Menikah

Indira melihat Alpa yang berada di sampingnya melihatnya dengan padangan khawatir.

"Apa yang kau lakukan disini? Bukannya tadi kau sudah pulang?" Tanya Indira pada Alpa yang mengusap-usap punggungnya.

"Iya, aku ketinggalan ponselku. Makanya aku kembali lagi, tapi aku malah melihat mu yang seperti ini," jawab pria itu.

"Oh."

"Apa kau baik-baik saja? Kau terlihat pucat, bagaimana jika kau ke rumah sakit?" Saran Alpa masih terlihat khawatir.

Indira terdiam sejenak, benar apa yang di katakan pria itu, kenapa ia tak ke rumah sakit saja, siapa tahu dia benar-benar hamil.

"Baiklah, aku akan segera ke rumah sakit." Kata Indira tersenyum manis.

Alpa merasa aneh dengan respon gadis itu yang tiba-tiba tersenyum bahagia.

"Ada apa?" Tanya Alpa karena heran dengan tingkah aneh wanita itu.

"Tidak." Jawab Indira langsung keluar dari Restoran menuju mobilnya dan mengarah ke rumah sakit.

Aneh. Batin Alpa berjalan ke ruangan Indira guna mencari ponselnya.

,,,

"Selamat, buk. Anda hamil dan sudah jalan 4 minggu." Kata seorang doktor wanita.

Indira tersenyum senang. Akhirnya... Ternyata semesta juga berpihak padaku, lihat saja, Gladis. Sebentar lagi kau akan menangis darah, bahkan untuk bernafas saja kau akan kesulitan. Batin Indira.

"Terima kasih, dokter." Tersenyum.

"Sama-sama, ini kehamilan yang ke berapa, buk?" Tanya dokter.

Tiba-tiba wajah Indira berubah sedih mendapat pertanyaan yang dalam hidupnya itu sedikit sensitif karena akan menjurus ke masa lalunya yang menyedihkan.

"Maaf, saya hanya bertanya. Kalau anda merasa tidak ingin menjawab, tidak apa-apa. Yang terpenting tolong janin di jaga dengan baik, karena anda sedang hamil muda, buk." Kata dokter merasa tidak enak hati melihat perubahan wajah pasiennya.

"Ini kehamilan saya yang kedua, dokter tenang saja, karena saya akan menjaga bayi ini sampai lahir dengan selamat. Sekali lagi, terima kasih, dokter." Indira berdiri dan pamit pada dokter tersebut.

Akhirnya aku benar-benar hamil. Batin Indira langsung kembali ke rumahnya.

Tiba di rumah, ia melihat Calvin yang sedang menunggunya dengan pakaian santai.

"Kau dari mana?" Tanya pria itu.

"Dari tempat kerja, mau dari mana lagi?" Indira berpura-pura cuek. Ia juga tak memberitahu kan pada pria itu jika dia sedang hamil anak mereka.

Wanita itu mengedar pandangan mencari Ajudan Wido. Tapi ia tak melihatnya.

"Aku datang sendiri." Jawab Calvin mengerti apa yang di cari wanita di depannya.

"Owh, ada apa, Om. Datang kemari?" Membuka pintu rumahnya lalu masuk ke dalam. Calvin juga menyusul kemudian duduk di sofa.

"Aku akan menikahi mu, tiga hari dari sekarang," jawab pria itu mantap membuat Indira menarik tipis sudut bibirnya.

"Benarkah? Bukannya banyak pengurusannya jika ingin menikah dengan seorang TNI? Apa, Om. Sedang mengajakku bermain-main?" Tanya Indira sedikit tersenyum sinis di sudut bibirnya.

Calvin tak mengambil hati dengan sikap sinis Indira, ia mengerti kesakitan yang membuat gadis itu sering bersikap seperti itu.

"Semua sudah aku urus selama sebulan ini." Jawab Calvin.

Indira langsung tersenyum dan mendekati pria itu, "Apa aku akan mendapat kan sebahagian harta, Om. Jika aku menikah dengan mu?" Tanya Indira tersenyum manis.

"Apa hanya harta yang kau inginkan saat menikah dengan ku?" Tanya Calvin.

"Tentu saja, memang apa yang akan aku harapkan? Tapi aku berjanji, jika tubuh indah ku ini, hanya untuk, Om." Ucap Indira menaik turun alisnya.

Calvin mengerti kemana arah pembicaraan gadis muda di depannya yang sedang menyindir istrinya Zilva.

"Kau bisa mendapatkan 80 persen harta ku, jika kau melahirkan anak laki-laki untuk ku," ujar Calvin.

Ini yang Indira ingin dengar. Ia merapatkan tubuhnya pada pria itu dengan tangan yang mulai nakal.

"Bagaimana jika 90 persen? Jika aku benar-benar melahirkan bayi laki-laki untuk mu?" Tawar Indira mencium sekilas bibir merah pria itu.

"95 persen, dengan syarat. Kau melahirkan anak laki-laki untuk ku, dan kau juga tidak bisa terlibat scandal dengan mana-mana laki-laki, tapi jika kau melanggar, keputusan yang mutlak akan tetap. Hanya 70 persen," mantap Calvin.

"Loh? Kok turun jadi 70 persen sih, Om!" Ketus Indira membuatnya Calvin tersenyum gemes melihat gadis matre itu.

"Siapa suruh kau terlalu matre," ucap Calvin menggeleng.

"Suka-suka aku dong!" Jawab Indira tiba-tiba tersenyum mesum.

Gadis itu ingin mencium bibir Calvin, tapi pria itu menahannya.

"Nanti saja setelah kau halal." Ucap Calvin berdiri yang langsung mendapat tatapan sinis dari Indira.

"Dan, satu lagi, kau bisa menatap orang lain dengan tatapan sinis mu itu, tapi jangan padaku, karena setelah kau menjadi istri ku, aku tidak mengizinkan kau berbuat semau mu, juga termasuk tatapan mu itu. Dan jika kau melawanku, aku akan memotong setiap 1 persen dari harta yang aku janjikan padamu." Tegas Calvin.

Indira membola dan tak terima dengan keputusan Calvin, "Loh, nggak bisa gitu dong, Om!" Protes Indira tapi tidak di gubris karena Calvin sudah mulai berjalan keluar dari rumah Indira.

Cih! Dasar Om-om. Batin Indira kesal.

,,,

"Ku terima nikah dan kawinnya Indira Lestari binti Gading dengan mas kawin sekian, di bayar tunai!" Ucap Calvin dengan satu tarikan nafas.

"Sah"

Terdengar suara sah dari beberapa orang saksi, karena pernikahan mereka di adakan secara kecil-kecilan.

Meski pernikahan mereka sangat sederhana, tapi Calvin tetap menjadikan Indira istri sahnya yang resmi.

Setelah selesai ijab kabul, pasangan itu langsung bertukar cincin.

Zilva menatap benci ke arah Indira madunya. Tapi ia juga tidak bisa berbuat apa-apa, karena sebelum pernikahan Calvin dengan Indira, Calvin ternyata mengancam Zilva akan membekukan semua kartunya selama sebulan jika Zilva tidak mengizinkan ia untuk menikah lagi.

Sebulan? Seperempat sehari saja ia seperti mau mati tanpa uang, apa lagi sampai sebulan? Wanita itu tidak dapat membayangkannya. Alhasil ia mengalah dan berjanji tidak akan membuat keributan yang akan menarik perhatian publik.

Tapi tetap saja publik akan kepo saat mengetahui jenderal Calvin Cakra menikah untuk yang kedua kalinya lagi.

Tak!

Gladis yang mendapat kabar Daddy-nya menikah lagi, bergegas ke Mension Daddy-nya, apa lagi mengetahui siapa gerangan yang menjadi istri Daddy Calvin membuat Gladis ingin jantungan. Calvin memang sengaja tidak memberi tahukan pada putrinya tentang pernikahannya dengan Indira, dia juga melarang Zilva mengatakan pada Gladis tentu saja dengan di bumbuhi ancaman. jika tidak mana mau Zilva hanya tinggal diam.

"Daddy!" Pekik Gladis dari luar depan pintu berjalan masuk dengan langkah cepat.

Calvin dengan Indira dan juga pelayan serta Zilva langsung menoleh ke sumber suara.

Beruntung acara sudah selesai dan tinggal orang-orang di Mension itu saja yang berada di sana.

"Kenapa Daddy menikah dengan j*l*Ng ini, Daddy!" Pekik Gladis marah menggebu-gebu.

Plak!!

Terpopuler

Comments

Tarmi Widodo

Tarmi Widodo

good job Dedy,bagus cetita ya

2024-02-23

1

Ndut Nisa

Ndut Nisa

gladis gak sadar diri

2024-01-19

3

Rafinsa

Rafinsa

emang TNI/ polri bisa nikah resmi 2 kali????

2024-01-07

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!