Bab 15

Anggun termenung, apakah kesialannya belum selesai saat ini hingga lagi- lagi dia harus kembali terpuruk dengan kenyataan yang baru saja dia temukan.

Baru saja Anggun sedikit tersadar dari keterpurukan, Anggun kembali harus terpuruk dan semakin dalam kala mendapati dirinya tengah berbadan dua.

Kehilangan orang tuanya membuat Anggun melupakan kemalangannya saat dirinya dilecehkan Nizar, dia terus berkubang dalam kesedihan hingga tak menyadari jika bisa saja dirinya hamil karena kejadian satu bulan lalu itu.

"Minum dulu Nggun," ucap Rizki seraya memberikan segelas air pada Anggun.

Ya, Rizki. Lagi- lagi cowok itu yang ada saat dia terpuruk, dan Rizki lah yang lagi- lagi menemukannya dalam keadaan pingsan, hingga kembali membawa bidan untuk memeriksanya, dan yang mengejutkan dari hasil pemeriksaan sang bidan menyatakan Anggun tengah berbadan dua.

Tangan Anggun bergetar meraih gelas berisi air putih dari Rizki, bu bidan sudah pergi tentu saja Rizki meminta agar dia merahasiakan ini dari orang- orang, karena jelas nama baiknya dipertaruhkan disini.

"Tenangkan diri kamu Nggun, semua akan baik- baik aja," kata Rizki setelah mengambil kembali gelas yang sudan Anggun minum setengah airnya.

"Aku harus pergi kuliah, kamu harus sarapan ya! Nanti aku balik lagi kesini, kita pikirin solusinya." Rizki mengelus rambut Anggun membuat Anggun mendongak dan melihat ketulusan dalam mata cowok itu.

Anggun hanya diam dan memperhatikan punggung Rizki menjauh, selama ini Anggun selalu mengacuhkan semua perhatian Rizki dan menganggap bahwa dia hanya merasa bersalah dan kasihan saja padanya, tapi, hari ini Anggun menyadari jika Rizki benar- benar tulus dalam menjaganya.

Anggun terisak, dia hanya sendiri bagaimana dia menjalani hidupnya setelah ini di usianya yang baru 18 tahun dia harus mengandung, bagaimana dia akan menghadapi kesehariannya setelah ini, bagaimana dia menghadapi cemoohan dari orang lain karena mengandung di luar nikah.

Anggun terus menangis hingga kelelahan lalu tertidur dan jatuh ke alam mimpi.

"Aku tidak melakukannya, aku tidak menjual Arumi, dan yang aku katakan tentang menyerah itu benar, aku tidak akan melakukan hal yang sia- sia lagi dengan mengejar kamu!"

"Kalau kamu tidak mau mengaku, aku akan perlihatkan bagaimana Arumi mengalami itu, barang kali kamu lupa dengan apa yang kamu lakukan!"

"Apa yang kamu lakukan!"

"Nizar hentikan! Kamu keterlaluan."

"Brengsek kamu, lepasin aku!"

"Bukannya Lo mau tahu apa yang terjadi pada Arumi!"

"Aku tidak melakukan itu, aku gak jual Arumi!"

"Nizar, apa yang kamu lakukan! Lepas aku mohon, lepaskan aku! Aku gak melakukan itu pada Arumi, Nizar ..."

"Ini kan yang lo inginkan, maka nikmatilah kebencian gue!"

"Lo yang murahan, dan gak tahu malu! Haus perhatian gue!"

"Aaakkkkkhhhh!" Anggun menjerit lalu terbangun dari tidurnya dengan nafas terengah dan keringat yang mengucur di dahinya. Anggun meremas rambutnya frustasi, air matanya mengalir mengingat kejadian menjijikan dimana Nizar menodainya.

"Akhhhh, aku benci!!!" Anggung berteriak kembali dan menelungkupkan wajahnya di kedua lututnya.

Beberapa saat terisak hingga Anggun mendongak dengan mata yang menajam, memperhatikan sekitarnya hingga tatapannya jatuh pada gelas air yang ada di meja belajarnya.

Anggun berjalan ke arah gelas tersebut lalu melemparnya kelantai hingga menjadi pecahan- pecahan kecil. Anggun berjongkok dan mengambil satu pecahan gelas dengan tangan bergetar.

Anggun kembali menangis lalu dengan memejamkan matanya Anggun mendekatkan pecahan gelas itu pada pergelangan tangannya.

Sreeet ...

Plak ...

Belum sempat menggores dengan dalam Rizki datang dan menepis tangan Anggun "Kamu udah gila hah!" bentaknya.

"Aku gak bisa, aku gak mau hamil," ucap Anggun menggelengkan kepalanya, kedua tangannya meremas rambutnya lalu menjambaknya "Gak mau!" Rizki mencoba menenangkan Anggun dengan mencegah tangan Anggun yang terus menjambak dirinya sendiri.

"Itu bukan jalan keluar Anggun, kita masih bisa mencari jalan keluar bersama."

"Bagaimana caranya, bagaimana caranya! Apapun itu aku tetap hamil, dan aku gak mau, satu- satunya jalan adalah mengakhiri hidupku, aku lelah Rizki, aku menyerah." Rizki menggeleng melihat tatapan Anggun yang begitu kosong, tapi bibirnya terus meracau.

Rizki memeluk Anggun meski dia terus berontak dan ingin melepaskan diri tapi dengan erat Rizki terus memeluknya.

"Tenang Anggun, tenang," ucapnya lembut sambil terus mengelus rambut Anggun. "Kita bisa menyelesaikan semua masalah ini, aku janji akan membantu kamu."

Anggun terus terisak di pelukan Rizki meski sekarang sudah tak lagi memberontak.

...

Rizki memberikan Anggun air minum berharap bisa menenangkan hati Anggun lalu tangannya bergerak untuk membalut luka di pergelangan tangannya dengan plaster, beruntung lukanya tidak terlalu dalam, karena Rizki segera menepisnya sebelum Anggun menancapkan pecahan gelas ke nadinya.

Rizki baru saja datang dan terkejut saat mendengar Anggun tiba- tiba berteriak, jadi dengan cepat Rizki berlari ke arah kamar Anggun dan beruntung dia tiba di saat yang tepat.

Rizki duduk di depan Anggun setelah memastikan membersihkan pecahan kaca yang berserakan.

"Sekarang ayo ngomong, apa yang terjadi sama kamu, dan dimana ayah bayi itu?" Anggun mendongak dan mendapati Rizki duduk di depannya.

"Anggun, bagaimana aku bisa bantu kamu kalau kamu gak mau ngomong." Rizki masih berusaha untuk bicara dengan lembut dan berharap Anggun mengatakan semuanya. "Dia harus bertanggung jawab, dan kalian bisa menikah kan?"

"Meskipun dia mau bertanggung jawab, aku tidak sudi." kilatan mata Anggun dipenuhi kebencian sekarang, bagaimana saat Nizar merenggut kesuciannya membuat Anggun mengumpulkan semua kebenciannya.

"Dia menodaiku, dia merenggutnya dengan kejam." Anggun meremas rambutnya saat mengingat kilatan kejadian itu, bagaimana Nizar mengungkungnya dan merenggut kesuciannya bahkan meski dia sudah mengatakan yang sebenarnya jika dia tidak menjual Arumi, Anggun terus memohon agar Nizar melepaskannya tapi Nizar tak peduli seolah telinganya benar- benar tuli.

Rizki tertegun kaget dengan apa yang di dengarnya, bagaimana Anggun bisa mengalami ini.

"Brengsek," umpatnya marah.

"Aku gak mau hamil, aku gak mau, aku mau mati aja, aku gak sanggup." Rizki terenyuh melihat tatapan mata Anggun yang penuh kesedihan dan keputus asaan. "Aku benci, benci mereka semua!" tiba- tiba Anggun berteriak, dan Rizki harus kembali berusaha menenangkannya.

Rizki terus memeluk Anggun hingga tangisan Anggun melemah dan dia jatuh tertidur.

Rizki menggendong Anggun dan merebahkannya di atas ranjang, baru saja Anggun akan berdamai dengan kesedihannya karena kepergian orang tuanya kenapa dia harus dihadapkan dengan cobaan yang lain.

Rizki diam disana untuk beberapa saat untuk memperhatikan Anggun, lalu beranjak pergi.

Di malam hari Rizki kembali datang dan yang membuat Anggun terkejut adalah Rizki datang dengan buket bunga dan sebuah kotak berisi sebuah cincin emas, Rizki membuka kotak tersebut dan berlutut di depan Anggun "Anggun ayo nikah sama aku dan kita rawat bayi itu sama- sama."

Terpopuler

Comments

Herta Siahaan

Herta Siahaan

Rizky Moga bukan krna kasian.. duh Thoy kuingin Nizar dan yg fitnah Anggun dapat karma... moga Rizky dan Anggun bahagia

2024-04-26

0

Suriani Lahusi Lajahiti

Suriani Lahusi Lajahiti

Terima anggun

2024-04-28

0

Rabiatul Addawiyah

Rabiatul Addawiyah

Lanjut thor

2023-12-16

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!