Plak!

Langkah gadis itu akhirnya berhenti tepat di hadapan seorang pria yang menatapnya.

"Ada apa, Om mencari ku? Apa Om membutuhkan sesuatu?" Tanya Indira tersenyum manis seolah tidak pernah melakukan kesalahan apapun pada pria yang menatapnya.

Calvin menelisik penampilan Indira yang sangat jauh berbeda tak sama seperti setahun yang lalu, Calvin juga menyadari putrinya tidak pernah lagi bertemu dengan sahabat baiknya itu semenjak putrinya menikah dengan suami Indira.

"Kenapa kau melakukan semua, itu?" Tanya Calvin terlihat tenang.

Indira tersenyum kemudian berjalan semakin mendekati Calvin, ia juga tak peduli tentang pemikiran pria itu padanya. Baginya ia hanya ingin memulai semua balas dendamnya melalui pria itu.

Tanpa di duga ternyata Indira juga mendudukkan diri di atas paha pria itu kemudian merapikan kolar baju Calvin. Calvin hanya diam dengan wajah tanpa ekspresi melihat tindakan berani yang di lakukan gadis itu.

"Aku tidak meminta banyak sama, Om...." Gadis itu menggantung ucapannya dan mengukir senyuman licik di wajahnya menatap netra Calvin.

"Apa yang kau inginkan dari ku?" Tanya Calvin masih dengan ekspresi sama.

"Tidak banyak, aku hanya ingin menjadi istri seorang Jenderal berpangkat tinggi, kaya raya, dan berpengaruh seperti, Om," bisik Indira meraba dada bidang pria itu.

Jika ada yang berkata dia seorang wanita murahan dan j*la*g. Iya, itu benar sekali, dia memang tidak peduli dengan pikiran dan tanggapan orang-orang terhadap dirinya, ia hanya ingin membalaskan rasa dendamnya dan membuat Gladis serta Galih merasakan sakit dan penderitaan seperti mana yang pernah ia rasakan setahun yang lalu sampai ia harus kehilangan bayinya yang baru saja lahir selama sehari.

Lagi pula hidupnya selama setahun sudah cukup membuatnya menjadi kebal, karena selama itu juga dia tidak henti-hentinya terus mendapat nyinyiran dan berbagai bentuk kebencian wanita-wanita bersuami padanya yang mengatakan ia murahan, pelakor, j*l*ng dan macam ragam lagi kecaman untuknya semenjak ia menjadi janda muda yang di ceraikan suami dengan rumor yang beredar ia berselingkuh sampai hamil dan di buang oleh suaminya.

"Karena Gladis merampas suami mu?" Tebak Calvin tepat pada sasaran.

Raut wajah Indira menunjukkan reaksi kaget, tapi secepat kilat gadis itu merubah raut wajahnya kembali terlihat tenang.

Tersenyum tipis dan memegang bibir merah Calvin. Terlihat pria itu juga tak menolak atau menghindari apa saja yang di lakukan Indira pada dirinya.

"Kita sudah menghabiskan malam panas semalam dengan penuh gairah, apa, Om yakin tidak ingin menikahi ku? Bukankah kita seharusnya mengulangi lagi rasa yang menggairahkan itu?" Indira memilih tak menjawab pertanyaan Calvin dan memilih mengabaikan.

Tersenyum miring, "Kau yang menjebak ku, lalu untuk apa aku menikahi mu?" Calvin mendekatkan bibirnya ke telinga gadis itu.

"Aku bisa menuntut mu karena kau sudah berani menjebak ku, dan bagiku sangatlah mudah jika aku ingin melumpuhkan bocah hingusan seperti mu, Indira. Kau salah mencari lawan," lanjut Calvin tak takut dengan ancaman rekaman yang gadis itu tinggalkan di kamar hotel.

Sial!. Batin Indira.

Benar apa yang di katakan oleh pria itu, sangat lah mudah bagi seorang Calvin untuk melumpuhkan Indira dengan mengumpul bukti-bukti jebakkan yang dilakukannya. Mengingat Calvin bukan lah seorang laki-laki sembarangan yang bisa ia permainkan.

Indira terdiam, tapi karena tekadnya yang begitu kuat untuk menghancurkan Gladis. Gadis itu masih tetap berusaha bagaimana caranya agar dia bisa menjadikan Daddy Gladis menjadi suaminya.

Saat ia masih sibuk memutar otak bagaimana caranya agar pria berusia 40 tahun itu agar mau menikahinya. Tiba-tiba ia merasa sebuah tangan kokoh memeluk pinggangnya dan merapatkan dada Indira ke dada bidang pria itu, tatapan mata keduanya bertemu dan saling mengunci.

"Apa yang aku dapatkan saat aku memenuhi keinginan mu untuk menjadikan kau istriku?" Tanya Calvin menatap seksama dan membaca raut wajah gadis itu yang di penuhi rasa dendam dalam hatinya.

"Memang apa yang, Om inginkan?" Indira kembali bertanya.

Calvin tak menjawab dan hanya memilih diam semakin menatap dalam wajah Indira.

"Baik lah, aku akan menikahimu." Mantap Calvin mengambil keputusan kemudian mendorong tubuh Indira turun dari pahanya dan ia juga segera berdiri.

"Kau tunggu saja kabar dariku." Pria itu berjalan dan melangkah keluar dari ruang VIP.

Indira merasa sedikit heran dengan pria itu. Ia memikirkan kenapa laki-laki yang biasa dia panggil 'Om' itu tiba-tiba saja ingin menikahinya? Padahal Calvin punya banyak cara untuk menolak menikah dengannya.

Lupakan saja. Batin Indira melangkah keluar dari ruang VIP.

,,,

Malam hari.

Terlihat Calvin melangkah masuk ke dalam Mension dan langsung berjalan ke lantai atas di kamarnya.

"Kau sudah pulang, Mas?" Tanya Zilva.

"HM." Calvin hanya berdehem.

"Kau menginginkan sesuatu, Mas?" Zilva berusaha mengambil hati si suami.

"iya." Jawab Calvin membuka pakaiannya.

"Kopi?" tebak Zilva.

"Menikah," ucap Calvin membuka Zilva kaget, tapi sedetik kemudian ia tertawa karena menganggap pria itu sedang bercanda.

"Hahaha kamu bisa saja, Mas. Aku buatkan kopi ya?" Zilva membalik badan ingin membuatkan kopi untuk pria itu.

"Aku bilang, aku ingin menikah Zilva," suara pria itu menghentikan langkah kaki Zilva.

Deg!

Jantungnya terasa ingin meloncat keluar, "Jangan bercanda, Mas!" Zilva mulai terpancing.

"Aku tidak bercanda, aku memang ingin menikah dengan seorang gadis yang berusia 20 tahun," jelas Calvin, karena Calvin tahu Indira seumuran dengan putrinya.

Zilva benar-benar di selimuti amarah mendengar suaminya ingin menikah dengan seorang wanita yang seumuran dengan putrinya.

"Kamu sudah gila, Mas! Aku tidak mengizinkan kamu menikah lagi, Mas! tidak akan!" Pekik Zilva menggebu-gebu.

"Itu tidak masalah bagiku, karena aku tidak perlu restu dari mu, untuk menikah lagi, Zilva." Calvin berjalan masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Zilva sangat geram dengan keputusan suaminya suaminya ingin menikah lagi.

Zilva mengambil ponsel dan menghubungi seseorang untuk menyelidiki siapa saja wanita yang barusan di temui suaminya.

,,,

Indira baru saja pulang dari belanja bahan makanan untuk dirinya. Setelahnya ia langsung masuk ke dalam rumah dan mulai masak makan malam.

Drrt Drrt Drrt

"Hello." jawab Indira panggilan yang masuk.

"Tante Indira di mana?" Tanya seorang gadis dari seberang panggilan.

"Di rumah, ada apa?" Tanya Indira menyerjit.

"Itu, Tante. Ibu lagi sakit, dan saat ini ibu lagi terbaring di dalam kamar, Paman juga belum kembali saat pergi dari sore lagi," jelas gadis berusia 10 tahun sambil terisak.

"Baik, Tante ke sana sekarang." Indira bergegas bersiap dan mengambil kunci mobilnya ingin ke lokasi anak itu.

Saat membuka pintu....

Plak!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Indira yang membuat wajahnya terlempar ke samping.

"Dasar j*l*ng, pelakor!"

Terpopuler

Comments

Cinta

Cinta

lnjut Thor 👍

2023-12-29

3

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

Bu Zilka yg sombong, sudah tiba masanya kejatuhan kamu.... sedar diri ya semua ulah putri mu pelakor luknut yg merampas suami Indira....

2023-12-18

1

Valencia Attara

Valencia Attara

babak kedua😍😍😍😍

2023-11-29

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!