Flash Back

"Alya?" Calvin berusaha mendekati wanita itu.

"Tidak! Jangan mendekat!" Kata Alya tidak ingin jika Calvin mendekatinya.

"Alya, dengarkan dulu apa yang ingin aku katakan ini, Alya." Memohon.

"Tidak! Cukup! Aku tidak menyangka ternyata selama ini kau hanya berbohong pada ku! Ku kira kau mencintaiku, tapi ternyata kau hanya bersandiwara!" Teriak Alya menangis kecewa tak menyangka selama ini Calvin menyelingkuhi-nya di belakangnya.

"Alya, itu semua tidak benar, Alya. Zilva yang sudah memfitnah aku, percaya sama aku, Alya." Calvin tetap berusaha membujuk kekasih hatinya agar wanita itu mau percaya.

"Tidak! Aku tidak berbohong! memang kau yang sudah menghamili ku! Kenapa sekarang kau menyangkalnya!" Pekik Zilva berusaha meyakinkan semua orang jika yang menghamilinya ada lah Calvin.

"Kau jangan berbohong! Zilva!" Calvin tetap tidak ingin mengakui sesuatu yang bukan dia yang melakukannya.

"Cukup! Calvin! Cukup! Mulai hari ini juga hubungan kita berakhir sampai di sini!" Alya langsung berlari pergi dari rumah Calvin.

Calvin ingin mengejar Alya tapi ia langsung di tahan oleh suara Ayahnya.

"Lupakan Alya, Calvin! Kau harus mempertanggungjawab kan perbuatan mu dengan cara menikahi Zilva! Jika tidak! Lupakan impian mu untuk menjadi seorang perwira negara!" Tegas Ayah Calvin membuat Calvin tak bisa berkutik di tempat.

Calvin menatap ke arah Zilva, "Baik! Aku akan menikahi mu dan mempertanggung jawabkan sesuatu yang bukan aku yang melakukannya! Tapi ingat! Jangan pernah kau menjadi penghalang masa depan ku!" Tegas Calvin menatap benci ke arah Zilva.

Perkataan Calvin akhirnya di iya kan langsung oleh Zilva asalkan Calvin mau menikahinya agar dia bisa masuk ke dalam kehidupan Calvin dan hidup mewah menikmati kekayaan yang dimiliki pria itu.

... _Selesai Flash Back_...

"Om mengenali Mbak ini?" Bisik Indira pada Calvin yang membuyar lamunan pria itu. Indira tidak memanggil Alya dengan sebutan 'Tante' itu karena wajah Alya yang masih terlihat sangat muda dan cantik.

Calvin hanya diam tidak menjawab pertanyaan Indira dengan tatapan matanya masih tertuju pada Alya.

Sepertinya wanita ini ada hubungannya dengan Om Calvin. Batin Indira.

"Ada apa dengan mobilnya, mbak?" Ulang Indira.

Alya memutus kontak matanya pada Calvin kemudian melihat ke arah Indira.

"Mobil ini mogok." Jawab Alya tersenyum seadanya.

"Oh... Iya sudah, Mbak tumpang aja di mobil suami ku," ajak Indira membuat Alya sedikit terkejut mendengar Indira menyebut Calvin suaminya.

Alya tidak menyangka jika Calvin sudah menikah lagi, karena yang dia ketahui selama ini Calvin hanya mempunyai seorang istri iya itu Zilva yang juga masih sahabatnya dulu.

"Tidak usah. Nanti kami akan memesan grab saja. Terima kasih," jawab Alya.

"Tapi ini sudah malam, Mbak. Lebih baik jika ikut kami saja," tawar Indira lagi.

Calvin memegang lengan istrinya dan menggeleng pelan seolah berkata pada Indira 'tidak usah di paksa jika mereka tidak mau'.

"Baik, kami akan ikut." Tiba-tiba Alya berubah pikiran dan ingin ikut bersama Indira dan Calvin.

Akhirnya Alya dan Asistennya menumpang di mobil Calvin. Selama perjalanan pulang, Alya sering mencuri pandang kepada Calvin yang hanya diam tanpa ekspresi. Alya tak menyadari jika Indira sadar dengan kelakuannya.

"Kami turun di simpangan itu saja." Tunjuk Alya.

Calvin langsung mengehentikan mobilnya. Alya turun dari mobil dan berterima kasih masih terus melihat ke wajah Calvin.

Kau sudah banyak berubah kak Calvin... Batin Alya sedih.

,,,

Indira membuka sepatu high heels yang dia pakai sambil meringis karena kakinya terasa begitu sakit.

"Arkh.. Ini sakit sekali," gumam Indira.

Cklek

Pintu kamar Indira terbuka dan yang masuk ke dalam ternyata Calvin.

"Kenapa Indira? Ada apa dengan kaki mu?" Calvin menghampiri gadis itu dan memeriksa kaki Indira yang ada kesan melepuh terkena high heels miliknya.

"Jangan memakai sepatu seperti itu lagi. Lihat kaki mu, kau terluka," lembut Calvin berdiri untuk mengambil obat.

Indira terdiam menatap punggung pria itu. Apa seperti ini rasanya menikah dengan laki-laki yang berusia jauh di atas kita? Aku merasa begitu di perhatikan olehnya. Batin Indira tak menyadari jika Calvin sudah kembali dan mengobati kakinya.

"Apa kau tidak lelah bekerja, Indira? Jika kau lelah, kau resign saja dari tempat mu bekerja, cukup kau duduk diam di rumah," kata Calvin terdengar penuh perhatian.

"Tidak. Aku juga pasti akan bosan jika hanya berdiam diri di rumah," jawab Indira.

Calvin menanggapi dengan mengangguk. Pria itu ingin berdiri.

Indira dengan tangan yang cepat menahan lengan pria itu.

"Ada apa?" Tanya Calvin.

"Siapa wanita tadi?" Tanya Indira penasaran.

"Kenapa? Apa itu penting bagi mu?" Calvin balik bertanya.

Indira menggeleng, "Tidak, aku hanya penasaran. Aku lihat Om begitu kaget saat melihat Mbak yang tadi," Indira gadis yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

Calvin tersenyum melihat ekspresi penasaran istrinya, "Kau ingin tahu?" Tanya Calvin.

Indira mengangguk cepat, "Tentu. Siapa?" Antusias.

"Aku akan memotong 5 persen dari harta yang aku janjikan pada mu untuk bayaran rasa penasaran mu itu, bagaimana? Apa kau setuju?" Calvin malah bercanda pada istrinya.

Indira cemberut, "Iya sudah, lupakan saja!"

"Hahahaha... Ekspresi mu sangat manis sayang..." Ucap Calvin meledek istrinya yang hanya bisa mendengus.

"Dasar matre." Umpat Calvin di sisa tawanya ingin melangkah keluar dari kamar Indira.

"Om! Itu tadi siapa sih!" panggil Indira lagi yang hanya di jawab dengan lambaian tangan Calvin tanpa membalik badan melihat kekesalan istrinya.

Dasar Om-om. Batin Indira.

,,,

"Kau mau kemana, Mas?" Tanya Zilva menahan lengan Calvin yang ingin keluar dari kamarnya.

"Aku mau ke kamar Indira." Jawab Calvin menarik lengannya yang di pegang oleh Zilva.

Wajah Zilva menunjukkan amarah di wajahnya, "Kamu apa-apaan sih Mas! Malam ini itu giliran aku! Bukan giliran Indira, Mas!" Seru Zilva.

"Giliran apa yang kau maksud Indira. Aku hanya ingin tidur di sebelah." Jawab Calvin seperti biasa terlihat acuh.

"Iya giliran aku, Mas! Giliran apa saja! Yang pastinya malam ini kau seharusnya di sini! Bukan di sebelah!"

"Indira hamil, aku hanya ingin tidur bersamanya." Jawab Calvin jujur.

DEG

Mendengar Indira hamil, seperti kabar buruk untuk Zilva, "Apa kata mu, Mas! Indira hamil? Apa kamu sedang bercanda!" Indira menarik kasar tubuh suaminya yang tidak bergerak sedikitpun dari posisinya.

"Iya, kenapa?" Jawab Calvin.

"Kau membiarkan dia hamil anak mu! Kau benar-benar tidak adil pada ku, Mas! Kenapa kau benar kan dia mengandung benih mu, sedangkan aku tidak! Aku bahkan masih ingat saat pertama kali kau ingin menyentuh ku, kau berkata padaku jika kau tidak ingin aku hamil, tapi kenapa wanita itu bisa, Mas! Kenapa!" Zilva kehilangan kesabaran mendengar kabar kehamilan Indira.

Iya, meski Calvin menikah dengan Zilva hanya karena kebohongan wanita itu. Tapi Calvin tetap lah seorang laki-laki yang membutuhkan seorang wanita untuk melampiaskan hasratnya. Tapi setiap kali Calvin ingin menyentuh Zilva, Calvin sering memberikan Zilva obat karena dia tidak mau Zilva mengandung benihnya.

Tapi semenjak Calvin tahu Zilva sering tidur dengan brondong. Calvin jadi jarang sekali menyentuh wanita itu, dia hanya menyentuh istrinya saat begitu ingin. Dan terkadang ia hanya menahan dengan menyibukkan diri.

"Aku bertanya padamu, Mas!"

BRAK!

Terpopuler

Comments

Lily Miu

Lily Miu

walah kasian amat calvin, untung deh udah dpt istri lg

2024-05-30

0

Lily Miu

Lily Miu

ealan kelakuan emak dan anak sama aja

2024-05-30

0

🍓🍓🍓

🍓🍓🍓

gak heran anaknya juga jd tukang fitnah ternyata bibitnya unggul dari si mboknya😁

2024-02-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!