Identitas Tersembunyi (Mata Elang)

Identitas Tersembunyi (Mata Elang)

Bab 1: Bully-an

"Hahaha … dasar bodoh!"

Suara tawa bergema di udara ketika Jane berjalan melewati koridor kantor yang menjadi tempat kerja barunya selama hampir dua minggu terakhir ini.

"Hai, itu Jane? Karwayan baru itu bukan sih?" tanya Ella dengan maksud merendahkan, lalu menarik tangannya Jane dengan kasar kemudian di bawa ke kamar mandi.

"Eh, apa ini?" seru Jane terkejut.

"Tidak usah banyak cincong!" bentak Ella.

Ternyata, di dalam kamar mandi ini susah ada Lisna dan Rico. Mereka berdua sudah menunggu, tersenyum licik melihat ke arah Jane yang dipaksa Ella dengan diseret.

"Heh! Kau pikir kau itu pintar, ha? Yang bisa bekerja di kantor ini itu bukan orang biasa, sebab semua karyawan di sini juga bukan karyawan sembarangan. Semua calon karyawan baru harus takluk dengan kami, tidak ada alasan terkecuali. Dan kau juga akan bisa menghindar dari kejaran kami, tau!"

Ella bicara panjang lebar, memberikan penjelasan pada Jane yang memang belum sempat dia bully sejak menjadi karyawan baru. Tapi bukan Ella namanya, jika ia tidak mendapatkan informasi tentang semua karyawan baru yang akan ia "ekskusi" bersama dua sahabatnya itu.

"A-pa maksudnya?" tanya Jane dengan gugup.

"Hahaha … ini menyenangkan, ya gak?" Ella beralih pada dua temannya, Lisna dan Rico.

Bruukk!

"Ahhh …"

Blebeppp blebeppp …

"Hahaha … rasakan!" seru Ella merasa puas.

Dengan kasar, Ella dibantu dua sahabatnya tadi mendorong Jane ke dalam bak kamar mandi. Suara mereka yang tertawa dan berhasil mempermainkan Jane, terdengar di seluruh ruangan kamar mandi.

Kepala Jane ditenggelamkan ke dalam air dingin beberapa kali, hingga rambutnya yang tadinya terlihat rapi kini menjadi berantakan karena perbuatannya Ella dan kedua temannya itu.

Dan pakaian kerja Jane, tentu saja ikut basah.

"Ini hanya awalan untuk memberimu peringatan, bahwa di sini kamu bukanlah siapa-siapa. Jadi, tidak perlu belagu apalagi dengan tanpamu yang biasa aja!" ujar Lisna dengan tersenyum mengejek Jane yang kedinginan.

"Apakah sekarang kau jadi tahu, kalau kau sebenarnya bodoh dan tidak berguna? Apalagi ... dengan rambut panjang jelek ini!" ejek Rico dengan tampangnya yang menjijikkan.

Semua perbuatan mereka ini tentu saja melukai hati dan perasaan Jane, tapi ia tidak ingin terpancing emosi. Meskipun ia pura-pura menangis seperti yang seharusnya dilakukan oleh orang yang lemah, tapi pada kenyataannya Ella dan teman-temannya tidak peduli dengan penderitaan yang diperlihatkan olehnya.

Tapi yang tidak disadari oleh ketiga orang yang sedang membully Jane adalah, tatapan mata Jane yang tidak seperti orang ketakutan pada umumnya.

'Dasar para pecundang yang beraninya main keroyokan,' batin Jane memberikan penilaian.

Untungnya, waktu masuk kantor segera dimulai setelah jam istirahat. Hal ini membebaskan Jane dari penyiksaan Ella dan kedua temannya itu.

Bully-an ini sebenarnya tidak mempengaruhi apapun untuk Jane sendiri, tapi ia hanya ingin bermain peran agar orang-orang di sekitarnya percaya.

Apa yang terjadi padanya ini hanyalah satu ujian kecil dari penyamaran yang ia lakukan, untuk melaksanakan tugas dari agen yang memberikannya misi ini.

"Hem, hanya seperti ini."

Jane bergumam sendiri saat mencoba untuk merapikan rambut dan pakaiannya yang basah. Ia tidak ingin terlihat sangat kacau saat kembali bekerja sebagai karyawan di perusahaan Luminex Enterprises ini.

Setelah dirasa cukup, Jane melangkah keluar dari kamar mandi. Ia tetap terlihat segar seperti biasanya sehingga tidak ada tanda-tanda bekas siksaan yang dilakukan oleh Ella dan kedua temannya tadi.

Tapi sebelum ia memasuki ruangan tempatnya bekerja, Ella dan kedua temannya sudah menghadangnya di depan pintu.

"Ingat, Jane! Kau, harus tunduk pada kami!" bisik Lisna, melirik ke arah Ella dan Rico.

"Harus!" sahut Rico dengan senyum sinisnya.

Ella hanya mengangguk saja tanpa mengeluarkan sepatah kata pun, sebab kedua temannya sudah mewakili dirinya.

"Eh, tapi itu hanya sekedar permainan fisik yang tidak seberapa." Jane balas berbisik, sehingga membuat ketiga orang di depannya saling lirik satu sama lain.

"What do you mean? Aren't you afraid of us?" Ella mengajukan pertanyaan.

Ella berpikir bahwa Jane tidak takut menghadapi dirinya, juga semua bullyan yang sudah dilakukannya.

"Ah, udah El! Dia hanya kebanyakan minum air WC, hahaha ..." Rico menenangkan Ella.

"Udah yuk, balik!" ajak Lisna, takut jika ketahuan atasan sedang mengeroyok Jane.

Ella akhirnya menurut dan tidak lagi bertanya pada Jane. Tapi sebelum pergi, ia Jane yang masih berdiri dengan tenang di depan pintu ruangannya.

Sementara Lisna dan Rico berjalan di sisi kanan kiri Ella, seperti sedang mengawal seorang Tuan Putri saja. Hal ini membuat Jane tersenyum tipis, karena merasa lucu dengan sikap rekan kerjanya tersebut.

"Hahhh ... ada saja yang seperti ini," gumam Jane menggeleng-gelengkan kepalanya beberapa kali.

Tiba-tiba, ada satu teman kerja yang mendekat sebelum jin duduk di tempat duduknya. Orang itu sedari tadi memperhatikan interaksi antara Jane dan Ella, tapi memang tidak berani ikut campur.

"Jane, kau tak apa-apa?" tanya rekan kerjanya Jane tersebut.

"Tidak, aku tidak apa-apa. Memang ada apa?" Jane balik bertanya pura-pura tidak tahu.

"Em ... Itu tadi, si Ella ngapain?" tanya orang itu lagi.

Tapi Jane tidak ingin menyebarkan berita tentang situasi yang sedang ia hadapi dengan bullyan yang diterimanya, dan ini bukan karena ia takut dengan ancaman Ella dan kedua temannya tadi. Ia hanya ingin menciptakan suasana kerja yang tenang dan aman, tanpa harus saling menjatuhkan dan juga menciptakan situasi yang tidak nyaman.

Namun demikian, sepertinya jawaban Jane tidak memuaskan rekan kerjanya tadi. Atau bisa juga, kelakuan Ella ini memang seperti tradisi sehingga setiap ada karyawan baru dan didekati Ella, semua orang juga akan tahu apa yang sedang dihadapi oleh karyawan baru tersebut.

"Aku tidak apa-apa, tadi mbak Ella hanya ngajak kenalan kok," terang Jane, sambil tersenyum tipis.

"Oh, kamu hati-hati aja sama dia, ya Jane!" pesan rekan kerjanya tersebut.

"Ya, terima kasih perhatiannya."

Setelahnya, mereka kembali ke meja kerja masing-masing dan bekerja sesuai dengan apa yang memang harus mereka kerjakan.

Tapi Jane tidak sadar, jika ada seseorang yang yang tidak terjangkau dari tempatnya Jane berada.

"Itu bukannya Jane, Si Mata Elang? Ngapain dia di sini?" tanya orang tersebut, yang mengenali sosok Jane.

Tidak semua orang bisa mengenali Jane yang aslinya seperti apa, sebab saat ini dia memang sedang melakukan penyamaran untuk menyelesaikan misinya.

Tapi sepertinya orang yang mengenalinya ini adalah orang yang tahu banyak tentang dirinya, dengan pekerjaan aslinya sebagai seorang agen rahasia.

"Apa tujuannya di sini?" tanya orang itu lagi, dengan bergumam.

Terpopuler

Comments

💞Amie🍂🍃

💞Amie🍂🍃

Hai kak, Aku mampir ya jika berkenan mampir juga kekaryaku my ex Sagara mari saling dukung 🙏🙏

2023-12-08

4

Aerik_chan

Aerik_chan

wahhh karya baru nih...baru bab pertama tapi seru abizzzzz.....1 iklan buat kakak

2023-11-25

0

Elisabeth Ratna Susanti

Elisabeth Ratna Susanti

wah ada yang baru 😍 langsung like favorit and iklan

2023-11-24

3

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Bully-an
2 Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"
3 Bab 3: Membalas Pembully
4 Bab 4: Misi Rahasia "Mata Elang"
5 Bab 5: Ketegangan Meningkat
6 Bab 6: Jane dan Intrik Kantor
7 Bab 7: Ancaman Terungkap
8 Bab 8: Si Mata Elang
9 Bab 9: Pengkhianatan
10 Bab 10: Jejak Tersembunyi
11 Bab 11: Permainan Intrik
12 Bab 12: Pertentangan di Tempat Kerja
13 Bab 13: Pengkhianatan Terungkap
14 Bab 14: Ancaman Terbuka
15 Bab 15: Pertarungan Mental dan Fisik
16 Bab 16: Kebenaran Terbongkar
17 Bab 17: Konfrontasi dengan Kebenaran
18 Bab 18: Pengkhianatan Kedua
19 Bab 19: Keterlibatan Syah Hardinata
20 Bab 20: Resolusi
21 Bab 21: Menjadi Target
22 Bab 22: Rahasia Pecah
23 Bab 23: Kembali beraksi
24 Bab 24: Tertipu
25 Bab 25: Melepaskan diri
26 Bab 26: Menikah
27 Bab 27: Membersihkan Nama Baik
28 Bab 28: Labirin
29 Bab 29: Tekad
30 Bab 30: Resiko
31 Bab 31: Segala Tantangan yang ada
32 Bab 32: Kecelakaan
33 Bab 33: Pesan Rahasia
34 Bab 34: Terluka
35 Bab 35: Jebakan?
36 Bab 36. Tak Terduga
37 Bab 37: Kejutan Luar Biasa
38 Bab 38: Objek Ekploitasi
39 Bab 39: Diserang
40 Bab 40: Gagal
41 Bab 41: Rasa ini
42 Bab 42: Jejak yang hilang
43 Bab 43: Bukan akhir dari segalanya
44 Bab 44: Tertembak
45 Bab 45: Tertangkap Basah
46 Bab 46: Sudah Biasa
47 Bab 47: Kita menikah saja
48 Bab 48: Menikahlah Denganku
49 Bab 49: Akhirnya Menikah
50 Bab 50: Masalah terselesaikan
51 Bab 51: Beraksi lagi
52 Bab 51: Usaha Keras
53 Bab 53: Keberhasilan dan Keraguan
54 Bab 54: Kecelakaan
55 Bab 55: Tanpa Dirinya
56 Bab 56: Terkuak
57 Bab 57: Sebuah Keputusan
58 Bab 58: Bukan Akhir
59 Bab 59: Kekhawatiran
60 Bab 60: Masalah yang sama
61 Bab 61: Dilema
62 Bab 62: Tragis
63 Bab 63: Menuntut Balas
64 Bab 64: Bukan Orang Biasa
65 Bab 65: Keputusan
66 Promo novel
Episodes

Updated 66 Episodes

1
Bab 1: Bully-an
2
Bab 2: Identitas Rahasia "Mata Elang"
3
Bab 3: Membalas Pembully
4
Bab 4: Misi Rahasia "Mata Elang"
5
Bab 5: Ketegangan Meningkat
6
Bab 6: Jane dan Intrik Kantor
7
Bab 7: Ancaman Terungkap
8
Bab 8: Si Mata Elang
9
Bab 9: Pengkhianatan
10
Bab 10: Jejak Tersembunyi
11
Bab 11: Permainan Intrik
12
Bab 12: Pertentangan di Tempat Kerja
13
Bab 13: Pengkhianatan Terungkap
14
Bab 14: Ancaman Terbuka
15
Bab 15: Pertarungan Mental dan Fisik
16
Bab 16: Kebenaran Terbongkar
17
Bab 17: Konfrontasi dengan Kebenaran
18
Bab 18: Pengkhianatan Kedua
19
Bab 19: Keterlibatan Syah Hardinata
20
Bab 20: Resolusi
21
Bab 21: Menjadi Target
22
Bab 22: Rahasia Pecah
23
Bab 23: Kembali beraksi
24
Bab 24: Tertipu
25
Bab 25: Melepaskan diri
26
Bab 26: Menikah
27
Bab 27: Membersihkan Nama Baik
28
Bab 28: Labirin
29
Bab 29: Tekad
30
Bab 30: Resiko
31
Bab 31: Segala Tantangan yang ada
32
Bab 32: Kecelakaan
33
Bab 33: Pesan Rahasia
34
Bab 34: Terluka
35
Bab 35: Jebakan?
36
Bab 36. Tak Terduga
37
Bab 37: Kejutan Luar Biasa
38
Bab 38: Objek Ekploitasi
39
Bab 39: Diserang
40
Bab 40: Gagal
41
Bab 41: Rasa ini
42
Bab 42: Jejak yang hilang
43
Bab 43: Bukan akhir dari segalanya
44
Bab 44: Tertembak
45
Bab 45: Tertangkap Basah
46
Bab 46: Sudah Biasa
47
Bab 47: Kita menikah saja
48
Bab 48: Menikahlah Denganku
49
Bab 49: Akhirnya Menikah
50
Bab 50: Masalah terselesaikan
51
Bab 51: Beraksi lagi
52
Bab 51: Usaha Keras
53
Bab 53: Keberhasilan dan Keraguan
54
Bab 54: Kecelakaan
55
Bab 55: Tanpa Dirinya
56
Bab 56: Terkuak
57
Bab 57: Sebuah Keputusan
58
Bab 58: Bukan Akhir
59
Bab 59: Kekhawatiran
60
Bab 60: Masalah yang sama
61
Bab 61: Dilema
62
Bab 62: Tragis
63
Bab 63: Menuntut Balas
64
Bab 64: Bukan Orang Biasa
65
Bab 65: Keputusan
66
Promo novel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!