Jane menatap pria itu dengan tatapan tajam. "Permintaan apa itu?" ulangnya.
"Pertama-tama, saya ingin meminta maaf atas apa yang telah saya lakukan dan menjadi bagian dari rencana mereka. Saya tahu tidak akan bisa menghapus kesalahan saya, tetapi setidaknya saya ingin mencoba memperbaiki apa yang sudah rusak," jawab Kepala Operasi dengan nada yang rendah.
Jane masih mencerna informasi yang baru saja diungkapkan oleh Kepala Operasi. Dia tidak tahu harus percaya atau tidak, mengingat pengakuan terbaru dari pria itu.
Apalagi sejak mengetahui kebenaran tentang Kepala Operasi, yang hanya menjadikan dirinya sebagai umpan dan tumbal dari misi kasus tersebut.
"Jadi, apa yang kamu harapkan dari kami, Mr?" tanya Syah, mencoba memperoleh informasi lebih.
"Saya ingin membantu kalian mengumpulkan bukti dan membongkar seluruh konspirasi ini. Saya tahu tempat mereka mengadakan pertemuan rahasia dan saya bisa membantu kamu masuk ke sana," jelas Kepala Operasi dengan suara yang mantap.
Jane dan Syah terlihat saling pandang. Mereka tahu bahwa mereka harus berhati-hati, tetapi pada saat yang sama, mereka tidak bisa menolak tawaran bantuan dari seseorang yang tahu lebih banyak tentang rahasia perusahaan ini.
"Baiklah, kami menerima bantuan Anda, Mr. Tapi, ingat, jika Anda berusaha untuk mempermainkan kami lagi, Anda akan bertanggung jawab atas konsekuensi yang akan Anda hadapi nantinya," ujar Jane dengan suara tegas.
Kepala Operasi mengangguk dalam pengertian. "Saya mengerti dan siap menerima risikonya. Kamu, tenang saja Jane."
Merekapun bersepakat untuk bekerja sama. Kepala Operasi memberikan akses pada Jane dan Syah untuk masuk ke dalam gedung rahasia tersebut, dan membantu mereka dalam memperoleh bukti.
Dalam perjalanan untuk memasuki gedung, Jane dan Syah melihat beberapa rekan kerja mereka. Beberapa dari mereka terlihat gugup dan cemas, sementara yang lain terlihat tenang dan tenang.
Ada juga yang terlihat seperti mereka yang bersedia bekerja sama, dan ada juga yang terlihat seperti mereka yang akan mengkhianati mereka.
"Perlu aku ingatkan, kita tidak boleh membiarkan siapapun tahu tentang rencana kita," kata Jane sambil menatap Syah dan Kepala Operasi.
Mereka menyetujui, dan terus bergerak maju.
Sampai di dalam gedung, Jane merasa seperti ia sedang berada di tengah-tengah dunia yang berbeda. Gedung itu sangat besar dan terkesan "gelap" hingga dia dapat merasakan ketegangan di udara.
Mereka bergerak melalui lorong-lorong dan tangga, melewati ruangan yang terlihat seperti laboratorium rahasia dan ruangan yang terlihat seperti kamar kotak isolasi. Setiap kali mereka tiba di pintu, Jane dan Syah mengamati perlahan agar tidak terlihat mencurigakan.
Hingga akhirnya, mereka tiba di ruangan utama tempat pertemuan rahasia akan dilaksanakan. Ruangan itu gelap, hanya ada satu lampu meja kecil di tengah-tengah ruangan. Ada beberapa orang sedang duduk di sekitar meja, sementara yang lain berdiri di belakang mereka.
Jane mengamati mereka dengan hati-hati. Dia bisa merasakan detak jantungnya semakin cepat, karena dia tahu bahwa hal ini adalah bagian dari tugas yang sangat berbahaya.
Tiba-tiba, Kepala Operasi memegang bahunya dengan lembut. "Aku akan ada di sini untukmu, Jane." Bisiknya dengan suara tenang.
Jane menatap pria itu dan tersenyum. Dia tahu bahwa dia bisa mengandalkan bantuannya, dan itu memberinya semangat untuk terus maju.
Jane dan Syah menyelinap ke belakang para pengunjung, mencoba tidak terlihat oleh mereka yang berada di ruangan itu. Mereka memperhatikan setiap gerakan yang dilakukan oleh orang-orang di ruangan itu, mencari tahu apa yang mereka bahas dan rencana apa yang mereka buat.
Tut Tut Tut!
"Ada penyusup!"
Suara peringatan terdengar dan itu membuat situasi yang tidak terduga, sebab Jane dan Syah tersadar bahwa mereka telah terlihat. Beberapa dari mereka mulai bergerak menuju tempat Jane dan Syah berada.
Jane dan Syah mencoba melawan, tetapi jumlah mereka terlalu banyak. Mereka bertarung dengan sisa tenaga yang mereka miliki, tetapi pada akhirnya, mereka kalah.
Mereka berdua ditemukan tergeletak di lantai, dengan banyak luka dan lecet di tubuh. Kepala Operasi, yang sudah menunggu di sudut gedung, terkejut melihat kondisi mereka.
"Sudah kubilang untuk lebih berhati-hati," ujarnya.
"Sudah ada beberapa rekan kerja Jane, yang berubah menjadi musuh," ujar Syah dengan suara tertahan.
Jane menatap ke langit-langit ruangan, merasa frustasi karena mereka gagal dalam misi mereka. Namun, dia tidak menyerah.
Dan tadi, ia melihat Ella, Lisna dan Rico juga ada di dalam kotak khusus. Entah apa yang terjadi pada mereka.
"Mereka mungkin menang hari ini, tetapi perang belum berakhir," kata Jane dengan suara tegas.
"T-api, itu tadi ..."
"Jane, ayok!"
Mereka berdua bangkit dan berjalan perlahan menuju pintu keluar. Kepala Operasi mengikuti mereka dengan perasaan yang mencoba untuk membantu mengatasi dampak dari kekalahan mereka.
Mereka keluar dari ruangan, dan menemukan bantuan yang sedang menunggu mereka di luar. Mereka saling berpandangan, mempersiapkan diri untuk pertempuran selanjutnya yang akan menghadang langkah mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
top 👍
2023-12-10
0