Ariani menatap menantunya. Meminta penjelasan.
"Karena....karena.....Okan tahu kalau aku dan Lina sahabat baik dan dia pasti curhat sesuatu ke Lina, ma." kata Viona berusaha menghilangkan rasa gugupnya.
"Sejak kapan Okan jadi dekat dengan Lina? Selama di peternakan ini, mama bahkan tak pernah melihat mereka berbincang." Ariani masih belum percaya dengan apa yang dikatakan menantunya. Sebagai orang tua yang sudah banyak makan asam garam kehidupan ini, dia tahu kalau Viona sepertinya berbohong.
"Ya semenjak aku punya hubungan dengan Okan, ma. Mungkin saja selama di peternakan, Lina menjaga jarak karena mengingat ia hanyalah ponakan dari penjaga peternakan di sini." kata Viona sambil melirik ke arah Feni yang menatapnya dengan tatapan sendu. Viona pernah beberapa kali main ke tempat mereka. Ia bahkan pernah makan bersama mereka. Tak menyangka kalau Viona menatap mereka serendah itu. Feni bersyukur dalam hati kalau ponakannya itu menikah dengan Matt dan mengangkat derajat mereka.
"Eh, ma, aku ke tempat Lina dulu ya? Mau tanya sesuatu ke Lina." Viona langsung pergi sebelum mertuanya itu menanyakan yang macam-macam kepadanya.
"Lina....., buka pintunya!" Viona menggedor-gedor pintu dengan hati yang cemburu. Ia yakin kalau Lina dan Okan pasti ketemu.
Katalina membukakan pintu. Ia kaget saat melihat Viona. Gadis itu mendorong Katalina dan hampir membuat Katalina jatuh.
"Kamu mau apa?" tanya Katalina. Ia teringat dengan cerita Okan semalam dan emosinya langsung timbul saat melihat Viona berdiri di hadapannya.
"Di mana Okan?"
Katalina tersenyum mengejek. "Kamu mencari suami mu? Hallo..., bukankah itu sesuatu yang memalukan jika seorang istri tak tahu kemana suaminya pergi?"
"Kamu.....!" Viona mengepal kedua tangannya. Ia sungguh terbakar emosi. "Pasti kalian ketemu di sini kan? Dasar perempuan gatal!"
Plak!
Secara tak terduga, Katalina menampar Viona dan membuat perempuan itu terkejut.
"Jangan sebut aku perempuan gatal sementara kamu sendiri tahu bagaimana dirimu. Dan jangan pernah mencari suamimu di sini karena aku bukan perempuan gatal yang mau berhubungan dengan suami orang. Aku akan tetap menjaga kehormatanku sebagai istri Matt. Kamu tahu, aku justru kasihan padamu karena kamu baru saja menikah namun tak nampak bahagia seperti istri yang dicintai. Tapi, sebaiknya aku tak kasihan karena kamu bukan jenis manusia yang patut dikasihani." Kata Katalina dengan tatapan tajam membuat Viona kehilangan kata-kata. Ia hanya terus mengepalkan kedua tangannya dan pergi meninggalkan rumah itu dengan kemarahan yang sangat dalam. Sesampai di dalam mobilnya, ia memukul-mukul stir mobilnya sambil menangis histeris.
Viona yang sudah tertarik pada Okan sejak melihat Lina bersama cowok itu pertama kali memang sudah bertekad untuk merebut lelaki tampan yang juga berasal dari keluarga terkenal itu. Viona yang saat itu sudah mulai merubah penampilannya, akhirnya diet ketat agar tubuhnya menjadi bagus. Ia bahkan membuang semua kebiasaannya memakan coklat semuanya demi membentuk tubuh yang ideal. Dan ia memang menjadi perempuan yang memiliki tubuh indah. Viona yakin kalau dia akan bisa menaklukan Okan dengan pesonanya dan nama keluarganya. Sayangnya, Okan sama sekali tak meliriknya. Cinta Okan terlalu besar untuk Lina dan Viona semakin membenci Lina walaupun dalam kesehariannya, ia harus berpura-pura baik pada Lina karena Lina banyak membantu tugas kuliahnya.
Dan kesempatan itu ia dapatkan. Ketika tanpa sepengetahuan Lina, Viona sudah menyadap percakapan Wa nya. Makanya ia tahu pergerakan Lina dengan teman-temannya dan paling utama dengan Okan. Viona sudah membawa obat haram itu di dalam tasnya dan ke vila keluarga Nora menjadi kesempatan emas baginya untuk memikat Okan.
Viona berhasil. Okan bisa tidur dengannya walaupun penyatuan itu rasanya sangat menyakitkan bagi dia karena Okan melakukannya tanpa pemanasan. Benih yang tertanam di dalam rahimnya akhirnya membuahkan hasil. Viona hamil. Dia memang sudah tak perawan lagi. Waktu di SMA, Viona tergila-gila pada kakak kelasnya. Ia sendiri yang menyerahkan diri pada kakak kelasnya itu yang akhirnya selalu meminta jatah pada Viona di ruangan gudang sekolah selama ia bersekolah di sana. Viona sudah tahu tentang hal hubungan intim itu dan dia begitu terobsesi untuk melakukannya bersama Okan.
Sampai dihari ulang tahun Okan, Viona tahu kalau mereka akan bertemu di rumah pondok itu. Ia pergi lebih dulu ke sana, menaruh beberapa kamera tersembunyi dan mengamati mereka dari ponselnya. Viona terbakar cemburu melihat Okan dan Katalina bercinta di malam itu. Ia marah karena Okan begitu lembut dan sangat hati-hati saat melakukan penyatuan dengan Lina.
Viona hampir saja menyebarkan video itu hari itu juga namun dia akhirnya berpikir kalau menggunakan Video itu untuk memaksa Okan menikah dengannya. Dan ia berhasil walaupun pernikahan yang ia alami seperti dalam neraka.
Viona mengusap perutnya. Ia merasa bagian bawa perutnya sedikit nyeri.
Makanya ia berusaha menenangkan dirinya. "Jangan sampai sesuatu terjadi padamu, nak. Tetaplah bertahan di sana agar aku bisa mempertahankan papamu ada di sisiku." Kata Viona lalu berusaha menetralkan napasnya. Ia kemudian meninggalkan daerah peternakan itu tanpa tahu kalau Okan sedang tidur di rumah pondok itu. Viona tahu kalau rumah pondok itu sudah terbakar. Jadi dia tak pernah tahu kalau Okan sudah membangunnya kembali.
***********
Matt menikmati sarapannya pagi ini di restoran hotel. Niken sedang duduk di hadapannya sambil menikmati sarapannya juga. Keduanya ada pekerjaan hari ini yang akan dimulai jam 10 nanti dan Matt merasa bahwa mereka memiliki banyak waktu untuk bersantai di restoran ini.
Matt melihat kalau ponsel yang ia letakan di atas meja bergetar. Ia kaget melihat ada panggilan dari Alin. Namun sebelum ia menerima panggilan itu, panggilannya sudah berakhir. Matt menunggu beberapa saat namun tak ada panggilan selanjutnya. Ia pun berpikir kalau Alin tak sengaja menekan nomornya.
Sementara itu, di rumah pamannya, Katalina merasakan perasaannya sangat kesal.
Katalina mencoba menelepon Matt namun akhirnya ia mematikan panggilannya di dering yang kedua karena ia sendiri bingung apa yang harus dikatakannya.
Kunjungan Viona pagi ini semakin membuat hati Katalina terluka. Semalam saja percakapannya dengan Okan sudah membuat seluruh tenaganya terkuras habis. Apalagi saat pagi ini harus berhadapan dengan Viona. Hati Katalina menjadi semakin gelisah. Tangannya meraih ponselnya. Saat ia membuka aplikasi hijau itu, tangan Katalina secara spontan menekan nomor Matt. Namun baru di dering yang kedua, Katalina memutuskan panggilan itu. Ia tak ingin menganggu Matt.
Perempuan itu berjalan mondar mandir di ruangan tamu. Entah mengapa ia ingin berteriak untuk mengeluarkan semua isi hatinya.
Ponsel Katalina berbunyi. Ia kaget saat melihat kalau itu dari Matt. Dengan cepat, Katalina langsung menekan tombol hijau.
"Hallo.....!" sapa Katalina dengan suara yang dibuat senormal mungkin.
"Ada apa?" tanya Matt dari seberang.
"Ha? Eh...nggak....maaf tadi aku sudah menganggumu."
"Kamu terdengar tak biasa-biasa saja. Apakah ketemu dengan dia lagi?"
Di tanya seperti itu, entah mengapa hati Katalina yang memang sedang tertekan dengan semua yang baru saja ia alami membuat pertahannya bobol. Dorongan kuat dari dalam dirinya membuat tangisnya pecah. Katalina menutup mulutnya dengan tangan kanannya.
"Alin......" terdengar suara Matt di seberang.
Katalina masih diam namun Matt mendengar Isak tangisnya.
"Alin......!" Suara Matt sedikit meninggi karena sebenarnya ia paling tak suka diabaikan.
"Matt, maaf.....!"
Matt merubah panggilannya menjadi panggilan Videocall. Katalina terpaksa menerimanya. Ia buru-buru menghapus air matanya.
Matt menatapnya dengan tajam. "Kamu tak perlu minta maaf untuk meneleponku. Dan selalu aku katakan padamu, jangan pernah menangis untuk dia lagi. Dia tak pantas untukmu lagi apapun alasan dibalik semua kisah yang membuat dia meninggalkan kamu. Sayangi dirimu sendiri, Alin."
Air mata Katalina mengalir. "Matt, aku nggak tahu harus bicara dengan siapa untuk mengungkapkan isi hatiku. Tak ada orang yang tahu keadaan ku selain kamu. Rasanya sangat menyakitkan. Aku tak pernah ada di situasi yang seperti ini."
"Aku tahu. Kamu harus kuat dari biasanya. Bahkan 2 kali lebih kuat."
Katalina menatap Matt. Walaupun wajah cowok itu terlihat dingin namun Katalina mendapatkan kekuatan di dalamnya. "Terima kasih, Matt."
Matt hanya mengangguk setelah itu memutuskan panggilannya.
********
Niken melihat Matt yang baru selesai Videocall. Baru kali ini lelaki itu menelpon dan menjauh dari Niken. Biasanya apapun yang Matt bicarakan, akan dibicarakan di hadapan Niken. Ia yakin kalau itu pasti berhubungan dengan Alin.
Matt masuk kembali ke dalam restoran. "Niken, jam berapa terakhir kita akan melaksanakan pertemuan hari ini?"
"Mungkin sekitar jam 5 atau ham 6 sore. Tergantung bagaimana percakapan ini berlangsung. Memangnya kenapa?"
"Pesan tiket pesawat. Kita akan pulang hari ini juga. Jam berapapun penerbangan yang tersedia."
"Tapi kan besok kita ada janji makan siang dengan tuan Rober." Niken protes.
"Makan siang dengan tuan Robert bisa dibatalkan. Aku ingin malam ini sudah ada di Indonesia." kata Matt tanpa bisa dibantah lagi. Ia kemudian meninggalkan Niken untuk kembali ke kamarnya.
***********
Rasanya Katalina belum lama memejamkan matanya. Ia merasakan ponselnya terus bergetar di atas meja belajar kedua sepupunya. Katalina perlahan bangun dan segera mencari ponselnya itu. Jika terus dibiarkan, kedua sepupunya bisa saja bangun.
Katalina kaget saat melihat kalau panggilan itu berasal dari Okan.
"Kamu mau apa, Okan?" tanya Katalina sedikit berbisik sambil menatap ke arah tempat tidur Dewa dan Dewi.
"Aku ingin ke rumah itu sekarang. Aku ingin bicara denganmu, Lina."
"Kamu sudah gila? Ini sudah tengah malam."
"Kalau kamu tak keluar, aku akan berteriak. Aku tak peduli jika satu peternakan ini akan tahu bahwa kita dulunya adalah sepasang kekasih."
"Okan, please.....!"
"5 menit lagi aku tiba. Aku harap kamu sudah ada di depan pintu."
Katalina akan bicara lagi namun Okan sudah mengahiri panggilannya.
"Apa sih mau mu, Okan?" Katalina menjadi kesal sendiri. Ia meraih mantelnya dan memakainya. Cuaca memang saat ini sedang dingin karena hujan baru saja berhenti.
Katalina berjalan perlahan meninggalkan kamar. Ia membuka pintu depan secara perlahan. Namun saat pintu terbuka, Katalina terkejut melihat siapa yang berdiri di sana.
"Matt?"
***********
Happy New Year 2024
Emak berharap kita semua berada dalam suasana bahagia saat memasuki tahun baru ini ya?
Love you all
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
sherly
nah loooo
2024-05-03
1
Sunny ᵇᵃˢᵉ
weeeh dapet kejutan...tadinya bimbang kudu dukung Okan ngga...skrg ngga lagi bimbang..AQ dukung Matt....mau gimanapun mungkin itulah cara tuhan tunjukkan kalian tak berjodoh
2024-01-02
5
Ajusani Dei Yanti
selamat taun baru kakak Enny, sukses selalu buat kamu Authorrr kuh 🥰🥰🥰
2024-01-01
2