Saat semua tamu sudah pulang, Matt dan Kalina tetap ada di villa itu. Berdua saja seperti yang Matt inginkan tanpa adanya seorang pelayan.
Kalina saat ini ada di kamar mandi karena ia merasa mual dan akhirnya mengeluarkan isi perutnya di dalam sana. Sejak tadi dia memang sudah menahan semuanya ini.
Ia sendiri heran dengan proses kehamilannya ini. Karena dari yang ia baca, wanita hamil muda sering mengalami mual dan muntah di pagi hari. Namun Katalina justru mengalaminya di malam hari. Sudah 3 hari ini ia mengalaminya.
Setelah selesai mengeluarkan semua isi perutnya, Katalina yang sudah mengganti gaunnya dengan piyama panjang dan sudah membersihkan sisa make up nya keluar dari kamar mandi. Bersamaan dengan itu Matt memasuki kamar.
"Kamu sakit?" tanya Matt melihat wajah Katalina yang pucat dan wajahnya yang berkeringat.
Tangan Katalina memeluk perutnya. "Perutku sedikit sakit dan aku baru saja muntah. Hal biasa yang dialami oleh Perempuan yang hamil." Katalina duduk di pinggir ranjang.
"Perlu aku buatkan teh atau mungkin susu?"
Katalina menggeleng. "Aku hanya ingin tidur. Badan ku rasanya sangat lelah."
Matt mengangguk. "Tidurlah! Aku akan mengambil pakaian ku yang ada di kamar ini. Setelah mandi, aku akan tidur di kamar sebelah. Di dapur ada makanan, kue, minuman, semuanya lengkap."
"Terima kasih."
Matt segera masuk ke kamar mandi sambil membawa baju ganti. 30 menit kemudian ia sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Tanpa bicara ia meninggalkan Katalina yang sudah berbaring di atas ranjang.
Saat Matt menutup pintu, Katalina membuka matanya. Ia duduk di atas ranjang sambil bersandar di kepala ranjang. Tangannya mengusap perutnya. Lalu ia menatap cincin pernikahan yang sudah melingkar di jari manisnya. Katalina tahu kalau cincin pernikahan ini pasti sangat mahal. Ia berjanji dalam hatinya, jika pernikahannya dengan Matt sudah selesai, ia akan mengembalikan cincin itu pada Matt.
Ibu, hari ini aku sudah menikah. Ini adalah malam pertamaku. Sayangnya bukan seperti malam pertama yang kuinginkan. Aku menikah dengan lelaki yang tidak ku kenal namun yang mau menyelamatkan nama baikku walaupun sebenarnya ia juga punya tujuan lain dengan pernikahan ini. Ah, ibu andai ibu ada di sini.....
Katalina terus berbicara dengan hatinya sendiri. Sampai akhirnya ia mendengar ponselnya berbunyi. Ada pesan yang masuk. Katalina meraih ponselnya yang ada di atas nakas. Matanya membulat sempurna melihat pesan yang masuk dari nomor yang tidak dikenal itu. Ia sudah hafal dengan nomor itu karena dia sendiri yang memilihnya untuk Okan beberapa waktu yang lalu.
Aku pastikan malam pertama mu tak akan berjalan dengan mulus. Kamu pasti akan mengingat aku, Lina. Karena akulah yang pertama menyentuh hatimu dan tubuhmu. Aku tak menyangka kalau kamu semudah itu melupakan kisah manis kita tanpa kamu ketahui apa yang sudah aku lalui untuk bisa melepaskan dirimu.
Hati Katalina menjadi panas saat membaca pesan dari Okan. Ia turun dari ranjang dan segera keluar kamar. Otaknya sudah berisi segala macam rencana balas dendam. Katalina sebenarnya ingin mengetuk pintu kamar Matt. Namun dia melihat kalau Matt sedang merokok di luar.
"Matt.....!" panggil Katalina.
Matt membuang puntung rokok di tangannya. Ia kemudian masuk ke dalam. "Ada apa?"
"Maukah kamu menolongku?"
"Untuk?"
Wajah Katalina menjadi merah. Ia menarik napas panjang karena ia tahu apa yang akan dikatakannya adalah sesuatu yang memalukan.
"Maukah kau berfoto dengan aku? Tapi....tapi kaosnya harus dibuka."
Matt mengerutkan dahinya. "Maksudnya?"
Kalina menelan salivanya. "Begini....aku..., aku....aku ingin membuktikan pada pria itu bahwa pernikahan kita beneran. Maksudnya...., dia berpikir kalau aku tak bisa melupakan dia."
"Lelaki itu menganggu kamu?"
Kalina mengangguk.
"Kalau begitu ayo kita ke kamar!"
"Kamar?"
"Memangnya kita mau mengambil fotonya di mana? Masa sih di ruang tamu."
Kalina tersenyum bodoh. Ia pun melangkah lebih dulu. Begitu sampai di kamar, Matt langsung membuka kaosnya.
"Eh....eh....!" Kalina menjadi panik karena Matt juga akan membuka celana pendek yang digunakannya.
"Kenapa? Aku harus tampil tanpa busana kan?"
"Bu...bukan seperti itu. Kamu cukup saja membuka kaos mu. Nanti bagian bawahnya ditutupi dengan selimut."
Matt menurut. Ia pun naik ke atas ranjang. Katalina mengikutinya. "Ayo tutup matamu!"
"Tutup mata?"
"Aku mau membuka kemeja piyama ku. Aku nggak mau kamu melihatnya."
Matt menatap Katalina. "Hei, nyonya Ciputra, sekalipun aku melihatmu sebenarnya nggak masalah. Aku adalah suami sah mu baik secara agama mau pun hukum yang berlaku. Lagi pula, aku ini cukup lama tinggal di luar negeri. Sudah biasa melihat gadis-gadis tanpa busana."
"Tapi aku.....!"
"Ya sudah cepatlah!" Matt langsung menutup matanya. Katalina dengan cepat membuka kemeja piyamanya. Ia kemudian menurunkan tali penyangga aset di dadanya, lalu membaringkan kepalanya di dada Matt. Tangga Matt langsung melingkar di bahu gadis itu.
"Matt.....!" protes Katalina.
"Supaya fotonya nampak lebih natural."
Kalina pun membiarkan walaupun sebenarnya ia sangat risih dengan kedekatan mereka ini. Katalina kemudian mengarahkan ponselnya ke arah mereka.
"Aku tutup mata aja nih?" tanya Matt.
"Iya. Anggaplah kamu sudah tertidur setelah malam pertama."
Setelah selesai, Katalina buru-buru mengenakan lagi pakaiannya. Ia kemudian mengirimkan foto itu kepada Okan dengan tulisan : Bagiku, kamu hanyalah masa lalu yang dengan mudah bisa ku lupakan. Sayangnya suamiku sudah tertidur setelah kami melewati malam pertama yang sangat menggairahkan. Aku bahkan sudah lupa dengan sentuhan pertama mu pada tubuhku.
Setelah mengirim pesan dan foto itu, kemudian sudah ada centang biru. Kalina pun langsung mematikan ponselnya. Ia berjanji, besok ia akan mengganti nomornya.
"Matt.....!" Katalina menyentuh tangan Matt saat didengarnya ada dengkuran halus dari cowok itu. Matt nampak sudah terlelap. "Matt, kamu kok tidur di sini sih? Kamar ini nggak ada Sofanya." Katalina turun dari ranjang. Ia bermaksud akan tidur di sofa saja. Namun Katalina juha menyadari bahwa di villa ini mereka hanya berdua. Katalina sebenarnya paling takut sendirian di suatu tempat yang baru saja ia datangi. Makanya gadis itu kembali masuk ke dalam kamar. Ia menatap Matt yang nampak nya semakin terlelap. Gadis itu pun membaringkan tubuhnya kembali di atas ranjang. Untung saja ranjang ini ukurannya king Size sehingga Katalina bisa mengatur jarak diantara mereka. Ia pun tertidur karena merasa lelah.
*********
Okan terkejut melihat foto yang dikirimkan Katalina padanya. Hatinya panas melihat tubuh Katalina yang ia yakin sudah polos di balik selimut yang menutupi tubuhnya.
"Nggak mungkin! Secepat itukah kamu meluapkan aku?" Okan bergumam sendiri. Ia mengacak rambutnya kasar. Sungguh ia tak tenang berada di kamar ini. Pada hal di atas ranjang, ada Viona yang akhirnya tertidur setelah gagal mengajak Okan bercinta.
Ingin rasanya Okan kembali ke villa itu dan menarik tangan Katalina dari sana. Okan sungguh tak mampu membayangkan apa yang sudah dilalui oleh Lina dan Matt di sana.
*********
Bagaimana kisah ini berlanjut?
Dukung emak terus ya guys
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Sandisalbiah
makanya jd laki jgn suka celap celup sembarangan.. giliran kecebongnya jadi, bingung kan lu harus tanggung jawab... menhorbanlan perasaan demi menikahi gadis lain.. emang enak..?? 🙄🙄🙄
2024-08-08
0
sherly
kok sepertinya Okan ninggalin Lina Karena ada yg menekannya... mencurigakan
2024-05-02
1
Sukliang
wmang cymen kamu okan yg bisa melupakan kisah cinta
2024-03-13
0