Bab 7: Penyangkalan Renata

"Aku memang mengurung Arumi Zar, tapi atas perintah Anggun."

Degh ... .

Anggun menoleh dan menatap Renata tak percaya, kapan dia meminta Renata mengurung Arumi.

"Re, lo ... kok ngomong gitu, kapan gue nyuruh lo?" tanya Anggun masih dengan tatapan tak percaya.

"Udahlah, Nggun, lo harus berhenti mulai sekarang, gue udah capek jadi kaki tangan lo, yang terus- terusan membully semua orang, dan sekarang lo berniat mengkambing hitamkan gue." Anggun menggeleng tak percaya dengan apa yang Renata bicarakan.

"Re ..."

Nizar mendengus "Lo bener- bener gak tahu malu Nggun, bahkan temen sendiri lo salahin hanya untuk membersihkan nama lo."

"Tapi aku beneran gak pernah nyuruh Renata, Zar ..."

"Re, lo kenapa sih, lo kok ngomong begitu, bukannya kemarin lo bilang bakalan jelasin sama Nizar kalau--"

"Kalau gue yang ngurung Arumi di gudang, dan bukan lo," potong Renata.

"Memang bukan lo yang ngurung Arumi, dan emang gue yang ngelakuin itu, tapi atas perintah siapa gue ngelakuin itu? hanya karena Nizar deket sama Arumi lo takut Nizar jadi milik Arumi, dan lo minta gue untuk bully dia, sama kayak cewek- cewek sebelumnya yang deket sama Nizar."

Anggun benar- benar tak percaya dengan apa yang Renata katakan.

"Dan terakhir kali gue juga harus ikut ke klub malam, cuma demi nemenin lo buat menguntit Nizar, dan gue gak habis pikir saat lo mabuk Nggun, padahal kita masih 18 tahun dan gak pantes ada disana."

Anggun tertegun, bagaimana bisa Renata berkata begitu, bukankah saat itu Renata yang bersikeras membawanya kesana dan mengatakan jika Nizar juga akan kesana.

"Lo, bener- bener mengerikan Nggun." Anggun mendongak dan melihat tatapan Nizar semakin membencinya dan ada kilatan menjijikan disana, lidah Anggun terasa tercekat sekarang.

"Gila si Anggun, dia mabok."

"Iya, cantik juga gak berguna kalau gak ada ahlaq"

"Iya, cuma karena cowok dia melakukan itu."

"Gue juga pernah di bully dia cuma gara- gara ngasih bekal buat Nizar."

Dan kini Anggun bisa mendengar bisik- bisik di telinganya dari orang- orang di sekitarnya.

Anggun membeku saat dirinya berdiri di parkiran dengan orang- orang yang menatapnya penuh cibiran.

Nizar meninggalkan Anggun tentu saja bersama Arumi di belakangnya.

Orang- orang mulai membubarkan diri karena bel masuk kelas telah berbunyi.

Kini tinggal Anggun dan Renata disana.

Renata akan beranjak namun suara Anggun menghentikan langkahnya.

"Kenapa lo bicara begitu Re?" tanyanya lirih.

Renata terkekeh "Gue muak terus- terusan jadi kacung lo, Nggun. Lo merasa berkuasa dan melakukan apapun sesuka hati lo." Anggun menggeleng tak menyangka jika Renata menganggapnya seperti itu, padahal dia selalu mengikuti saran dari Renata dan menjadikan Renata sahabatnya, Anggun bahkan tak keberatan membagi uang jajannya dengan Renata, berbelanja dan bermain.

"Terus kenapa lo mengatakan jika gue yang ngajak lo ke klub, dan yang nyuruh lo ngurung Arumi di gudang, padahal gue gak pernah merintah apapun untuk membully siapapun sama lo." ya, Anggun hanya mengancam para cewek yang mendekati Nizar tak lebih dari itu, nyatanya Anggun tak punya keberanian lebih untuk melakukan kekerasan pada mereka.

"Kalau gue bilang gue sengaja lo mau apa? ya, gue sengaja ngelakuin itu supaya Nizar makin benci sama lo, dan mimpi lo buat deket sama Nizar itu makin gak mungkin." Renata tersenyum tanpa rasa bersalah "Dan yakin yang lo minum itu orange jus, hahaha ... ayolah Nggun lo gak lugu- lugu amat gimana bisa orange jus bikin mabuk."

Anggun mundur satu langkah, kakinya sungguh lemas dan serasa tak bertenaga mendengar sahabatnya sendiri mengkhianatinya, dan selama ini Renata tidak tulus berteman dengannya.

"Dan mending lo mundur sekarang Nggun, tahu diri apalagi lo udah gak punya apa- apa." Anggun mendongak dengan mata yang terasa pedih "Gue udah tahu kalau Papa lo udah bangkrut dan lo jatuh miskin, jadi baiknya lo gak usah belagu mulai sekarang." Setelah Renata pergi Anggun jatuh terduduk, dan kali ini air mata benar- benar mengalir di pipinya.

Bagaimana bisa Renata tega melakukan itu, jadi selama ini perjuangannya mendapatkan Nizar sia- sia. Anggun bahkan begitu percaya pada Renata dan melakukan apa yang Renata katakan dan sarankan untuk mendekati Nizar, namun tanpa Anggun sadari Renata justru ingin Nizar semakin jauh darinya.

Anggun terkekeh merasa nasibnya miris. Dia merasa bodoh sekarang.

...

Hari- hari Anggun berubah gelap, dengan cemoohan dari orang- orang di sekitar, teman sekelasnya tak ada yang mau bicara bahkan sekedar berdekatan dengan Anggun.

Anggun yang kini berubah jadi miskin pun tak punya kekuasaan bahkan untuk menyombongkan diri sendiri.

Anggun sendiri, benar- benar sendiri bahkan Renata pun kini ikut mencemoohnya dan memberi tatapan meremehkan.

"Serius Anggun jadi miskin?" tanya Egi, cowok itu duduk di kursi di depan Nizar yang sedang makan dengan acuh.

"Gue denger bokapnya kena tipu," jawab Ibra.

"Miris ya, orang yang biasanya hidup enak, sombong, sekarang tiba- tiba jadi gak punya apa- apa, dan parahnya lagi seolah Anggun di buang sama teman- temannya sendiri."

"Ya, itu makanya jadi orang jangan suka sombong, udah sombong jahat pula." mendengar percakapan Ibra dan Egi, Nizar hanya diam dengan tatapan datar.

"Menurut lo gimana Zar?" tanya Ibra.

Tanpa menjawab Nizar hanya mengedikkan bahu acuh.

Setelah menghabiskan makanannya di kantin Nizar berjalan kembali ke kelas tentu saja di ikuti Ibra dan Egi, tanpa di duga dari arah berlawanan muncul Arumi yang berlari dengan wajah menunduk "Bruk." Arumi terjatuh saat tubuhnya bertabrakan dengan Nizar "Maaf, maaf aku gak sengaja," ucap Arumi dengan terus menunduk.

"Rumi, lo gak papa?" tanya Nizar saat menyadari tubuh Arumi basah kuyup dengan aroma menyengat. "Siapa yang ngelakuin ini sama lo?"

Arumi mendongak dengan wajah berkaca- kaca "Maaf kak, aku- aku mau pulang." Arumi kembali menunduk dan berlari tanpa menjawab pertanyaan Nizar.

Setelah Arumi pergi muncul beberapa siswa yang membicarakan Arumi, dan Nizar tahu siapa yang melakukan itu pada Arumi.

"Kasian kan si Arumi, selalu kena bully setelah deket sama Nizar."

"Kayaknya gue mikir dua kali deh buat deketin Nizar, ya, meski Nizar ganteng, tapi ada cewek gila yang terobsesi dan jadi penghalang."

"Ya, gimana gak gila, udah jatuh miskin aja masih belagu dan sok berkuasa."

Anggun sialan!

Dengan langkah cepat Nizar berjalan menyusuri lorong hingga tiba di kelas Anggun, dan menemukan Anggun yang baru saja mendudukan dirinya di kursi "Sialan lo Nggun, udah gue peringatin jangan ganggu Arumi lagi!" tatapan Nizar begitu tajam dan penuh kebencian hingga membuat Anggun membeku kaget.

Terpopuler

Comments

lili

lili

wah anggun dikambing hitam Renata kayaknya biar semakin dibenci Nizar ..

2024-02-12

1

Sari

Sari

pasti itu perbuatan renata

2023-12-03

0

Sanie Iza

Sanie Iza

kasihan

2023-12-03

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!