Kabar Fitnah

"Kenapa Om mau percaya sama aku? Bagaimana mana jika memang aku yang mencuri gelang itu?" Tanya Indira menatap seksama wajah pria di hadapannya.

"Tidak mengapa." Singkat Calvin menurun kan kaki Indira dari pahanya.

"Maksudnya?" Tanya Indira menunggu jawaban dari Calvin.

Tersenyum dan mengusap rambut istrinya lembut, "Karena aku peduli padamu." Ucap Calvin lalu keluar dari kamar meninggalkan Indira yang masih mencerna jawaban pria itu.

Karena aku peduli padamu? Apa maksudnya?. Batin Indira mengulangi ucapan Calvin dalam hati.

Dari pada pusing dengan maksud dari jawaban suaminya. Lebih baik ia berangkat kerja saja. Pikir Indira melihat arloji di tangannya.

"Aku sudah terlambat 30 menit." Ia berdiri dan berlari turun ke bawah.

,,,

Perjalanan menuju tempat kerja yang macet membuat wanita itu akhirnya telat sejam.

Tiba di sana ternyata ada Sila istri Alpa yang melihatnya sinis.

"Apa kau pikir Restoran ini milik suami mu? Sehingga kau sesuka hati saja mau datang terlambat!" Sila memarahi Indira.

"Maaf." Hanya satu kata yang keluar dari bibir Indira.

"Maaf untuk apa! Kau pikir dengan semua maaf mu itu bisa membuat kau datang tepat waktu! Kau pikir dengan berkata maaf bisa membuat waktu kembali subuh! Ya tidak lah! Makanya! Jangan tauknya bergadang mencari mangsa, sehingga kau telat! dasar janda kegatelan!" Ketus Sila. Ia memang belum tahu jika Indira sudah menikah.

"Sila, ada apa ini, sayang? Kenapa kau terlihat begitu marah?" Tanya Alpa menghampiri kedua wanita itu.

"Bagaimana aku tidak marah coba. Lihatlah Manager mu ini, Mas! Dia itu suka-suka saja masuk datang jam berapa pun yang dia inginkan! Restoran ini sudah seperti Restoran miliknya saja!" Sila menunjuk-nunjuk wajah Indira.

"Sudah, sayang. Mungkin Indira tadi lagi terjebak macet. Makanya dia datang telat, Iyakan Indira?" Tanya Alpa pada Indira.

"Iya." Singkat wanita itu menunjukkan wajah biasa-biasa saja.

"Lihat wajahnya itu Mas! Dia sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah sedikitpun!" Sila semakin terpancing emosi melihat ketenangan Indira yang berwajah datar padanya.

"Cukup, Sila! Apa kau tidak malu di lihat sama semua orang di sini! Lihat, Restoran lagi lame. Tolong mengerti!" Akhirnya Alpa tidak bisa menahan diri melihat keras kepala istrinya yang begitu suka mencari gara-gara dengan Managernya sekaligus sahabat baiknya.

Bola mata Sila langsung membendung, ia terlihat ingin menangis karena mendapat gertakan dari suaminya.

"Mas jahat! Mas lebih membela pelac*r ini di banding kan aku istri sah-mu!!" Pekik Sila berlari pergi dari Restoran sambil berlinangan air mata.

"Sila! Sila!" Alpa meneriaki istrinya tapi wanita itu tak peduli.

"Berantakan." Ucap Alpa menarik nafas berat.

Indira tak ingin mencampuri urusan rumah tangga Alpa dan Sila. Ia memilih pergi dan mengerjakan pekerjaannya.

,,,

Drrt Drrt Drrt

Nomor ponsel Indira berdering. Ia melihat ponsel terdapat nomor baru di sana.

"Hello." Jawab Indira.

"Tante, kenapa Tante tidak pernah menjenguk kami di sini lagi? Ibu sampai hari ini masih sakit, Tante," kata Mesa anak kecil yang berusia 10 tahun.

Astagfirullah... Kenapa aku bisa lupa untuk datang ke sana. Batin Indira karena sudah sebulan dia tak pernah mengunjungi lagi sahabatnya itu.

"Maaf sekali Mesa. Tante benar-benar sibuk akhir-akhir ini. Sebentar ya, Tante pasti datang sebentar lagi." Ucap Indira merasa bersalah.

"Iya sudah. Mesa tunggu ya Tante." Tersenyum gembira.

"Iya, Mesa." Indira memutus sambungan dan bersiap-siap untuk ke lokasi tempat tinggal gadis bernama Mesa itu.

Setelah bersiap Indira langsung saja melajukan mobilnya ke lokasi.

Perjalanan memakan waktu hingga sejam. Karena ia juga terjebak sedikit macet.

Terlihat beberapa orang berpakaian seksi yang masuk ke rumah bord*l. Indira memarkir mobilnya di halaman rumah bordil tersebut, juga ikut melangkah masuk ke dalam.

Iya, lokasi yang Indira datangi adalah rumah bord*l, di mana di sana ada Mesa dan ibunya. Ternyata ibu Mesa seorang kupu-kupu malam yang sudah cukup lama bekerja di rumah bordil itu.

Tanpa Indira sadari, ada seseorang yang mengikutinya dari belakang dan mengambil foto Indira yang berjalan masuk ke dalam rumah laknat itu.

Tap Tap Tap

Terdengar suara langkah kaki Indira berjalan di lorong-lorong rumah.

"Indira? Tumben lama kau tidak kelihatan?" Sapa seseorang yang mengenali Indira biasa di sapa Nan.

Tersenyum, "Aku sangat sibuk akhir-akhir ini. Mana Juwita?" Tanya Indira.

"Juwita berada di dalam, kayaknya penyakit Juwita kambuh lagi, deh." Jawab wanita berpakaian seksi itu.

"Apa dia sudah ke rumah sakit?"

"Iya, tapi begitulah, penyakit H*V yang dia deritai semakin parah, ke rumah sakit saja palingan di kasih obat. Seharusnya dia itu menjalani terapi antiretroviral (ART) tapi karena biaya juga yang sangat mahal, ya sudah. Dia hanya bisa terbaring seperti itu... Kasihan juga, tapi mau bagaimana lagi," jelas Nan.

Indira menarik nafas, "Baiklah, aku masuk ke dalam dulu." Pamitnya.

"Yuhu." Nan langsung pergi.

Tok Tok Tok

"Mesa!" Panggil Indira mengetuk pintu.

Cklek

Tersenyum bahagia, "Tante Indira." Langsung memeluk Indira.

"Ibu mana?" Indira mengusap pucuk kepala gadis kecil itu sembari mensejajarkan tubuhnya pada Mesa.

"Itu, ibu sakit lagi Tante." Sedih.

"Ya sudah, mari kita masuk ke dalam."

"Juwita, bagaimana kabar mu?" Tanya Indira melihat Juwita terbaring dengan wajah pucat.

"Beginilah Indira. Aku semakin tidak bisa berbuat apa-apa lagi. " Jawab Juwita lemah.

"Kalau begitu, bagaimana jika kita ke rumah sakit saja? Kasihan loh kamu,"

"Tidak usah, Indira. Biaya rumah sakit terlalu mahal dan aku tidak akan mampu untuk membayarnya,"

"Kau tidak perlu khawatir tentang biaya rumah sakit, aku yang akan membayarnya, Juwita,"

"Tidak usah, yang tempo hari aku pinjam aja belum aku tukar, masak ia aku mau pinjam lagi,"

"Kan sudah aku bilang, tidak usah di bayar atau di pikirkan. Ayo kita kerumah sakit sekarang," Indira tetap memaksa Juwita untuk pergi bersamanya.

"Baiklah." Indira membantu Juwita berdiri dan langsung membawanya ke rumah sakit.

,,,

"Bagaimana, Nyonya? Apa yang Anda ingin saya lakukan sekarang?" Tanya seorang reporter pada seorang wanita.

"Kerja kan seperti yang sudah aku perintahkan, sebar semua foto-foto itu, dan buatlah berita palsu yang akan menarik perhatian publik," titah wanita itu.

"Anda yakin?" Tanya reporter yang di bayar oleh wanita itu untuk mengikuti Indira tadi.

"Iya. Cepat kerjakan pekerjaan mu!" Titahnya.

"Cuan-nya dulu, Nyonya, Anda belum membayar saya," pinta reporter itu tersenyum manis.

Terlihat wanita itu merogoh tasnya dan memberikan pada reporter tersebut.

"Terima kasih, Nyonya." Reporter itu langsung pergi dengan bersenandung ria.

Tak berapa lama terlihat berita yang muncul di televisi dan menggemparkan publik serta media sosial.

"Hari ini kita di hebohkan dengan sebuah berita tentang scandal panglima yang akrab di sapa Jenderal Calvin Cakra yang berselingkuh dengan seorang wanita... Maaf, kupu-kupu malam. Dan ada juga desas-desus yang mengatakan tentang Jenderal Calvin yang sudah menikah dengan scandal-nya itu. Mari kita lihat beberapa foto yang kita dapatkan." kata pengantar pengacara TV dan langsung memperlihatkan foto-foto tersebut.

Terlihat Calvin yang sedang mengucapkan ijab kabul ada seorang wanita cantik di sebelahnya. Dan yang terakhir terlihat Indira yang masuk ke dalam rumah bord*l.

Seperti di atas itu lah foto-foto yang tersebar luas, belum beberapa menit, berita itu langsung menjadi topik tranding yang hangat.

Calvin yang melihat televisi tampak begitu tenang, "Ajudan Wido, segera hapus semua berita sampah itu. Lalu, kau cari tahu siapa reporter yang berani menyebarkan berita palsu ini, jika kau sudah bertemu dengannya. Bawa dia kehadapan ku." Titah Calvin pada Ajudannya.

"Baik, Tuan!"

Di rumah sakit.

Indira kaget melihat berita yang di sampaikan pengacara televisi.

Inikan yang baru tadi aku jalani? apa ada yang mengikuti-ku?. Batin Indira mengedar pandangan Mencar seseorang siapa tahu dia bisa menemui orang yang mengambil fotonya secara diam-diam.

Bukannya menemukan yang ganjil, dia malah melihat beberapa orang lalu lalang sambil berbisik-bisik menatap aneh ke arahnya.

"Cantik-cantik kok wanita tukang goyang maut di atas ranj*ng."

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

𝗽𝗮𝗱𝗮𝗵𝗮𝗹 𝗮𝘄𝗮𝗹 𝗰𝗲𝗿𝗶𝘁𝗮 𝗯𝗲𝗴𝗶𝘁𝘂 𝘁𝗶𝗯𝗮 𝘁𝗶𝗯𝗮. 𝘁𝗮𝘂 𝘁𝗮𝘂 𝘀𝘂𝗮𝗺𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗲𝗿𝗮𝗶𝗸𝗮𝗻 𝗶𝗻𝗱𝗶𝗿𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗵𝗮𝗯𝗮𝘁𝗻𝘆𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗮𝗸𝘂 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗯𝗲𝗿𝘀𝗲𝗹𝗶𝗻𝗴𝗸𝘂𝗵 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝘀𝘂𝗮𝗺𝗶𝗻𝘆𝗮, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝘀𝗲𝗺𝗮𝗸𝗶𝗻 𝗱𝗶𝗹𝗮𝗻𝗷𝘂𝘁, 𝘀𝗲𝗺𝗮𝗸𝗶𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗮𝗿𝗶𝗸.

2024-02-17

1

timbuljaya

timbuljaya

zilva dan gladis slh kaprah niiiy. indira di sayang sama Calvin.

2024-02-15

1

Ndut Nisa

Ndut Nisa

zilva salah kaprah apa udah mentok

2024-01-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!