Bab 12

Anggun pulang dengan langkah terseret, selama di dalam taksi dia terus diam dengan tangan terkepal erat, barulah setelah dia tiba di rumah Anggun menjatuhkan dirinya dilantai, beruntung Mama dan Papanya sedang tidak dirumah karena pergi ke rumah teman Papanya dan berharap bisa menemukan pekerjaan disana, jadi Anggun tak perlu membuat orang tuanya curiga karena pulang dalam keadaan kacau. Anggun memasuki kamar mandi dan mengguyur air dari atas kepalanya dengan gayung, terus menerus hingga rasanya dia sesak karena air mulai masuk ke hidungnya.

Anggun tersedak sambil menangis tergugu, karena cinta sepihaknya telah menghancurkan hidupnya, dan kehormatannya. Sekarang bagaimana? Anggun merasa masa depannya telah hancur, dan memang benar- benar hancur.

"Aku benci, aku benci kamu Nizar, aku bersumpah, AKU BENCI!!!" Anggun menjerit histeris sambil menggosok tubuhnya hingga menyisakan kemerahan dan lecet di beberapa bagian, Anggun menyesal, dia menyesal pernah jatuh cinta pada Nizar, menjatuhkan hatinya sedalam- dalamnya hingga melakukan apapun untuk menarik perhatian Nizar, yang nyatanya justru menyakitinya dan menggoreskan luka yang tidak akan Anggun lupakan selama hidupnya. "Aku benci, BENCI KALIAN SEMUA!!!" Anggun kembali menjerit, seolah meluapkan kesakitannya beberapa bulan ini tentang bagaimana Renata mengkhianatinya menjerumuskannya dan Arumi yang menuduhnya telah menjualnya pada pria hidung belang hingga berakhir dengan Nizar yang menodainya.

Anggun meremas kepalanya yang rasanya ingin meledak, dia ingin menyatukan puzzle hingga bagaimana ini bisa terjadi padanya, bagaimana Renata datang dan minta maaf, bagaimana dia yang tak percaya dan memilih datang dengan tak mengenakan gaun dari Renata, sebab dia menyadari jika permintaan maaf Renata tidaklah tulus, apalagi gaun seksi yang di berikan Renata membuatnya berpikir dua kali untuk mengenakannya, tapi kenapa saat dia tiba Nizar malah menuduhnya menjual Arumi, padahal dia tak melakukan itu. Bagaimana itu bisa terjadi? Darimana ini berawal? Kenapa Nizar menuduhnya? tapi yang terasa malah rasa sesak hingga membuatnya sulit bernafas.

Bagaimana pun awalnya semua tetap tidak akan kembali, Anggun tetap kehilangan kemurniannya sekarang, bagaimana dengan masa depannya, dan bagaimana jika orang tuanya tahu jika Anggun sudah ternoda.

Anggun mengerjapkan matanya saat mendengar seseorang mengetuk pintu, bangun dari ranjangnya dengan tubuh lemas dan tak bertenaga, semalam setelah mengguyur tubuhnya dengan air dan memikirkan bagaimana ini terjadi hingga lelah, tanpa sadar Anggun tertidur.

Anggun berusaha berdiri dan menopang tubuhnya dengan berpegangan pada tembok, kepalanya berdenyut sakit, tapi mendengar pintu terus di ketuk dengan ritme yang semakin keras membuat Anggun terus berusaha.

Keluar dari kamar, Anggun berjalan ke arah pintu depan, Anggun mengerutkan kening saat melihat jam di dinding pukul enam pagi, siapa yang datang sepagi ini? Dan kenapa suasana rumahnya masih sepi, apa orang tuanya tidak pulang? Tapi baguslah setidaknya mereka tidak melihat kondisi Anggun saat ini.

Anggun membuka pintu dan mengerutkan kening melihat seorang warga yang berdiri di sebelah pria berseragam polisi. "Syukur neng keluar, saya sudah minta pak polisi buat dobrak pintu saja kalau neng gak buka pintu."

"Ada apa ya, pak?" Anggun mengenal warga yang datang adalah ketua rt di tempat tinggalnya yang sudah sekitar dua bulan mereka tempati, karena dia sering datang dan mengobrol dengan papanya.

Ketua Rt melihat ke arah pak polisi hingga akhirnya mereka saling pandang dan kembali menatap Anggun dengan raut wajah kasihan.

"Neng yang sabar ya," ucap ketua Rt yang membuat Anggun semakin mengerut, dia malas berpikir sebab kepalanya sudah berdenyut akibat permasalahannya semalam, tapi ketua Rt malah berkata perkataan ambigu seperti itu, apa maksudnya? namun saat ketua Rt melanjutkan ucapannya Anggun tak bisa lagi menopang tubuhnya hingga jatuh terduduk.

"Pak polisi bawa kabar duka, Mama dan Papa neng kecelakaan." tubuh Anggun yang sudah lemas sejak awal kini ambruk tak sadarkan diri.

...

Nizar berjalan mondar- mandir di kamarnya, dia tidak bisa tenang sejak semalam setelah dia menodai Anggun, sekarang dia bingung apa yang harus dia lakukan, bagaimanapun apa yang dilakukannya adalah sebuah kejahatan, dan bagaimana jika orang tuanya yang selalu menjunjung tinggi kehormatan diatas segalanya mengetahui ini.

Nizar meremas rambutnya frustasi, besok dia akan berangkat ke luar Negeri untuk menempuh pendidikannya jadi dia harus menyelesaikan permasalahannya dengan Anggun hari ini, tapi harus dari mana dia memulainya.

Nizar meraih jaketnya dan dia sampirkan di tubuhnya lalu keluar dari rumah untuk menemui Anggun, namun saat akan membuka pintu mobil dia mengerang, dia tak tahu dimana rumah Anggun yang sekarang, dulu saat Nizar tahu rumah Anggun adalah di kejadian dua tahun lalu saat dia mengantar Anggun pulang karena hampir dilecehkan preman. Nizar meringis dalam hati, Anggun berhasil dia selamatkan dari preman- preman yang hendak melecehkannya, tapi siapa sangka jika kini justru Nizar lah yang melecehkan Anggun.

Nizar menekan kepalanya di bundaran setir saat kepalanya tak bisa berpikir, bagaimana bisa dia melakukan itu, bagaimana bisa dia begitu gila hingga tak bisa menahan diri, saat melihat Anggun di bawahnya tanpa sehelai benang pun, namun jika itu orang lain mungkin akan berlaku sama, sebab melihat tubuh Anggun yang proposional dengan kulit mulus yang tanpa cela, bahkan buah dada yang ranum bisa membuat para pria gila ... Nizar memukul kepalanya, bagaimana bisa dia malah memikirkan kembali rasa tubuh Anggun disaat seperti ini.

Nizar adalah remaja yang tumbuh normal, dia jelas sedang merasakan ketagihan dengan apa yang baru saja dia ketahui, rasa yang baru pertama kali dia rasakan, yang Nizar tak pernah sangka rasanya begitu menakjubkan.

"Nggak, ini gak boleh terjadi, gue pasti udah gak waras."

Nizar mulai melajukan mobilnya hingga tiba di rumah Anggun yang dulu, di gerbang besar itu Nizar bisa melihat bergantung sebuah tulisan "Rumah ini telah disita Bank, dan dalam pengawasan bank xxx"

Nizar melihat sekeliling nya lalu melihat seseorang lewat "Permisi, boleh saya tahu penghuni rumah ini pindah kemana?"

....

Nizar menatap sebuah rumah sederhana dan bisa disebut kecil jika dibandingkan dengan rumah Anggun terdahulu, dan Nizar yakin rumah ini juga tak lebih besar dari kamarnya.

Benarkah hidup Anggun berubah drastis, bahkan sangat drastis dari hidup Anggun yang dulu, bagaimana Anggun yang manja bisa bertahan di hidupnya yang sekarang? Dirumah kecil, tanpa mobil dan barang mewah yang sering dia pamerkan kepada teman sekelasnya, dan kini dia bahkan menambahkan luka di hati Anggun.

Nizar mengusap wajahnya kasar, lama dia menunggu hingga malam tiba,tapi rumah Anggun yang sejak tadi sepi tak ada tanda- tanda orang di dalamnya, hingga kini waktu menunjukan pukul 10 malam. Nizar memutuskan pulang, dan akan datang lagi besok sebelum dia pergi ke bandara untuk melanjutkan kuliahnya di luar Negeri.

.....

Terpopuler

Comments

Herta Siahaan

Herta Siahaan

duh nyesek banget nasib Anggun... kok otak otak pintar seperti Nizar dan kawan kawannya tdk pernah mikir sebelum bertindak.. jangan jangan Arumi atau Rena yg fitnah Anggun.. tapi keknya semua Novel gitu ya... sekelas Ceo atau mafia yg sukses aja pasti kalah ma urusan fitnah

2024-04-26

6

Suriani Lahusi Lajahiti

Suriani Lahusi Lajahiti

sabar anggun pembalasan pasti ada dan jangan perna maafin nizar

2024-04-28

0

Lina ciello

Lina ciello

duhh bertubi2 kamu nggun 😭

2024-04-07

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!