Ke RS

BRAK!

Calvin dan Zilva menoleh ke arah pintu di mana Gladis membanting pintu kamar kedua orang tuanya dengan cara membuka paksa.

"Ada apa Gladis?" Tanya Zilva.

"Galih kecelakaan, Daddy! Mommy!" Pekik Gladis berlinangan air mata.

"Apa? Dia di mana sekarang?" Tanya Zilva.

"Mas Galih berada di rumah sakit, My."

"Iya sudah. Ayo kita segera ke sana." Zilva menarik lengan suaminya ingin mengajaknya pergi bersama. Tapi Calvin kembali menarik lengannya.

"Kalian pergi saja dulu. Nanti aku menyusul," ucap Calvin berpikir dia ingin pergi bersama Indira.

"Mas ini bagaimana sih! Menantu lagi kecelakaan dia malah nggak mau pergi menjenguknya!" Ketus Zilva.

"Sudah, My. Ayo kita pergi sekarang." Gladis tak sabaran takut suaminya akan kenapa-kenapa dan ingin segera melihat keadaan si suami.

Zilva hanya bisa berdecak karena Calvin benar-benar tak mengikuti mereka berdua.

Setelah kepergian Zilva dan Gladis. Calvin melangkah ke kamar istri keduanya.

Cklek

Indira melihat ke arah pintu dengan wajah heran. Karena setahunya pria itu seharusnya berada di kamar Zilva.

"Ada apa Om?" Tanya Indira.

"Zilva ke rumah sakit." Jawab Calvin memilih duduk di atas sofa melihat Indira yang sedang menyisir rambutnya.

"Rumah sakit? Apa Tante Zilva sakit?" Tanya Indira.

"Tidak, tapi Galih kecelakaan." Jawab Calvin.

"Oh." Indira hanya menjawab dengan ber'oh iya.

"Oh? Hanya itu? Kau tidak ingin menjenguknya?" Tanya Calvin memperhatikan raut wajah Indira mengingat jika Galih mantan suaminya.

"Tidak." Jawab Indira terdengar acuh.

"Istirahat lah Indira." Kata Calvin.

Wanita itu mengagguk mengiyakan kemudian naik ke atas ranjang.

Calvin juga menyusul bersama istrinya berbaring di sebelah wanita itu sambil menatap langit-langit kamar.

"Om, apa wanita itu dari masa lalu, Om?" Tanya Indira masih penasaran.

Calvin tak berniat ingin menjawab pertanyaan Indira.

Indira yang sudah terlanjur penasaran menyamping dan kembali mengeluarkan suara.

"Apa dia kekasih mu?" Tanya Indira.

"Tidur lah Indira."

Bukannya tidur, Indira malah lebih penasaran dengan wanita yang dia temui tadi itu.

"Om masih mencintainya?" Tanya Indira sudah menduga jika wanita itu pasti dari masa lalu Calvin.

"Jangan melampaui batas mu, Indira." Terdengar tegas.

Indira bukan takut. Ia kembali bertanya yang membuat Calvin hanya bisa menarik nafas dalam.

"Kalau misalkan aku bisa melahirkan anak untuk, Om. Apa harta Om tetap buat aku?" Tersenyum manis.

"Apa di benak mu itu hanya ada harta, Indira?" Menoleh ke arah Indira.

"Mungkin." Jawab Indira menutup mata ingin tidur.

Calvin menggeleng melihat sikap Indira.

,,,

Calvin dan Indira datang ke rumah sakit untuk melawat Galih yang baru saja kecelakaan malam tadi.

"Seharusnya aku tidak ikut kemari," kata Indira kesal karena tadi Calvin memaksanya ikut bersama.

"Kita hanya sebentar, Indira." Jawab Calvin.

"Tapi aku sangat sibuk di restoran, Om."

"Hanya sebentar." Ucap Calvin mendorong pintu ruangan Galih.

Tatapan mata Calvin lagi-lagi bertemu dengan tatapan mata seorang wanita tak asing dalam ruangan itu juga bersama dengan seorang wanita lainnya iya itu ibu Galih.

Dengan masa yang sama Zilva juga baru tiba kaget melihat salah seorang wanita dalam ruangan menantunya.

"Alya?" kaget Zilva.

Wajah Alya berubah saat melihat Zilva. Sedangkan Indira tersenyum penuh arti melihat wajah terkejut Zilva.

Sepertinya seru jika aku bisa membuat mereka berdua bertengkar. Aku tahu, pasti ada cinta segitiga di antara mereka. Batin Indira ingin mendekatkan Calvin dengan Alya agar Zilva tersingkir dari kehidupan Calvin.

Kerena bagi Indira dia hanya ingin menghancurkan Gladis dan merebut harta Calvin. Dia tidak pernah terfikir untuk ingin hidup selamanya bersama Calvin.

Indira tak menyadari jika kapan saja semuanya bisa berubah dan tidak akan sesuai yang dia inginkan. Indira hanya fokus pada targetnya, dia terlupa pada dirinya sendiri termasuk hatinya.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***