Bab 5

Anggun keluar dari taksi yang membawanya pulang dari apartemen kakak Nizar yang bernama Anna, ternyata bayangan Nizar semalam benar, dan pria itu yang membawanya pulang, namun saat bangun Anggun hanya menemukan kakak Nizar dan berkata jika Nizar sudah pulang dan menjelaskan bahwa Nizar tidak enak jika harus mengantar Anggun pulang dalam kondisi mabuk.

Sebenarnya ada pertanyaan kenapa dia bisa mabuk, padahal sudah jelas jika dia meminta Renata untuk memesan orange jus saja, tapi saat mengingat dia bisa dia diantar Nizar yang bahkan rela menggendongnya Anggun melupakan kejadian semalam.

Dengan langkah ringan Anggun memasuki rumahnya, namun saat baru saja masuk Anggun di buat mengeryit saat banyak orang mengangkut barang- barangnya.

"Ma, Pa, ada apa ini?" Anggun bertanya dengan bingung.

Clarisa dan Jordi saling menatap dan menghela nafas berat saat melihat putri mereka satu- satunya.

"Kok, barang- barang kita dikemas?"

Jordi tersenyum lalu menarik Anggun untuk duduk di sofa di sebelahnya, untuk sesaat mereka hening dengan tatapan yang jatuh pada orang- orang yang sibuk mengemas semua perabotan rumahnya.

"Kita akan pindah," ucap Jordi yang masih menggenggam tangan Anggun.

"Pindah? kemana?" Anggun tiba- tiba cemas, jika mereka pindah bagaimana dengan sekolahnya dan Nizar, membayangkan dia berjauhan dengan Nizar membuat Anggun sedih.

Anggun menoleh dan mendapati Clarisa yang juga menggenggam sebelah tangannya "Kamu jangan khawatir, kita akan baik- baik saja."

Anggun semakin bingung dengan ucapan kedua orang tuanya, namun dia hanya bisa diam tanpa mampu berkata- kata.

...

Mereka benar- benar pindah, dan yang tak Anggun kira mereka pindah ke sebuah rumah yang kecil, bahkan lebih kecil dari kamarnya dulu "Mama dan Papa serius? kenapa kita bisa pindah kesini?" Anggun berbalik dan menatap kedua orang tuanya. "Ini sempit, panas, aku gak mau Ma, ayo kita balik lagi ke rumah kita."

Clarisa menggeleng dia tahu Anggun pasti akan berat menerima ini, tapi keadaan mereka sudah berbeda sekarang "Tidak bisa sayang, karena rumah itu bukan milik kita lagi," ucapnya sendu.

Anggun mengerutkan keningnya "Maksud Mama?"

"Kita bangkrut Anggun, dan semua aset kita di sita untuk menutupi semua hutang papa, dan gaji karyawan yang harus papa bayarkan." Anggun terkejut dan hampir terjatuh.

"Gak mungkin, gak mungkin." Anggun menggeleng "Aku gak mau jadi miskin, aku gak mau!" Anggun berteriak histeris "Papa jahat, gimana bisa kita jadi bangkrut, gimana bisa kita jadi miskin!" Jordi menunduk sedih, dia sudah berusaha dengan keras untuk mempertahankan segalanya tapi ketika Tuhan berkata lain, apa yang harus dia lakukan.

Anggun terus menggeleng lalu berlari keluar rumah kecil mereka, "Anggun," panggil Clarisa "Bagaimana ini Pa?"

Clarisa khawatir dengan keadaan Anggun yang pergi begitu saja.

"Papa yakin Anggun akan mengerti nanti, dan menerima semuanya, anak kita anak yang baik," ucapnya menenangkan.

Clarisa mengangguk, "Semoga pa." Clarisa mengusap air matanya dan menetap sedih pada punggung Anggun yang pergi menjauh.

...

Anggun mendatangi rumah Renata dan menekan bel apartemen sahabatnya itu.

Renata tertegun saat menemukan Anggun di depan pintunya "Lo, kesini?"

Anggun mencebik "Kenapa? gue gak boleh kesini?" Anggun menerobos masuk dan duduk di sofa.

Renata meremas tangannya gugup lalu mengikuti Anggun untuk masuk.

"Oh, iya Nggun ... semalam gue ketemu temen gue, jadi lupa waktu ngobrol pas balik lagi lo udah gak ada ..."

Anggun mengangguk semalam Renata memang izin pergi ke toilet namun sampai dia bertemu Nizar dia tidak juga kembali.

"Gak, papa kok Re, lagian berkat lo gue jadi bisa ketemu Nizar, ya meskipun gue gak terlalu sadar, tapi Nizar gendong gue ... " mood yang baru saja hancur mendadak kembali saat mengingat Nizar.

Renata menghela nafasnya lega saat Anggun terlihat acuh.

"Trus lo ngapain kesini sekarang?"

Anggun mengerutkan keningnya "Maksud lo gue gak boleh kesini?"

"Y-ya bukan gitu maksud gue, tumben aja," ucapnya gugup.

"Gue mau nginep sini-"

"Hah?" Renata tak bisa tak terkejut mendengar ucapan Anggun.

"Kenapa sih, gue mau nginep beberapa hari disini," katanya lagi. "Orang tua gue, lagi ke luar negeri ... jadi gue gak ada temen dirumah." Anggun menjelaskan sedikit terbata, karena sebenarnya dia hanya tak ingin menerima kenyataan yang baru saja dia ketahui.

"Oh." Renata mengangguk.

"Lagian kan lo disini cuma sendiri, lo gak takut apa gak ada temennya. Renata meringis, andai Anggun tahu tentang cerita hidupnya yang sebenarnya mungkin Anggun tidak akan sudi untuk berteman dengannya.

Renata tahu Anggun gadis yang angkuh dan sombong, dan terkadang Renata membenci sikap Anggun itu, tapi mau bagaimana lagi Renata juga diuntungkan dengan pertemanan mereka, tentu saja karena Anggun kaya jadi dia bisa minta apa saja padanya.

Renata mengambil ponselnya dan mengetikan sesuatu disana.

-Sorry Om, malam ini ada temen sekolahku di apart, jadi kita tunda dulu ya ... Love you om-

send ...

Renata kembali pada Anggun yang kini berdiri di depan lemari esnya, "Gue laper," katanya.

"Hmm, makan aja." Renata berjalan ke konter dan duduk di kursi bar, dari posisi ini Renata bisa melihat gerak- gerik anggun yang memakan salad buah yang baru saja dia ambil.

"Soal Arumi gimana?" Anggun mendongak.

"Maksud lo?"

"Please deh Nggun, gue cuma gak mau Nizar keburu jadian sama si cupu itu."

"Ya enggak lah, enak aja, Nizar tuh punya gue." Anggun berkata sembari menunduk dan kembali makan.

Renata tersenyum sinis lalu menggeleng pelan.

....

Arumi sedang berjalan keluar kelas dan akan pulang namun dia merasakan tarikan di tangannya hingga terhunyung dan mengikuti langkah si penarik.

Arumi mendongak dan mendapati Renata menarik tangannya hingga mereka tiba di gudang.

"Kakak mau apa?!" tanyanya terkejut.

"Banyak omong lo." Renata menghempaskan Arumi ke sudut gudang "Anggun udah peringatin lo buat jauhin Nizar, tapi lo gak pernah denger. Jadi gue harap setelah ini lo kapok."

"Kakak mau apa?" Arumi mengejar Renata yang berjalan ke arah pintu dan menguncinya "Kak, aku mohon jangan kunci aku disini ... kakak buka pintunya. Aku takut kak, aku mohon buka pintunya!" Arumi berteriak , namun percuma karena gudang itu jarang di lewati orang, Arumi melihat sekelilingnya yang gelap lalu mendengar suara berisik dari tikus yang mulai bermunculan "Aaa, tolong!!!"

...

Dari jauh Anggun melihat Renata menyeret Arumi ke arah gudang di belakang sekolah, dengan dahi mengeryit Anggun bergegas mengikuti keduanya, Anggun bersembunyi di balik pilar dan melihat Renata membawa Arumi masuk kedalam gudang.

Anggun membelalakan matanya saat Renata pergi setelah mengunci gudang. "Astaga, Renata kunci Arumi di dalam." Anggun menunggu sesaat hingga Renata benar- benar pergi, barulah dia keluar dari persembunyiannya dan mendekati gudang, benar saja terdengar teriakan dari Arumi yang meminta dibukakan pintu.

Apa maksud Renata melakukan ini.

Anggun melihat kunci yang masih tergantung dan berniat membukanya, namun baru saja dia akan memutar kunci seseorang di belakangnya berteriak.

"Minggir Lo!"

Terpopuler

Comments

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ℳ𝒾𝒸𝒽ℯ𝓁𝓁 𝒮 𝒴ℴ𝓃𝒶𝓉𝒽𝒶𝓃🦢

ini bangkrut beneran atau orangtua nya sengaja pura2 bangkrut biar anaknya jera ga foya2?

2024-04-26

0

lili

lili

Renata jahat bgt

2024-02-12

0

mahrita naial

mahrita naial

Renata ternyata jahat Anggun,, kayanya Renata suka Nizar..

2023-12-01

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!