Bab 14: Ancaman Terbuka

Jane menatap tajam ke arah Kepala Operasi, "Sudah cukup dengan pura-pura, Mr. Saya bisa membaca rencana Anda seperti buku terbuka. Anda ingin saya menyentuh noda besar yang tersembunyi dan mengabaikan kejahatan yang ada di depan mata saya."

Kepala Operasi terlihat tidak bisa berkata apa-apa, bahkan matanya terlihat terbelalak dan mulai memerah tegang.

"Saya selalu bertindak atas nama keadilan. Saya tidak bisa membiarkan Anda mendapatkan keuntungan dari situasi saat para pemimpin dunia terjebak dalam korupsi, tidak bisa membiarkan perdagangan senjata terus berlangsung, tidak bisa membiarkan dunia dihancurkan oleh keuntungan Anda!" ucap Jane dengan nada yang meningkat.

Kepala Operasi mencoba untuk mengumpulkan kata-kata dan berusaha menjawab apa yang sedang dituduhkan kepadanya. Tapi bahkan dia pun tahu bahwa itu sia-sia.

Jane sudah tahu segalanya, termasuk fakta bahwa dia adalah salah satu pendiri perusahaan Luminex Interprises.

"Mungkin Anda paham, Mr. Jika Anda benar-benar peduli, kita bisa bekerja sama dalam membongkar kejahatan ini. Atau, saya benar-benar tidak membelikan anda lagi," ucap Jane dengan nada yang perlahan penuh tekanan.

"Kau, tidak tahu apa-apa, Jane." Kepala Operasi terlihat ragu dan masih mencoba untuk berbicara.

Akan tetapi, Kepala Operasi bisa merasakan dorongan untuk pergi Jane seorang diri. Dia tahu bahwa kebohongan dan kesalahan-kesalahannya akan terbongkar suatu saat nanti, atau bahkan akan terlambat bagi dirinya sendiri dan menjadi ancaman besar bagi seluruh dunia.

"Sekarang, selamat tinggal, Mr. Saya harap Anda berkaca pada diri Anda sendiri dan memilih untuk bertindak dengan kejujuran dari sekarang," tegas Jane.

Kepala Operasi meninggalkan ruangan, dan Jane kembali menatap keluar jendela gedung perkantoran yang sepi,memikirkan bahwa misi sulit ini baru saja memasuki tahap baru yang lebih sulit dan berbahaya. Meskipun dia tahu betul bahwa dia tidak sendirian dan memiliki tim dan persahabatan dengan agen rahasia lain di seluruh dunia.

Dia merasakan keheningan yang mendalam sementara pikirannya sedang berputar tentang bagaimana cara melanjutkan misi ini dan mengumpulkan bukti yang mereka butuhkan untuk menjerat Luminex Interprises dan ArtCorp. Dia tidak akan berhenti sampai keadilan dipulihkan dan penjahat dihadapkan pada kebenaran.

Beberapa jam kemudian, setelah kepala operasi pergi, Jane melihat layangan ponselnya untuk mengetahui sesuatu.

Setelah berhasil membobol sistem keamanan perusahaan Luminex Interprises, Jane menjadi musuh utama untuk pemilik perusahaan, yang salah satunya adalah Kepala Operasi sendiri. Mereka merasa terancam dan harus menutupi jejak mereka agar tidak terbongkar oleh Jane.

Pemilik perusahaan memang sangat cermat dalam melindungi kepentingannya, tak terkecuali dengan cara yang ekstra tegas dan tidak beradab. Mereka merasa bahwa salah satu karyawan mereka mungkin menjadi mata-mata dan harus diwaspadai.

"Kita harus melakukan pemeriksaan teliti terhadap seluruh karyawan Luminex Interprises dan ArtCorp," ucap salah satu pemilik perusahaan itu dalam sebuah rapat tertutup.

"Kita tidak boleh lengah, atau kita bisa kehilangan kedua perusahaan ini." Yang lain ikut menanggapi.

Perkataan tersebut terdengar jelas dan rapi, seakan-akan mereka berbicara tentang strategi bisnis baru. Tetapi, Jane telah meretas dan bisa mendengar semuanya, menjadi semakin waspada terhadap ancaman yang datang dari mereka. Tapi ia tidak bisa mendengar suara Kepala Operasi, yang kemungkinan besar tidak ikut rapat tertutup tersebut.

Bisa jadi, Kepala Operasi hanya memberikan kotoran pada rekan-rekannya bahwa ada mata-mata di kantor perusahaan.

Sementara itu, Jane merencanakan langkah selanjutnya. Dia merasa harus mengambil tindakan lebih cepat sebelum pemilik perusahaan benar-benar mengetahuinya. Namun ternyata, pemilik perusahaan lebih cepat.

***

Beberapa hari kemudian, Jane menemukan bahwa ada beberapa orang yang terlihat "khusus" keamanan. Mereka mencari di sekitar Jane. Dan Jane mengetahui bahwa dia sedang dalam bahaya, jadi harus mengambil tindakan cepat untuk melindungi dirinya sendiri.

"Hey, apa-apaan ini? Kenapa kalian ada di sini? Siapa yang memberitahu kalian tentang saya?" Jane berteriak pada saat beberapa orang menyerangnya di kamar apartemen.

"Tidak ada yang memberi tahu kami tentangmu, kami menemukan jejakmu sendiri," jawab salah satu anggota pasukan khusus yang mengepungnya.

"Sial, aku harus keluar dari sini," ucap Jane dengan tergesa-gesa saat dia melompat dari tempatnya berada.

Jane berhasil kabur dengan membawa laptop dan sejumlah bukti kuat yang berhasil diamankan sebelumnya, namun dia tahu bahwa ini hanyalah awal dari ancaman mereka. Dia harus mengambil tindakan lebih serius untuk dapat bertahan hidup.

"Hai, berhenti!"

"Cepat kejar!"

"Aku akan mengambil tindakan," pikir Jane saat dia berlari meninggalkan apatememnnya.

"Tidak akan kubiarkan mereka menang. Aku harus menang!" ucapnya meyakinkan diri sendiri.

Jane memutuskan untuk menghubungi Syah supaya bisa membantu dan melindungi dirinya dari ancaman pemilik perusahaan. Namun ketika dia sedang menelpon, tiba-tiba ada seseorang yang mendorongnya hingga ponselnya terpental cukup jauh.

Prang!

"Eh, siapa kamu?" tanya Jane menoleh dengan tatapan tajam.

"Kita hanya datang memberikan peringatan. Jika kau meneruskan penyelidikanmu ini, maka kamu akan membayar harga untuk tindakanmu itu," balas orang tersebut.

Jane tidak menyerah dan pertempuran pun akhirnya terjadi dengan tidak seimbang, sebab Jane harus melawan empat orang yang mengejarnya.

"Ck! Kau tak akan bisa mengalahkan kami!" ejek salah satu dari mereka.

"Jika kalah, kita bisa ahli dia main, bang!" seru yang lain menanggapi.

Jane sadar bahwa dia harus bertindak secepat mungkin sebelum situasi semakin memburuk. Dia cepat-cepat menahan serangan pertama yang diterima dengan gerakan spinning back kick yang cepat. Tapi tiga orang lainnya masih mengejarnya, dan ia tidak bisa bertahan lama.

Dug dag bug!

"Argh!"

Dia merespons dengan gerakan defensive boxing, terus menendang lawan-lawannya. Setelah mempertahankan dirinya beberapa saat, ia lalu melakukan counterattack dengan menjatuhkan salah satu dari penyerangnya ke tanah dengan teknik gravel grab dan lari ke arah kendaraannya yang terparkir tak jauh darinya.

Namun itu tidak bisa terjadi begitu saja, tiga orang yang masih dapat mengejarnya dengan cepat datang kembali mengejarnya. Jane memutar kepala cepat mencari tempat untuk bersembunyi dan menemukan skuter tua dalam lorong kecil tidak jauh dari sana.

"Yah, ini akan menjadi malam yang menyenangkan," gumam Jane sambil tersenyum puas.

Tapi ketiga penyerangnya terlihat masih mengejarnya, membuat Jane cepat-cepat melompat ke atas skuter, menyalakan mesin, dan melesat melalui lorong kecil itu dengan kecepatan penuh. Ketika tiba di ujung lorong, Jane menemukan dirinya di tengah kerumunan orang di pasar malam.

orang-orang yang menyaksikan kejadian itu terlihat terkejut pada awalnya, tapi kemudian histeris dan memulai mengambil video adegan tersebut. Jane melesat ke lorong–lorong kecil yang ada di pasar, dengan kecepatan tinggi dan melompat ke atas atap suatu gedung, lalu menghindar dari serangan darat para penyerangnya.

Perkelahian antara Jane dan penyerangnya semakin seru. Jane menarik senjata persembunyianya dari tempat yang digunakannya sebagai cadangan pada saat seperti ini. Dengan karate chop, kaki terangkat dan beberapa tendangan terukur yang bertubi-tubi, dia mengunci keempat lawannya dan membuat mereka tak berdaya.

"Diam dan pergi sana!" ucap Jane tegas seraya menatap tajam para penyerangnya.

"Oughh, arghh ..."

"Dia lincah seperti kelinci!"

"Dia itu Si Mata Elang!"

Para penyerang memilih untuk pergi sambil berbicara sendiri saling menilai, dengan langkah yang terseok-seok.

"Sebaiknya aku mencari, si Mr!" gumam Jane berlalu dari tempatnya.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

1 vote buat author biar semangat terus

2023-12-21

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Bully-an
2 Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"
3 Bab 3: Membalas Pembully
4 Bab 4: Misi Rahasia "Mata Elang"
5 Bab 5: Ketegangan Meningkat
6 Bab 6: Jane dan Intrik Kantor
7 Bab 7: Ancaman Terungkap
8 Bab 8: Si Mata Elang
9 Bab 9: Pengkhianatan
10 Bab 10: Jejak Tersembunyi
11 Bab 11: Permainan Intrik
12 Bab 12: Pertentangan di Tempat Kerja
13 Bab 13: Pengkhianatan Terungkap
14 Bab 14: Ancaman Terbuka
15 Bab 15: Pertarungan Mental dan Fisik
16 Bab 16: Kebenaran Terbongkar
17 Bab 17: Konfrontasi dengan Kebenaran
18 Bab 18: Pengkhianatan Kedua
19 Bab 19: Keterlibatan Syah Hardinata
20 Bab 20: Resolusi
21 Bab 21: Menjadi Target
22 Bab 22: Rahasia Pecah
23 Bab 23: Kembali beraksi
24 Bab 24: Tertipu
25 Bab 25: Melepaskan diri
26 Bab 26: Menikah
27 Bab 27: Membersihkan Nama Baik
28 Bab 28: Labirin
29 Bab 29: Tekad
30 Bab 30: Resiko
31 Bab 31: Segala Tantangan yang ada
32 Bab 32: Kecelakaan
33 Bab 33: Pesan Rahasia
34 Bab 34: Terluka
35 Bab 35: Jebakan?
36 Bab 36. Tak Terduga
37 Bab 37: Kejutan Luar Biasa
38 Bab 38: Objek Ekploitasi
39 Bab 39: Diserang
40 Bab 40: Gagal
41 Bab 41: Rasa ini
42 Bab 42: Jejak yang hilang
43 Bab 43: Bukan akhir dari segalanya
44 Bab 44: Tertembak
45 Bab 45: Tertangkap Basah
46 Bab 46: Sudah Biasa
47 Bab 47: Kita menikah saja
48 Bab 48: Menikahlah Denganku
49 Bab 49: Akhirnya Menikah
50 Bab 50: Masalah terselesaikan
51 Bab 51: Beraksi lagi
52 Bab 51: Usaha Keras
53 Bab 53: Keberhasilan dan Keraguan
54 Bab 54: Kecelakaan
55 Bab 55: Tanpa Dirinya
56 Bab 56: Terkuak
57 Bab 57: Sebuah Keputusan
58 Bab 58: Bukan Akhir
59 Bab 59: Kekhawatiran
60 Bab 60: Masalah yang sama
61 Bab 61: Dilema
62 Bab 62: Tragis
63 Bab 63: Menuntut Balas
64 Bab 64: Bukan Orang Biasa
65 Bab 65: Keputusan
66 Promo novel
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1: Bully-an
2
Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"
3
Bab 3: Membalas Pembully
4
Bab 4: Misi Rahasia "Mata Elang"
5
Bab 5: Ketegangan Meningkat
6
Bab 6: Jane dan Intrik Kantor
7
Bab 7: Ancaman Terungkap
8
Bab 8: Si Mata Elang
9
Bab 9: Pengkhianatan
10
Bab 10: Jejak Tersembunyi
11
Bab 11: Permainan Intrik
12
Bab 12: Pertentangan di Tempat Kerja
13
Bab 13: Pengkhianatan Terungkap
14
Bab 14: Ancaman Terbuka
15
Bab 15: Pertarungan Mental dan Fisik
16
Bab 16: Kebenaran Terbongkar
17
Bab 17: Konfrontasi dengan Kebenaran
18
Bab 18: Pengkhianatan Kedua
19
Bab 19: Keterlibatan Syah Hardinata
20
Bab 20: Resolusi
21
Bab 21: Menjadi Target
22
Bab 22: Rahasia Pecah
23
Bab 23: Kembali beraksi
24
Bab 24: Tertipu
25
Bab 25: Melepaskan diri
26
Bab 26: Menikah
27
Bab 27: Membersihkan Nama Baik
28
Bab 28: Labirin
29
Bab 29: Tekad
30
Bab 30: Resiko
31
Bab 31: Segala Tantangan yang ada
32
Bab 32: Kecelakaan
33
Bab 33: Pesan Rahasia
34
Bab 34: Terluka
35
Bab 35: Jebakan?
36
Bab 36. Tak Terduga
37
Bab 37: Kejutan Luar Biasa
38
Bab 38: Objek Ekploitasi
39
Bab 39: Diserang
40
Bab 40: Gagal
41
Bab 41: Rasa ini
42
Bab 42: Jejak yang hilang
43
Bab 43: Bukan akhir dari segalanya
44
Bab 44: Tertembak
45
Bab 45: Tertangkap Basah
46
Bab 46: Sudah Biasa
47
Bab 47: Kita menikah saja
48
Bab 48: Menikahlah Denganku
49
Bab 49: Akhirnya Menikah
50
Bab 50: Masalah terselesaikan
51
Bab 51: Beraksi lagi
52
Bab 51: Usaha Keras
53
Bab 53: Keberhasilan dan Keraguan
54
Bab 54: Kecelakaan
55
Bab 55: Tanpa Dirinya
56
Bab 56: Terkuak
57
Bab 57: Sebuah Keputusan
58
Bab 58: Bukan Akhir
59
Bab 59: Kekhawatiran
60
Bab 60: Masalah yang sama
61
Bab 61: Dilema
62
Bab 62: Tragis
63
Bab 63: Menuntut Balas
64
Bab 64: Bukan Orang Biasa
65
Bab 65: Keputusan
66
Promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!