Bab 2: Arumi

Brak ...

Pintu toilet terbuka kasar saat Anggun dan Renata memasukinya, sontak saja semua perhatian tertuju pada mereka, termasuk Arumi yang baru saja keluar dari bilik kecil yang terdapat di dalamnya.

Anggun menyunggingkan senyumnya menatap Arumi dari atas kebawah.

"Ad-a apa ya kak," ucapnya gugup saat Anggun terus berjalan ke arahnya.

Anggun masih diam menunggu semua orang keluar dari bilik toilet, dan yang bertugas mengamankan situasi adalah Renata.

Setelah memastikan situasi aman barulah Anggun menekan pundak Arumi "Auh." Arumi meringis saat merasakan tekanan di pundaknya, Anggun menekannya kuat sembari mendorongnya ke arah cermin.

"Lo liat tuh!" Anggun menunjuk sebuah kaca yang terpampang lebar di tembok.

"Lo tahu perbedaan kita," ucapnya tajam, Arumi berkaca- kaca dan ingin menangis sungguh pundaknya terasa sakit "Gue cantik, kaya, dan punya segalanya, sedangkan lo, lo itu gadis miskin, cupu dan gak tahu diri, lo bahkan masuk sekolah ini lewat jalur beasiswa."

"Lo gak punya kaca di rumah lo, sampe berani- beraninya lo deketin Nizar."

Arumi tak bisa lagi menghilangkan rasa takutnya saat Anggun menatapnya tajam, sungguh mengerikan "Aku nggak ..."

"Lo tahu, gue udah mati- matian kejar Nizar, trus lo dateng dengan gampangnya menarik perhatian Nizar."

Arumi menelan ludahnya kasar. ya, sejak pertemuan mereka di kantin tempo hari sudah satu minggu ini Arumi selalu bertemu Nizar, entah sengaja atau tidak tapi Nizar selalu ada dimana pun dia ada, dan menyapanya dengan hangat.

Dan itu semua selalu ada dalam pandangan Anggun, membuat amarah Anggun membumbung tinggi. Marah dan cemburu.

"Aku gak tahu kak," ucap Arumi di sertai tangisan yang berderai, sungguh dia takut dengan perlakuan kasar Anggun.

"Munafik Lo!" Anggun menoyor bahu Arumi "Sekali lagi gue liat lo deketin Nizar, abis lo," ancamnya, lalu meninggalkan Arumi yang jatuh terduduk di lantai.

"Cewek miskin aja belagu!" Setelah Anggun keluar lebih dulu, Renata tersenyum menyeringai lalu mengeluarkan sebuah gunting dari sakunya "Gue jijik liat rambut lo."

Srak..

Rambut Arumi terpotong dan membuat Arumi memekik terkejut "Akh."

Renata mendengus lalu memasukan gunting kecil itu kembali kedalam saku dan keluar dari toilet, meninggalkan Arumi yang menangis menatap potongan rambutnya dilantai.

Keluar dari toilet Renata melihat Anggun mencebik "Abis apa lo, lama banget."

Renata tersenyum "Sorry gue buang air kecil dulu." Renata menggandeng tangan Anggun lalu pergi meninggalkan toilet.

"Gue keterlaluan gak barusan?" tanyanya pada Renata.

"Itu gak seberapa, lagian siapa suruh dia deketin Nizar." Anggun mengangguk setuju dengan pendapat Renata, beraninya Arumi menarik perhatian Nizar,

Nizar memang tampan, tak hanya Anggun yang mengejarnya, hanya saja tak ada yang seberani Anggun dalam mengungkapkan perasaannya, Anggun bahkan selalu mengancam para cewek yang berani mendekati Nizar dan seperti yang lainnya Anggun selalu berhasil menjauhkan mereka dari Nizar, dan Anggun yakin setelah hari ini Arumi akan takut seperti yang lainnya, hingga tak berani lagi mendekati Nizar.

"Menurut lo, dia bakal takut gak sama ancaman gue?"

"Pastinya dong, memang siapa yang berani menentang Anggun."

Anggun tersenyum merasa bangga.

....

Nizar baru saja menutup pintu kelas saat semua orang sudah pulang dan menyisakan dirinya yang terakhir, saat akan menyerahkan kunci kelas pada keamanan Nizar melewati toilet wanita, merasa ada yang aneh Nizar berhenti sesaat untuk memastikan.

Bulu kuduk Nizar meremang saat mendengar suara tangisan dari dalam toilet wanita, melihat sekitarnya tak ada orang lain disana karena semua sudah pulang dan menyisakan beberapa guru yang masih berada di ruangannya.

Dengan langkah pelan Nizar memasuki toilet wanita tersebut, dan berkata dengan sedikit bergetar "Hallo, siapa di dalam?"

Tak ada jawaban, hanya isakan kecil yang terdengar membuat Nizar semakin meremang.

Dengan memberanikan diri Nizar membuka pintu dan membelalakan matanya saat melihat Arumi bersimpuh dilantai dengan potongan rambut di tangannya. "Arumi." Nizar berjongkok di depan Arumi yang masih terisak.

"Lo, gak papa?" tanyanya.

Arumi mendongak dan menemukan Nizar disana, tangannya yang menggenggam rambutnya yang telah terpotong mengerat "Aku gak mencoba menggoda, atau mendekati kakak, tolong jangan persulit aku, aku cuma mau sekolah dengan tenang disini," ucapnya dengan sesekali mengusap hidungnya yang berair.

"Apa maksud lo?" tanya Nizar bingung.

"Kak, Anggun bilang aku gak boleh deketin kakak, padahal aku gak pernah mendekati kakak." benar Arumi tak pernah mendekatinya, tapi Nizar lah yang mendekati Arumi, sejak melihat Arumi dari dekat membuat Nizar memiliki ketertarikan pada gadis sederhana itu, dan sudah satu minggu ini Nizar berusaha lebih dekat dengan Arumi.

"Dia ngancem lo?" Arumi diam tatapannya masih pada rambutnya yang terpotong, mata Nizar berkilat marah menyadari jika Arumi begitu terpukul "Dia yang potong rambut lo?"

"Jawab, Rumi!"

Arumi mengangguk hingga Nizar benar- benar marah.

Sialan, lagi- lagi Anggun membuat keributan, selama ini Nizar selalu tak peduli pada gadis- gadis yang menjadi bahan bullyan Anggun, karena merasa dia juga tak tertarik pada mereka yang mendekatinya dengan centil.

Nizar tahu Anggun melakukan itu karena gadis- gadis itu mendekati Nizar, tapi kali ini Anggun sudah keterlaluan karena melakukannya pada Arumi, gadis yang akhir- akhir ini membuatnya tertarik.

"Aku tahu, aku miskin, jelek, dan bahkan masuk ke sekolah ini dengan jalur beasiswa, tapi aku juga manusia."

Nizar mengeratkan genggaman tangannya dan meraih pundak Arumi "Maaf karena gue, lo mengalami hal ini," ucapnya merasa bersalah.

"Ayo gue bawa lo rapiin rambut lo." Nizar membawa Arumi keluar dari toilet dan menggiringnya ke arah parkiran dimana mobilnya berada.

Nizar yang teringat belum memberikan kunci kelasnya pun meminta Arumi untuk menunggu sementara dirinya memberikan kunci pada petugas keamanan "Tunggu disini, gue mau nyimpen ini dulu." Arumi mengangguk lalu melihat Nizar berlari ke arah pos keamanan.

Arumi tahu jika Nizar adalah ketua kelas jadi sudah pasti Nizar lah yang mengunci pintu memastikan kelasnya aman.

...

Nizar memarkirkan mobilnya di sebuah salon yang menjadi langganan mamanya, berniat untuk merapikan rambut Arumi yang di potong sembarangan oleh Anggun.

Nizar menoleh dan mendapati Arumi yang masih menunduk meremas rok sekolahnya "Harusnya aku gak ikut kakak, kalau Kak Anggun tahu ... "

Nizar menggeleng "Jangan pedulikan dia, mulai sekarang gue akan melindungi lo, jadi jangan takut."

"Tapi kalau-"

"Kalau Anggun berani nyentuh lo, gue yang bakal bikin dia nyesel!"

Arumi melihat Nizar keluar dari pintu dan berjalan memutar untuk membukakannya pintu.

Arumi semakin menggenggam roknya hingga menjadi kusut, tatapannya datar dan tanpa emosi, hingga saat Nizar membuka pintu barulah Arumi tersenyum.

....

Terpopuler

Comments

Arie

Arie

wow siapa Arumi,??????

2023-11-30

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!