Jane memasuki gedung pencakar langit, tempat markas besar perusahaan Luminex Interprises berada. Dia merasakan detak jantungnya semakin bergemuruh saat dia melangkah ke arah pintu masuk. Dia berhenti sejenak untuk menata langkahnya dan memastikan bahwa dia siap menghadapi apapun yang menanti di dalam gedung.
Setelah sedikit memulihkan diri, Jane memasuki gedung dan berjalan melintasi lorong-lorong dan kantor, memperhatikan setiap sudut tempat tersebut dengan teliti di dalam pikirannya. Dia akhirnya sampai di ruang rapat utama, dan di sana dia menemukan pemilik perusahaan tengah duduk di salah satu kursi, terlihat gelisah dan cemas.
"Jane. Kamu tidak berhak untuk berada di sini," ujar pemilik perusahaan dengan tegas, yang ternyata adalah Kepala Operasi.
"Tapi saya punya alasan untuk datang ke sini, dan saya yakin, Mr juga sudah tahu alasannya," jawab Jane.
"Percuma saja, tidak akan menyelesaikan masalah apa pun," balas Kepala Operasi.
"Tidak seperti Anda, saya tidak akan berhenti sampai saya mengungkap kebenaran." ujar Jane dengan suara yang terdengar penuh tekad.
"Hehehe ... kebenaran? Kamu pikir kamu mampu menghadapi kebenaran? Kamu pikir kamu akan kuat menyaksikan kebenaran?" Kepala Operasi justru terkekeh menanggapi.
"Dia tidak hanya akan bertahan dalam menghadapi kebenaran, dia akan memenangkannya," pungkas Syah yang muncul dari pintu.
Kepala Operasi memutar bola matanya, jengah mendengar keyakinan dua orang yang saat ini berada di depannya.
"Kamu bisa terus bermimpi Syah, tapi kenyataannya adalah kamu tidak mampu memenangkan pertempuran ini. Kamu masih terlalu lemah untuk menghadapinya." Kepala Operasi, justru memojokkan posisi Syah.
"Ah, aku yakin dia cukup kuat untuk menghadapimu, ketua perusahaan," tiba-tiba suara lain bergema dari balik pintu masuk.
Jane dan Syah terkejut ketika mereka melihat seseorang yang tidak diharapkan hadir. Dia adalah seseorang yang bisa mengguncang kedua perusahaan besar yang sebelumnya terlibat dalam kasus tersebut.
"Manny!" Teriak Jane dengan bahagia.
"Saya masuk terlebih dahulu ke dalam sistem Luminex Interprises, dan saya menemukan bukti kuat tentang konspirasi yang mereka lakukan," jelas Manny sambil menunjukkan sebuah file besar.
"Saya masih memiliki satu hal yang diperlukan bagi kita, dan saya yakin dalam waktu singkat ini, kita akan menemukannya," tambahnya dengan senyum lebar.
Kepala Operasi, yang tidak ikut terseret dalam pengadilan beberapa waktu lalu mencoba tampil tenang, dengan senyumannya.
"Ini hanya tuduhan saja, dan saya percaya tidak akan ada bukti yang menunjukkan bahwa saya telah melakukan kejahatan."
"Lalu kenapa kamu cemas, Kepala Operasi?" tanya Jane sambil menunjuk ketakutan di wajah Kepala Operasi.
Kepala Operasi itu melepaskan napas berat. Dia lalu mengambil kursi di hadapan mereka dengan mulut gemetar dan tersenyum gugup.
"Aku akan mengakui segalanya," ucapnya sambil melempar file ke bawah meja rapat.
Jane dan Syah berdiri bingung.
"Tunggu, apa maksudmu mengakui segalanya?" tanya Jane dengan penasaran.
Pria itu mengangkat kepala dan tersenyum, "Aku akan memberitahumu suatu rahasia yang bahkan kalian tidak tahu."
"Rahasia apa itu?" Tanya Syah.
"Aku bukanlah pemilik sebenarnya dari Luminex Interprises," ungkap Kepala Operasi sambil tersenyum.
"Jadi, siapa yang sebenarnya memilikinya?" tanya Jane dengan ekspresi yang meningkatkan ketertarikan.
Kepala Operasi tersenyum lagi, menggeleng pelan sebelum akhirnya memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh Jane.
"Aku adalah joki dalam perusahaan besar ini. Aku bekerja sebagai eksekutif finansial dan sudah bekerja selama perusahaan berdiri."
Mereka yang hadir di dalam ruangan terdiam, membisu. Mereka tidak tahu bagaimana harus merespons pengakuan itu.
Jadi, Kepala Operasi juga hanya tameng untuk semua kejahatan yang dilakukan kelompok pemilik dua perusahaan besar yang bahkan terkenal ke manca negara.
"Aku tahu semuanya Jane. Aku tahu apa yang kamu lakukan setiap hari, aku tahu apa yang kamu lakukan untuk membantu orang-orang yang terkena dampak dari kejahatan perusahaan."
Mendengar hal itu, Jane dan Syah menatap Kepala Operasi tak percaya. Apalagi Jane, sudah tidak memiliki kepercayaan pada siapapun sejak tahun jika Kepala Operasi ada hubungannya dengan misinya ini.
Padahal Kepala Operasi juga yang memberinya tugas untuk menyelesaikan tugas yang cukup berat, dengan banyaknya tantangan dari orang-orang besar yang tidak mudah tersentuh tangan-tangan biasa.
"Jadi, Mr selalu memantau segala gerakanku?" ujar Jane, merasa terusik oleh pernyataan Kepala Operasi.
"Saya mengontrol seluruh jaringan internet di perusahaan. Tentu saja, aku tahu segalanya. Tapi, saya tidak akan memberitahu orang lain tentang hal ini, karena aku ingin menjaga saja rahasianya." Pria itu tersenyum dingin.
"Lalu apa yang akan Anda lakukan sekarang?" tanya Jane.
"Sebagai gantinya, aku memiliki sebuah permintaan," ujar Pria itu sambil tersenyum.
"Permintaan apa itu?" Tanya Syah cepat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 66 Episodes
Comments
Elisabeth Ratna Susanti
suka 😍
2023-12-10
0