Tinggal Serumah

Selama 3 hari, Matt dan Katalina tinggal di villa ini. Selanjutnya Katalina sudah minta pulang karena dia sudah membolos kuliah selama seminggu dan Senin nanti dia harus masuk kuliah.

"Sudah bereskan pakaianmu?" tanya Matt begitu ia keluar dari kamar dan melihat kalau Katalina sudah duduk di ruang tamu. Rambutnya masih basah menandakan kalau di sudah mandi.

"Iya."

"Kalau begitu, ayo kita pergi!" ajak Matt lalu segera menyalahkan mesin mobilnya dari jarak jauh.

Ia kemudian menutup pintu villa dan menelpon sang penjaga villa untuk segera membereskan villa.

Sepanjang perjalanan, Katalina terlihat diam. Ia sebenarnya sedang merasa tak enak badan karena semalam ia muntah terus dan pagi ini mereka sama sekali belum sarapan.

"Matt, kita kok ke sini?" tanya Katalina bingung saat menyadari bahwa mereka memasuki mansion keluarga Ciputra.

"Memangnya kenapa?" tanya Matt bingung.

"Bukankah kita akan ke rumahmu?"

"Ya. Rumahku di sini."

"Tapi......"

"Tapi kenapa? Kamu kan bersahabat dengan ponakan ku jadi baguslah kalau kita tinggal bersama." Matt langsung membuka pintu mobil. Ia turun dan membuat Katalina ikut juga turun.

Sebelum mereka masuk ke dalam rumah, Matt menautkan jari keduanya dan melangkah masuk.

"Good morning!" sapa Matt saat menemukan semua keluarganya ada di ruang makan.

Viona membelalakkan matanya saat melihat kedatangan pamannya dan Katalina. Morgan tentu saja sangat senang dan langsung berdiri.

"Selamat datang, nak. Ayo sarapan bersama."

Katalina mencium tangan mertuanya lalu segera duduk di kursi yang ada di hadapan Viona dan Okan. Lelaki itu tak bisa menyembunyikan rasa cemburunya saat melihat kedatangan Matt dan Katalina.

Luke dan Mirna, kedua orang tua Viona nampak hanya diam saja.

"Wah, pengantin barunya sudah datang." Rachel yang baru menuruni tangga langsung mendekat pasangan itu.

"Kamar kalian sudah siap."

Viona menatap bibinya Rachel lalu kemudian menatap pamannya. "Maksudnya?"

"Uncle Matt akan tinggal di sini dengan kita. Ah, senangnya rumah ini pasti akan sangat ramai." Ujar Rachel lalu mengambil tempat duduk di samping Katalina.

"Alin sayang, kamu kenapa terlihat sedikit pucat?" tanya Rachel.

"Alin? Dia biasa di panggil Lina, aunty." Viona langsung menyela.

"Itu nama panggilan sayang untuk Katalina dari Matt. Aku pikir Alin terdengar lebih manis dari pada Lina." Rachel mengusap lengan Katalina. "Adik ipar, kamu pasti kelelahan ya...." Rachel menatap Matt. "Matt, kamu pasti telah membuat Alin tak bisa istirahat dengan cukup ya?"

Matt hanya mengangkat bahunya. "Kami pengantin baru. Wajar saja."

"Semoga Alin cepat hamil ya? Supaya rumah ini akan ramai dengan suara anak-anak." Morgan mengangkat tangannya seperti sebuah permohonan doa.

"Tenang saja, Daddy. Viona saja bisa hamil sebelum menikah, apalagi aku yang sudah menikah? Alin adalah wanita yang subur. Aku yakin kami akan segera mendapatkannya. Benarkan sayang?" Matt mengecup pipi Katalina tanpa peduli dengan wajah Luke, Mirna dan Viona yang nampak tak suka dengan ucapannya itu. Sedangkan Katalina hanya bisa terdiam karena tak menyangka kalau Matt akan mencium pipinya.

"Ya sudah, sarapan yang banyak. Supaya kita semua sehat. Oh ya Matt, kamu akan bulan madu ke mana?" tanya Morgan.

"Bulan madunya ditunda dulu, dad. Istriku yang terkasih ini akan menghadapi beberapa ujian."

"Kenapa nggak ditunda dulu pernikahannya?" tanya Mirna.

"Nggak bisa kakak ipar. Tahun ini waktu ku akan lebih banyak di Indonesia jadi sebaiknya diresmikan saja. Capek pacaran jarak jauh." Ucap Matt membuat Okan menatap tajam ke arah Katalina.

"Memangnya uncle sudah kenal Lina berapa lama?" tanya Viona penasaran.

"Semenjak 2 tahun lalu. Waktu itu Alin sedang magang di perusahaan temanku. Agak susah mendekatinya. Namun aku berhasil mendapatkan nomor teleponnya. Semenjak itu kami berhubungan jarak jauh. Sesekali aku datang menemuinya di sini. Capek pacaran jarak jauh. Aku selalu cemas karena Alin kan cantik, pasti banyak pria yang mengejarnya. Pas ngeliat pernikahan Viona, kok jadi kepingin nikah juga. Aku lamar Alin, dia langsung terima. Makanya langsung aja nikah."

Penjelasan Matt membuat Okan tanpa sadar mengepalkan tangannya. Wajahnya memerah menahan amarah dan juga rasa cemburu.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Viona sambil mengusap punggung suaminya.

"Aku sudah kenyang. Permisi!" Okan membersihkan mulutnya dengan tissue lalu segera meninggalkan ruang makan.

"Tambah lagi, Alin." Rachel menambahkan nasi ke piring Katalina. Gadis itu tak dapat menolaknya karena melihat bagaimana perhatiannya Rachel padanya.

Rachel memang orangnya sangat baik. Jauh berbeda dengan kedua orang tua Viona.

Selesai makan, Matt mengajak Katalina ke kamarnya yang ternyata ada di lantai 3. Di sini juga ada kamar Viona. Katalina sudah sering naik ke lantai 3 ini. Karena di sini ada kolam renang air panas. Berbeda dengan kolam renang yang ada di halaman belakang mansion ini.

Kamar Matt sangat besar dan luas. Ada sofa berbentuk L yang diletakan di ruangan yang berbeda dengan ruang tidur. Di depan sofa ada TV besar lengkap dengan audio sistemnya.

"Kau istirahatlah. Aku mau keluar sebentar. Ada sesuatu yang harus aku urus dengan Niken." kata Matt setelah ia selesai mengganti pakaian santainya dengan celana kain dan kemeja berlengan panjang.

"Kamu mau kerja?"

"Ya. Oh ya, pakaian mu ada di dalam walk in closet. Aku sudah meminta Rachel untuk mengisi lemari dengan beberapa pakaian untukmu. Jika ada yang kurang, katakan saja pada Rachel karena dia memiliki beberapa butik dengan berbagai macam jenis pakaian."

"Aku bisa mengambil pakaian ku dari peternakan."

"Biarkan saja pakaian itu di sana. Kau dapat memakainya jika kamu ada di sana." Matt membuka laci meja rias dengan mengeluarkan sebuah jam tangan untuk dipakainya. "Sebelum makan malam, aku akan kembali untuk membuat sandiwara kita menjadi semakin sempurna." kata Matt pelan lalu segera meninggalkan kamarnya.

Katalina memegang perutnya. Ia merasa sedikit nyeri. Mungkin sebaiknya ia memeriksakan diri ke dokter.

Baru saja ia akan membaringkan tubuhnya di atas ranjang, pintu kamar dibuka. Katalina terkejut melihat Okan yang masuk.

"Apa yang kamu lakukan di sini, Okan. Kamu gila ya?" Katalina turun dari ranjang dan mendekati Okan.

"Apa benar kamu sudah mengenal Matt 2 tahun yang lalu? Apa benar kalian pacaran jarak jauh?" tanya Okan sambil mencengkram lengan Katalina.

"Lepaskan, Okan! Ini sakit." Katalina berusaha menarik tangannya dan Okan melepaskannya.

"Jawab pertanyaan ku, Lina."

"Memangnya kenapa kalau aku sudah kenal Matt dua tahun sebelumnya? Kamu sakit hati mendengarnya?"

"Apa arti kedekatan kita selama ini? Apa arti semua kata cinta yang kau ungkapkan padaku? Apa artinya saat kamu menyerahkan dirimu pertama kali padaku?" tanya Okan terlihat sangat frustasi.

Katalina tertawa sumbang. "Kamu tanya apa artinya? Bukankah semua pertanyaan itu lebih tepatnya ditujukan kepada mu? Kamu jahat karena menikam aku dari belakang saat menghamili sahabat baikku. Aku sendiri sudah pernah bilang padamu, kan? Sepertinya Viona memiliki perasaan khusus padamu, namun kamu selalu menertawakannya. Lihat, kamu bahkan menghamili dia saat sedang bersama ku."

"Lina, pernikahan kami....." Kalimat Okan terhenti saat mendengar ponselnya berbunyi. Ia berusaha mengabaikannya namun ia tahu Viona tak akan berhenti menghubunginya sebelum ia menerima panggilan itu.

"Kamu di mana, sayang?" tanya Viona.

"Mencari angin segar."

"Kamu nggak bersama Lina kan? Aku ada di taman belakang bersama mami. Marilah ke sini!"

Okan langsung memutuskan sambungan telepon. Ia menatap Katalina. "Lina, ayo kita ketemu di luar dan bicara 4 mata."

"Aku tak mau ketemu denganmu karena kamu bukan siapa-siapa ku lagi."

"Lin, aku....!" ponsel Okan berbunyi lagi. Viona menghubunginya. Okan terpaksa harus pergi kalau tak ingin Viona mendapati nya ada di kamar ini.

Setelah Okan pergi, Katalina kembali memegang perutnya. Susah payah ia menahan air matanya namun ia tak bisa. Katalina langsung mengunci pintu kamar agar Okan tak sembarang lagi masuk ke kamarnya. Di atas ranjang, Katalina menumpahkan seluruh kepedihan hatinya. Kuatkan aku ya Tuhan.

**********

Bagaimana nasib Katalina saat harus hidup bersama dengan Viona yang ternyata selalu punya niat jahat padanya.

Terpopuler

Comments

Sandisalbiah

Sandisalbiah

Voona mewarisi sifat ayah dan ibunya.. serakah...

2024-08-08

0

Sukliang

Sukliang

viona iblis

2024-03-13

0

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

parahhhh , kasian alin , buat matt bucin sama alin

2024-03-09

0

lihat semua
Episodes
1 Maaf, aku mencintai yang Lain
2 Mau Menikah Denganku?
3 Menyusun Rencana
4 Lamaran
5 Yes I Do
6 Malam Pertama
7 Tinggal Serumah
8 Menjadi Istri Yang Baik
9 Perubahan Gaya Hidup
10 Perhatian Kecil
11 Keinginan Ibu Hamil
12 Pengumuman Kehamilan
13 Andai Saja....
14 Memberikan Kehangatan
15 Kehangatan Pelukan
16 Pergilah Dari Rumah Ini
17 Dia adalah Bibimu
18 Penjelasan Okan (part 1)
19 Penjelasan Okan (part 2)
20 Viona dan segala Perbuatannya.
21 Aku tahu siapa lelaki itu
22 Perkenalkan Istriku
23 Makan Siang Berempat
24 Pagi yang Kacau
25 Permintaan Tuan Morgan
26 Sosok Sara
27 Kenekatan Cinta
28 Diculik
29 Tentang Ciuman
30 Sandiwara Viona
31 2 kali ciuman
32 Pemeriksaan Kehamilan
33 Letizia
34 Ancaman Viona
35 Matt Sang Penyelamat
36 Letizia yang Kuat
37 Ulang Tahun Matt
38 Ulang Tahun Matt (Part 2)
39 Aku Ada Untukmu
40 Semakin Dekat
41 Menangislah
42 Malaikat kecil di sorga
43 Kembali ke Mansion
44 Panas Hati
45 Ikatan Batin?
46 Sekedar Hasrat atau?
47 Gangguan dari Okan dan Niken
48 Kamu Bisa, Aku pun Bisa
49 Jangan Pernah Menolak Aku Lagi
50 Tanda Merah
51 Siapa Yang Melakukannya?
52 Terima Kasih Sudah Menolongku
53 Terima Kasih Sudah Menolongku
54 Jangan Pergi
55 Ulang Tahun Yang Hampir dilupakan
56 Apakah Aku Cemburu?
57 Rasa Yang Tak Biasa
58 Saling Balas?
59 Melakukan Hal yang tak Biasa
60 Masalah Kepercayaan
61 Sikap Matt Yang Berbeda
62 Tak Peduli?
63 Keputusan Katalina
64 Strategi Jitu
65 Kebenaran yang Terungkap
66 Menolak Cinta Lama
67 Apakah Dia Lupa?
68 Perjanjian Yang Sama
69 Kita Memang Tak Saling Kenal
70 Pacar Bill
71 Hujan
72 Rahasia Matt
73 Acara Keluarga
74 Saling Sindir
75 Pengakuan Cinta
76 Perjalanan Dengan Kapal Pesiar
77 Perjalanan Dengan Kapal Pesiar (part 2)
78 Perjalanan Dengan Kapal Pesiar (Part 3)
79 Bantuan
80 Memberi Kode
81 Semua Terkuak
82 Diam-diam
83 Bill Semakin Serius
84 Kedatangan Yang Tak Terduga
85 Bill Ingin Lebih
86 Ancaman Bill
87 Mencari celah
88 Mencoba pergi
89 Ketegangan Katalina
90 Haruskah Cinta itu Mengalah?
91 Dia pun pergi
92 Pertemuan Dengan Mantan
93 Perubahan Sikap Katalina
94 Yang Dinanti
95 Aku Menemukanmu
96 Ini Indonesia bukan Amerika
97 Kemenangan Bill
98 Menikmati Masa Kehamilan
99 Bill aja dulu ya?
100 Jangan Lari Bill
101 Perubahan Hidup
102 Menantu Keluarga Alexander
103 Bill yang berbeda
104 Papa-Papa Ganteng
105 Hati Yang Mulai Terikat
106 Tetap Menjadi Milikku
107 Reuni
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Maaf, aku mencintai yang Lain
2
Mau Menikah Denganku?
3
Menyusun Rencana
4
Lamaran
5
Yes I Do
6
Malam Pertama
7
Tinggal Serumah
8
Menjadi Istri Yang Baik
9
Perubahan Gaya Hidup
10
Perhatian Kecil
11
Keinginan Ibu Hamil
12
Pengumuman Kehamilan
13
Andai Saja....
14
Memberikan Kehangatan
15
Kehangatan Pelukan
16
Pergilah Dari Rumah Ini
17
Dia adalah Bibimu
18
Penjelasan Okan (part 1)
19
Penjelasan Okan (part 2)
20
Viona dan segala Perbuatannya.
21
Aku tahu siapa lelaki itu
22
Perkenalkan Istriku
23
Makan Siang Berempat
24
Pagi yang Kacau
25
Permintaan Tuan Morgan
26
Sosok Sara
27
Kenekatan Cinta
28
Diculik
29
Tentang Ciuman
30
Sandiwara Viona
31
2 kali ciuman
32
Pemeriksaan Kehamilan
33
Letizia
34
Ancaman Viona
35
Matt Sang Penyelamat
36
Letizia yang Kuat
37
Ulang Tahun Matt
38
Ulang Tahun Matt (Part 2)
39
Aku Ada Untukmu
40
Semakin Dekat
41
Menangislah
42
Malaikat kecil di sorga
43
Kembali ke Mansion
44
Panas Hati
45
Ikatan Batin?
46
Sekedar Hasrat atau?
47
Gangguan dari Okan dan Niken
48
Kamu Bisa, Aku pun Bisa
49
Jangan Pernah Menolak Aku Lagi
50
Tanda Merah
51
Siapa Yang Melakukannya?
52
Terima Kasih Sudah Menolongku
53
Terima Kasih Sudah Menolongku
54
Jangan Pergi
55
Ulang Tahun Yang Hampir dilupakan
56
Apakah Aku Cemburu?
57
Rasa Yang Tak Biasa
58
Saling Balas?
59
Melakukan Hal yang tak Biasa
60
Masalah Kepercayaan
61
Sikap Matt Yang Berbeda
62
Tak Peduli?
63
Keputusan Katalina
64
Strategi Jitu
65
Kebenaran yang Terungkap
66
Menolak Cinta Lama
67
Apakah Dia Lupa?
68
Perjanjian Yang Sama
69
Kita Memang Tak Saling Kenal
70
Pacar Bill
71
Hujan
72
Rahasia Matt
73
Acara Keluarga
74
Saling Sindir
75
Pengakuan Cinta
76
Perjalanan Dengan Kapal Pesiar
77
Perjalanan Dengan Kapal Pesiar (part 2)
78
Perjalanan Dengan Kapal Pesiar (Part 3)
79
Bantuan
80
Memberi Kode
81
Semua Terkuak
82
Diam-diam
83
Bill Semakin Serius
84
Kedatangan Yang Tak Terduga
85
Bill Ingin Lebih
86
Ancaman Bill
87
Mencari celah
88
Mencoba pergi
89
Ketegangan Katalina
90
Haruskah Cinta itu Mengalah?
91
Dia pun pergi
92
Pertemuan Dengan Mantan
93
Perubahan Sikap Katalina
94
Yang Dinanti
95
Aku Menemukanmu
96
Ini Indonesia bukan Amerika
97
Kemenangan Bill
98
Menikmati Masa Kehamilan
99
Bill aja dulu ya?
100
Jangan Lari Bill
101
Perubahan Hidup
102
Menantu Keluarga Alexander
103
Bill yang berbeda
104
Papa-Papa Ganteng
105
Hati Yang Mulai Terikat
106
Tetap Menjadi Milikku
107
Reuni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!