BAB 4 – MAN ON DUTY

Baru saja turun dari mobil, Zaskia, teman sebangkunya langsung merangkulnya dari belakang. Membuat Pak Ajat, Driver, dan Man yang duduk di depan terperanjat.

Man merunduk agar wajahnya tidak terlihat oleh teman Adinda. Selang 5 menit, Man turun dari mobil. Dia mengenakan kemeja polos lengan pendek warna abu-abu dengan celana kain. Saat berada di sekolah, dia kan menyaru sebagai wali murid atau calon wali murid yang akan mendaftar di sekolah Adinda.

Man mengedarkan padangannya di sekitar sekolahan. Sekolah Adinda merupakan sekolah swasta kelas menengah.

Dia sudah mengecek keadaan sosial ekonomi para orangtua siswa. Tidak ada yang menonjol, tidak ada yang menjadi pejabat publik ataupun anggota dewan bahkan pengusaha kelas kakap.

Man bisa berbaur tanpa dikenali di mana pun. Keberadaannya di lingkungan seperti ada dan tiada. Karena Man selalu tampil tidak menonjolkan diri.

Mengetahui latar belakang sosial ekonomi para orang tua siswa sangat penting untuk keperluan penyamaran Man. Dia harus bisa membaur dengan lingkungannya.

Dia bisa berpenampilan mahal, dari atas hingga sepatu adalah barang branded dan mewah, apabila dia masuk ke lingkungan elit. Dia bisa tampil bak seorang pangeran dengan tuxedo dan dasi kupu-kupu bila berada dalam pesta kelas atas. Bahkan dia bisa menjadi gembel kere dengan baju kotor dan robek, berwajah dekil juga bau, bila dia harus melakukan penyamaran di wilayah “keras”.

Sudut matanya menyadari dirinya tengah diamati. Dia berpura-pura berjalan ke arah gerbang dengan cepat.

Gerbang pagar mempunyai tembok yang agak menjorok ke dalam. Segera ia masuk ke dalam lekukan tembok. Matanya waspada melihat siapa saja yang masuk setelahnya.

Seorang gadis dengan rambut model Shaggy pendek mengenakan T shirt biru muda dan celana jeans masuk. Tapi kemudian berhenti seperti mencari seseorang. Dia berjalan lagi ke arah dalam sekolahan.

Man menggelengkan kepala. Petugas yang diminta Pak Raditya ternyata sangat amatir sekali. Sikap waspadanya terlalu terlihat dengan jelas.

Sekarang, gantian Man yang menguntitnya. Bahkan, dijarak yang sangat dekat pun, gadis itu tidak tahu tengah diikuti oleh dirinya.

Banyaknya siswa yang berkeliaran di luar kelas dengan atasan baju bebas, memudahkan Man dalam bergerak.

Gadis itu duduk di bangku beton yang sebenarnya pembatas lantai dengan tanah. Terlihat lelah. Man duduk di sebelahnya. Gadis itu menggeser duduknya.

“Menjaga paketnya Pak Raditya?” Man berbicara tanpa menoleh.

Gadis itu terlonjak saking kagetnya. Dia memegangi dadanya.

“Astaghfirullah...” matanya melebar menatap Man.

Man tertawa kecil. Dia berdiri meninggalkan gadis itu.

“Tunggu..!” Gadis itu mengejarnya, “Mas, kelasnya yang mana?”

Man berhenti berjalan karena hampir tertabrak siswa pria yang tengah saling mengejar. Gadis itu nyaris menabrak punggungnya.

Man tidak menjawab pertanyaannya. Mereka tidak saling kenal. Dan deskripsi job-nya seperti itu saat briefing via WA dengan Tuan Hans dan Pak Raditya.

Kelas Adinda ada di lantai dua. Kelasnya lebih tertib daripada kelas yang di bawah. Acara menyumbangkan seragam sudah selesai. Mereka sekarang sedang membubuhkan tanda tangan di kaos usang mereka seperti yang diminta oleh para guru.

Beberapa siswa laki-laki membawa kardus-kardus besar, tempat baju seragam yang sudah dikumpulkan ke ruang guru.

Man melihat Adinda tengah mengedarkan kain jilbab putihnya ke teman-temannya untuk ditandatangani. Sekali-kali mereka saling bercanda bahkan main fisik tapi sejauh ini masih terlihat wajar. Tidak ada yang membahayakan.

Man mengamati dari jauh. Sementara gadis dengan rambut Shaggy mengambil tempat duduk tepat menghadap pintu kelas. Beberapa kali gadis itu menguap karena bosan.

Man mengeluarkan gawainya. Mengirim pesan chat kepada Adinda.

Man_Nona, coba pergi ke kantin bersama teman Nona. Kasihan, orang yang dikirim Pak Radit terlihat mengantuk_

Adinda_Yang duduk menghadap pintu itu, ya Pak? Mencolok banget._

Man tertawa kecil. Bahkan Adinda bisa membongkar penyamaran gadis berambut Shaggy itu padahal banyak para wali murid yang hilir mudik ataupun duduk di bangku tembok.

Man_Sepertinya dia butuh kopi dan beberapa gorengan dengan rawit pedas supaya bisa bangun lagi otaknya..._

Adinda_Pak Man ada di mana sih? Kok gak kelihatan?_

Man_Pokoknya saya bisa melihat Nona dari jarak aman. Tetap bersama teman Nona ya.._

Adinda_Baik Pak..._

Tidak berapa lama, Adinda sudah mengajak dua orang temannya ke kantin. Gadis berambut Shaggy langsung berdiri mengikuti Adinda. Man menyaksikan itu semua dengan gelengan kepala.

Adinda berulang kali melihat ke arah wanita berkaus putih longgar bertuliskan ZANELLA di bagian depannya melalui pantulan kaca pigura menu di dinding di depannya.

Wanita itu tampak gelisah. Memesan segelas kopi panas namun matanya fokus pada punggungnya.

“Nda, tu cewek di belakang Lu kok nyeremin sih?” Zaskia yang duduk di hadapannya menyenggol tangan Adinda.

“Nyeremin bagaimana?” Adinda berpura-pura tidak tahu.

“Dia stalker ya? Dari tadi ngikutin kita semenjak depan kelas. Sekarang dia melototin Lu mulu...”

“Masa sih?” Adinda berdiri.

Pesanan mie bakso mereka belum datang.

“Gue samperin ya..” Adinda menggeser kursinya ke belakang.

"Aje gile! Nda..! Ih. Sarap Lu! Dah duduk ajalah!” Wiwit terdengar panik.

“Gak apa-apa. Gue penasaran aja. Dia mau ngapain ke kita. Kalian tenang aja di sini. Gue gak bakal kenapa-napa...” Adinda tersenyum lebar.

Adinda menghampiri wanita itu. Wanita itu sama paniknya dengan Wiwit saat dihampirinya.

“Assalamu’alaikum, Mbak. Saya Adinda..” Adinda duduk di hadapan wanita itu.

Saking paniknya, wanita itu tersedak rawit yang tengah digigitnya setelah menggigit tahu isi.

“Eh??!” Adinda melebarkan matanya panik melihat si wanita terbatuk-batuk sambil memukul-mukul dadanya.

“Ma’af mengagetkan...” Adinda meraih botol air mineral di atas meja.

Membukanya lalu menyerahkannya kepada wanita yang masih terbatuk-batuk itu. Adinda bergerak ke punggung wanta itu, membantunya menepuk-nepuk punggungnya.

Setelah batuknya agak membaik, Adinda duduk lagi di hadapannya. Membiarkannya meminum air mineralnya dengan tenang.

Tampang wanita itu terlihat menyedihkan. Wajah merah, mata berair dan hidung beringus. Setengah mati Adinda menahan tawa melihat tampangnya.

“Saya tahu, Mbak bertugas di polsek setempat dan diperintahkan untuk mengawasi saya hari ini oleh Pak Raditya. Benar?” Adinda berkata dengan suara pelan sambil menyodorkan tisu.

Wanita itu mengangguk berkali-kali sambil menerima tisu dari Adinda.

“Ini tugas pertama Mbak?”

Wanita itu mengangguk lagi.

Adinda tersenyum.

“Mbak seharusnya tidak menatap ke arah saya terlalu sering. Juga tidak mengikuti saya dengan jarak yang terlalu rapat seperti tadi...” Adinda masih tersenyum.

“Mbak menakuti semua orang dengan tindakan Mbak. Teman-teman saya jadi takut. Bahkan Ibu Kantin saya perhatikan sudah beberapa kali tidak melepaskan pandangannya dari Mbak,” Adinda melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah Ibu Kantin yang tengah memandang mereka dengan tatapan penuh rasa ingin tahu.

“Cukup awasi saya tanpa harus menarik perhatian dan tidak menonjolkan diri. Jangan membuat lingkungan saya menjadi waspada dengan kehadiran Mbak. Gak usah gugup, OK?” Adinda menepuk-nepuk punggung tangannya wanita itu.

Wanita itu mengangguk.

“Ma’af Nona...”

Adinda mengangguk.

“Nona, terima kasih banyak...”

Adinda mengangguk lagi sambil tersenyum.

“Gak usah bayar, Mbak. Saya traktir. Sebagai permintaan ma’af saya sudah buat Mbak tersedak..” Adinda berkata dengan suara dikeraskan dan nada yang ceria.

Ibu Kantin menoleh ke arah Adinda lalu mengacungkan dua ibu jarinya.

Adinda kembali ke mejanya. Zaskia dan Wiwit langsung menodong dengan berbagai pertanyaan.

“Penggemar channel yutub gue. Dia sedang menunggui adiknya yang sekolah di sini. Karena merasa familiar dengan wajah gue, dia ngikuti gue hingga depan kelas. Cuma mau minta tips baking doang...” Adinda mengarang cerita.

Untung saja teman-temannya percaya. Dan langsung hanyut dalam perbincangan channel yutubnya.

Ibu Kantin datang mengantarkan pesanan mereka.

“Neng Dinda gak apa-apa? Aman kan? Hampir saja Ibu menghubungi sekuriti. Tingkahnya mencurigakan banget sih...”

“Aman Bu.. Cuma penggemar acara bikin kue saya..” Adinda tertawa.

“Syukurlah.. Ibu nonton juga acara bikin kuenya Neng Dinda. Keren, Neng...” Ibu Kantin berbalik lagi ke arah Adinda, “Neng, setelah lulus, tampil di acara bikin kuenya, masih pakai seragam putih abu?”

Adinda yang sedang menuangkan kecap mendadak terhenti. Lalu menoleh ke Ibu Kantin.

“Saya juga lagi bingung, Bu..”

“Tetap pakai baju putih abu saja, Neng. Soalnya sudah jadi ciri khasnya Neng Adinda...”

“Gitu ya?” Adinda seperti termenung.

bu Kantin mengangguk penuh semangat sambil mengepalkan tangannya.

“Neng Dinda pasti bisa!”

Adinda dan teman-temannya tertawa melihat tingkah Ibu Kantin.

.

Adinda berjalan dengan kedua temannya melintasi lapangan basket agar lebih cepat sampai di kelas. Seorang siswa laki-laki berlari-lari mendekati Adinda.

Man yang sedang duduk santai sambil mengamati dari bawah bayangan pohon langsung duduk tegak. Sikap waspadanya seketika muncul saat menyadari siapa yang mendekati Adinda.

IVAN.

Ivan yang menjadi ketua gank yang sering jadi biang kerok di sekolahan. Merasa aman karena pamannya adalah pemilik yayasan sekolah ini.

Ivan yang menembak Adinda tetapi ditolak. Yang membuat Adinda harus menerima perundungan yang mengarah pelecehan sek su al yang dilakukan oleh para anak buah Ivan diluar sepengetahuan Ivan.

Man ada di lokasi saat Tuan Hans menghukum mereka semua. Tidak dengan tangannya ataupun tangan Shadow Team. Tuan Hans cukup memainkan taktik devide et impera terhadap para remaja.

Dan tangan Sang Ketua lah yang menghukum para anak buahnya sendiri. Sebagai orang dewasa saja, dia bergidik ngeri dengan kekejaman Ivan menghukum anak buahnya. Ada bibit psikopat yang tersembunyi pada tubuh remaja itu.

Sekarang, Adinda berhadapan langsung dengan Sang Ketua. Kedua temannya tampak mundur ketakutan.

Man gegas melangkah ke arah Adinda dan dua temannya. Di saat seperti ini, kemana perginya si Rambut Shaggy itu?

.

*bersambung*

🌼

Rambut Shaggy kemana sih?

Giliran gak ada apa-apa, muncul dan berada dekat banget dengan Adinda. Giliran dibutuhkan malah menghilang!

🌼

Jangan lupa like dan minta update 😉

Om Agung dan Adinda lagi sedih nih, belum ada yang beri bintang lima buat mereka🤓

Jangan lupa subscribe ya 😁

🌼

Utamakan baca Qur'an ❤️

🌼

🌷♥️🖤🤍💚🌷

Episodes
1 PROLOG
2 BAB 1 - INTUISI
3 BAB 2 – ANAK-ANAK NAKAL
4 BAB 3 - SEMERIAH KICAU BURUNG LIAR
5 BAB 4 – MAN ON DUTY
6 BAB 5 – BEDA KUALITAS
7 BAB 6 – BUKAN SEKEDAR SEPATU
8 BAB 7 – CAIRAN BAU ITU...
9 BAB 8 – UKS SEKOLAH
10 BAB 9 – SAMBAL KEMASAN POUCH
11 BAB 10 – KUCING OYEN
12 BAB 11 – WALI MURID PELAKU
13 BAB 12 - NASEHAT BUNDA
14 BAB 13 – TAWARAN UNTUK AYAH DAN BUNDA
15 BAB 14 - LEON BERAKSI
16 BAB 15 – KINANTI BLUNDER
17 BAB 16 – RAMBUT SHAGGY SERBA CANGGUNG
18 BAB 17 – SKOR 1-1
19 BAB 18 – MERINDUKANMU
20 BAB 19 – KELUARGA
21 BAB 20 – TIDUR YANG GELISAH
22 BAB 21 – ON THE WAY
23 BAB 22 – PELANGI
24 BAB 23 – ETIKA DAN ATTITUDE ITU PENTING
25 BAB 24 – KEPUTUSAN FINAL UNTUK KINANTI
26 BAB 25 – PANTRY STAFF ACCOUNTING
27 BAB 26 – KINANTI END
28 BAB 27 – CONGRATS, GUNG!
29 BAB 28 – GAUN UNTUK ADINDA
30 BAB 29 – JANGAN DIHAPUS
31 BAB 30 – PERPISAHAN SEKOLAH ADINDA
32 BAB 31 – ADINDA DAN IVAN
33 BAB 32 – SIAPA?
34 BAB 33 – FIRASAT AGUNG DAN MIMPI ADISTI
35 BAB 34 – TUMPAHAN KOPI
36 BAB 35 – LAPTOP AGUNG
37 BAB 36 – IDE ANTON
38 BAB 37 – LAMPION LAYAN DOKUMEN
39 BAB 38 – MENUJU IMPIAN
40 BAB 39 – FROM MLEYOT TO NYUNGSEP
41 BAB 40 – AYAH, BUNDA DAN ADINDA
42 BAB 41 – SAMA-SAMA TIDAK TAHU
43 ACCOUNTANT 42 – SENIOR
44 BAB 43 – LAUNCHING TIME
45 BAB 44 – LANTAI 3 GEDUNG TKP
46 BAB 45 – WHAT ARE YOU DOING, MR. LEON?
47 BAB 46 – PLANG AMRITA OFFICE
48 BAB 47 – KAMU BISA, GUNG!
49 BAB 48 - GEDUNG RUNTUH?
50 BAB 49 – HELIKOPTER ITU
51 BAB 50 – HALANGI AMBULANSNYA!
52 BAB 51 – CERITA ADINDA
53 MR. ACCOUNTANT 52 – KEKHAWATIRAN LEON
54 BAB 53 – KUNJUNGAN RADITYA
55 BAB 54 – PEMBICARAAN HANS DAN RADITYA
56 BAB 55 – KEKAKUAN DI PAGI HARI
57 BAB 56 – TAMU BESUK
58 BAB 57 – JUNIOR-SENIOR
59 BAB 58 – DYGTA DAN ORION
60 BAB 59 – RAS TERKUAT DI MUKA BUMI
61 BAB 60 – FASHION TV
62 BAB 61 – SEPOTONG APEL
63 BAB 62 – PRAMUSAJI GERAI KOPI
64 BAB 63 – UNDANGAN DARI SINGAPURA
65 BAB 64 – MANTAN TERINDAH ANTON
66 BAB 65 – MENJAGA HATI
67 BAB 66 – DI UJUNG TANDUK
68 BAB 67 – PERHATIAN PASANGAN KANEBO KERING
69 BAB 68 – ADINDA’S TALK
70 Masih Lebaran
71 BAB 69 – PRESS CONFERENCE DI HALAMAN B GROUP
72 BAB 70 – PEREMPUAN BERAMBUT PIRANG
73 BAB 71 – IDENTITAS SI PIRANG
74 BAB 72 – PESULAP ATAU PENCOPET?
75 BAB 73 – CHENNY HAN DAN BRONDONGNYA
76 BAB 74 – LAKSA SINGAPUR
77 BAB 75 – PESONA ANTON
78 BAB 76 – ISKANDARDINATA BUILDING & LA FEMME BUILDING
79 BAB 77 – GALA DINNER
80 BAB 78 – EXIT DOOR
81 ACCOUNTANT 79 – KUE KRIM LEMON
82 BAB 80 – ADINDA VS ANTON
83 BAB 81 – RUANG KACA
84 BAB 82 – MENOLAK CACINGAN
85 BAB 83 – KENA MENTAL
86 BAB 84 – INTUISI
87 BAB 85 – MENDADAK MAKCOMBLANG
88 BAB 86 – SKATER BOY
89 BAB 87 – BANTUAN FREYA
90 BAB 88 – TINDAKAN BERBAHAYA
91 BAB 89 – ALASAN AGUNG
Episodes

Updated 91 Episodes

1
PROLOG
2
BAB 1 - INTUISI
3
BAB 2 – ANAK-ANAK NAKAL
4
BAB 3 - SEMERIAH KICAU BURUNG LIAR
5
BAB 4 – MAN ON DUTY
6
BAB 5 – BEDA KUALITAS
7
BAB 6 – BUKAN SEKEDAR SEPATU
8
BAB 7 – CAIRAN BAU ITU...
9
BAB 8 – UKS SEKOLAH
10
BAB 9 – SAMBAL KEMASAN POUCH
11
BAB 10 – KUCING OYEN
12
BAB 11 – WALI MURID PELAKU
13
BAB 12 - NASEHAT BUNDA
14
BAB 13 – TAWARAN UNTUK AYAH DAN BUNDA
15
BAB 14 - LEON BERAKSI
16
BAB 15 – KINANTI BLUNDER
17
BAB 16 – RAMBUT SHAGGY SERBA CANGGUNG
18
BAB 17 – SKOR 1-1
19
BAB 18 – MERINDUKANMU
20
BAB 19 – KELUARGA
21
BAB 20 – TIDUR YANG GELISAH
22
BAB 21 – ON THE WAY
23
BAB 22 – PELANGI
24
BAB 23 – ETIKA DAN ATTITUDE ITU PENTING
25
BAB 24 – KEPUTUSAN FINAL UNTUK KINANTI
26
BAB 25 – PANTRY STAFF ACCOUNTING
27
BAB 26 – KINANTI END
28
BAB 27 – CONGRATS, GUNG!
29
BAB 28 – GAUN UNTUK ADINDA
30
BAB 29 – JANGAN DIHAPUS
31
BAB 30 – PERPISAHAN SEKOLAH ADINDA
32
BAB 31 – ADINDA DAN IVAN
33
BAB 32 – SIAPA?
34
BAB 33 – FIRASAT AGUNG DAN MIMPI ADISTI
35
BAB 34 – TUMPAHAN KOPI
36
BAB 35 – LAPTOP AGUNG
37
BAB 36 – IDE ANTON
38
BAB 37 – LAMPION LAYAN DOKUMEN
39
BAB 38 – MENUJU IMPIAN
40
BAB 39 – FROM MLEYOT TO NYUNGSEP
41
BAB 40 – AYAH, BUNDA DAN ADINDA
42
BAB 41 – SAMA-SAMA TIDAK TAHU
43
ACCOUNTANT 42 – SENIOR
44
BAB 43 – LAUNCHING TIME
45
BAB 44 – LANTAI 3 GEDUNG TKP
46
BAB 45 – WHAT ARE YOU DOING, MR. LEON?
47
BAB 46 – PLANG AMRITA OFFICE
48
BAB 47 – KAMU BISA, GUNG!
49
BAB 48 - GEDUNG RUNTUH?
50
BAB 49 – HELIKOPTER ITU
51
BAB 50 – HALANGI AMBULANSNYA!
52
BAB 51 – CERITA ADINDA
53
MR. ACCOUNTANT 52 – KEKHAWATIRAN LEON
54
BAB 53 – KUNJUNGAN RADITYA
55
BAB 54 – PEMBICARAAN HANS DAN RADITYA
56
BAB 55 – KEKAKUAN DI PAGI HARI
57
BAB 56 – TAMU BESUK
58
BAB 57 – JUNIOR-SENIOR
59
BAB 58 – DYGTA DAN ORION
60
BAB 59 – RAS TERKUAT DI MUKA BUMI
61
BAB 60 – FASHION TV
62
BAB 61 – SEPOTONG APEL
63
BAB 62 – PRAMUSAJI GERAI KOPI
64
BAB 63 – UNDANGAN DARI SINGAPURA
65
BAB 64 – MANTAN TERINDAH ANTON
66
BAB 65 – MENJAGA HATI
67
BAB 66 – DI UJUNG TANDUK
68
BAB 67 – PERHATIAN PASANGAN KANEBO KERING
69
BAB 68 – ADINDA’S TALK
70
Masih Lebaran
71
BAB 69 – PRESS CONFERENCE DI HALAMAN B GROUP
72
BAB 70 – PEREMPUAN BERAMBUT PIRANG
73
BAB 71 – IDENTITAS SI PIRANG
74
BAB 72 – PESULAP ATAU PENCOPET?
75
BAB 73 – CHENNY HAN DAN BRONDONGNYA
76
BAB 74 – LAKSA SINGAPUR
77
BAB 75 – PESONA ANTON
78
BAB 76 – ISKANDARDINATA BUILDING & LA FEMME BUILDING
79
BAB 77 – GALA DINNER
80
BAB 78 – EXIT DOOR
81
ACCOUNTANT 79 – KUE KRIM LEMON
82
BAB 80 – ADINDA VS ANTON
83
BAB 81 – RUANG KACA
84
BAB 82 – MENOLAK CACINGAN
85
BAB 83 – KENA MENTAL
86
BAB 84 – INTUISI
87
BAB 85 – MENDADAK MAKCOMBLANG
88
BAB 86 – SKATER BOY
89
BAB 87 – BANTUAN FREYA
90
BAB 88 – TINDAKAN BERBAHAYA
91
BAB 89 – ALASAN AGUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!