Gladis seperti orang kesetanan tiba-tiba saja menghampiri Indira tanpa aba-aba langsung menampar ibu sambung barunya itu.
Plak!
Indira yang tak terima mendapat tamparan tiba-tiba dari Gladis, langsung balas menampar wanita itu mantan sahabatnya yang kini menjadi anak tirinya.
Kedua mata Zilva membola tak terima Indira menampar Gladis, "Perempuan, j*l*ng! berani kau menampar putri ku!" Pekik Zilva mengayun tangannya ingin menampar Indira.
Tak!
Calvin langsung menahan tangan Zilva dan menatap tajam ketiga wanita yang bertengkar di hadapannya.
"Zilva! Kau sudah berusia 39 tahun! Tapi kenapa kau bersikap seperti baru berusia 13 tahun! Kalian bertiga masuk ke dalam kamar kalian masing-masing!" Calvin sangat marah melihat tingkah ketiga wanita itu.
Ketiganya langsung terdiam tidak ada lagi yang berani mengeluarkan sepatah katapun suara juga termasuk Gladis yang tadinya marah menggebu-gebu akhirnya juga ikut bungkam melihat kemarahan Daddy-nya.
"Tunggu apa lagi! Ke kamar kalian masing-masing!" Titah Calvin menatap ketiganya.
Gladis sangat geram, tapi ia juga tak berani berbuat apa-apa jika sudah melihat kemarahan Daddy-nya.
Zilva dan Gladis melangkah ke kamar mereka masing-masing di lantai atas. Sedangkan Indira masih berdiri diam di tempat, memang dia mau kemana? Ini adalah hari pertama berada di Mension itu, mana dia tahu ke mana arah kamarnya.
Calvin melihat ke arah Indira yang berwajah tak bersalah setelah ia menamparnya Gladis.
"Baru hari pertama kau disini, kau sudah membuat keributan, Indira," ucap Calvin.
Indira menyerjit dan kembali menatap sinis pada Calvin yang sudah bertukar status menjadi suaminya.
"Kenapa, Om malah menyalahkan aku! Seharusnya Om itu ajar putri, Om cara bersopan santun dengan orang lain, bukannya di manjakan menjadi wanita tidak jelas seperti itu! Apa lagi menjadi wanita yang tidak pernah merasa bersalah!" Indira terpancing emosi mendengar ucapan Calvin yang seolah menyalahkannya atas keributan yang terjadi.
"Jaga sikap mu, Indira, aku bukan adikmu, aku ini suami mu, belajar untuk beradab pada suami mu, juga!" Tegas Calvin menegur sikap Indira yang tidak ada rasa hormat sama sekali padanya.
Indira diam. Sikapnya baru saja itu karena ia emosi dengan Gladis, tapi tanpa ia sadari ternyata ia melepaskan rasa emosi itu pada suaminya.
"Ayo kita naik ke atas." Ajak Calvin memegang lembut lengan gadis itu dan menariknya naik ke lantai atas menuju kamar yang akan di tempati Indira selama ia menjadi istri Daddy mantan sahabatnya.
Selama menuju ke kamar, Indira hanya diam tanpa mengeluarkan sepatah kata pun pada suaminya. Calvin juga hanya diam sama seperti dirinya.
"Ini kamar mu, selama kau menjadi istriku, aku tidak membenarkan kau keluar dari rumah tanpa seizin dariku, Indira. Jika kau berani melanggar peraturan ku, aku tidak segan-segan untuk menghukum mu." Ucap Calvin melangkahkan masuk ke dalam kamar dengan nada terdengar tak ingin di bantah.
Baru sehari menjadi istrinya, dia sudah memberikan aku begitu banyak peraturan. Batin Indira.
"Bersihkan tubuh mu." Ucap Calvin.
Indira tak menjawab tapi terlihat ia berusaha membuka pakaiannya tapi sedikit kesulitan.
Calvin menggeleng dan membantu gadis itu membuat resleting bajunya.
"Terima kasih." Kata Indira dengan raut wajah cemberut.
Tentu saja Calvin tahu gadis itu sedang ngambek.
Selesai membuka pakaiannya, Indira langsung saja masuk ke dalam kamar mandi tanpa peduli dengan Calvin.
Beberapa menit selesai mandi, Indira baru menyadari sesuatu, ternyata ia lupa membawa handuk.
"Ck!" Gadis itu berdecak karena ia kesal pada dirinya sendiri yang tadi hanya main masuk saja ke dalam kamar mandi tak membawa apapun.
Indira membuka sedikit pintu kamar mandi untuk mengintip keluar memastikan apa Calvin masih berada dalam kamar.
Handuk?. Batin Indira saat ia melihat handuk yang di gantung di depan pintu kamar mandi.
Apa dia yang menyimpan ini di sini?. Lanjut Indira masih membatin sambil mengambil handuk tersebut kemudian memakainya.
Selesai memakai handuk, ia langsung keluar dari kamar mandi. Gadis itu baru teringat dengan kopernya yang masih berada di atas mobil.
Lalu aku mau pakai apa?. Batinnya lagi tak sengaja ia melihat baju tidur yang berada di atas ranjang.
"Siapa yang menyimpan ini di sini?" Indira mengangkat baju tidur yang sudah lengkap dengan dala*nnya.
Tanpa sadar Indira menarik sudut bibirnya menyadari jika yang menyiapkan semua itu pasti Calvin.
Perhatian juga, dia.
Tunggu, apa yang sedang aku pikirkan?. Indira menggeleng-geleng kepalanya saat menyadari tingkahnya yang terasa aneh.
Dari pada hanya memikirkan pemikiran-pemikiran yang tidak penting, lebih baik ia segera pakai baju.
Di kamar Gladis, ia sedang mengatur nafasnya karena masih begitu murka dengan Indira.
"Sayang, ada apa kau memanggilku untuk datang kemari?" Tanya Galih karena tadi istrinya menghubunginya dan menyuruhnya segera datang ke Mension sang Daddy.
"Apa kau tahu Daddy baru saja sudah menikah?"
Calvin sedikit kaget mendengar ucapan Gladis, "Daddy menikah dengan siapa?" Tanya Galih.
"Dengan mantan istri mu!"
"Apa?" Terkejut.
"Bagaimana bisa?"
"Mana aku tauk, mantan istri mu itukan licik, pasti dia sudah menggoda Daddy sampai-sampai Daddy bersedia untuk menikah dengannya!" Ketus.
"Lalu? Apa yang ingin kau lakukan?"
"Aku akan membuat dia tidak betah tinggal dalam rumah ini! bila perlu aku akan membuat dia terusir!" ucap Gladis melangkah ingin keluar dari kamar.
"Kau mau kemana?" tanya Galih.
"Keluar!"
Galih menggeleng, istrinya itu selalu saja bertindak semaunya sendiri.
Saat pintu Gladis terbuka, ia melihat seorang pengawal seperti sedang membawa koper, "Pak, itu punya siapa?" Tanya Gladis angkuh.
"Owh, ini punya istri baru Tuan. Ada apa Nona?" jawab pengawal membuat Gladis tersenyum penuh arti.
"Sini kopernya, Pak!" tanpa izin dari pengawal itu Indira langsung mengambil koper Indira dari pengawal.
"Tunggu disini, jika ada Daddy datang, bapak harus bersembunyi. Jangan biarkan Daddy melihat, Bapak!"
"Baik, Nona." tetap patuh.
Gladis langsung membawa koper Indira masuk ke dalam kamarnya.
"itu punya siapa?" tanya Galih.
"Indira." singkat Gladis berjalan ke arah lemari perhiasannya kemudian mengambil satu gelang miliknya kemudian kembali ke koper Indira dan memasukkan gelang tersebut ke dalam koper Indira setelah ia membuka koper tersebut.
"Kenapa kau memasukkan perhiasan mu ke dalam koper, Indira?" Tanya Galih masih tak mengerti dengan tindakan istrinya.
Tersenyum jahat, "Mas, diam saja. Aku punya cara untuk menyingkirkan Indira dari rumah ini agar dia di usir oleh Daddy." jawab Gladis berniat ingin menuduh Indira mencuri perhiasannya.
"Terserah kau saja."
Gladis kembali mengantar koper Indira dan di berikan pada pengawal tadi. Gladis juga memberikan pengawal uang tutup mulut.
Sebentar lagi akan ada keributan besar, Indira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 47 Episodes
Comments
N Wage
lah! kopernya gak dikunci?
2024-02-15
0
N Wage
kalau rumahnya sdh dikatakan mension itu berarti rumahnya sdh mewah banget thor.dan pasti kamar mandinya gede dan mewah, dan segala peralatan mandi sdh tersedia lengkap di dalamnya termasuk handuk dan stoknya.ada lemarinya/rak stoknya di dom kamar mandi tsb.
maaf.
2024-02-15
1
N Wage
apa mereka nikah muda?
gladis umur 20th,zilva 39th dan calvin 40th.
berarti calvin nikah kira2 umur 19/20 th...yg kalau dihitung2 saat itu masih dalam pendidikan militer.
2024-02-15
1