Picik

Indira menoleh ke belakang melihat Calvin dengan seksama. Sedetik kemudian dia tersenyum pada pria itu.

"Aku tidak butuh belas kasihan dari siapapun, juga termasuk Om sendiri. Jangan memaksakan diri hanya untuk menyenangkan hati seseorang, lagi pula aku tidak butuh di kasihani." Ujar Indira mengira jika Calvin hanya kasihan padanya dan tidak benar-benar dengan ucapannya baru saja.

"Indira......." Ucapan Calvin terhenti saat gadis itu menaruh telunjuknya di bibir merahnya seolah memberi kode untuk tidak berbicara lagi.

"Aku mau tidur Om. Aku sudah ngantuk banget." Ia sengaja menghindar karena malas untuk membahas tentang perasaan yang ujung-ujungnya dia sendiri yang sakit hati. Karena bagi Indira, pasti pria itu hanya kasihan padanya jika sampai pria itu berkata tertarik pada dirinya padahal hanya di bibir saja.

Calvin tak melanjutkan ucapan lagi saat Indira sudah naik ke atas ranjang bersiap untuk tidur.

Setelah Indira berbaring di atas ranjang, Calvin juga berdiri dan menghampiri istrinya. Ia menaikkan selimut wanita itu dan mengambil remote AC kemudian menurun kan suhunya.

"Jangan sering memakai AC dengan suhu yang tinggi saat kau tidur, Indira. Nanti kau bisa demam." Ucap Calvin kemudian melangkah keluar dari kamar istrinya.

Indira menatap punggung si suami dengan pandangan berat. Sebenarnya seperti apa perasaan mu pada ku? Apa kau menganggap aku ini benar-benar istri bagi mu? Atau hanya menganggap ku anak? Entah lah, hanya kau yang tahu seperti apa isi hati mu padaku. Batin Indira menutup mata.

,,,

Keesokkan harinya Indira telat bangun dan sudah menunjukkan pukul 7 pagi.

"Astagfirullah! Lagi-lagi aku telat!" Teriak Indira turun dari ranjang dan langsung berlari masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.

Beberapa menit dia sudah selesai dan dia melihat ada sarapan pagi di atas meja dalam kamarnya.

"Siapa yang menyimpan sarapan di sini?" Gumam Indira melihat roti yang sudah di olesi selai dan juga susu ibu hamil.

Indira melihat di bawah dekat meja juga ada sepatu yang tidak bertumit.

Dia mengulas senyuman di wajah cantiknya. Dia tahu itu pasti kerjaan si Om suami yang menyiapkan semua itu.

Aku mendapat kan apa yang tidak pernah aku dapatkan dulu saat aku hidup berumah tangga dengan Galih... Bersamanya aku merasa lebih di hargai sebagai seorang istri. Apa seperti ini rasanya di perhatikan?. Batin Indira senyum-senyum sendiri.

Ia mengambil sebuah nota kecil di pinggir piring sarapannya yang bertuliskan....

Kau bisa pergi bekerja seperti biasa, tapi pakai sepatu itu saja. Jangan memakai high heels lagi, lihat kakimu yang lecet saja belum sembuh. Dan sepatu bertumit tinggi juga berbahaya untuk ibu hamil seperti mu, dan jika kau rasa punggung mu masih sakit. Tidak usah berangkat bekerja, duduk dan diam di rumah saja.

Seperti di atas itu lah nota yang tercantum dalam sebuah kertas kecil yang di simpan Calvin untuknya.

Apa dia benar-benar peduli pada ku? Atau dia hanya kasihan? Oh, ayolah Indira, baru saja semalam kau bercerita padanya tentang kehidupan mu yang menyedihkan, tentu saja dia hanya kasihan pada mu. Memang apa yang kau harapkan darinya. Batin Indira kembali membuang jauh-jauh pikirannya jika Calvin menaruh rasa untuk dirinya.

Setelah bersiap Indira langsung berangkat ke Restoran seperti biasa. Setibanya dia di sana, ternyata Alya sudah menunggu kedatangannya.

Indira tersenyum mendekati Alya.

"Mbak......" Menggantung ucapannya karena Indira tak tahu siapa nama wanita itu.

"Alya, nama ku, Alya," mengulur tangan untuk berjabat dengan Indira sambil tersenyum.

Indira menyambut tangan wanita itu, "Indira." Kata Indira memperkenalkan diri.

"Indira, bisa kita berbicara makan siang nanti?" Tanya Alya penuh harap Indira mengiyakan ajakannya.

Tersenyum kaku dan mengangguk, "Tentu saja bisa. Memang apa yang ingin Mbak Alya bahas?" Tanya Indira padahal dia sudah tahu apa yang ingin di bahas oleh wanita itu.

Memang apa yang ingin dia bahas kalau bukan tentang Calvin suami hotnya yang menggoda iman. Pikir Indira termenung.

Aish... Apa yang aku pikirkan...

"Indira? Indira?" Panggil Alya saat melihat gadis di depannya seperti termenung jauh.

Indira tersentak, "I-iya? Mbak memanggil ku?" Tanya Indira.

"Iya, kamu kenapa? Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Alya heran melihat gadis itu.

"Ar, aku tidak apa-apa. Mbak,"

"Kalau begitu, saya izin pamit dulu."

Tersenyum paksa dan mengagguk. Entah mengapa dia merasa ada perasaan tak rela jika wanita itu ingin bertemu dengannya hanya untuk membahas tentang Calvin si Om suaminya. Apa lagi Indira bisa melihat dengan jelas masih ada cinta yang begitu besar dari tatapan mata Alya buat si suami.

Indira terlihat menarik nafas berat setelah kepergian Alya.

"Indira!" Panggil seseorang dari punggungnya.

Membalik badan dan melihat seorang pemuda yang melempar senyuman manis padanya.

"Mas Bagus?" Ucap Indira terkejut melihat pria itu. Pria yang pernah di jebak dan di fitnah dengannya dulu semasa Galih menceraikannya karena di tubuh berselingkuh dengan pria itu.

"Hai Indira. Kau apa kabar?" Tanya Bagus mendekat.

"Aku baik-baik saja, Mas. Ngomong-ngomong Mas Bagus baru pulang dari luar negeri ya?" Tanya Indira karena sebelumnya pria itu keluar negeri untuk melanjutkan studinya ke perguruan tinggi.

"Tidak juga, Indira. Aku sudah beberapa bulan ini bekerja di sini," jawab Bagus.

"Oh, Mas Bagus menjadi pengacara juga?" tanya Indira karena dia masih ingat dulu Bagus mengambil fakultas hukum.

"Iya. Tapi ngomong-ngomong, mana suami mu?" Tanya Bagus membuat Indira tersenyum kecut karena Bagus belum tahu jika Galih menceraikannya sudah setahun yang lalu.

"Aku sudah bercerai dengan Mas Galih setahun yang lalu, Mas." Jawab Indira jujur.

"Kenapa bisa?" Tanya Bagus sedikit kaget mendengar kabar penceraian Indira dengan Galih.

"Tidak usah di bahas. Mas,"

"Baiklah, kalau begitu, berikan aku masakan apa saja yang lezat di Restoran ini," ucap Bagus sedikit bercanda.

"Baik, Mas Bagus duduk saja dulu."

"Ok." Bagus mencari tempat yang dia rasa nyaman

,,,

"Mommy, bukannya malam nanti acara ulang tahun teman anak Mommy itu ya?" Tanya Gladis pada Zilva yang sedang memperbaiki kukunya.

"Iya, kenapa?" Jawab Zilva.

"Nah, itu dia. Bagaimana jika kita ajak Indira juga pergi bersama," terlihat Gladis tersenyum jahat.

"Jangan ngaco kamu, Gladis! Untuk apa kita mengajak perempuan pelakor itu! Yang benar saja!" Zilva berdecak mendengar saran dari putrinya.

"Itu dia yang Mommy tidak tahu. Kita ajak Indira kesana, kemudian kita permalukan saja dia di acara itu," idea picik Gladis.

Tampak Zilva begitu tertarik dengan saran yang di berikan oleh putrinya.

"Bagaimana caranya?" Tanya Zilva penasaran dengan rencana buruk Gladis.

"Gampang aja Mom. Kan aku masih memiliki foto-foto lama Indira yang tidur dengan Bagus sahabat Mas Galih itu. Nah, saat acara ulang tahun itu nanti, kita bisa memanfaatkan foto-foto itu loh Mom," ucap Gladis

Zilva tersenyum jahat, "Kau memang anak Mommy yang pintar. Tapi bagaimana dengan Daddy mu? Kalau dia tahu kita yang melakukan itu semua, bisa di amuk kita sama Daddy mu. Kau juga pasti tahu kan? Daddy mu itu kalau sudah marah, dia menjadi sangat mengerikan.." ucap Zilva bergidik ngeri mengingat aura Calvin saat marah.

"Mommy tenang... Gladis ada caranya," jawab Gladis.

"Apa?" Tanya Zilva penuh selidik.

Gladis mendekati wajah Zilva kemudian membisik sesuatu di telinganya yang membuat Zilva tersenyum mendengarnya.

Terpopuler

Comments

Memyr 67

Memyr 67

𝘇𝗶𝗹𝘃𝗮 𝗽𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻 𝗲𝗴𝗼𝗶𝘀. 𝗮𝗻𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗸𝗼𝗿, 𝗱𝗶𝗯𝗲𝗹𝗮 𝗺𝗮𝘁𝗶 𝗺𝗮𝘁𝗶𝗮𝗻. 𝗴𝗶𝗹𝗶𝗿𝗮𝗻 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝗹𝗮𝗶𝗻 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗸𝗼𝗿 𝗱𝗶 𝗿𝘂𝗺𝗮𝗵𝘁𝗮𝗻𝗴𝗴𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗶𝗸𝗮𝘁𝗮𝗶𝗻 𝗵𝗮𝗯𝗶𝘀 𝗵𝗮𝗯𝗶𝘀𝗮𝗻. 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗱𝗶 𝗺𝗮𝘁𝗮 𝘇𝗶𝗹𝘃𝗮, 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗸𝗼𝗿 𝗶𝘁𝘂 𝘀𝗲𝘀𝘂𝗮𝘁𝘂 𝘆𝗴 𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸, 𝗯𝗿𝗮𝗿𝘁𝗶 𝗱𝗶𝗮 𝗱𝗮𝗻 𝗮𝗻𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮, 𝗯𝗲𝗿𝗸𝗲𝗹𝗮𝗸𝘂𝗮𝗻 𝗯𝘂𝗿𝘂𝗸, 𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗽𝗲𝗹𝗮𝗸𝗼𝗿.

2024-02-27

0

🍓🍓🍓

🍓🍓🍓

si gladis keknya bukan anak Calvin

2024-02-19

1

Santi Rizal

Santi Rizal

emak dan anak sama jahatnya

2024-02-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!