Zaidan meraih ponsel miliknya yang tergeletak di atas kasur lalu melangkah keluar dari kamar. Laki-laki itu tampak mengenakan pakaian rapi dan sedikit sentuhan parfum di tubuhnya.
Aiyla yang baru saja keluar dari kamar tanpa sengaja berpapasan dengan Zaidan yang juga baru keluar dari kamarnya.
"Mas Zaidan mau pergi, ya?" Tanya Aiyla sembari memindai penampilan sang suami dari atas sampai bawah.
"Hm,"
"Malam ini kamu nggak perlu masak, saya mau makan malam di luar." Sambung Zaidan.
Sejujurnya Aiyla ingin menanyakan alasan Zaidan ingin makan malam di luar, tapi lidah gadis itu terasa keluh jika berhadapan dengan sang suami.
"Hati-hati, ya, Mas." Ucap Aiyla lalu mengantar Zaidan menuju ke pintu.
Setelah mengantar sang suami sampai ke pintu, Aiyla kemudian berjalan menuju ke dapur untuk menyiapkan makan malam untuk dirinya sendiri.
Sedangkan Zaidan, baru saja hendak membuka pintu mobil gerakan tangannya justru terhenti kala melihat mobil orang tuanya yang terparkir dihalaman rumah.
Zaidan terkejut bukan main ketika orang tuanya turun dari mobil dan menghampirnya.
"Kamu mau kemana, Zaidan?" Tanya bu Anisa ketika melihat tampilan sang putra yang begitu rapi.
"Z-zaidan mau makan malam di luar, Ma." Jawab Zaidan gelagapan.
"Kamu sama Aiyla kan?" Tanya bu Anisa.
"I-iya, Ma. Zaidan bareng sama Aiyla kok." Jawab Zaidan yang tidak ingin membuat bu Anisa dan pak Tiar menjadi curiga.
"Terus Aiyla nya kemana, Dan?" Sahut pak Tiar yang sedari tadi menanti kehadiran menantunya.
Pertanyaan dari sang papa sontak membuat Zaidan memutar otak dengan cepat untuk mencari alasan agar diterima oleh pasangan paruh bayah itu.
"Ada di dalam kok, Pa. Aiyla lagi siap-siap." Jawab Zaidan dengan cepat.
Bu Anisa dan pak Tiar tampak mengangguk lalu tersenyum simpul. Zaidan kemudian mengajak kedua orang tuanya untuk masuk ke dalam rumah dan duduk di sofa yang berada di ruang tamu.
"Zaidan panggil Aiyla dulu, ya, Ma, Pa." Izin Zaidan.
Laki-laki itu kemudian melangkah menuju ke dapur yang dia yakini Aiyla ada di ruangan itu. Melihat sang istri yang sedang sibuk mencuci bahan makan membuat Zaidan mempercepat langkahnya.
"Aiyla?" Panggil Zaidan yang membuat Aiyla memutar badannya menjadi 180 derajat.
"Lho, Mas Zaidan belum berangkat?" Tanya Aiyla yang melihat kedatangan Zaidan ke dapur.
"Mama sama Papa ada di luar. Dia mau ketemu sama kita. Sekarang kamu harus siap-siap, saya sudah terlanjur bilang kalau kita bakalan makan malam di luar."
"Tapi, Mas---"
"Udah nggak ada tapi-tapian. Sekarang, kamu siap-siap. Saya tunggu di ruang tamu." Tegas Zaidan yang mau tak mau membuat Aiyla menurut pada sang suami.
Melihat Zaidan datang seorang diri tanpa Aiyla, tentu saja membuat bu Anisa dan pak Tiar bertanya-tanya. Kemana Aiyla? Kenapa gadis itu belum juga keluar sejak mereka datang.
"Aiyla kemana Zaidan? Kok nggak keluar-keluar?" Tanya pak Tiar menatap putranya.
"Aiyla masih siap-siap, Pa. Papa tahu sendiri kan kalau perempuan dandannya lama." Balas Zaidan seraya tersenyum agar tidak membuat kedua orang tuanya curiga.
Zaidan kemudian duduk di sofa panjang yang terpisah dengan orang tuanya. Laki-laki 23 itu menatap pak Tiar dan bu Anisa secara bergantian.
"Ngomong-ngomong, Mama sama Papa kok tiba-tiba datang kesini?" Tanya Zaidan penasaran. Biasanya kedua orang tuanya itu pasti akan menelfon terlebih dulu jika ingin mampir. Tapi, malam ini jantung Zaidan terasa akan melompat dari tempatnya ketika melihat kedatangan kedua orang tuanya secara tiba-tiba.
"Kebetulan, Mama sama Papa datang ke acara nikahan anak teman Mama di sekitar sini. Jadi, sekalian Mama sama Papa mampir buat liat kalian." Ucap bu Anisa.
Sekitar 10 menit berlalu, akhirnya Aiyla datang dan segera menghampiri kedua mertuanya yang sudah menunggu di ruang tamu.
"Mama, Papa," Sapa Aiyla lalu menyalami tangan kedua mertuanya bergantian.
"Mama datang kesini kok nggak bilang-bilang dulu sama Aiyla. Kalau Aiyla tahu kan Aiyla bisa masakin makanan kesukaan Mama sama Papa." Tutur Aiyla lembut pada kedua mertuanya.
"Sebenarnya Mama sama Papa lagi ada acara disekitar sini sayang, tapi karena Mama kangen sama kalian makanya Mama mampir kesini."
"Tapi, sepertinya kalian lagi mau makan malam romantis, ya. Mama sama Papa jadi nggak enak karena ganggu waktu kalian."
"Nggak kok, Ma. Papa sama Mama nggak ganggu waktu kami. Justru Aiyla senang karena Mama bisa datang kesini."
Zaidan hanya bisa menatap dalam diam interaksi antara menantu dan ibu mertua itu. Keduanya tampak begitu menyanyangi, terlebih bu Anisa yang memperlakukan Aiyla seperti putrinya sendiri.
"Kalian mau keluar makan malam, kan? Ya, udah sekarang kita sama-sama keluar. Sekalian Mama sama Papa mau pamit."
"Lho, Mama sama Papa nggak mau ikut makan malam?"
Pertanyaan Aiyla tentu saja mendapat lirikan tajam dari Zaidan. Laki-laki berperawakan tegap itu bukannya merasa risih dengan kunjungan orang tuanya, hanya saja jika bu Anisa dan pak Tiar ikut makan malam bersama mereka. Itu artinya Zaidan masih harus berpura-pura menjadi pasangan suami istri yang harmonis dan Zaidan benci akan hal itu.
"Lain kali saja, ya, sayang. Kebetulan Mama sama Papa tadi juga sudah makan malam sebelum kesini." Ucap bu Anisa jujur. Selain itu, bu Anisa memang ingin memberi ruang untuk putra dan menantunya berduaan. Wanita paruh payah itu menginginkan agar Zaidan dan Aiyla semakin akrab.
Setelah perbincangan singkat itu berakhir, Zaidan dan Aiyla pun pamit untuk segera keluar menuju restoran.
Zaidan menghela napas kasar kala rencananya harus berubah haluan karena kedatangan orang tuanya yang tiba-tiba itu. Pandangan laki-laki itu sama sekali tidak beralih pada jalanan dan kendaraan yang berlalu lalang di depan mereka. Niat hati ingin terbebas dari Aiyla, justru Zaidan harus terjebak takdir yang membawanya makan malam berdua dengan gadis berpakaian syar'i itu.
Ingin mengubah rencana pun, Zaidan tak bisa. Laki-laki itu sudah sangat lapar dan tidak bisa menunda lagi. Alhasil Zaidan hanya bisa pasrah jika dia akan makan malam bersama dengan Aiyla di restoran.
Mobil Zaidan berhenti tepat di depan salah satu restoran mewah yang ada di kota. Zaidan segera turun dan diikuti sang istri di belakangnya. Melihat Zaidan yang melangkah memasuki restoran membuat Aiyla segera mengekor di belakang suaminya itu.
Aiyla dan Zaidan akhirnya memesan makanan dan menikmati makan malam itu dengan suasana sunyi. Berbeda dengan para pengunjung restoran lainnya yang sibuk mengobrol dengan pasangan mereka. Pasangan suami istri itu justru saling diam membisu tanpa berniat membuka suara sama sekali.
"Mas Zaidan mau kemana?" Tanya Aiyla kala melihat Zaidan bangkit dari posisinya.
"Saya mau ke toilet," Ucap Zaidan dengan nada datar dan segera berlalu menuju ke toilet.
Aiyla mengedarkan pandangannya ke setiap meja yang di isi oleh para pengunjung. Baru kali ini Aiyla merasakan makan di restoran yang mewah. Untuk makan di warung saja Aiyla sangat jarang melakukannya. Bukan karena tidak memiliki uang, hanya saja Aiyla tidak terbiasa akan hal seperti itu. Berbeda dengan malam ini, dia hanya pasrah ketika Zaidan mengajaknya makan malam di restoran mewah ini.
Zaidan yang sudah selesai dari toilet segera melangkah mendekat ke arah Aiyla. Namun, tepat saat berada di samping meja, Zaidan tiba-tiba bertabrakan dengan seorang gadis yang membuat tubuh laki-laki itu tergeser.
"Maaf, Mas. Saya nggak sengaja." Ucap orang tersebut pada Zaidan.
"Khalisa?"
Perempuan itu mendongak ketika mendengar suara yang terdengar familiar di telinganya menyebut namanya.
"Zaidan?"
"Duh, maaf, ya, Zaidan. Aku benar-benar minta maaf karena nabrak kamu tadi." Ucap Khalisa sekali lagi meminta maaf.
"Nggak apa-apa kok, santai aja." Jawab Zaidan.
"Dunia benar-benar sempit, ya. Aku nggak nyangka di mana-mana bisa ketemu sama kamu." Perkataan Khalisa tentu tidak luput dari pendengaran Aiyla yang masih duduk membisu di tempatnya.
"Ngomong-ngomong kamu kesini mau makan malam atau mau ketemu seseorang?" Tanya Khalisa yang tampak penasaran.
"Aku kesini mau makan malam."
Senyum Khalisa seketika merekah kala mendengar jawaban dari Zaidan. Mungkin dia bisa mencari celah agar bisa mengobrol banyak dengan laki-laki itu.
"Kalau boleh tahu kamu makan malamnya sama siapa?"
Zaidan belum menjawab pertanyaan gadis dihadapannya itu. Khalisa mengikuti arah pandangan Zaidan yang menoleh kearah gadis berpakaian syar'i yang duduk di kursi tepat disamping Khalisa.
"Dia siapa?" Ada raut wajah kesal saat mengetahui jika Zaidan akan makan malam dengan seorang wanita.
"Dia--" Zaidan menggantungkan ucapannya seraya memikirkan jawaban yang tepat.
"Dia keluarga aku. Iya, keluarga jauh." Jawaban yang membuat Aiyla menatap tidak percaya pada sang suami. Bahkan Zaidan enggan mengakui Aiyla sebagai istrinya di depan wanita yang tidak Aiyla kenali sama sekali.
Gadis 20 tahun itu memalingkan wajahnya menatap kearah Khalisa yang entah sejak kapan ekspresi wajah wanita itu berubah menjadi ramah padanya. Seolah-olah ada kelegaan tersendiri kala mendengar jawaban yang diberikan Zaidan tadi.
"Oh, hai. Aku Khalisa teman SMA Zaidan." Ucap Khalisa memperkenalkan dirinya.
"Aiyla," Balas Aiyla sopan.
"Kalian cuman makan berdua atau---"
"Cuman berdua, kebetulan aku sekalian ngajak Aiyla keliling daerah sini." Sela Zaidan dengan cepat.
Khalisa percaya saja dengan kebohongan Zaidan. Toh, yang ada dipikiran Khalisa, untuk apa juga Zaidan berbohong padanya.
Baru akan mengatakan sesuatu, tiba-tiba ponsel yang berada dalam tas Khalisa berbunyi. Perempuan itu pun segera menerima panggilan yang ada di ponselnya.
"Zaidan, aku duluan, ya. Kebetulan Mama aku nyuruh buat cepat pulang." Ucap Khalisa pada Zaidan.
"Ah, iya, hati-hati."
Melihat kepergian Khalisa, Zaidan akhirnya bernapas lega seolah baru saja terselamatkan dari masalah besar. Laki-laki itu kemudian duduk di kursinya dan melanjutkan acara makan malam yang sempat tertunda tadi.
Zaidan yang saat itu tengah mengunyah makanan di mulutnya lalu berhenti ketika melihat tatapan Aiyla yang tampak berbeda padanya.
"Kenapa ngeliatin saya kayak gitu?" Tanya Zaidan dengan alis yang saling bertautan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 68 Episodes
Comments
꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂
sudah beristri tp ngak mau ngakuin...dasar suami durjana....🤭🤭
2024-01-27
0
Nar Sih
kpn kmu.jujur zaidan ,awas ya nanti lama ,,kmu jdi suka sama istri yg tak kau anggap itu
2023-12-18
1