Aku Dan Paman Dari Istrimu

Aku Dan Paman Dari Istrimu

Maaf, aku mencintai yang Lain

Katalina, gadis berusia 20 tahun itu menatap pria tampan di depannya dengan mulut yang terbuka. Matanya sudah berkaca-kaca karena apa yang dikatakan Okan tak pernah ia pikirkan sebelumnya.

"Okan, jangan bercanda. Bukankah kita ada di sini untuk merayakan anniversary kita yang ke-5?"

Okan tersenyum. "Maafkan aku, Lina. Aku tak mau menipu kamu terus. Perasaan yang aku miliki untukmu sudah hilang."

"Sejak kapan?" tanya Katalina dengan hati yang mulai hancur.

"Sejak beberapa bulan ini."

"Tepatnya sejak kapan?" tanya Katalina dengan nada suara yang mulai meninggi.

"Entahlah. Mungkin sejak empat atau lima bulan belakangan ini."

"Empat atau lima bulan?" Tangan Katalina langsung terangkat dan menampar Okan dengan sangat keras. "Kalau memang perasaanmu padaku sudah hilang semenjak 4 atau 5 bulan yang lalu, kenapa saat kamu ulang tahun sebulan yang lalu, kamu berjanji akan segera menikahi ku? Kenapa malam itu kamu membuat aku melayang tinggi dengan sebuah keyakinan akan cintamu yang begitu tulus padaku? Mengapa kamu merayu aku dan membuat aku terlena sehingga menyerahkan diriku padamu? Apakah kamu lelaki yang suka mengobral janji?" teriak Katalina sambil memukul dada Okan dengan kedua tangannya. "Mengapa? Mengapa.....?"

Okan sama sekali tak menangkis pukulan Katalina walaupun tubuhnya merasa sakit karena ia tahu bahwa apa yang dirasakan oleh Katalina saat ini, jauh lebih sakit. Sebuah luka yang tak berdarah namun akan sangat menghancurkan Katalina.

"Bencilah aku sesukamu. Kutuk aku sebanyak yang kau mau. Namun aku tak bisa menipu kamu dengan semua yang kurasakan ini. Aku juga tersiksa jika tak mengatakan semua kebenaran ini. Maafkan aku, Lina. Maafkan aku....!" Okan segera pergi meninggalkan Katalina sendiri.

"Aku membenci mu, Okan!" teriak Katalina sebelum pria itu masuk ke dalam mobilnya dan pergi.

Katalina menatap ke arah meja makan. Semua makanan sudah tertata rapi di sana. Katalina memasak makanan kesukaan Okan. Sejak pulang kuliah, Katalina sudah ada di rumah pondok ini. Rumah yang dibeli Okan sebagai tempat pertemuan mereka. Tempat mereka memadu kasih.

Mata Katalina menatap ke arah pintu kamar yang sedikit terbuka. Sebulan yang lalu, di dalam kamar itu Katalina untuk yang pertama kali menyerahkan dirinya pada Okan. Masih jelas di ingatannya apa yang Okan katakan saat Katalina menangis karena takut dengan apa yang sudah mereka lakukan.

"Baby, jangan menangis. Apakah kamu menyesal telah menyerahkan kesucian mu kepadaku?" tanya Okan sambil memegang kedua sisi bahu Katalina.

"Okan, seharusnya kita nggak boleh seperti ini. Aku takut hamil."

"Dan kamu pikir aku tak akan bertanggungjawab? Hei, apa kamu tak mempercayai kalau aku mencintai kamu? Kita sudah mau 5 tahun berpacaran. Kamu saja yang nggak mau kalau aku mengatakan pada semua orang tentang hubungan kita. Aku mencintai kamu, Lina. Kamu adalah nafasku. Seluruh gairah hidupku. Bukankah aku sudah sering mengatakannya padamu?"

Waktu itu, Katalina langsung memeluk Okan dengan sangat erat. Ia tahu kalau Okan mencintainya.

Katalina mengenal Okan saat usianya gadis itu baru beranjak 15 tahun. Waktu itu Katalina membantu bibinya yang sibuk menyiapkan hidangan karena anak kedua dari keluarga Bagaskara akhirnya pulang setelah menyelesaikan studi nya di Amerika. Katalina langsung jatuh cinta saat pertama kali melihat Okan. Namun ia segera menepis perasaannya itu karena tahu perbedaan apa yang ada diantara mereka. Katalina yang masih begitu belia sangat menyadari kalau memang ini adalah cinta monyet. Sebentar juga akan hilang.

Namun siapa yang menyangka, esok harinya, saat Katalina pulang berjalan kaki dari sekolahnya sendirian, Okan menghadangnya dan langsung menyatakan cinta padanya. Waktu itu Katalina tak percaya. Namun setiap hari Okan selalu menemuinya dengan berbagai cara sampai akhirnya Katalina luluh juga. Katalina bersedia menerima cinta Okan asalkan hubungan mereka dirahasiakan dulu soalnya Katalina takut kalau gara-gara hubungan mereka, paman dan bibinya dipecat. Ia juga ingin menyelesaikan kuliahnya dulu, mencari pekerjaan, agar menjadi wanita yang layak untuk Okan.

"Kamu brengsek, Okan! Kamu ternyata lelaki paling buruk yang pernah aku kenal....!" Katalina memporak porandakan isi kamar itu. Ia juga membuang semua makan yang dimasak nya ke dalam bak sampah. Ia kemudian pergi meninggalkan rumah pondok itu tanpa pernah ingin kembali ke sini lagi.

Saat Katalina pergi, ia tak menyadari kalau salah satu lilin yang dipasangnya di salah satu sudut ruangan, jatuh dan mengenai tirai jendela. Rumah pondok itu terbakar tanpa diketahui oleh Katalina.

**********

"Kamu dari mana saja, nak?" tanya Feni, bibinya Katalina.

"Maaf, bi. Aku ke pesta ulang tahun temanku."

"Tapi kamu baik-baik saja kan? Kenapa matamu bengkak? Kamu menangis?"

"Iya. Aku tiba-tiba ingat ibu."

Feni memeluk ponakannya. "Ibumu sudah senang, nak. Sekarang kamu fokus saja dengan kuliahmu. Supaya kalau kamu berhasil, keluarga kita yang ada di kampung juga akan bangga denganmu. Bayangkan saja, kamu dapat beasiswa dan bisa kuliah di salah satu universitas yang paling bergengsi di sini."

"Iya, bi. Eh, bibi mau kemana?" tanya Katalina melihat bibinya yang berjalan menuju ke pintu.

"Bibi mau tidur di mansion. Pagi-pagi sekali mau buat kue karena jam 9 pagi, keluarga Baskoro mau bertandang ke rumah keluarga Ciputra."

"Ke rumah Viona?" tanya Katalina penasaran karena teman baiknya Viona adalah putri bungsu keluarga Ciputra.

"Iya. Yang teman sekampus kamu itu kan? Ternyata dia dan tuan muda Okan akan menikah."

"Apa?"

"Nyonya bilang kalau Viona hamil. Tapi kamu jangan bilang siapa-siapa ya?"

"Ha?" jantung Katalina bagaikan berhenti berdetak.

"Iya. Makanya pernikahan neng Viona dan tuan Okan akan dilaksanakan 2 minggu lagi."

Katalina berusaha berdiri tegak walaupun sebenarnya ia ingin jatuh saat itu juga. Gadis itu memasang wajah tersenyum lalu segera pamit ke kamar.

Sesampai di kamar, Katalina menutup mulutnya dengan kedua tangannya sambil berusaha agar suara tangisnya tak keluar. Ia menatap kedua sepupunya, anak dari paman dan bibinya, si kembar Dewa dan Dewi yang nampak sudah tertidur pulas. Dewa dan Dewi berusia 11 tahun dan Katalina sangat menyayangi kedua sepupunya itu.

Malam itu, Katalina merasakan hatinya hancur menjadi serpihan-serpihan kecil yang tak bisa disambung lagi. Ia tak menyangka kalau sahabat baiknya akan menikah dengan Okan, lelaki yang sudah 5 tahun menjadi pacarnya.

Viona adalah gadis cantik yang pemalu. Dia adalah satu-satunya orang yang tahu kalau Okan dan Katalina berpacaran. Namun kini sahabat dan pacarnya itu ternyata menusuk Katalina dari belakang.

***********

Katalina adalah anak yatim piatu. Ayahnya meninggal saat Katalina berusia 8 tahun dan ibunya meninggal saat Katalina baru saja duduk di bangku kelas 1 SMP.

Bibi Feni adalah adik dari mendiang ayah Katalina. Ia mengajak Katalina tinggal bersamanya di pinggiran kota sambil menjaga peternakan kuda milik salah satu keluarga kaya di kota ini.

Katalina yang penting pintar, akhirnya bisa mendapatkan beasiswa dan melanjutkan studinya.

Ini hari Senin, Katalina akan ke kampus seperti biasanya. Cukup sudah selama 2 hari ini ia menangis. Walaupun sakit, Katalina akan berusaha untuk menerima semuanya dengan lapang dada. Mungkin Tuhan begitu baik padanya sehingga sebelum hubungannya semakin dalam dengan Okan, ia sudah mengetahui kebusukan pria itu.

Dari peternakan kuda ini, Katalina akan menaiki sepeda menuju ke jalan utama untuk menunggu bis. Biasanya, Okan sudah menunggu di pondok kayu yang letaknya memang agak tersembunyi dari jalan menuju ke peternakan ini. Katalina akan memarkir sepedanya di sana dan ke kampus diantar oleh Okan.

Namun sekarang, Katalina harus membiasakan diri pergi naik bus lagi. Ia akan menitip sepedanya di warung dekat tempat perhentian bus.

"Eh, neng Lina!" sapa bibi Lala si empunya warung.

"Titip sepeda ya, bi?"

"Ok. Jangan lupa di kunci ya?"

Bukan hanya Katalina yang menitip sepedanya di sini. Ada beberapa orang yang tinggal di peternakan pun sering menitip sepeda atau motor mereka.

"Neng, 2 hari yang lalu, rumah pondok yang ada di dekat bukit itu terbakar." kata Lala.

Katalina yang sedang duduk di depan warung terkejut. "Terbakar?"

"Iya. Pada hal rumah pondok itu kan milik keluarga Bagaskara. Saya dengar kalau tuan Okan suka sekali berada di rumah itu. Menurut polisi sih asal apinya karena lilin yang dibiarkan menyala sampai membakar tirai jendela."

"Oh gitu ya?" walaupun terkejut, Katalina terlihat biasa saja.

Tak lama kemudian, bus nya datang. Katalina dan beberapa orang lainnya yang memang sedang menunggu bus segera naik.

Dan saat Katalina sampai di kampus, berita tentang pernikahan Viona dan Okan sudah heboh dibicarakan. Viona sudah tak masuk kampus lagi. Katanya ia cuti karena hamil.

Walaupun hatinya sangat sakit mendengar cerita itu, namun ia berusaha kuat. Ia tak mau kalau sampai beasiswanya menjadi batal karena tak bisa memenuhi standar IPK yang telah ditentukan untuk tetap diberikan beasiswa.

**********

Hari ini Okan dan Viona akan menikah. Sepanjang malam, Katalina menangis sehingga ketika ia bangun kepalanya mendadak pusing.

Paman dan bibinya sudah tidak ada demikian juga dengan kedua sepupunya. Mungkin mereka sudah ada di mansion walaupun upacara pernikahannya nanti akan dilaksanakan pukul 4 sore karena resepsi pernikahannya akan dilaksanakan malam hari.

Katalina membuka tas punggungnya dan mengeluarkan sebuah benda kecil yang dibelinya kemarin.

Sudah 6 hari Katalina terlambat haid dan ia memutuskan untuk membeli tespack walaupun sebenarnya ia yakin kalau dirinya tidaklah hamil.

Namun apa yang ia takutkan justru menjadi kenyataan. Tangannya bergetar memegang tespack itu yang menunjukan dua garis.

Ia dan Okan hanya sekali saja melakukannya dan ternyata Katalina hamil.

Gadis itu terduduk di atas lantai kamar mandi yang basah. Pikirannya buntu. Hamil tanpa suami mungkin tak terlalu dipermasalahkan jika ia tinggal di kota. Namun di daerah peternakan ini, ia pasti akan dicap sebagai gadis murahan. Orang-orang akan mengucilkan paman dan bibinya. Katalina tak mau kalau sampai paman dan bibinya menjadi malu.

Dalam kebuntuan pikirannya, Katalina menuliskan surat untuk paman dan bibinya. Surat itu ia simpan di dalam lemari pakaiannya. Ia tahu, jika dirinya tak pulang beberapa hari, bibinya pasti akan membuka lemari pakaiannya.

Setelah itu, Katalina pun meninggalkan rumah tempat tinggal bibinya. Matanya sempat memandang ke arah mansion yang letaknya tak jauh dari peternakan ini. Maafkan aku, bibi.....maafkan aku paman.

*************

Hallo, bagaimana awal novel ini?

Terpopuler

Comments

sherly

sherly

OMG awal aja dah buat geram..

2024-05-02

1

Bundanya Jamal

Bundanya Jamal

lanjuttt

2024-03-08

0

Sofi Ana

Sofi Ana

ddeg degkan

2024-03-08

0

lihat semua
Episodes
1 Maaf, aku mencintai yang Lain
2 Mau Menikah Denganku?
3 Menyusun Rencana
4 Lamaran
5 Yes I Do
6 Malam Pertama
7 Tinggal Serumah
8 Menjadi Istri Yang Baik
9 Perubahan Gaya Hidup
10 Perhatian Kecil
11 Keinginan Ibu Hamil
12 Pengumuman Kehamilan
13 Andai Saja....
14 Memberikan Kehangatan
15 Kehangatan Pelukan
16 Pergilah Dari Rumah Ini
17 Dia adalah Bibimu
18 Penjelasan Okan (part 1)
19 Penjelasan Okan (part 2)
20 Viona dan segala Perbuatannya.
21 Aku tahu siapa lelaki itu
22 Perkenalkan Istriku
23 Makan Siang Berempat
24 Pagi yang Kacau
25 Permintaan Tuan Morgan
26 Sosok Sara
27 Kenekatan Cinta
28 Diculik
29 Tentang Ciuman
30 Sandiwara Viona
31 2 kali ciuman
32 Pemeriksaan Kehamilan
33 Letizia
34 Ancaman Viona
35 Matt Sang Penyelamat
36 Letizia yang Kuat
37 Ulang Tahun Matt
38 Ulang Tahun Matt (Part 2)
39 Aku Ada Untukmu
40 Semakin Dekat
41 Menangislah
42 Malaikat kecil di sorga
43 Kembali ke Mansion
44 Panas Hati
45 Ikatan Batin?
46 Sekedar Hasrat atau?
47 Gangguan dari Okan dan Niken
48 Kamu Bisa, Aku pun Bisa
49 Jangan Pernah Menolak Aku Lagi
50 Tanda Merah
51 Siapa Yang Melakukannya?
52 Terima Kasih Sudah Menolongku
53 Terima Kasih Sudah Menolongku
54 Jangan Pergi
55 Ulang Tahun Yang Hampir dilupakan
56 Apakah Aku Cemburu?
57 Rasa Yang Tak Biasa
58 Saling Balas?
59 Melakukan Hal yang tak Biasa
60 Masalah Kepercayaan
61 Sikap Matt Yang Berbeda
62 Tak Peduli?
63 Keputusan Katalina
64 Strategi Jitu
65 Kebenaran yang Terungkap
66 Menolak Cinta Lama
67 Apakah Dia Lupa?
68 Perjanjian Yang Sama
69 Kita Memang Tak Saling Kenal
70 Pacar Bill
71 Hujan
72 Rahasia Matt
73 Acara Keluarga
74 Saling Sindir
75 Pengakuan Cinta
76 Perjalanan Dengan Kapal Pesiar
77 Perjalanan Dengan Kapal Pesiar (part 2)
78 Perjalanan Dengan Kapal Pesiar (Part 3)
79 Bantuan
80 Memberi Kode
81 Semua Terkuak
82 Diam-diam
83 Bill Semakin Serius
84 Kedatangan Yang Tak Terduga
85 Bill Ingin Lebih
86 Ancaman Bill
87 Mencari celah
88 Mencoba pergi
89 Ketegangan Katalina
90 Haruskah Cinta itu Mengalah?
91 Dia pun pergi
92 Pertemuan Dengan Mantan
93 Perubahan Sikap Katalina
94 Yang Dinanti
95 Aku Menemukanmu
96 Ini Indonesia bukan Amerika
97 Kemenangan Bill
98 Menikmati Masa Kehamilan
99 Bill aja dulu ya?
100 Jangan Lari Bill
101 Perubahan Hidup
102 Menantu Keluarga Alexander
103 Bill yang berbeda
104 Papa-Papa Ganteng
105 Hati Yang Mulai Terikat
106 Tetap Menjadi Milikku
107 Reuni
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Maaf, aku mencintai yang Lain
2
Mau Menikah Denganku?
3
Menyusun Rencana
4
Lamaran
5
Yes I Do
6
Malam Pertama
7
Tinggal Serumah
8
Menjadi Istri Yang Baik
9
Perubahan Gaya Hidup
10
Perhatian Kecil
11
Keinginan Ibu Hamil
12
Pengumuman Kehamilan
13
Andai Saja....
14
Memberikan Kehangatan
15
Kehangatan Pelukan
16
Pergilah Dari Rumah Ini
17
Dia adalah Bibimu
18
Penjelasan Okan (part 1)
19
Penjelasan Okan (part 2)
20
Viona dan segala Perbuatannya.
21
Aku tahu siapa lelaki itu
22
Perkenalkan Istriku
23
Makan Siang Berempat
24
Pagi yang Kacau
25
Permintaan Tuan Morgan
26
Sosok Sara
27
Kenekatan Cinta
28
Diculik
29
Tentang Ciuman
30
Sandiwara Viona
31
2 kali ciuman
32
Pemeriksaan Kehamilan
33
Letizia
34
Ancaman Viona
35
Matt Sang Penyelamat
36
Letizia yang Kuat
37
Ulang Tahun Matt
38
Ulang Tahun Matt (Part 2)
39
Aku Ada Untukmu
40
Semakin Dekat
41
Menangislah
42
Malaikat kecil di sorga
43
Kembali ke Mansion
44
Panas Hati
45
Ikatan Batin?
46
Sekedar Hasrat atau?
47
Gangguan dari Okan dan Niken
48
Kamu Bisa, Aku pun Bisa
49
Jangan Pernah Menolak Aku Lagi
50
Tanda Merah
51
Siapa Yang Melakukannya?
52
Terima Kasih Sudah Menolongku
53
Terima Kasih Sudah Menolongku
54
Jangan Pergi
55
Ulang Tahun Yang Hampir dilupakan
56
Apakah Aku Cemburu?
57
Rasa Yang Tak Biasa
58
Saling Balas?
59
Melakukan Hal yang tak Biasa
60
Masalah Kepercayaan
61
Sikap Matt Yang Berbeda
62
Tak Peduli?
63
Keputusan Katalina
64
Strategi Jitu
65
Kebenaran yang Terungkap
66
Menolak Cinta Lama
67
Apakah Dia Lupa?
68
Perjanjian Yang Sama
69
Kita Memang Tak Saling Kenal
70
Pacar Bill
71
Hujan
72
Rahasia Matt
73
Acara Keluarga
74
Saling Sindir
75
Pengakuan Cinta
76
Perjalanan Dengan Kapal Pesiar
77
Perjalanan Dengan Kapal Pesiar (part 2)
78
Perjalanan Dengan Kapal Pesiar (Part 3)
79
Bantuan
80
Memberi Kode
81
Semua Terkuak
82
Diam-diam
83
Bill Semakin Serius
84
Kedatangan Yang Tak Terduga
85
Bill Ingin Lebih
86
Ancaman Bill
87
Mencari celah
88
Mencoba pergi
89
Ketegangan Katalina
90
Haruskah Cinta itu Mengalah?
91
Dia pun pergi
92
Pertemuan Dengan Mantan
93
Perubahan Sikap Katalina
94
Yang Dinanti
95
Aku Menemukanmu
96
Ini Indonesia bukan Amerika
97
Kemenangan Bill
98
Menikmati Masa Kehamilan
99
Bill aja dulu ya?
100
Jangan Lari Bill
101
Perubahan Hidup
102
Menantu Keluarga Alexander
103
Bill yang berbeda
104
Papa-Papa Ganteng
105
Hati Yang Mulai Terikat
106
Tetap Menjadi Milikku
107
Reuni

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!