Aneh
15
Kemarahan Zaidan
16
Ganas?
17
Rencana Licik Khalisa
18
Jangan Menangis Lagi!
19
Perempuan Ibaratkan Gelas-gelas Kaca
20
Apa Mas Ingin Tahu Siapa Laki-laki Itu?
21
Mendadak Berubah
22
Lembaran Baru
23
Emoji Hati Untuk Aiyla
24
Video Call
25
Kedatangan Yang Tiba-tiba
26
Kemanisan?
27
Saya Butuhnya Kamu!
28
Kedatangan Khalisa
29
Dijebak?
30
Tidak Ingin Kehilangan
31
Cemburunya Zaidan
32
Pukulan Itu Belum Seberapa
33
Mencoba Jujur
34
Tidak Ingin Berpisah
35
Di mana-mana Bertemu?
36
Paket Tanpa Nama Pengiriman
37
Sama-sama Cinta?
38
Di Mana Dia?
39
Mandi Bareng, Yuk!
40
Keraguan Azri
41
Takut Berharap Lebih
42
Membayar Biaya Opreasi
43
Bukti Pengkhianatan
44
Tidak Ada Alasan Bertahan
45
Kenapa Ini Terjadi
46
Penjelasan Khalisa
47
Diculik?
48
Kamu Ingin Bebas?
49
Penyamaran
50
Kita Harus Segera Pergi
51
Jangan Nekat!
52
Dalam Bahaya
53
Aksi Penyelamatan
54
Lebih Baik Berpisah
55
Tidak Sabar Bertemu
56
Belajar Gombal
57
Cinta Pertama
58
Kagum
59
Suapan Aiyla
60
Dia Aiyla!
61
Ini Tentang Hanif
62
Nomer Tidak Dikenal
63
Bidadari Surga
64
Maaf
65
Pingsan
66
Kabar Bahagia
67
Istri Saya
68
cemburu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!