Bab 3

Ada pemandangan yang aneh pagi ini, semua perhatian teralihkan pada sepasang muda mudi yang baru saja keluar dari sebuah mobil di parkiran sekolah.

Arumi menunduk malu saat harus berjalan beriringan dengan Nizar yang kini tersenyum lembut kearahnya, senyum yang tak pernah dia tunjukan pada siapapun termasuk Anggun.

Anggun mengerjapkan matanya saat melihat Nizar terlihat bahagia pagi ini. Hal yang baru pertama kali Anggun lihat senyum pria itu sangat tampan dan mempesona, membuatnya semakin jatuh cinta. Namun Anggun harus menelan kecewa saat senyum itu bukan untuknya, melainkan untuk Arumi, anak kelas satu yang kemarin dia ancam untuk tidak menggoda Nizar lagi, tapi sepertinya ancamannya tidak berlaku untuk Arumi sebab saat ini Arumi justru terlihat semakin dekat dengan Nizar.

Dengan perasaan yang sakit Anggun pergi dari tempatnya dimana Arumi dan Nizar masih jadi pusat perhatian.

"Nggun, serius gue lihat si Arumi dateng bareng Nizar?" Anggun diam tak menanggapi ucapan Renata yang berlari ke arahnya.

Renata langsung mencari Anggun saat dia melihat Arumi keluar dari mobil Nizar.

"Kok lo diem sih?"

"Terus gue harus apa?"

"Ck, ya labrak dia dong, berani banget dia sama lo."

Anggun menghela nafasnya "Terus kalau dia masih gak mau nurut?"

"Jadi lo biarin dia gitu aja?" tanya Renata dengan tangan terkepal.

"Ayo dong Nggun jangan nyerah sebelum lo bisa dapetin Nizar, gak inget kelulusan tinggal satu bulan lagi, lo bilang Nizar bakal kuliah ke luar negeri, hilang dong kesempatan lo."

Renata benar, sebentar lagi ujian akhir dan dalam satu bulan mereka akan lulus dari sekolah, tapi bukankah Anggun bisa kuliah bersama Nizar, bukan masalah untuknya sebab dia bisa meminta papanya untuk menguliahkannya di kampus yang sama dengan Nizar.

Tapi bukankah dia juga harus mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan, misalnya Nizar jadian dengan Arumi, bukan kah itu buruk.

Anggun bangkit dengan tekad yang kuat "Lo bener, selama Nizar belum jadi milik orang lain gue masih bisa berjuang," ucapnya seolah baru saja mendapat semangat baru.

"Nah, gitu dong. itu baru temen gue."

Anggun tersenyum lalu mengotak atik ponselnya lalu senyumnya semakin lebar.

...

"Nizar," panggil Anggun yang masuk ke kelas Nizar dan langsung mendudukan dirinya di sebelah Nizar, tentu saja setelah menarik Ibra agar bangkit dari bangkunya. "Aku bawain kamu sushi." Anggun meletakan kotak bermerk restoran jepang ternama di depan Nizar. "Khusus buat kamu." Anggun memesan makanan kesukaan Nizar itu lewat aplikasi pesan antar di ponselnya.

Anggun menopang dagunya dan tersenyum ke arah Nizar yang acuh dengan buku di depannya.

"Zar seriusan ini sushi," ucap Ibra dengan tangan yang terulur ke arah sushi yang di bawa Anggun. Namun, belum juga Ibra mencapainya Anggun menggeplak tangan Ibra.

"Enak aja ini buat Nizar, bukan buat lo."

Ibra mengusap tangannya seraya mencebik "Sama Nizar aja aku kamu, sama gue, ngomongnya gue, elo."

Anggun memerah dia memang bersikap lembut pada Nizar sikap yang hanya akan Anggun tunjukan pada Nizar. Namun, tanpa Anggun sadari itu yang membuat Nizar tak suka dengan sikap centil Anggun "Ngapain bersikap baik sama lo, dibaikin malah ngelunjak," ucapnya kesal.

"Berisik banget sih, gak bisa ya lo gak ganggu gue." Ibra memeletkan lidahnya pada Anggun saat Nizar bahkan tak peduli dan malah memarahinya.

"Kamu kok gitu sih Zar, aku udah pesen ini sengaja buat kamu." Anggun menyelipkan tangannya ditangan Nizar lalu menyandarkan kepalanya di bahu Nizar.

Nizar mendengus dan dengan kasar menepis Anggun "Udah gue bilang gue gak suka sama lo, ngapain lo masih usik hidup gue, dan ini peringatan pertama dan terakhir buat lo, jangan ganggu Arumi." Nizar menggebrak meja dengan kasar lalu pergi meninggalkan Anggun yang tercenung, dia bahkan tak menghiraukan saat Ibra mencomot satu sushi di hadapannya.

....

"Lo, gak denger peringatan gue ya!" Anggun menatap tajam pada Arumi yang mendongak, untuk sesaat Anggun tertegun saat melihat tatapan Arumi yang datar, lalu tak lama berubah menjadi berkaca- kaca.

"Apa maksud kakak?" bertanya seolah dirinya tak melakukan kesalahan.

Anggun mendengus, "Bagus rupanya lo itu gak selugu yang terlihat," gumamnya namun tak terdengar oleh Arumi.

"Kalau yang kakak maksud tentang Kak Nizar, aku gak pernah deketi dia," ucapnya dengan mata yang berkaca- kaca dan tubuh bergetar.

"Trus yang tadi gue lihat pagi- pagi tuh apa?"

"I- tu kak Nizar yang jemput aku kak."

Anggun mendengus "Ya lo nolak lah harusnya. Gak tahu diri banget lo!"

Arumi semakin menunduk "Lo denger ya, meski lo terus ngejar Nizar dan berhasil berhubungan dengan dia, lo pikir semua akan berjalan seperti yang lo mau, ada standar khusus yang gak akan bisa lo penuhi untuk berhubungan dengan Nizar," bisik Anggun tepat di telinga Arumi.

Anggun menyeringai lalu pergi meninggalkan Arumi yang tertegun, dengan tangan terkepal erat tatapan Arumi masih mengarah pada punggung Anggun yang semakin menjauh.

...

Kedekatan Nizar dan Arumi semakin terlihat dan secara terang- terangan mereka pergi kemanapun berdua, dan di setiap kesempatan, Arumi seolah tak peduli dengan ancaman Anggun bahkan setelah beberapa kali dia mendapatkan perlakuan tak mengenakan, seperti di siram air got, di kurung di toilet atau bahkan membuat gadis itu dihukum karena kesalahan yang tidak dia perbuat.

Anggun tidak menyerah dia terus mendekati Nizar, tak peduli jika dia terus di acuhkan, Anggun selalu ada dimana Nizar berada, gadis itu bahkan rela memasuki klub malam hanya untuk mengikuti Nizar yang sedang menghadiri undangan dari saudaranya disana.

"Lo yakin gue mesti pake ini?" Anggun bertanya dengan tak yakin saat melihat gaun minim yang dikenakannya.

Renata mengangguk "Lo cantik kok Nggun seperti biasa, jadi lo harus tetap pede, lagian ini tuh klub malam, bukan taman bermain, masa lo pakai kaos sama jeans doang."

Anggun mengangguk meski dia risi dan terus menurunkan gaunnya yang hanya menutupi setengah paha saja, "Tapi beneran gue cantik?"

"Percaya sama gue, Nizar pasti terpesona." senyum Anggun terpatri.

Akan dia lakukan apapun untuk bisa menarik perhatian Nizar.

"Ya udah yuk." Renata menarik anggun memasuki klub malam, saat masuk Anggun tak bisa tak menganga melihat semua orang dewasa tengah menari dan menghentak mengikuti irama yang dimainkan DJ, bahkan diantara mereka ada yang dengan acuh menari sambil berpelukan dan berciuman.

"Astaga," katanya terkejut,

"Serius lo Nggun gak pernah kesini?" teriakan Renata terdengar pelan karena teredam musik yang kencang.

"Gue pernah liat di tv, mana gue tahu kan kita belum cukup umur-" ucapan Anggun terhenti saat Renata membekap mulutnya.

"Jangan bicarakan itu, bisa- bisa kita ditendang keluar." Anggun mencebik. "Lagian bentar lagi kita 18 tahun," ucap Renata tanpa rasa bersalah.

"Tetap aja belum memenuhi standar masuk sini."

Renata menggeleng "Jangan bilang lo emang sering kesini?" Anggun membekap mulutnya dengan tak percaya.

"Jangan banyak bicara Nggun, mending lo coba minum ini." Renata meletakan minuman berwana kuning keemasan di depan Anggun.

"Ini minuman kan, Gue kesini mau ketemu Nizar, bukan buat mabuk."

Terpopuler

Comments

May Keisya

May Keisya

Renata kayanya suka SM Nizar juga trs dia manfaatin anggun yg juga SK ma Nizar...temen toxic

2024-04-05

0

Melani Sunardi

Melani Sunardi

wah renata teman yang menjerumuskan anggun nih.....

2024-03-11

0

lili

lili

masih nyimak ...

2024-02-12

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 81 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!